"Wira nggak akan membunuhnya," jawab Kresna dengan percaya diri."Kenapa Raja bisa begitu yakin? Jenderal Danu dan yang lainnya juga sudah menghunuskan pedang mereka dan jarak mereka dengan Pangeran Delon hanya selangkah lagi. Kalau mereka ingin membunuhnya, mereka bisa langsung melakukannya," kata Gina dengan ekspresi bingung.Gina bertanya-tanya apakah tebakannya benar-benar salah dan orang-orang itu hanya ingin menakuti Delon saja. Namun, saat pelatihan di Pasukan Bayangan, dia juga pernah dilatih khusus untuk mendeteksi niat membunuh yang bisa ditentukan dari aura dan tatapan mata seseorang. Tadi Danu dan yang lainnya jelas menunjukkan niat membunuh, dia yakin dia tidak mungkin salah menilainya.Kresna menjelaskan, "Wira bukan orang yang bodoh, dia nggak mungkin membunuh Pangeran Delon. Tadi dia hanya ingin menakut-nakuti Pangeran Delon saja. Meskipun Pangeran Delon nggak mau mengalah dan meminta maaf, Wira juga akan memberinya kesempatan.""Kalau Wira benar-benar membunuh Pangeran
"Selama bertahun-tahun ini, Senia diam-diam terus membina Dahlan, hanya saja nggak pernah membiarkan Dahlan tampil di publik saja. Kali ini Dahlan kebetulan keluar untuk menjalankan tugas, tapi malah ketemu dengan kita. Bisa dibilang, dia sial saja," gumam Wira. Jika bukan karena kebetulan ini, dia tidak akan memiliki kesempatan untuk berinteraksi dengan Dahlan.Sepertinya Senia memang telah menetapkan Dahlan sebagai pewaris. Meskipun kali ini Senia tidak langsung datang untuk mengurus masalah ini, Senia mengutus Kresna dan Delon. Orang lain mungkin tidak mengerti, tetapi Wira tahu jelas posisi Kresna karena dia pernah tinggal di Kerajaan Agrel untuk sementara waktu.Kresna adalah orang yang benar-benar memiliki kekuasaan, bahkan Senia pun harus segan padanya. Sekarang Senia malah mengutusnya datang ke sini, ini membuktikan betapa pentingnya posisi Dahlan bagi Senia.Danu langsung berkata, "Ternyata begitu. Kalau begitu, kita lebih nggak boleh melepaskan Dahlan pergi, 'kan? Cepat atau
"Tuan, apa langkah kita selanjutnya?" tanya Danu. Sebagai saudara, dia tidak butuh pujian Wira yang berlebihan. Dia tahu selama tetap berada di sisi wira, kehidupannya memiliki arti dan nilai. Baik sebagai jenderal yang berani atau penguasa yang terampil, dia tetap berada di kubu Wira dan ini tidak akan pernah berubah selamanya.Wira menyipitkan mata dan tersenyum, lalu berkata dengan tenang, "Kita serahkan masalah sulit ini pada Raja Kresna dulu. Kita harus lihat sikap dan pendapatnya dulu baru kita merencanakan langkah selanjutnya. Oh ya. Kamu panggil Lucy kemari, aku ingin bertanya sesuatu padanya."Setelah merespons, Danu langsung pergi.Sepuluh menit kemudian, Lucy sudah tiba dan saat ini berdiri di depan Wira."Apa kamu sudah menyelidiki rencana Senia? Apa yang sebenarnya mereka lakukan secara rahasia?" tanya Wira langsung ke inti pembicaraannya.Selama beberapa hari ini, Lucy terus menyelidiki urusan terkait dengan Kerajaan Agrel. Masalah ini terus mengganggu hati Wira, sehingga
Gelar raja ini memang bisa diwariskan, tetapi syarat utamanya adalah memiliki pewaris putra. Ini adalah standar dasar dalam mewariskan gelar raja. Namun, Kresna tidak memenuhi syarat itu.Mendengar informasi Lucy, Wira tentu saja terkejut. Kemungkinan hanya dua yaitu entah penyelidikannya saat itu salah atau informasi Lucy keliru, tetapi Wira lebih percaya dengan kemungkinan yang pertama. Saat itu, dia masih belum bekerja sama dengan Biantara. Meskipun dia memiliki organisasi intelijen sendiri, informasi yang didapatnya tidak seakurat sekarang.Sebaliknya, situasi Wira sekarang jauh berbeda. Jaringan mata-mata yang didirikannya sudah berkembang dengan sangat baik. Bahkan setelah Lucy yang mengambil alih, mereka tetap menjadi organisasi intelijen terbaik di dunia. Ini bukan hanya klaim dari Wira sepihak saja, tetapi fakta yang diakui seluruh dunia.Semua orang juga menganggap jaringan mata-mata adalah organisasi yang paling mengerikan. Bahkan Senua dan Kerajaan Beluana pun mencoba mendi
"Saksi mata?" tanya Wira sambil menatap Wira dengan bingung, jelas tidak mengerti istilah itu.Wira terbatuk-batuk saat teringat orang-orang di sana tidak tahu istilah yang dikatakannya. Dia segera berkata, "Maksudku, apa orang yang menulis surat ini melihat seluruh kejadiannya?"Isi surat itu terlalu detail sampai membuat orang sulit untuk tidak memercayainya kebenarannya dan menganggap semua itu hanya tipuan dari Wira. Terlebih lagi, surat itu penuh dengan noda darah dan sudah berubah warna, menunjukkan surat ini mungkin sudah dibuat puluhan tahun yang lalu.Lucy berkata, "Benar, orang ini memang menyaksikan seluruh kejadiannya karena dia adalah pelayan pribadi putra Raja Kresna. Dia mencatat semuanya dan bahkan meninggalkan barang milik putra Raja Kresna sebagai buktinya. Tapi, dia akhirnya nggak selamat juga dan mati bersama putra Raja Kresna."Wira melihat giok di tangannya dan menyadari giok itu memang berkualitas tinggi, jelas berasal dari keluarga terpandang. Jika giok ini bena
Kata-kata Gina langsung mengungkapkan situasinya.Kresna akhirnya menghela napas lega. "Kalau begitu, kamu bersembunyi dulu. Aku akan membuka pintu untuk Wira.""Baik." Setelah merespons, Gina segera bersembunyi di balik pembatas ruangan.Saat membuka pintu, Kresna langsung tersenyum ramah dan segera berkata, "Tuan Wira, bukankah kamu bilang akan memberiku waktu untuk mempertimbangkannya? Kenapa tiba-tiba datang mencariku lagi?""Ada sesuatu yang ingin kutunjukkan padamu, jadi aku buru-buru datang ke sini. Kalau nggak, aku nggak akan datang mengganggumu," kata Wira sambil mengeluarkan giok itu dari sakunya dan langsung menyerahkannya pada Kresna.Begitu melihat giok itu, Kresna menyipitkan matanya dan segera meraihnya. Namun, keduanya tangannya gemetar saat menerima giok itu.Gina yang bersembunyi di balik pembatas ruangan juga memperhatikan situasi itu dan merasa sangat terkejut. Dia sudah mengikuti Kresna sejak kecil dan termasuk dibesarkan oleh Kresna. Bukan hanya Kresna yang sangat
"Aku menganggapmu sebagai saudara, jadi aku nggak akan menyembunyikannya darimu. Kamu pasti sudah tahu aku selalu berusaha menyusupkan anggota intelijenku ke wilayah tandus di utara, 'kan? Justru karena itu, aku kebetulan menemukan informasi tentang Pangeran," jawab Wira dengan segera, tetapi semuanya adalah fakta.Hanya ketulusan yang bisa menyentuh hati seseorang, terutama saat berhadapan dengan orang-orang yang memiliki kedudukan tinggi."Maksudmu, kematian putraku ada hubungannya dengan orang-orang di wilayah tandus utara?" tanya Kresna yang juga orang cerdas dan langsung mengerti maksud Wira.Wira menganggukkan kepala. "Benar. Orang itu adalah ...."Saat Wira hendak melanjutkan perkataannya, Kresna segera melambaikan tangannya. "Aku nggak ingin tahu ....""Kamu nggak ingin tahu kebenarannya?" tanya Wira yang tertegun sejenak. Namun, dia sudah mengerti maksud Kresna. Ini membuktikan Kresna juga sudah mendapatkan beberapa petunjuk, tetapi Kresna sengaja menyimpan kebenaran itu di da
Keduanya sengaja berbicara dengan kode, tetapi mereka saling mengerti maksud di hati masing-masing.Setelah mengatakan itu, Wira meninggalkan kamar Kresna.Setelah hening sejenak, Kresna langsung berlutut di lantai dan menangis tersedu-sedu. Saat ini, dia merasa hatinya sangat sakit, seolah-olah luka yang baru saja sembuh kembali dilukai.Saat menatap giok di tangannya, Kresna bergumam, "Aku juga ingin membalaskan dendammu. Tapi sayangnya, kesempatan itu belum tiba. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk bertindak. Aku nggak bisa mengorbankan seluruh keluarga hanya demi urusanmu.""Tapi, tenang saja, suatu hari nanti aku pasti akan membalas dendam kesumat ini. Aku akan membuat orang-orang yang sudah membunuhmu menerima balasannya."Saat mengatakan kalimat terakhir, Kresna mengangkat tinjunya dan menghantam lantai. Darah yang mengalir dari sela-sela jari menunjukkan betapa kuatnya pukulan itu.Gina yang bersembunyi di kegelapan keluar dan berdiri di belakang Kresna. Dia menepuk bahu Kres
Bisa dikatakan, hampir tidak ada pemimpin seperti Wira di dunia ini."Semuanya sudah beres. Raja kami mengikuti saran darimu dan mengeluarkan banyak dana untuk bantuan bencana. Sekarang keadaan sudah stabil dan rakyat sudah tenang. Kami benar-benar berterima kasih kepadamu."Sambil tersenyum, Trenggi meneruskan, "Kalau bukan karena saranmu, mungkin Kerajaan Nuala sudah jatuh dalam kekacauan sekarang ...."Ketika membahas hal ini, Trenggi tidak bisa menahan diri untuk menggeleng. Seperti yang Wira perkirakan sebelumnya, karena tidak ada bantuan bencana, banyak rakyat menderita dan masalah terus bermunculan.Ketika rakyat tidak bisa makan, mereka tentu bisa melakukan apa saja. Untungnya, bantuan segera diberikan sehingga masalah teratasi dan tidak terjadi kekacauan yang lebih besar.Namun, pada awalnya Osman tidak berniat menggunakan kas kerajaan untuk menghemat uang. Meskipun ingin membantu rakyat, dia tidak berani mengambil risiko itu demi melindungi dirinya sendiri.Bagaimanapun, jika
"Sepertinya orang-orang dari wilayah barat nggak akan melepaskanmu begitu saja. Jadi, apa rencana selanjutnya?""Menurutku, kita bisa mencoba cara lain, yaitu dengan menyerang wilayah barat terlebih dahulu. Wilayah barat cuma sebuah negara kecil di perbatasan. Alasan mereka bisa bertahan sampai sekarang cuma karena punya gurun sebagai pelindung alami.""Kamu sudah menjelajahi gurun itu sekali, jadi pasti sudah tahu jalannya. Kalau kamu memimpin, ditambah pasukan dari kedua belah pihak, kita pasti bisa menghancurkan mereka. Ketika saat itu tiba, jangankan penguasa kecil di Provinsi Tengah, bahkan seluruh wilayah barat pun akan tunduk kepada kita."Trenggi menjelaskan dengan perlahan. Sejak dia menjadi Jenderal Besar Kerajaan Nuala, dia selalu memikirkan cara untuk memperluas wilayah kekuasaan kerajaan.Di masa kekacauan, yang kuat yang berkuasa. Untuk menjadi penguasa di tengah kekacauan, hal pertama yang dibutuhkan adalah tanah yang cukup luas dan rakyat yang banyak. Hanya dengan itu,
Pihak Wira hanya ada empat orang, sementara mereka memobilisasi puluhan ribu orang dan masih gagal menghentikan Wira. Jika sampai berita ini tersebar, bukankah mereka akan menjadi bahan tertawaan? Sungguh memalukan."Jenderal, kami sudah berusaha sekuat tenaga. Dalam perjalanan kembali, kami sudah menghitung jumlah korban. Ada lebih dari 800 orang yang tewas.""Bahkan, Caraka juga tewas di tangan Wira. Kami gagal menjalankan tugas. Mohon Jenderal dapat memaafkan kami ...."Seorang wakil jenderal perlahan-lahan maju, lalu segera membungkukkan tubuhnya dan berbicara. Dia merasa sangat gelisah.Saka terkenal tegas dan ketat. Kegagalan dalam menjalankan tugas tentu sulit untuk dimaafkan. Dia menatap dingin wakil jenderal itu, lalu mengerutkan alis dan berkata, "Mereka sudah pergi. Nggak ada gunanya dibahas lagi.""Segera cari orang yang lebih dapat diandalkan dan kejar rombongan Wira. Aku nggak peduli siapa mereka atau sejauh apa mereka melarikan diri. Intinya, orang yang berani menentangk
Setelah mengatakan itu, Caraka memandang orang-orang di belakangnya. Meskipun mereka berasal dari wilayah barat, mereka juga mematuhi perintahnya karena sekarang dia sudah memegang kekuasaan besar. Apalagi sekarang dia juga sudah mendapat informasi yang tepat dari Wira.Sebelum datang ke sini, Saka sudah menyerahkan tugas penting ini pada Caraka dan semua pasukan yang berada di sana harus tunduk pada perintah Caraka. Meskipun Wendi sudah menyiapkan formasi racun di sekitar, mereka tetap terus menerjang ke arah Wira dan yang lainnya dengan kekuatan yang luar biasa saat Caraka memberikan perintahnya."Agha, bunuh dia," kata Wira yang sudah mulai kesal karena Caraka terus mendesaknya sambil menatap Agha di sampingnya."Kak Wira, kamu harus hati-hati. Aku akan pergi memenggal kepala orang itu sekarang juga," kata Agha, lalu langsung melompat dan segera menerjang ke arah Caraka. Darah mengalir dengan deras di semua tempat yang dilewatinya.Melihat Agha begitu berani, para pasukan di sekitar
"Jaran sudah bertemu dengan kami. Tapi, sekarang dia bukan hanya nggak muncul di hadapanmu, dia juga nggak ada di sampingku. Jadi, kamu rasa dia pasti ada di mana sekarang?" kata Wira sambil terus memikirkan langkah selanjutnya karena dia tidak bisa terus terjebak di sana.Jumlah di pihak lawannya begitu banyak, Wira merasa dia pasti akan rugi jika bertarung dengan mereka di sana. Ditambah dengan banyaknya orang di sekitarnya, satu-satunya caranya untuk keluar dari sana adalah menggunakan taktik melarikan diri.Pada saat itu, pandangan Wira pun tertuju pada Wendi. Saat mereka dikepung Saka sebelumnya, Wendi mengeluarkan dua tabung bambu dari sakunya. Setelah menyebarkan isi tabungnya, bahkan orang-orang yang berdiri jauh dari mereka pun merasa matanya sakit. Sementara itu, orang yang berdiri lebih dekat dengan mereka, kebanyakan yang langsung kehilangan nyawanya.Jika bukan karena begitu, Wira juga tidak akan membiarkan Wendi ikut bersamanya. Wanita ini jauh lebih mengerikan dari yang
Wira dan lainnya berhasil segera melintasi Provinsi Tengah tanpa menarik perhatian siapa pun karena Wira memiliki peta. Namun, dia melihat beberapa pengumuman tentang mereka di luar tembok kota. Sepertinya, Saka merasa tidak cukup hanya dengan membakar gunung, sekarang Saka juga mengatur penjagaan di sana dan membuat banyak pengumuman. Sungguh menyebalkan.Wira mengepalkan tinjunya, tetapi dia juga hanya bisa menahan amarahnya. Jika sekarang bahkan dia pun tidak bisa tenang, bagaimana dengan yang lainnya? Dia tidak ingin melihat mereka ikut menderita karena tindakannya. Jika dia membuat keputusan yang salah, orang-orang di sekitarnya akan kehilangan nyawa mereka dan ini bukan transaksi yang menguntungkan.Saat hampir tiba di pintu masuk gurun, Wira dan yang lainnya juga merasa lega. Jika sudah sampai di sini, mereka sudah hampir aman. Selama mereka bisa melewati gurun putih di hadapan mereka, berarti mereka sudah berhasil.Saat Wira hendak memimpin yang lainnya untuk memasuki gurun, di
Selama bertahun-tahun ini, Agha juga selalu mengikuti Wira berperang dari selatan ke utara dan sudah mengalami banyak hal. Namun, ini pertama kalinya dia merasa begitu menyedihkan. Saat ini, dia merasa sangat kesal karena harus terjebak di sini, sehingga dia tidak akan melepaskan Saka ini. Meskipun harus mengorbankan banyak hal, dia juga harus membalas tindakan Saka.Wira memelototi Agha dan berkata dengan kesal, "Omong kosong. Kita nggak boleh gegabah, kamu sudah bosan hidup ya? Selama kita muncul di Provinsi Tengah yang dikuasai Saka ini, orang-orangnya pasti akan menyadari keberadaan kita. Aku tahu suasana hati kalian buruk karena sekarang kita terjebak di sini, tapi kita juga nggak boleh terlalu gegabah. Kalau nggak, kita akan sulit keluar dari sini."Mendengar perkataan Wira, Agha akhirnya terdiam."Jadi, apa yang harus kita lakukan sekarang?" tanya Fikri.Wira menatap api yang masih memenuhi langit dan perlahan-lahan berkata dengan nada dingin, "Aku lihat apinya sudah perlahan-la
"Berikan aku waktu dua hari untuk memikirkannya dengan baik dulu," kata Caraka yang tidak menolak kebaikan Saka. Namun, dia juga tidak langsung menyetujuinya, setidaknya ini bisa menjadi jalan lain untuknya. Jika dia bisa bertemu dengan Jaran lagi dalam dua hari ini, dia tentu saja tidak akan memilih untuk tetap tinggal di wilayah barat. Tidak ada yang ingin meninggalkan kampung halamannya.Namun, jika benar-benar terjadi sesuatu dengan Jaran, Caraka tentu tidak akan berani kembali ke wilayah tandus di utara lagi. Pada saat itu, Senia pasti akan menginginkan nyawanya. Lebih baik dia mengikuti Saka, setidaknya bisa menyelamatkan nyawanya dan hidup dengan tenang."Baiklah. Kamu memang cukup berbakat dan aku ini sangat toleran pada orang-orang yang berbakat, jadi aku akan memberimu waktu untuk berpikir. Aku tahu kamu ini orang pintar, pasti bisa membuat keputusan yang tepat," kata Saka sambil tersenyum puas dan menepuk bahu Caraka.Namun, Caraka tidak mengatakan apa-apa.....Satu jam kem
Saka merasa ini adalah penipuan dan dia tidak bisa menerimanya."Nggak mungkin, pasti ada yang salah di sini. Apa mungkin temanku itu sudah dikalahkan Wira dan kelompoknya dan mereka membawanya pergi? Mereka pasti sedang bersembunyi di suatu tempat. Asalkan kita terus memeriksa tempat ini, kita pasti bisa menemukan jejak Wira," kata Caraka dengan tegas.Saat ini, hanya ini satu-satunya cara yang terpikirkan oleh Caraka. Meskipun cara ini belum tentu berhasil, setidaknya ini satu-satunya cara yang ada.Setelah ragu sejenak, Saka bertanya, "Bagaimana kalau kita tetap nggak menemukan jejak mereka?""Mudah saja, aku serahkan nyawaku padamu," kata Caraka dengan tegas. Lagi pula, jika dia tidak bisa membawa Jaran kembali Kerajaan Agrel dengan selamat, dia juga tidak akan bertahan hidup lagi. Lebih baik dia pasrah saja.Saka tertawa dingin dan berkata, "Aku sama sekali nggak tertarik dengan nyawamu, tapi aku punya ide bagus. Melihat kamu begitu teguh, ini membuktikan Wira dan kelompoknya bena