Share

Bab 257

Danu dan Doddy merasa orang ini sangat berbahaya. Aura membunuh yang dipancarkannya bahkan lebih menakutkan daripada ayah mereka.

Andi buru-buru berkata, “Danu, Doddy, jangan nggak sopan! Dia itu Panglima Yudha, panglima muda Pasukan Zirah Hitam.”

Yudha tersenyum pada Danu dan Doddy, lalu berjalan ke hadapan Wira. Kemudian, dia berkata sambil memberi hormat, “Aku Yudha, putra Dirga. Hormat, Tuan Wahyudi. Terima kasih sudah menciptakan puisi untuk mengenang ayahku di Kompetisi Puisi Naga!”

Wira juga ikut memberi hormat dan menjawab, “Panglima Yudha, kamu nggak perlu memberi hormat kepadaku. Sejujurnya, aku memang sangat kagum pada Panglima Dirga. Tapi, puisi itu bukan diciptakan untuk mengenang Panglima Dirga.”

Yudha menggeleng dan berkata dengan serius, “Tidak peduli siapa yang Tuan pikirkan saat menciptakan puisi itu, dengan judul ‘Mengenang Dirga’, orang-orang akan mengingat Ayah saat membaca puisi itu. Kamu pantas menerima penghormatan dariku!”

Wira pun mengalihkan pembicaraan denga
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (7)
goodnovel comment avatar
Herdawati Hassan
menarik. tapi perlukan kesabaran.
goodnovel comment avatar
Rumahternak
menguras kesabaran
goodnovel comment avatar
Anwar Sajja
nex d tunggu bab selanjutnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status