Kata-kata Gina langsung mengungkapkan situasinya.Kresna akhirnya menghela napas lega. "Kalau begitu, kamu bersembunyi dulu. Aku akan membuka pintu untuk Wira.""Baik." Setelah merespons, Gina segera bersembunyi di balik pembatas ruangan.Saat membuka pintu, Kresna langsung tersenyum ramah dan segera berkata, "Tuan Wira, bukankah kamu bilang akan memberiku waktu untuk mempertimbangkannya? Kenapa tiba-tiba datang mencariku lagi?""Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu, jadi aku buru-buru datang ke sini. Kalau nggak, aku nggak akan datang mengganggumu," kata Wira sambil mengeluarkan giok itu dari sakunya dan langsung menyerahkannya pada Kresna.Begitu melihat giok itu, Kresna menyipitkan matanya dan segera meraihnya. Namun, keduanya tangannya gemetar saat menerima giok itu.Gina yang bersembunyi di balik pembatas ruangan juga memperhatikan situasi itu dan merasa sangat terkejut. Dia sudah mengikuti Kresna sejak kecil dan termasuk dibesarkan oleh Kresna. Bukan hanya Kresna yang sangat
"Aku menganggapmu sebagai saudara, jadi aku nggak akan menyembunyikannya darimu. Kamu pasti sudah tahu aku selalu berusaha menyusupkan anggota intelijenku ke wilayah tandus di utara, 'kan? Justru karena itu, aku kebetulan menemukan informasi tentang Pangeran," jawab Wira dengan segera, tetapi semuanya adalah fakta.Hanya ketulusan yang bisa menyentuh hati seseorang, terutama saat berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi."Maksudmu, kematian putraku ada hubungannya dengan orang-orang di wilayah tandus utara?" tanya Kresna yang juga orang cerdas dan langsung mengerti maksud Wira.Wira menganggukkan kepala. "Benar. Orang itu adalah ...."Saat Wira hendak melanjutkan perkataannya, Kresna segera melambaikan tangannya. "Aku nggak ingin tahu ....""Kamu nggak ingin tahu kebenarannya?" tanya Wira yang tertegun sejenak. Namun, dia sudah mengerti maksud Kresna. Ini membuktikan Kresna juga sudah mendapatkan beberapa petunjuk, tetapi Kresna sengaja menyimpan kebenaran itu di da
Keduanya sengaja berbicara dengan kode, tetapi mereka saling mengerti maksud di hati masing-masing.Setelah mengatakan itu, Wira meninggalkan kamar Kresna.Setelah hening sejenak, Kresna langsung berlutut di lantai dan menangis tersedu-sedu. Saat ini, dia merasa hatinya sangat sakit, seolah-olah luka yang baru saja sembuh kembali dilukai.Saat menatap giok di tangannya, Kresna bergumam, "Aku juga ingin membalaskan dendammu. Tapi sayangnya, kesempatan itu belum tiba. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertindak. Aku nggak bisa mengorbankan seluruh keluarga hanya demi urusanmu.""Tapi, tenang saja, suatu hari nanti aku pasti akan membalas dendam kesumat ini. Aku akan membuat orang-orang yang sudah membunuhmu menerima balasannya."Saat mengatakan kalimat terakhir, Kresna mengangkat tinjunya dan menghantam lantai. Darah yang mengalir dari sela-sela jari menunjukkan betapa kuatnya pukulan itu.Gina yang bersembunyi di kegelapan keluar dan berdiri di belakang Kresna. Dia menepuk bahu Kres
Pada malam harinya, suasana di kota Provinsi Yonggu damai. Wira sedang menikmati angin malam di atas tembok kota karena suasana hatinya cukup bagus. Dia baru saja menerima kabar bahwa Osmaro dan yang lainnya sudah membuat keputusan untuk melindungi para rakyat di Provinsi Lowala dan Provinsi Yonggu. Meskipun harus mengorbankan banyak hal, mereka tidak berniat untuk mundur.Ini juga sesuai dengan kehendak Wira. Namun, ada beberapa hal yang tidak bisa dikatakannya secara langsung karena akan memengaruhi kepentingan beberapa pihak dan mengancam keselamatan kedua provinsi ini. Dengan bantuan Osmaro, sekarang masalah besar ini pun terselesaikan. Oleh karena itu, dia merasa lebih lega."Raja Kresna sudah mengurung diri di kamarnya seharian ini. Apa yang sedang direncanakannya? Bukankah dia harusnya terus datang membujukmu untuk melepaskan mereka?" tanya Danu yang tiba-tiba berada di belakang Wira sambil menyilangkan kedua tangannya di dada dan tersenyum.Danu memang tidak mengerti dengan tak
Wira juga mengernyitkan alisnya. Suasana hatinya baru saja sedikit membaik karena satu masalah selesai, sekarang dia malah harus terganggu oleh masalah yang lainnya lagi. Benar-benar merepotkan. Sepertinya, langit juga berusaha melawannya.Saat baru saja sampai di bawah tembok kota, keduanya melihat orang-orang itu sudah masuk ke kota dan sedang menuju ke penginapan.Melihat Wira dan Danu, orang yang sedang mengendalikan kereta kuda segera turun dan memberi hormat pada Wira bersama dengan orang-orang di belakangnya. "Tuan."Wira menunjuk pada kereta di depannya dan bertanya, "Siapa yang ada di dalam?""Dia adalah Doly," jawab orang-orang itu.Begitu mendengar jawaban itu, Wira tertegun sejenak. "Doly? Kenapa dia bisa ada di sini?""Benar. Anak ini masih berani nggak keluar di depan kita, apa dia nggak mendengar suara kakakku?" kata Danu sambil mengernyitkan alisnya, lalu langsung naik ke kereta dan membuka tirainya.Namun, setelah melihat Doly yang berada di dalam kereta, Danu merasa k
Semua orang tidak berani mengatakan apa-apa. Kali ini mereka memang sudah gagal menjalankan tugas dengan baik dan juga meremehkan Doly. Sebelum meninggalkan istana, Doly sudah terluka parah dan memaksakan tubuhnya yang sudah hancur untuk melarikan diri dari wilayah tandus di utara. Mereka terus memburu Doly selama itu, tetapi pada akhirnya mereka tetap gagal.Selain itu, semua orang yang dikirim untuk mengejar Doly juga sudah terbunuh.Senia berkata, "Aku nggak percaya Doly punya kemampuan sebesar ini, aku salut dengan kecerdasannya. Dia memang punya kemampuan, tapi masih kalah jauh kalau dibandingkan dengan kalian. Cepat katakan, apa ada orang yang diam-diam membantunya? Kalau benar seperti itu, aku harus menghabisi orang itu.""Semua orang yang ada di sini harus mengikuti perintahku, aku adalah satu-satunya penguasa Kerajaan Agrel."Senia yang mengenakan jubah tetap terlihat sangat berwibawa dan suaranya terdengar sangat berkuasa.Setelah saling memandang, salah satu pemimpin pengawa
"Kalau dia siuman, dia pasti bakal melawan kita. Yang dia tahu terlalu banyak. Ini nggak menguntungkan untuk kita."Ekspresi Panji tampak suram. Dia mengernyit sambil berkata, "Aku sudah pernah mengingatkan Yang Mulia dulu. Kita nggak boleh terlalu percaya pada Doly. Dia bukan anak kandungmu. Apalagi, dia nggak punya keluarga di sini. Kita nggak bisa mengancamnya.""Bagus kalau dia terus mengikuti kita. Tapi, kalau yang dia tahu terlalu banyak, kita harus mengendalikannya dan nggak boleh membiarkannya luput dari pengawasan kita. Tapi, Yang Mulia malah bertindak tanpa berpikir panjang. Sekarang kita dalam masalah."Jika orang lain yang menyalahkannya, Senia pasti akan langsung membunuh mereka. Namun, Panji adalah guru agung. Ini adalah pengecualian.Panji cerdas dan berbakat, juga punya kemampuan prediksi yang luar biasa. Senia telah menyaksikan semuanya dengan mata kepala sendiri. Tentu saja, dia tidak ingin putus hubungan dengan Panji."Sekarang bukan waktunya menyalahkanku. Kamu seha
Karena Yang Mulia sudah menyetujuinya, tunggu saja kabar baik dariku. Aku akan segera memberimu jawaban dan hasil yang memuaskan." Panji tersenyum dingin, lalu berjalan keluar.Sejak awal, Panji memiliki kepercayaan diri akan hal ini. Raja Kresna tidak akan bisa membuat keputusan dalam hal ini. Dia yang memegang kendali. Selain itu, Raja Kresna tidak akan punya pilihan lain selain menurutinya!....Tiga hari kemudian.Selama tiga hari ini, Wira terus mengobati Doly. Bukannya dia ingin memanfaatkan Doly atau mengorek informasi, tetapi karena mereka berdua saling kenal. Dia tidak ingin melihat Doly berada dalam situasi seperti ini, apalagi mati di depannya.Pagi-pagi, Wira datang ke kamar Doly. Begitu membuka pintu, dia melihat Doly sedang duduk di depan meja. Meskipun masih terlihat lemas, dia sudah bisa beraktivitas seperti biasa. Hanya saja, wajahnya masih sangat pucat.Namun, harus diakui bahwa keadaan fisik Doly sangat bagus. Hanya dalam 3 hari, pemulihannya sudah mencapai tahap sep
Meskipun bertaruh pada permainan dadu, Delon juga akan langsung menang telak. Pemandangan ini sangat langka terjadi. Bahkan saat berada di Kerajaan Agrel, dia juga tidak pernah seberuntung ini.Delon berpikir sepertinya Provinsi Yonggu ini benar-benar tanah penuh keberuntungan, setidaknya baginya. Jika tidak, dia tidak mungkin akan menang terus. Dalam waktu kurang dari satu jam saja, dia sudah menang sampai perak dan emas penuh memenuhi mejanya.Orang-orang yang tadinya bermain bersama Delon juga satu per satu mundur."Aku nggak mau main lagi!""Orang ini menang terus, nggak ada yang bisa melawannya!""Benar, uangku juga sudah habis semuanya. Kalau terus bermain, mungkin kita akan bangkrut."Orang-orang itu menggelengkan kepala dan satu per satu meninggalkan meja permainan. Saat ini hanya tersisa Delon dan bandar saja di meja permainan itu.Delon melirik orang-orang itu dan tertawa dingin. "Benar-benar sekelompok sampah yang nggak berguna, uang kalian hanya sedikit ini? Mau keluar berm
"Tentu saja! Kalau orang lain yang berkata seperti itu, kita nggak akan percaya. Tapi, sekarang Tuan yang berkata seperti itu, mana mungkin kita nggak percaya," kata wanita paruh baya itu sambil tersenyum.Delon berkata dengan puas, "Kalau begitu, jangan banyak basa-basi lagi. Cepat siapkan tempat untukku."Setelah mengatakan itu, Delon mengeluarkan sebatang emas dan melemparkannya ke pangkuan wanita cantik itu."Ini untukku?" tanya wanita cantik itu dengan mata yang bersinar."Tentu saja. Kalau hari ini kamu bisa menemaniku dengan baik, aku akan memastikan kelak kamu bisa hidup dengan tenang," kata Delon dengan santai.Semua orang yang berada di tempat itu kembali bersorak, sehingga suasananya makin meriah.Sepuluh menit kemudian, Delon sudah duduk di sebuah meja dan langsung mulai berjudi dengan orang lain.Saat seseorang perlahan-lahan muncul di tengah kerumunan, wanita paruh baya itu yang tadinya masih melayani Delon segera mendekat. Senyumannya juga perlahan-lahan menghilang dan k
Melihat ekspresi Delon yang kesal, gadis itu menjelaskan, "Tuan, ini bukan hanya demi kebaikanmu, tapi demi reputasi tempat kami dan kenyamanan orang-orang yang bermain denganmu. Kalau kamu nggak membawa cukup uang, sama saja seperti nggak bermain meskipun pada akhirnya kamu menang.""Jadi, Tuan jangan salah paham. Aturan ini juga bukan hanya berlaku pada Tuan saja. Meskipun pemimpin Provinsi Yonggu yang datang ke sini, Wira juga tetap harus mengikuti aturan kami."Mendengar itu, Delon langsung berpikir ternyata begitu. Hanya dalam beberapa kalimat saja, dirinya sudah kehilangan kendali. Dia melambaikan tangan dengan sombong dan berkata, "Lihatlah, apa aku terlihat seperti orang yang nggak punya uang? Aku beri tahu kamu, aku sebenarnya bukan penduduk lokal Provinsi Yonggu. Tapi, kekayaanku jauh melampaui bayangan kalian. Ibuku adalah ...."Namun, Delon tidak melanjutkan perkataannya karena tiba-tiba teringat dengan peringatan dari Kresna. Ini sudah berada di luar Kerajaan Agrel, sehing
"Benar, orangnya sudah tiba. Aku dengar sekarang dia sedang bersiap untuk bermain kartu. Segala sesuatu di sana sudah diatur dengan baik. Kapan kita akan pergi ke sana?" tanya Lucy sambil menatap Wira dengan hormat.Saat Delon meninggalkan kediaman jenderal, ternyata Lucy sudah mengawasi semua gerak-geriknya. Dia bisa masuk ke Rumah Bordil Foniks juga adalah bagian dari rencana yang sudah diatur oleh Lucy.Bagaimanapun juga, ini adalah Provinsi Yonggu, tidak ada yang bisa luput dari pengamatan Lucy dan Wira. Rumah Bordil Foniks ini tentu saja adalah salah satu bisnis Wira dan yang lainnya. Jika tidak, tempat yang sebesar ini tidak mungkin bisa berdiri di Provinsi Yonggu.Wira berkata, "Baiklah, pastikan untuk menjamunya dengan baik. Saat waktunya tiba, aku akan muncul di sana. Tapi, jangan lupakan rencana yang sudah kita diskusikan sebelumnya, pastikan untuk menyiksanya di sana. Kali ini aku akan membuat Senia benar-benar merasakan akibatnya.""Kedua putranya ini sama sekali nggak berg
"Kalau begitu, jaga dirimu baik-baik."Setelah meninggalkan halaman belakang, Delon awalnya ingin menemui Kresna untuk membahas strategi selanjutnya. Namun, ketika teringat pada sikap Kresna, dia segera mengurungkan niatnya.Semua yang seharusnya dikatakan telah dikatakan. Kini, Delon hanya bisa menunggu keputusan dari Kresna. Mungkin, Kresna sudah mengirim pesan kepada ibunya sekarang. Hanya saja, mereka belum menemukan strategi terbaik.Delon merasa sangat gusar. Dia memilih untuk keluar dari kediaman jenderal. Untungnya, Wira tidak mengurungnya.Setelah berkeliling sesaat, Delon tiba di Rumah Bordil Foniks. "Rumah Bordil Foniks? Kedengarannya tempat ini tempat bagus!"Delon menepuk dahinya dan telah mengesampingkan masalah adiknya. "Karena nggak ada yang bisa dilakukan untuk sekarang, lebih baik aku nikmati hidup. Aku nggak ingin perjalananku ini jadi sia-sia.""Aku ingin lihat seperti apa wanita di wilayah selatan. Apa mereka punya perbedaan dengan para wanita di wilayah utara?"Sa
"Kak?" Setelah Dahlan yang berada di dalam kamar mendengar suara, dia buru-buru menghampiri jendela dan memeriksa keadaan di luar. Segera, dia melihat Delon yang berada di luar."Kak, kenapa kamu di sini? Apa Wira sudah setuju untuk melepaskanku?" tanya Dahlan dengan tidak sabar.Nasib kedua bersaudara ini tidak jauh berbeda. Kini, Dahlan babak belur, hampir sama dengan Delon saat ituPenampilannya sangat berantakan dan menyedihkan. Jika Dahlan dibuang ke pinggir jalan, mungkin tidak akan ada yang percaya bahwa dia adalah pangeran.Sejak kecil sampai sekarang, ini adalah momen paling menyedihkan di kehidupan mereka. Namun, mereka memiliki pikiran yang sama, yaitu semua masalah ini disebabkan oleh Wira. Wira yang menyebabkan mereka berakhir seperti ini."Kalau Wira mau melepaskanmu, mana mungkin kita bertemu dengan cara seperti ini. Wira nggak bermaksud membebaskanmu!""Tapi, kamu tenang saja. Aku dan Raja Kresna sedang memikirkan cara. Sebelum kemari, Ibu sudah berpesan kepada Raja Kre
Doly sedang berada di kediaman jenderal. Kini, Provinsi Yonggu adalah wilayah Wira. Kediaman jenderal juga merupakan wilayah Danu. Di sini ada banyak ahli bela diri.Ditambah lagi orang-orang Lucy juga berada di Provinsi Yonggu, siapa yang bisa menerobos perlindungan yang begitu ketat dan membunuh Doly? Bukankah Wira terlalu berwaspada?Wira menggoyangkan cangkir tehnya. Sambil memicingkan mata, dia memandang ke luar dan berujar, "Aku cuma ingin menguji Kresna. Sepertinya dugaanku benar. Senia menyuruh Kresna kemari untuk membunuh Doly.""Doly ada di Provinsi Yonggu, jadi Kresna yang paling dekat dengannya. Asalkan kita melindungi Doly dengan baik dan menjamin keselamatannya, aku yakin sebentar lagi Kresna akan bernegosiasi dengan kita. Ketika saat itu tiba, mungkin waktunya kita dan Kresna bekerja sama."Begitu memikirkan hal ini, Wira merasa dirinya harus berterima kasih kepada Senia. Senia membantunya membawa Kresna ke hadapannya. Dia pun tidak perlu repot-repot lagi."Ternyata Tuan
"Raja Kresna, bicaralah! Jangan diam saja!" desak Delon dengan tidak sabar saat melihat Kresna hanya diam. Apakah orang ini sedang menguji kesabarannya?Sesaat kemudian, Kresna baru menyahut dengan kesal, "Pangeran, kamu mungkin nggak tahu apa yang terjadi di Kerajaan Agrel belakangan ini. Sekarang Ratu ingin membunuh Doly. Tapi, Doly ada di tangan Wira sekarang.""Kamu seharusnya tahu betapa Ratu memercayai dan menghargai Doly dulu. Itu artinya, rahasia yang diketahui Doly sangat banyak. Orang seperti ini nggak seharusnya hidup."Kresna merendahkan suaranya dan melanjutkan, "Selain itu, aku mendapat surat dari Ratu. Ratu menyuruhku mengorbankan apa pun, yang penting Doly terbunuh."Begitu mendengarnya, wajah Delon menjadi pucat pasi saking kagetnya. Mengorbankan apa pun? Bukankah itu berarti dirinya juga bisa dikorbankan? Bagaimana bisa hal seperti ini terjadi?"Jadi, kamu berniat mengorbankan nyawa adikku? Tapi, adikku adalah putra kesayangan ibuku!" Delon tampak cemas.Jika Senia be
Sesuai dugaan Wira, begitu mendengarnya, Dahlan langsung memelototi Kresna dengan galak.Kresna pun ragu-ragu sejenak sebelum berkata, "Tuan Wira, kuharap kamu bisa memberiku sedikit waktu. Izinkan aku dan ratuku berdiskusi dulu. Kemudian, aku akan memberimu jawaban. Ini bukan masalah sepele. Aku nggak bisa membuat keputusan sendiri. Tolong dimaklumi."Krek! Dahlan mengepalkan tangannya dengan erat hingga terdengar suara tulang. Beraninya Kresna mengabaikan keselamatannya! Dahlan merasa Kresna tidak menghormatinya sebagai pangeran!Dahlan pun diam-diam membuat keputusan. Asalkan dia bisa pulang dengan selamat, dia akan menghabisi Kresna. Bahkan, dia akan membantai seluruh keluarga Kresna!"Oke, kuberi kamu waktu untuk mempertimbangkannya. Kutunggu jawabanmu." Usai berbicara, Wira bangkit dari kursinya. Lagi pula, dia masih punya banyak waktu. Tempat ini juga Provinsi Yonggu. Tidak peduli keputusan apa yang mereka buat, waktunya tidak akan terbuang.Wira hanya perlu menunggu. Sebaliknya