Di tengah ruangan, ada sebuah bingkai besar. Di atasnya, ada tiga buah busur raksasa, berbagai jenis tali busur, tali, dan roda. Bentuknya terlihat sangat unik.Wira menjawab dengan jujur, “Namanya misil tiga busur. Ini adalah senjata yang kuciptakan untuk para prajurit di Perbatasan Loko dengan harapan bisa membantu mereka mengalahkan bangsa Agrel.”Yudha langsung bertanya dengan bersemangat, “Aku nggak nyangka Tuan juga mahir dalam menciptakan senjata. Berapa banyak orang yang diperlukan untuk mengoperasikan misil tiga busur ini? Seberapa jauh jangkauan tembakannya?”Wira berpikir sejenak, lalu menjawab, “Kira-kira satu kilometer. Alat ini cukup dioperasikan oleh satu orang!”Yudha pun terkejut dan bertanya, “Apa alat ini boleh dicoba?”Nuala juga memiliki busur raksasa yang bisa memanah satu anak panah besar. Jangkauan tembakannya sekitar 300 meter, tetapi harus ada 20 orang yang menarik busur. Setelah tiga kali, semua penarik busur akan kehilangan seluruh tenaga dan tidak mampu men
Yudha bertanya dengan heran, “Kesalahan informasi?”Wira menjawab, “Iya, ketidakseimbangan informasi. Aku mengerti soal kekuatan mereka, tapi mereka nggak tahu apa-apa tentang kemampuanku. Aku mengumpulkan seluruh tenagaku, sedangkan mereka menyebarkan kekuatan mereka.”“Ketidakseimbangan informasi. Aku sudah mengerti, Tuan. Maksudmu, saat berperang, kita nggak boleh membiarkan musuh mengetahui situasi kita. Saat kita kuat, kita bisa berpura-pura lemah untuk memancing musuh masuk ke jebakan kita. Saat lemah, kita boleh berpura-pura kuat dan mengintimidasi musuh agar mereka nggak berani bertindak sembarangan,” ujar Yudha dengan bersemangat.“Intinya, kita harus selalu mengumpulkan kekuatan dan menciptakan situasi yang menguntungkan diri sendiri. Selain itu, kita juga harus berusaha melenyapkan musuh sebanyak mungkin dan melindungi diri sendiri!”Wira tertegun sejenak, lalu menjawab sambil mengangguk, “Emm, benar!”Yudha menangkupkan tangannya dan berkata, “Terima kasih atas bimbingannya
Raditya menepuk-nepuk bahu Raharja, lalu berkata, “Entah apa yang dipikirkan Raja Tanuwi saat ini. Saat berjaga malam nanti, kamu harus lebih waspada. Jangan sampai pria licik itu punya kesempatan untuk menyerang!”“Wakil Komandan tenang saja. Kalau terjadi sedikit pun kesalahan, aku akan membayarnya dengan nyawaku!” ujar Raharja dengan suara lantang.Raditya mengangguk, lalu berbalik sambil berkata, “Emm, aku sudah te .... Ah!” Bruk! Sebelum Raditya selesai berbicara, Raharja sudah menghunuskan pedangnya dan menikam perut Raditya.“Beraninya sekali kamu!” Kedelapan pengawal pribadi Raditya langsung murka dan hendak menghunuskan pedang mereka. Namun, sebelum mereka sempat melakukannya, dada mereka sudah ditembus pedang.Adegan ini tidak menarik perhatian banyak orang. Sebab, semua yang ada di atas tembok kota itu adalah prajurit Raharja.“Ah! Ka ... kamu .... Kenapa?” Raharja menarik pedangnya, lalu Raditya pun terjatuh ke lantai dengan lemas.Raharja menyeka bekas darah dari pedangny
Raja Tanuwi menunduk untuk menatap jenderal itu, lalu bertanya dengan datar, “Seberapa tinggi jabatanmu di Nuala?”Raharja menjawab dengan hormat, “Lapor Raja, aku merupakan seorang jenderal tingkat kelima atas.”Raja Tanuwi berkata dengan suara berat, “Kamu sudah berjasa karena mempersembahkan kota ini kepadaku. Aku akan mengangkatmu menjadi komandan tingkat ketiga atas di Kerajaan Agrel Selatan. Selain itu, aku akan memberimu sebidang tanah luas, gelar bangsawan rendah, dan pendapatan 3.000 penduduk yang bisa kamu wariskan secara turun-menurun!”Kerajaan Agrel terbagi menjadi dua, yaitu bagian utara dan selatan. Kerajaan Agrel Utara memimpin para bangsawan tinggi bangsa Agrel, sedangkan Kerajaan Agrel selatan memerintah rakyat jelata wilayah Nuala.“Terima kasih, Raja. Aku bersedia mempersembahkan hidupku untuk melayani Kerajaan Agrel!” ujar Raharja dengan gembira sambil bersujud. Dia merasa pengkhianatan yang dilakukannya kali ini sudah mendapatkan hasil yang sangat sepadan.Di Nual
Mendengar berita yang menggemparkan itu, Wira merasa sangat terkejut, tetapi tidak menunjukkannya. Bangsa Agrel baru menyerang Perbatasan Loko tidak sampai tiga hari, tetapi sudah berhasil melumpuhkannya. Bukankah Perbatasan Loko memiliki pertahanan yang kuat? Apa semua prajurit di sana begitu tidak berguna?Melihat ekspresi Wira yang tidak berubah, para pemuda dari Dusun Darmadi merasa sangat kagum. Mereka semua memuji dalam hati, ‘Kak Wira memang hebat! Setelah mendengar berita yang begitu menggemparkan, dia tetap mampu bersikap tenang!’“Saat ini, para prajurit yang tersisa dari Perbatasan Loko dan rakyat jelata dari wilayah utara sedang melakukan perjalanan kemari! Sebagian besar keluarga besar di kota ini sudah nggak berpikir untuk berkemas lagi dan akan langsung meninggalkan kota. Ada banyak orang yang bilang kalau Kota Pusat Pemerintahan Jagabu nggak akan bertahan. Apa kita juga harus kembali sekarang?” tanya Dian.Wira pun mengerutkan keningnya. Perbatasan Loko sudah jatuh ke t
“Kenapa kamu masih bengong? Apa kamu nggak dengar bangsa Agrel sudah berhasil mendapatkan Perbatasan Loko?” Tepat pada saat ini, Harsa berjalan masuk dan berkata, “Dari kecepatan penyerangan bangsa Agrel, mereka pasti akan tiba di luar Kota Pusat Pemerintahan Jagabu besok. Kita harus segera pergi. Kalau nggak, kita nggak bakal bisa kabur lagi!”Wira bertanya dengan heran, “Memangnya kita mau ke mana? Raja Tanuwi bahkan mampu mendapatkan Perbatasan Loko yang begitu kokoh. Berdasarkan kecepatan penyerangan mereka, Kota Pusat Pemerintahan Jagabu nggak akan bertahan lama!”“Nggak peduli seberapa lama kota ini bisa bertahan, kita masih sempat meninggalkan tempat ini. Sebaiknya kita kembali ke Kabupaten Uswal untuk menjemput Wulan, lalu pergi ke kota provinsi. Kalau kota provinsi nggak aman, kita pergi ke ibu kota,” jawab Harsa dengan terburu-buru.Wira bertanya, “Bagaimana kalau bangsa Agrel menyerang sampai ibu kota?”Harsa berteriak marah, “Nggak mungkin! Nggak mungkin!”“Kenapa nggak mun
Yudha langsung berbalik dan menjawab, “Aku akan menunduk pada Chandika dan membiarkannya memerintahku. Asalkan dia bersedia menerima usulku, kita pasti bisa melindungi Kota Pusat Pemerintahan Jagabu!”“Yudha, kamu nggak tahu seberapa mengerikannya persaingan di istana!” Putro adalah orang yang berpengalaman, dia pun menasihati, “Kamu kira dia akan menerima usulmu biarpun kamu tunduk? Nggak mungkin. Dia hanya akan memanfaatkanmu. Kalau kota ini berhasil dilindungi, dia yang akan berjasa. Kalau gagal, dia akan langsung kabur dan menyalahkanmu atas semuanya!”Sebelum pergi, Yudha berkata, “Asalkan bisa melindungi Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, aku rela mengorbankan hidupku!”Putro menggeleng dan berdesah, “Haih. Anak itu sama saja seperti ayahnya. Mereka hanya berpikir untuk setia pada kerajaan dan berkorban demi rakyat tanpa tahu seberapa kejamnya hati manusia.”“Kak, belum tentu dia nggak ngerti. Aku rasa, dia hanya ingin berpegang teguh pada keyakinannya. Orang baik sepertinya sudah s
Wira memang sudah memberi Wisnu dan yang lainnya sedikit uang. Namun, dengan harga barang yang melonjak tinggi, mereka pasti akan kelaparan setiap hari....“Apa? Raharja berkhianat dan membunuh Raditya sehingga Perbatasan Loko jatuh ke tangan musuh?”Chandika yang bersenang-senang semalaman baru bangun. Begitu mendengar berita ini, dia langsung tercengang dan terjatuh kembali ke tempat tidur. Kemudian, dia buru-buru berdiri dan berteriak, “Ce ... cepat bereskan semua barang! Kita harus segera kembali ke ibu kota! Kota Pusat Pemerintahan Jagabu sudah nggak aman!”“Tuan, nggak bisa begitu!” Seorang pengawal pribadinya buru-buru membujuk, “Kamu itu komandan pertahanan yang ditunjuk kerajaan. Dengan jatuhnya Perbatasan Loko ke tangan musuh, kamu sudah melakukan pelanggaran besar. Kalau kamu melarikan diri lagi, itu artinya kamu melalaikan tugas dan pasti akan diadili. Pada saat itu, bahkan ayahmu juga nggak akan bisa menolongmu!”Chandika memaki, “Sialan! Untuk apa aku peduli? Sekarang, P
Dalam satu bulan terakhir, banyak hal telah terjadi.Osman secara sukarela menyerahkan segel kerajaan kepada Wira, sekaligus menyerahkan kendali atas Kerajaan Nuala. Dengan jatuhnya Kerajaan Nuala ke tangan Wira, negeri ini akhirnya benar-benar bersatu dan Wira menjadi kaisar di dunia!Hari itu menjadi hari perayaan bagi seluruh negeri! Kota utama di Provinsi Yonggu pun ditetapkan sebagai ibu kota baru.Sementara itu untuk suku utara, Wira menunjuk seseorang untuk mengambil alih kepemimpinan. Wilayah Kerajaan Agrel tetap damai karena Ararya dan Kresna menjalankan tugas mereka dengan baik.....Meskipun Wira telah menjadi kaisar, dia tetap memilih untuk tidak terlibat langsung dalam urusan pemerintahan, menyerahkan segala urusan istana kepada orang-orang kepercayaannya.Osmaro dan para menteri lainnya tetap sibuk mengatur negeri. Sedangkan Danu, Doddy, Nafis, dan lainnya kini menjadi jenderal besar yang menjaga berbagai wilayah, bahkan Agha juga mendapatkan posisi yang sama.Di sisi lai
"Itu bukan urusanmu." Nafis menatap Baris dengan dingin. "Penggal kepalanya dan bawa pulang untuk kaisar kita!"Begitu perintah itu dilontarkan, Agha langsung bergerak.Baris bahkan tidak sempat memberikan perlawanan. Dalam sekejap, tubuhnya sudah tergeletak di atas genangan darah. Dengan demikian, suku utara sepenuhnya jatuh ke tangan Wira.Pasukan yang dipimpin oleh Nafis pun tetap tinggal untuk memastikan tidak ada lagi pergerakan dari suku utara......Tiga hari berlalu, Wira dan Trenggi memimpin pasukan mereka hingga berhasil mengepung Senia di depan gerbang suku utara.Namun, gerbang itu sudah tertutup rapat. Yang berjaga tidak lain adalah Ararya serta Kresna. Saat melihat pemandangan ini, Senia langsung menyadari bahwa Wira sudah lama menjalin kerja sama dengan Ararya dan Kresna, bahkan telah menyiapkan jebakan besar untuknya!Di medan pertempuran, Senia menoleh ke pasukannya yang tersisa. Dulu, dia begitu berambisi dan berani. Kini, hanya kelelahan dan kekalahan yang tersisa di
"Ini adalah kesempatan terakhir kita!"Semua orang berpandangan, lalu mengangguk serempak.Begitu suara terompet serangan terdengar, Senia segera memimpin pasukannya maju, siap untuk merebut kota dengan paksa!Namun, tepat pada saat itu, terdengar seruan pertempuran dari belakang. Dalam sekejap, barisan belakang menjadi kacau balau!"Apa yang terjadi?" Senia segera menerima laporan dan menghentikan serangan."Wira tiba-tiba menyerang dari belakang! Karena nggak ada pertahanan di belakang sana, kita mengalami kerugian besar!""Selain itu, Wira dan pasukannya datang dengan persiapan matang. Kita harus mundur! Kalau kita terus bertahan di sini, seluruh pasukan bisa hancur!"Kini, mereka berada di posisi yang sangat tidak menguntungkan. Di depan ada pasukan Kerajaan Nuala, sementara di belakang ada Wira dan pasukannya.Situasi telah berbalik. Jika mereka tetap di sini, akhir mereka sudah bisa diprediksi.Senia menggertakkan giginya. Dengan wajah penuh amarah, dia berkata, "Sial! Kita terla
Para jenderal mengangguk setuju. Memang benar Kerajaan Agrel sangat luas. Jika pasukan Wira masuk, mereka akan menghadapi banyak kendala. Dengan demikian, mereka bisa bertempur melawan Wira di wilayah mereka sendiri.Meskipun rakyat sembilan provinsi sangat mendukung Wira, hal itu tidak berlaku bagi penduduk Kerajaan Agrel. Bagi mereka, Wira adalah ancaman.Jika Senia berhasil menyatukan sembilan provinsi, penduduk Kerajaan Agrel juga bisa masuk dan hidup di sana, menikmati kehidupan yang jauh lebih baik daripada sekarang.Namun, semua itu dihalangi oleh Wira. Setidaknya, begitulah cara mereka melihatnya.Jadi, jika Wira masuk ke Kerajaan Agrel untuk bertempur, hasil akhirnya sudah bisa diprediksi. Para rakyat kemungkinan besar akan membantu Senia tanpa syarat. Pada saat itu, bagaimana mungkin Wira bisa membalikkan situasi?Bahkan, ada kemungkinan besar dia akan kehilangan seluruh pasukannya!Menyadari hal ini, para prajurit semakin bersemangat. Salah satu dari mereka berkata, "Jangan
Seorang jenderal berbicara demikian. Wajahnya masih dipenuhi bercak darah. Itu adalah darah musuh.Mereka telah bertempur selama tiga hari tiga malam, tetapi belum juga melihat secercah harapan. Bantuan pun tak kunjung tiba.Jika terus bertahan di sini tanpa solusi, hasil akhirnya sudah bisa ditebak. Kota ini akan jatuh dan semua orang akan terbunuh!"Bagaimana kalau Yang Mulia membawa pasukan keluar melalui gerbang utara? Di belakang sana ada pegunungan dengan pertahanan yang paling lemah. Kalau kita kirim pasukan untuk membuka jalan, kita bisa memastikan Yang Mulia dapat melarikan diri dengan selamat!" usul salah satu prajurit.Situasi mereka memang sudah sangat kritis. Jika tidak segera mengambil keputusan, tak ada yang bisa menebak bagaimana akhirnya. Mereka semua sangat khawatir.Terlebih lagi, Osman berada di tengah-tengah mereka. Jika sang raja tewas di sini, mereka benar-benar kehilangan kesempatan terakhir untuk membalikkan keadaan.Bahkan, mungkin tak akan ada lagi orang yang
"Tenang saja, aku sudah mempersiapkan semuanya dengan matang. Sekalipun Senia memiliki kekuatan yang luar biasa, kali ini dia nggak akan bisa lolos!"Senyuman penuh percaya diri muncul di wajah Wira. Di Kerajaan Agrel, masih ada kartu truf terakhirnya, yaitu Ararya dan Kresna. Sebelum berangkat, dia telah menghubungi mereka berdua. Kemungkinan besar, mereka sudah mulai menguasai berbagai wilayah di Kerajaan Agrel saat ini.Mereka masing-masing memiliki puluhan ribu pasukan, sedangkan Senia membawa hampir semua pasukannya ke medan perang. Ini adalah kesempatan emas bagi Ararya dan Kresna.Jika Wira berhasil menekan Senia dari depan, sementara mereka berdua menguasai wilayah di belakangnya, tidak peduli seberapa hebat Senia, dia tidak mungkin bisa melarikan diri dari kehancuran.Oleh karena itu, Wira yakin hanya dengan 300.000 pasukan, dia dapat menaklukkan Senia dengan mudah. Ini bukanlah tindakan gegabah!Wira tidak pernah mengambil langkah yang tidak pasti. Jika tidak memiliki persiap
"Karena nggak ada urusan lain lagi, kalian semua boleh pergi istirahat." Setelah memberi perintah, Wira melambaikan tangannya kepada para pejabat, lalu berbalik menuju bagian dalam istana.Para pejabat pun segera meninggalkan ruangan.Namun, saat baru sampai di depan pintu, Wira tiba-tiba berhenti. Tatapannya tertuju pada Nafis, lalu mengaitkan jarinya. "Aku ingin membahas sesuatu secara pribadi denganmu. Ikut aku."Nafis segera mengangguk dan mengikuti Wira menuju taman istana. Di taman itu, hanya ada beberapa dayang dan kasim yang melayani Wira. Selain itu, masih ada Nafis, Agha, dan Lucy.Sementara itu, Danu dan Doddy sedang mengurus para prajurit. Meskipun tidak mengalami pertempuran besar, perjalanan jauh tetap melelahkan.Mereka perlu beristirahat sebelum menempuh perjalanan panjang untuk ekspedisi ke Kerajaan Agrel. Mereka harus memulihkan semangat juang untuk memastikan semuanya aman.Wira bukan hanya ingin memenangkan perang, tetapi juga ingin meminimalisir korban di pihaknya.
"Kita masuk."Dengan satu perintah dari Wira, seluruh pasukannya bergerak menuju ibu kota Kerajaan Beluana.Dalam sekejap, Wira dan rombongannya telah memasuki kota. Sepanjang jalan, rakyat bersorak tanpa henti. Dari reaksi mereka, bisa dilihat betapa besar pengaruh Wira di hati rakyat.Di dalam istana.Di aula utama, Nafis telah mengirim orang-orangnya untuk sepenuhnya menguasai istana. Pasukan penjaga lama telah digantikan, jadi kini tempat ini sepenuhnya berada di bawah kendali Wira.Namun, satu hal yang mengejutkan Wira adalah betapa megahnya istana Kerajaan Beluana. Ciputra benar-benar tahu bagaimana menikmati kemewahan.Di aula, banyak orang sedang berlutut. Mereka adalah para pejabat yang dulunya melayani Ciputra. Begitu mendengar Wira telah memasuki kota, mereka segera datang dengan harapan untuk menyelamatkan diri.Wira memandang mereka sekilas, lalu berkata dengan tenang, "Semuanya, silakan berdiri."Para pejabat itu segera bangkit."Saudara sekalian, meskipun Kerajaan Beluan
Saat ini, Wira duduk di atas kudanya, di depan gerbang timur ibu kota. Di hadapannya adalah Danu dan yang lainnya."Kak, sekarang kita sudah sampai di sini, kenapa masih berhenti? Aku baru saja mendengar dari Nona Lucy tentang keadaan di pihak Osman. Kabarnya, Osman sudah hampir nggak bisa bertahan lagi.""Dalam beberapa hari ke depan, kemungkinan kota itu akan jatuh ke tangan Senia. Kalau saat itu tiba dan kita baru bergerak menuju Kerajaan Nuala, Osman mungkin sudah tewas ...."Rakyat Kerajaan Nuala berjuang mati-matian untuk mempertahankan kota mereka. Ditambah lagi, para prajurit dari Kerajaan Agrel sangat kejam. Jika mereka berhasil menerobos kota, pasti akan terjadi pembantaian dan yang menderita adalah rakyat.Osman adalah sekutu mereka. Danu sejak lama sudah menganggapnya sebagai bagian dari kelompok mereka sendiri. Bagaimanapun, setelah Wira berhasil menumbangkan Ciputra, tidak akan ada yang mampu menandinginya lagi. Penyatuan seluruh negeri hanyalah masalah waktu.Lucy juga m