Danu dan Doddy merasa orang ini sangat berbahaya. Aura membunuh yang dipancarkannya bahkan lebih menakutkan daripada ayah mereka.Andi buru-buru berkata, “Danu, Doddy, jangan nggak sopan! Dia itu Panglima Yudha, panglima muda Pasukan Zirah Hitam.”Yudha tersenyum pada Danu dan Doddy, lalu berjalan ke hadapan Wira. Kemudian, dia berkata sambil memberi hormat, “Aku Yudha, putra Dirga. Hormat, Tuan Wahyudi. Terima kasih sudah menciptakan puisi untuk mengenang ayahku di Kompetisi Puisi Naga!”Wira juga ikut memberi hormat dan menjawab, “Panglima Yudha, kamu nggak perlu memberi hormat kepadaku. Sejujurnya, aku memang sangat kagum pada Panglima Dirga. Tapi, puisi itu bukan diciptakan untuk mengenang Panglima Dirga.”Yudha menggeleng dan berkata dengan serius, “Tidak peduli siapa yang Tuan pikirkan saat menciptakan puisi itu, dengan judul ‘Mengenang Dirga’, orang-orang akan mengingat Ayah saat membaca puisi itu. Kamu pantas menerima penghormatan dariku!”Wira pun mengalihkan pembicaraan denga
Di tengah ruangan, ada sebuah bingkai besar. Di atasnya, ada tiga buah busur raksasa, berbagai jenis tali busur, tali, dan roda. Bentuknya terlihat sangat unik.Wira menjawab dengan jujur, “Namanya misil tiga busur. Ini adalah senjata yang kuciptakan untuk para prajurit di Perbatasan Loko dengan harapan bisa membantu mereka mengalahkan bangsa Agrel.”Yudha langsung bertanya dengan bersemangat, “Aku nggak nyangka Tuan juga mahir dalam menciptakan senjata. Berapa banyak orang yang diperlukan untuk mengoperasikan misil tiga busur ini? Seberapa jauh jangkauan tembakannya?”Wira berpikir sejenak, lalu menjawab, “Kira-kira satu kilometer. Alat ini cukup dioperasikan oleh satu orang!”Yudha pun terkejut dan bertanya, “Apa alat ini boleh dicoba?”Nuala juga memiliki busur raksasa yang bisa memanah satu anak panah besar. Jangkauan tembakannya sekitar 300 meter, tetapi harus ada 20 orang yang menarik busur. Setelah tiga kali, semua penarik busur akan kehilangan seluruh tenaga dan tidak mampu men
Yudha bertanya dengan heran, “Kesalahan informasi?”Wira menjawab, “Iya, ketidakseimbangan informasi. Aku mengerti soal kekuatan mereka, tapi mereka nggak tahu apa-apa tentang kemampuanku. Aku mengumpulkan seluruh tenagaku, sedangkan mereka menyebarkan kekuatan mereka.”“Ketidakseimbangan informasi. Aku sudah mengerti, Tuan. Maksudmu, saat berperang, kita nggak boleh membiarkan musuh mengetahui situasi kita. Saat kita kuat, kita bisa berpura-pura lemah untuk memancing musuh masuk ke jebakan kita. Saat lemah, kita boleh berpura-pura kuat dan mengintimidasi musuh agar mereka nggak berani bertindak sembarangan,” ujar Yudha dengan bersemangat.“Intinya, kita harus selalu mengumpulkan kekuatan dan menciptakan situasi yang menguntungkan diri sendiri. Selain itu, kita juga harus berusaha melenyapkan musuh sebanyak mungkin dan melindungi diri sendiri!”Wira tertegun sejenak, lalu menjawab sambil mengangguk, “Emm, benar!”Yudha menangkupkan tangannya dan berkata, “Terima kasih atas bimbingannya
Raditya menepuk-nepuk bahu Raharja, lalu berkata, “Entah apa yang dipikirkan Raja Tanuwi saat ini. Saat berjaga malam nanti, kamu harus lebih waspada. Jangan sampai pria licik itu punya kesempatan untuk menyerang!”“Wakil Komandan tenang saja. Kalau terjadi sedikit pun kesalahan, aku akan membayarnya dengan nyawaku!” ujar Raharja dengan suara lantang.Raditya mengangguk, lalu berbalik sambil berkata, “Emm, aku sudah te .... Ah!” Bruk! Sebelum Raditya selesai berbicara, Raharja sudah menghunuskan pedangnya dan menikam perut Raditya.“Beraninya sekali kamu!” Kedelapan pengawal pribadi Raditya langsung murka dan hendak menghunuskan pedang mereka. Namun, sebelum mereka sempat melakukannya, dada mereka sudah ditembus pedang.Adegan ini tidak menarik perhatian banyak orang. Sebab, semua yang ada di atas tembok kota itu adalah prajurit Raharja.“Ah! Ka ... kamu .... Kenapa?” Raharja menarik pedangnya, lalu Raditya pun terjatuh ke lantai dengan lemas.Raharja menyeka bekas darah dari pedangny
Raja Tanuwi menunduk untuk menatap jenderal itu, lalu bertanya dengan datar, “Seberapa tinggi jabatanmu di Nuala?”Raharja menjawab dengan hormat, “Lapor Raja, aku merupakan seorang jenderal tingkat kelima atas.”Raja Tanuwi berkata dengan suara berat, “Kamu sudah berjasa karena mempersembahkan kota ini kepadaku. Aku akan mengangkatmu menjadi komandan tingkat ketiga atas di Kerajaan Agrel Selatan. Selain itu, aku akan memberimu sebidang tanah luas, gelar bangsawan rendah, dan pendapatan 3.000 penduduk yang bisa kamu wariskan secara turun-menurun!”Kerajaan Agrel terbagi menjadi dua, yaitu bagian utara dan selatan. Kerajaan Agrel Utara memimpin para bangsawan tinggi bangsa Agrel, sedangkan Kerajaan Agrel selatan memerintah rakyat jelata wilayah Nuala.“Terima kasih, Raja. Aku bersedia mempersembahkan hidupku untuk melayani Kerajaan Agrel!” ujar Raharja dengan gembira sambil bersujud. Dia merasa pengkhianatan yang dilakukannya kali ini sudah mendapatkan hasil yang sangat sepadan.Di Nual
Mendengar berita yang menggemparkan itu, Wira merasa sangat terkejut, tetapi tidak menunjukkannya. Bangsa Agrel baru menyerang Perbatasan Loko tidak sampai tiga hari, tetapi sudah berhasil melumpuhkannya. Bukankah Perbatasan Loko memiliki pertahanan yang kuat? Apa semua prajurit di sana begitu tidak berguna?Melihat ekspresi Wira yang tidak berubah, para pemuda dari Dusun Darmadi merasa sangat kagum. Mereka semua memuji dalam hati, ‘Kak Wira memang hebat! Setelah mendengar berita yang begitu menggemparkan, dia tetap mampu bersikap tenang!’“Saat ini, para prajurit yang tersisa dari Perbatasan Loko dan rakyat jelata dari wilayah utara sedang melakukan perjalanan kemari! Sebagian besar keluarga besar di kota ini sudah nggak berpikir untuk berkemas lagi dan akan langsung meninggalkan kota. Ada banyak orang yang bilang kalau Kota Pusat Pemerintahan Jagabu nggak akan bertahan. Apa kita juga harus kembali sekarang?” tanya Dian.Wira pun mengerutkan keningnya. Perbatasan Loko sudah jatuh ke t
“Kenapa kamu masih bengong? Apa kamu nggak dengar bangsa Agrel sudah berhasil mendapatkan Perbatasan Loko?” Tepat pada saat ini, Harsa berjalan masuk dan berkata, “Dari kecepatan penyerangan bangsa Agrel, mereka pasti akan tiba di luar Kota Pusat Pemerintahan Jagabu besok. Kita harus segera pergi. Kalau nggak, kita nggak bakal bisa kabur lagi!”Wira bertanya dengan heran, “Memangnya kita mau ke mana? Raja Tanuwi bahkan mampu mendapatkan Perbatasan Loko yang begitu kokoh. Berdasarkan kecepatan penyerangan mereka, Kota Pusat Pemerintahan Jagabu nggak akan bertahan lama!”“Nggak peduli seberapa lama kota ini bisa bertahan, kita masih sempat meninggalkan tempat ini. Sebaiknya kita kembali ke Kabupaten Uswal untuk menjemput Wulan, lalu pergi ke kota provinsi. Kalau kota provinsi nggak aman, kita pergi ke ibu kota,” jawab Harsa dengan terburu-buru.Wira bertanya, “Bagaimana kalau bangsa Agrel menyerang sampai ibu kota?”Harsa berteriak marah, “Nggak mungkin! Nggak mungkin!”“Kenapa nggak mun
Yudha langsung berbalik dan menjawab, “Aku akan menunduk pada Chandika dan membiarkannya memerintahku. Asalkan dia bersedia menerima usulku, kita pasti bisa melindungi Kota Pusat Pemerintahan Jagabu!”“Yudha, kamu nggak tahu seberapa mengerikannya persaingan di istana!” Putro adalah orang yang berpengalaman, dia pun menasihati, “Kamu kira dia akan menerima usulmu biarpun kamu tunduk? Nggak mungkin. Dia hanya akan memanfaatkanmu. Kalau kota ini berhasil dilindungi, dia yang akan berjasa. Kalau gagal, dia akan langsung kabur dan menyalahkanmu atas semuanya!”Sebelum pergi, Yudha berkata, “Asalkan bisa melindungi Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, aku rela mengorbankan hidupku!”Putro menggeleng dan berdesah, “Haih. Anak itu sama saja seperti ayahnya. Mereka hanya berpikir untuk setia pada kerajaan dan berkorban demi rakyat tanpa tahu seberapa kejamnya hati manusia.”“Kak, belum tentu dia nggak ngerti. Aku rasa, dia hanya ingin berpegang teguh pada keyakinannya. Orang baik sepertinya sudah s
Kali ini, Dahlan datang memang demi Wira.Tampaknya eksistensi Wira bukan hanya memengaruhi Ciputra dan Kerajaan Beluana, tetapi juga memengaruhi Senia serta Kerajaan Agrel.Namun, jika dipikirkan lebih jauh, hal ini masuk akal. Meskipun fondasi kekuasaan Senia berada di Kerajaan Agrel, siapa yang tidak tahu ambisinya begitu besar?Senia tentu saja ingin merebut wilayah Wira, lalu mengerahkan pasukan ke selatan dan langsung menyerbu Dataran Tengah. Dengan demikian, Senia dapat mengamankan posisinya sebagai penguasa.Ketika saat itu tiba, persaingan antara Ciputra dan Senia tidak akan terhindarkan. Melawan Senia sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan menghadapi Wira.Apalagi, Senia berasal dari suku lain. Dalam perbandingan di antara keduanya, rakyat di sembilan provinsi ini tentu lebih berpihak kepada Ciputra. Ciputra sangat yakin tentang ini.Namun, saat mendengar Dahlan mengatakan hal itu, dia tidak bisa menunjukkan kegelisahan yang berlebihan agar rencananya tidak terbaca oleh ora
"Lebih baik kita masuk ke kota dulu. Perang itu memang nggak terhindarkan. Tapi, bagaimana kita melawannya, kita masih perlu membahasnya dengan yang lainnya dulu," kata Wira sambil tersenyum dan menepuk bahu Agha.Meskipun Agha agak ceroboh dan gegabah, Wira tetap menganggapnya sebagai adik sendiri. Lagi pula, Agha melakukan semua itu juga demi kebaikannya. Memiliki ambisi untuk maju di medan perang juga termasuk hal yang baik.Dalam sekejap, semua orang sudah bergerak menuju Provinsi Yonggu.....Saat ini, di Kerajaan Beluana.Setelah mengetahui kedatangan Dahlan, Ciputra yang langsung menemuinya dan saat ini keduanya sedang berada di ruang kerja istana. Selain pengawal dan pelayan istana, tidak ada orang lain lagi di sana. Para pejabat pemerintahan juga tidak dipanggil untuk hadir di sana.Ciputra merasa statusnya sangat jauh berbeda dengan Dahlan yang hanya seorang pangeran saja, sehingga dia tidak perlu sungkan. Dia sendiri yang langsung menyelesaikan masalah ini pun sudah termasuk
Ararya memang sangat berhati-hati. Jika tidak, dia tidak akan bisa sampai ke posisinya saat ini.Kresna menganggukkan kepala. "Baik."Setelah membahas semuanya, ketiganya punya berpisah dan pergi ke wilayah mereka masing-masing.Pada malam harinya, Kresna segera mengirimkan pesan pada Wira untuk memberi tahu situasi mereka di sana. Langkahnya ini memang sangat berisiko karena mereka tidak memiliki cara berkomunikasi lain dengan Wira, hanya bisa mengandalkan cara mengirim pesan dengan burung merpati ini. Jika tidak dalam keadaan darurat, mereka pasti tidak akan berani mengambil risiko ini.Untuk mengirim pesan dengan burung merpati bisa sampai ke tangan Wira, perjalanannya harus melewati ribuan gunung dan sungai. Tempat pertama yang harus dilalui adalah wilayah tandus di utara ini. Apalagi tanah yang sudah mereka huni selama puluhan tahun ini merupakan tempat yang sering berubah secara mendadak. Namun, demi rencana besar kelak, Kresna hanya bisa mengambil risiko ini.Untungnya, Wira tet
Dwipangga tetap tidak berbicara. Sekarang dia sudah tahu apa yang dilakukannya tadi adalah salah."Sudahlah. Bukankah sekarang juga nggak terjadi kejadian besar? Kalau begitu, jangan mempersulit Dwipangga lagi. Dia juga karena memikirkan kita, jadi bertindak gegabah. Anak muda memang harus bersemangat. Anak-anakku malah nggak punya semangat sedikit pun. Kalau aku bisa punya putra seperti Dwipangga, aku akan merasa sangat bersyukur," kata Kresna.Kresna bukannya sengaja memuji Dwipangga, tetapi anak-anaknya memang tidak bisa dibandingkan dengan Dwipangga. Jika tidak, dia tidak perlu memikul semua beban ini sendirian. Selama bertahun-tahun ini, dia juga sudah merasa kelelahan dan ingin menikmati masa tuanya dengan tenang seperti orang lain. Namun, urusan di pemerintahan memang selalu memerlukan banyak tenaga dan pikiran.Ararya hanya menghela napas. Melihat Kresna yang membela Dwipangga, dia pun tidak banyak berbicara lagi."Kalau kelak kamu gegabah lagi, kamu akan tetap tinggal di rumah
"Selain itu, pemikiran Raja Ararya dan Raja Kresna juga nggak sama denganmu. Kenapa Ratu masih membiarkan mereka pergi? Sekarang hanya ada mereka bertiga saja, kita bisa langsung menyingkirkan mereka," kata kepala kasim itu.Berhubung karena tidak ada asisten yang bisa diandalkan Senia lagi, kepala kasim pun naik jabatan. Sekarang, dia selalu berada di sisi Senia kapan pun. Namun, ide-ide yang diberikannya semuanya adalah ide buruk karena dia hanya seorang kasim biasa yang tidak memiliki pandangan jauh ke depan. Untungnya, dia pandai berbicara, sehingga dia lebih disukai dan bisa tetap berada di sisi Senia.Senia berkata, "Kamu pikir aku nggak ingin menyingkirkan mereka? Sejak aku naik takhta, mereka selalu menjadi masalah besar bagiku. Aku sudah lama ingin menyingkirkan mereka. Tapi, mereka punya kekuasaan militer dan sekarang juga adalah saat yang penting untuk merekrut orang. Kalau terjadi pemberontakan internal, situasinya akan makin nggak terkendali dan itu nggak menguntungkanku."
Senia berkata dengan nada yang tetap tegas, "Sudahlah, aku ini juga nggak makan manusia. Aku hanya ingin melihat, apa aku bisa memberikan jabatan yang bagus untuk putramu ini. Perang akan terjadi sebentar lagi. Setelah Dahlan kembali nanti, dia akan membawa kabar dari Kerajaan Beluana. Kalau Kerajaan Beluana bersedia kerja sama dengan kita, kita bisa langsung berperang dengan Wira.""Pada saat itu, nggak peduli seberapa hebat pun Wira, dia nggak akan bisa menghadapi kerja sama kedua kerajaan ini."Setelah mengatakan itu, Senia kembali duduk di takhta dan menuangkan teh untuk dirinya sendiri dengan tatapan yang sangat tajam.Ararya dan Kresna saling memandang dengan ekspresi terkejut. Pantas saja mereka tidak melihat Dahlan setelah mereka kembali ke istana, ternyata dia sudah menuju ke Kerajaan Beluana. Senia jelas berencana untuk bekerja sama dengan Kerajaan Beluana dalam melawan Wira.Sayangnya, Wira memiliki hubungan yang baik dengan Kerajaan Nuala juga, bahkan bersahabat dengan berb
"Sebelum kalian berangkat, aku sudah bisa menebak hasilnya akan seperti ini. Kalau Wira bisa disingkirkan dengan begitu mudah, saat itu aku juga nggak perlu begitu repot-repot dan akhirnya sia-sia begitu saja. Mungkin langit nggak ingin Wira mati di tangan orang lain," gumam Senia.Senia tiba-tiba berdiri setelah mengatakan itu dan mendekati Kresna, Ararya, dan Dwipangga. Dia menatap mereka dengan tatapan yang sangat dingin, bahkan Ararya dan Kresna pun merinding.Sementara itu, Dwipangga yang selalu berdiri di samping juga terus menatap Senia dengan tatapan yang penuh dengan niat membunuh. Semua hal ini dimulai dari wanita di depannya ini. Jika tidak, mereka juga tidak akan berakhir begitu menyedihkan. Selama dia bisa membunuh wanita di depannya ini, semua masalah akan selesai.Ararya secara refleks menoleh dan menatap Dwipangga. Ayah dan anak ini memiliki ikatan yang sangat kuat dan saling memahami pemikiran masing-masing. Hanya dengan melihat tatapan Dwipangga, dia sudah tahu apa ya
"Selain itu, ini sudah termasuk hasil yang cukup bagus. Wira bukan orang biasa, mana mungkin kita bisa membunuhnya dengan mudah. Saat itu Ratu juga sudah berkali-kali mencoba membunuh Wira, tapi pada akhirnya Wira tetap berhasil melarikan diri. Dia bahkan rugi sendiri. Dia sendiri juga nggak bisa menyelesaikan tugas ini, mana mungkin kita bisa menyelesaikannya," kata Kresna.Kresna sudah berhubungan dengan Senia jauh lebih lama daripada Ararya. Selain itu, Ararya juga biasanya tidak peduli dengan urusan pemerintahan. Dibandingkan dengan Ararya, dia tentu saja jauh lebih memahami Senia.Ararya perlahan-lahan berkata, "Benar. Kalau memang itu sudah takdirnya, kita juga nggak bisa menghindar. Selama kita bisa menghindari masalah hari ini, kelak nggak akan ada begitu banyak masalah lagi.""Kita hanya perlu menunggu saatnya bertemu dengan Tuan Wira dengan sabar saja, lalu merencanakan strategi yang sempurna dan mengatasi semua ini. Setelah itu, kita bisa meninggalkan wilayah tandus di utara
Semua orang itu memahami kepribadian Wira, makanya mereka bersedia berada di sisi Wira dan melayaninya. Meskipun Wira adalah pemimpin yang menyerahkan semua tanggung jawab pada mereka, mereka juga tidak pernah mengeluh. Mereka hanya ingin melakukan tugas mereka dengan baik untuk membantu meringankan beban Wira dan menjaga kestabilan sembilan provinsi.Kresna berkata dengan tegas, "Nggak perlu. Kalau kamu adalah Senia, aku tentu saja akan curiga dia ingin menggunakan Gina untuk mengancamku. Senia memang bisa melakukan hal seperti itu. Tapi, sekarang orang yang ada di depanku adalah kamu, aku tahu sikap dan juga kepribadianmu. Lagi pula, Gina nggak aman di sisiku karena semua orang mengira dia sudah mati.""Kalau dia muncul di hadapan mereka lagi, mungkin itu akan membawa masalah yang nggak perlu bagi Gina. Aku takut bukan hanya nggak membantunya kalau sudah seperti itu, malahan akan membahayakannya ...."Selama tahu Gina masih hidup, itu saja sudah cukup bagi Kresna. Soal kapan mereka a