Raja Tanuwi menunduk untuk menatap jenderal itu, lalu bertanya dengan datar, “Seberapa tinggi jabatanmu di Nuala?”Raharja menjawab dengan hormat, “Lapor Raja, aku merupakan seorang jenderal tingkat kelima atas.”Raja Tanuwi berkata dengan suara berat, “Kamu sudah berjasa karena mempersembahkan kota ini kepadaku. Aku akan mengangkatmu menjadi komandan tingkat ketiga atas di Kerajaan Agrel Selatan. Selain itu, aku akan memberimu sebidang tanah luas, gelar bangsawan rendah, dan pendapatan 3.000 penduduk yang bisa kamu wariskan secara turun-menurun!”Kerajaan Agrel terbagi menjadi dua, yaitu bagian utara dan selatan. Kerajaan Agrel Utara memimpin para bangsawan tinggi bangsa Agrel, sedangkan Kerajaan Agrel selatan memerintah rakyat jelata wilayah Nuala.“Terima kasih, Raja. Aku bersedia mempersembahkan hidupku untuk melayani Kerajaan Agrel!” ujar Raharja dengan gembira sambil bersujud. Dia merasa pengkhianatan yang dilakukannya kali ini sudah mendapatkan hasil yang sangat sepadan.Di Nual
Mendengar berita yang menggemparkan itu, Wira merasa sangat terkejut, tetapi tidak menunjukkannya. Bangsa Agrel baru menyerang Perbatasan Loko tidak sampai tiga hari, tetapi sudah berhasil melumpuhkannya. Bukankah Perbatasan Loko memiliki pertahanan yang kuat? Apa semua prajurit di sana begitu tidak berguna?Melihat ekspresi Wira yang tidak berubah, para pemuda dari Dusun Darmadi merasa sangat kagum. Mereka semua memuji dalam hati, ‘Kak Wira memang hebat! Setelah mendengar berita yang begitu menggemparkan, dia tetap mampu bersikap tenang!’“Saat ini, para prajurit yang tersisa dari Perbatasan Loko dan rakyat jelata dari wilayah utara sedang melakukan perjalanan kemari! Sebagian besar keluarga besar di kota ini sudah nggak berpikir untuk berkemas lagi dan akan langsung meninggalkan kota. Ada banyak orang yang bilang kalau Kota Pusat Pemerintahan Jagabu nggak akan bertahan. Apa kita juga harus kembali sekarang?” tanya Dian.Wira pun mengerutkan keningnya. Perbatasan Loko sudah jatuh ke t
“Kenapa kamu masih bengong? Apa kamu nggak dengar bangsa Agrel sudah berhasil mendapatkan Perbatasan Loko?” Tepat pada saat ini, Harsa berjalan masuk dan berkata, “Dari kecepatan penyerangan bangsa Agrel, mereka pasti akan tiba di luar Kota Pusat Pemerintahan Jagabu besok. Kita harus segera pergi. Kalau nggak, kita nggak bakal bisa kabur lagi!”Wira bertanya dengan heran, “Memangnya kita mau ke mana? Raja Tanuwi bahkan mampu mendapatkan Perbatasan Loko yang begitu kokoh. Berdasarkan kecepatan penyerangan mereka, Kota Pusat Pemerintahan Jagabu nggak akan bertahan lama!”“Nggak peduli seberapa lama kota ini bisa bertahan, kita masih sempat meninggalkan tempat ini. Sebaiknya kita kembali ke Kabupaten Uswal untuk menjemput Wulan, lalu pergi ke kota provinsi. Kalau kota provinsi nggak aman, kita pergi ke ibu kota,” jawab Harsa dengan terburu-buru.Wira bertanya, “Bagaimana kalau bangsa Agrel menyerang sampai ibu kota?”Harsa berteriak marah, “Nggak mungkin! Nggak mungkin!”“Kenapa nggak mun
Yudha langsung berbalik dan menjawab, “Aku akan menunduk pada Chandika dan membiarkannya memerintahku. Asalkan dia bersedia menerima usulku, kita pasti bisa melindungi Kota Pusat Pemerintahan Jagabu!”“Yudha, kamu nggak tahu seberapa mengerikannya persaingan di istana!” Putro adalah orang yang berpengalaman, dia pun menasihati, “Kamu kira dia akan menerima usulmu biarpun kamu tunduk? Nggak mungkin. Dia hanya akan memanfaatkanmu. Kalau kota ini berhasil dilindungi, dia yang akan berjasa. Kalau gagal, dia akan langsung kabur dan menyalahkanmu atas semuanya!”Sebelum pergi, Yudha berkata, “Asalkan bisa melindungi Kota Pusat Pemerintahan Jagabu, aku rela mengorbankan hidupku!”Putro menggeleng dan berdesah, “Haih. Anak itu sama saja seperti ayahnya. Mereka hanya berpikir untuk setia pada kerajaan dan berkorban demi rakyat tanpa tahu seberapa kejamnya hati manusia.”“Kak, belum tentu dia nggak ngerti. Aku rasa, dia hanya ingin berpegang teguh pada keyakinannya. Orang baik sepertinya sudah s
Wira memang sudah memberi Wisnu dan yang lainnya sedikit uang. Namun, dengan harga barang yang melonjak tinggi, mereka pasti akan kelaparan setiap hari....“Apa? Raharja berkhianat dan membunuh Raditya sehingga Perbatasan Loko jatuh ke tangan musuh?”Chandika yang bersenang-senang semalaman baru bangun. Begitu mendengar berita ini, dia langsung tercengang dan terjatuh kembali ke tempat tidur. Kemudian, dia buru-buru berdiri dan berteriak, “Ce ... cepat bereskan semua barang! Kita harus segera kembali ke ibu kota! Kota Pusat Pemerintahan Jagabu sudah nggak aman!”“Tuan, nggak bisa begitu!” Seorang pengawal pribadinya buru-buru membujuk, “Kamu itu komandan pertahanan yang ditunjuk kerajaan. Dengan jatuhnya Perbatasan Loko ke tangan musuh, kamu sudah melakukan pelanggaran besar. Kalau kamu melarikan diri lagi, itu artinya kamu melalaikan tugas dan pasti akan diadili. Pada saat itu, bahkan ayahmu juga nggak akan bisa menolongmu!”Chandika memaki, “Sialan! Untuk apa aku peduli? Sekarang, P
Chandika melambaikan tangannya dan berkata, “Raja Tanuwi membawa pasukan besar yang jumlahnya mencapai 100 ribu prajurit, sedangkan kita hanya punya 20-30 ribu bawahan. Memangnya berapa banyak orang yang bisa kamu pilih? Melakukan serangan diam-diam nggak ada bedanya dengan menggali lubang kubur sendiri. Aku nggak akan setuju. Sebaiknya kamu pulang saja!”Buk!Yudha tidak rela untuk pergi. Setelah keluar dari kediaman Chandika, dia pun meninju dinding rumah. Apa yang terpenting saat berperang adalah moral prajurit. Jika moral prajurit rendah, memiliki seberapa banyak prajurit juga tidak akan berguna. Ini adalah kesempatan yang sangat bagus, tetapi Chandika malah tidak berani mengambil risiko.Tepat pada saat ini, kereta kuda Keluarga Barus melaju mendekat. Farrel yang memegang kipas turun dari kereta kuda diikuti gadis berpakaian ungu yang menggenggam Pedang Treksha.Farrel mengedipkan matanya dan berkata, “Panglima Yudha, kalau aku nggak salah tebak, kamu seharusnya datang untuk membe
Setelah membaca surat itu secara bergantian, semua orang pun mengerutkan keningnya.Jika Perbatasan Loko yang memiliki pertahanan kuat jatuh ke tangan musuh hanya dalam waktu tiga hari, berapa lama Kota Pusat Pemerintahan Jagabu sanggup bertahan? Raja Tanuwi memiliki kekuatan tempur yang sangat hebat. Siapa orang di Nuala yang mampu menghalanginya?Setelah terdiam beberapa saat, Kemal langsung berlutut dan berkata, “Yang Mulia, tolong segera keluarkan dekrit untuk mengangkat Yudha sebagai panglima tertinggi, lalu kerahkanlah seluruh prajurit di kota provinsi untuk menjaga pintu masuk kota agar mereka bisa menahan serangan pasukan Raja Tanuwi!”Setelah merenung sejenak, Raja Bakir bertanya, “Pak Ardi, bagaimana menurutmu?”“Yang Mulia, kemampuan Yudha memimpin pasukan memang jauh lebih hebat dari Chandika. Tapi, dia masih muda dan keras kepala, juga meremehkan bangsa Agrel. Kalau membiarkannya memimpin pasukan, dia pasti akan memilih untuk bertarung dengan bangsa Agrel.”Ardi melanjutka
Berhubung semua kebijakan yang diusulkan Wira sebelumnya masih belum dijalankan, Iqbal pun mengirimkan surat kepada Kemal lagi. Surat itu berisi tentang teori kemusnahan kerajaan setiap 300 tahun sekali dan mengisyaratkan bahwa Wira memahami rahasia alam. Dimas melangkah maju dan menegur, “Pak Kemal, jangan dikasih hati minta jantung. Yang Mulia sudah setuju untuk mengutus Panglima Yudha, tapi kamu malah mencoba memasukkan seorang pelajar yang bahkan belum lulus ujian kabupaten untuk bekerja di istana. Kalau Yang Mulia setuju, bukankah dia akan digunjing para cendekiawan di seluruh dunia?”Raja Bakir menjawab dengan acuh tak acuh, “Pak Kemal, jangan ungkit tentang masalah ini lagi. Seorang pelajar sepertinya mana mungkin punya begitu banyak bakat. Dia pasti hanyalah pesuruh orang lain.”Raja Bakir sudah mendapatkan informasi dari Pasukan Rahasia Naga dan mengetahui bahwa Wira memiliki hubungan yang sangat dekat dengan Putro selama di kota pusat pemerintahan. Dia merasa Putro yang suda