Share

Bab 24

Author: Arif
Akan ada orang yang melanggar perjanjian kerahasiaan, lalu meninggalkan tim untuk mencari ikan sendiri dan menjualnya.

Namun, karakter seseorang dapat terlihat dengan cara ini.

Orang yang memiliki pemikiran dangkal akan melupakan moralitas demi keuntungan pribadi. Jadi, mereka akan pergi menangkap ikan demi mendapatkan keuntungan sendiri. Sementara itu, orang yang memiliki karakter baik akan menepati janji dan mengajak yang lain untuk menghasilkan uang bersama-sama.

Hanya saja, setelah menerima keuntungan dari ini, mereka berlima tidak akan menganggap serius metode rahasia menangkap ikan lagi.

Setelah menyelesaikan sarapan dengan tergesa-gesa, Wira berganti pakaian dengan jubah sutra, lalu membawa Sony yang mengenakan pakaian satin, serta Danu dan Doddy yang membawa tongkat jujube panjang ke kediaman Jamadi yang 10 kilometer jauhnya.

Tempat tinggal Jamadi di Desa Pimola adalah rumah berbata yang memiliki delapan kamar dan ada dua patung singa menghiasi kedua sisi gerbangnya. Di pedesaa
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (4)
goodnovel comment avatar
salah Cucuk
pertanyaannya, kenapa harus prabayar GK kayak novel sebelah
goodnovel comment avatar
Fa Fah
ayooo,, teman apa musuh ............
goodnovel comment avatar
Jannah Firdaus
bagaimana cara membuka yg terkunci bun
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 25

    Sony, Danu, dan Doddy langsung tercengang.Mereka tak menduga Wira akan begitu berani mengintimidasi Jamadi.Hakim daerah ini punya pasukan pemanah dan pasukan militer. Selain itu, Jamadi adalah pejabat pemerintah di pedesaan yang bahkan lebih menakutkan dari kepala desa.Jamadi yang mendengar ini langsung murung. Ada kemarahan yang mencuat di hatinya, tetapi dia bisa menahannya. Dia pun berkata dengan dingin, "Itu tergantung seberapa tulusnya kamu!"Perlu diketahui, hakim daerah dan kepala desa berkomplot demi memeras uang masyarakat. Namun, uang yang didapatkan ini masih harus diserahkan ke atasan mereka. Jadi, mereka hanya bisa menikmati sedikit keuntungannya. Jika Wira bisa memberinya manfaat yang menarik, sekedar menyapa Budi bukankah apa-apa.Wira pun mengeluarkan 2.000 gabak sembari berkata, "Ambil ini dan traktir pengikutmu untuk makan-makan."Mata pengikut Jamadi langsung berubah menjadi hijau. Mereka tidak menyangka orang ini akan langsung mengeluarkan 2.000 gabak. Bocah ini

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 26

    Setibanya di sebuah kediaman kecil berdinding batako, Jamadi pun mengeluarkan pisau lengkung yang tergantung di pinggangnya dan mengayunkannya.Dua pasukan yang membawa tongkat pun segera menendang pintu kayu yang bobrok itu. Kemudian, tiga pasukan berjaga di depan dan dua pemanah yang sudah bersiap dengan busur menerobos masuk secara bersamaan.Di dalam sana, tampak seorang wanita kurus sedang berjalan keluar dari dapur. Dia bertanya, "Tuan-tuan, ada masalah apa?""Gavin, kamu sudah melakukan kejahatan. Cepat keluar!"Jamadi yang mengabaikan pertanyaan wanita tua itu melambaikan pedang lengkungnya dan lima orang segera menerobos masuk ke dalam rumah.Brak!Dua pintu kayu terbanting ke luar dan langsung menjungkirbalikkan mereka berlima. Setelah itu, tampak seorang pemuda bergegas keluar dengan pisau dan langsung menyerang Jamadi.Wira tercengang. Dia mendapati bahwa sorot mata pemuda ini sangat kuat dan wajahnya memancarkan aura membunuh!Tak terduga, Jamadi yang bahkan tidak mengangk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 27

    "Diam! Siapa yang berani berkata lagi akan dijebloskan ke penjara juga!" seru Jamadi dengan nada dingin dan ekspresinya juga tampak tegas.Dia sering melihat hal seperti itu. Meskipun terlihat menyedihkan, tetap saja ada beberapa pencuri yang terlahir sebagai orang jahat. Jadi, dia tidak tersentuh sedikitpun.Jika ingin bertahan di dunia yang kacau ini, hati pun harus teguh.Penduduk desa yang mendengar ini tidak berani mengatakan apa-apa lagi. Sementara itu, Ibunya Gavin beserta ketiga menantunya hanya bisa menyeka air mata dan terisak."Gavin, Gandi, Ganjar, kemarin malam, kalian pergi ke kediaman Wira untuk merampok. Ganjar, Doddy memukulmu dari belakang. Gandi, kamu dicakar di bagian bahu. Sekarang, bukti ada di depan mata. Kalian mau mengaku atau nggak?" ”Wira pun membuka pakaian mereka berdua, lalu mendapati bekas tinju di punggung Ganjar dan luka gores di bahu Gandi. Selain itu, Wira juga mengeluarkan sobekan pakaian yang ternoda darah.ketiga bersaudara itu saling memandang, l

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 28

    Doddy awalnya masih belum bereaksi. Namun, dia langsung menatap ke arah Wira dengan serius begitu dipukul oleh Danu. Doddy pun berkata, "Ya, ya. Hanya satu pencuri.""Ya. Tiap orang pasti punya ingatan yang buruk. Syukurlah kalau ingat," ujar Jamadi sambil diam-diam mengambil uang itu. Kemudian, dia melanjutkan, "Pencurinya ada satu, tapi kita lebih tangkap dua orang. Tuan Wira, apa kamu mau melepaskan mereka?"Wira memandang ketiga bersaudara itu, lalu berkata, "Kalian bertiga, pilih sendiri siapa di antara kalian yang akan masuk penjara dan siapa yang akan tinggal untuk mengurus keluarga!"Tiga bersaudara itu terkejut sejenak, lalu mulai berebut mau masuk penjara."Aku adalah yang tertua, aku akan masuk penjara. Kalian berdua, tolong jaga keluarga kita baik-baik!" ujar Gandi."Kak, Gandi aku saja yang pergi. Aku sudah terluka dan hidupku nggak lama lagi. Biarkan aku saja yang masuk penjara," celetuk Ganjar."Kak Gavin, Ganjar, aku saja yang pergi. Ada bukti sobekan bajuku waktu bahuk

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 29

    Di Dusun Silali, di sebuah rumah bata. Rumah itu adalah kediaman Budi.Tampak Budi yang sedang duduk di kursi malas dengan handuk hangat menutupi wajahnya. Wajahnya bengkak karena dipukuli oleh Wira kemarin. Namun, bengkak di wajahnya hari ini makin parah. Dia pun menggertakkan giginya dan berkata, "Apa ada pencuri yang pergi ke kediaman Wira tadi malam?"Seorang pelayan berkata, "Ya. Ada pencuri yang merampok 100.000 gabak milik Sony dan bajingan itu menangis sepanjang pagi."Budi tercengang. Dia berseru, "Apa anak nggak berguna itu gila? Dia benar-benar memberi pengangguran itu 100.000 gabak?"Pelayan itu mengangguk sembari membatin, orang itu nggak gila, orang itu murah hati. Nggak seperti kamu yang pelit sekali. Aku sudah bekerja keras selama setahun. Tapi, beberapa gabak pun nggak dapat.Budi menggertakkan giginya, lalu berujar, "Bagaimana dengan anak nggak berguna itu? Gavin bersaudara sudah pergi ke rumahnya, apa mereka menikamnya? Atau mungkin membunuhnya?"Pelayan yang mendeng

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 30

    Warga desa yang mendengar ini langsung menghentikan langkah mereka."Jangan dengarkan dia. Aku ini kepala desa. Siapa pun yang bisa menangkap atau memukul anak nggak berguna itu, uang sewa tahun depan akan dibebaskan 10%." Budi menawarkan hadiah.Ini memang kurang setengah dari yang dijanjikan. Namun, ucapan Budi ini tetap membuat warga desa menggila dan menyerbu ke depan."Berhenti! Berhenti! Kalau kalian masih berani maju, aku akan melepaskan panah!" teriak Jamadi dan suaranya melengking. Namun, warga tidak berhenti sama sekali. Jadi, dia segera berteriak kepada bawahannya untuk bubar dan berkata kepada Wira, "Wira, nggak bisa. Mereka sudah menggila. Ayo, mundur dulu. Aku nggak akan kenapa-kenapa, tapi kamu bakal dipukul sampai mati!"Pemanah dan prajurit kekar pun mundur ketakutan!"Berikan aku busur dan anak panah!" Wira meraih seorang pemanah, lalu mengambil busur dan anak panah di tangannya. Setelah itu, dia menarik anak panah tersebut.Wooosh!Panah bulu meninggalkan tali busur

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 31

    Detik berikutnya, Jamadi kembali tersadar bahwa perhitungannya salah. Namun, nominal yang ditawarkan sebesar 12.000 gabak itu termasuk cukup menggiurkan.Budi diam-diam merasa bangga. Sifat Jamadi memang sangat tamak, dia berani melakukan apa pun asalkan diberi imbalan yang setimpal. Saat ini, sebaiknya dia memberikan sejumlah uang kepada Jamadi untuk membereskan pecundang ini. Setelah itu, barulah Budi akan membuat perhitungan pada Jamadi.Wira melirik Jamadi sekilas dan berkata, "Kamu tergoda?""Omong kosong apa? Memangnya aku ini orang yang mementingkan keuntungan?"Ekspresi Jamadi tampak suram, dia melambaikan tangan sambil berkata, "Budi bersekongkol dengan perampok, bawa dia ke pengadilan daerah!""Jamadi, kamu ... kamu ...."Seketika, Budi tercengang. Entah mengapa sifat Jamadi tiba-tiba berubah.Tanpa berbicara sama sekali, Jamadi hanya tersenyum sinis. Dia memang menyukai uang, tetapi Jamadi bisa membedakan uang mana yang pantas diterimanya.Budi adalah orang yang licik. Kalau

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 32

    Raut wajah Jamadi berubah drastis.Di kabupaten, ada tiga keluarga kaya yang terkenal, yaitu Sutedja, Silali, dan Wibowo. Ketiga keluarga ini menguasai industri yang paling menguntungkan, yaitu kain, garam, dan beras. Keluarga Silali adalah pedagang garam terbesar di kabupaten tersebut.Sebelumnya, Budi mengeklaim memiliki hubungan dengan Keluarga Silali di kabupaten. Saat itu, semua orang menganggap omongannya itu hanyalah bualan belaka. Sekarang, tampaknya omongannya memang benar.Tirai kereta dibuka, terlihat seorang pemuda yang mengenakan kain penutup kepala dan jubah brokat turun dari kereta tersebut. Dia memberi salam kepada Wira dari kejauhan dengan hormat, "Saudara Wahyudi, lama tidak bertemu!"Wahyudi adalah namanya sebelumnya.Wira membalasnya dengan ekspresi datar, "Katakan saja langsung apa maumu!"Mahendra Silali, pewaris Keluarga Silali di kabupaten, memiliki usia yang sama dengan Wira. Mereka berdua lulus sebagai murid sekolah rendah pada saat yang sama. Tahun ini, Mahen

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3267

    Zaki menatap mata-mata itu, lalu bertanya dengan suara rendah, "Jadi, sekarang bisa dipastikan bahwa Jenderal Joko dan pasukannya sudah mundur?"Mata-mata itu mengangguk pelan, lalu berkata lagi, "Bukan hanya Jenderal Joko, bahkan Jenderal Kahlil juga sedang mundur saat ini."Kahlil? Zaki tertegun sejenak. Dia langsung teringat pada orang itu, bawahan Joko sekaligus orang yang memiliki hubungan baik dengannya.Dalam sekejap, Zaki menyadari bahwa Kahlil datang untuk memberi bantuan. Namun, melihat keadaan saat ini, Zaki mengerutkan alisnya. Setelah berpikir beberapa saat, dia bertanya, "Tadi Jenderal Kahlil datang untuk membantu kita? Kenapa aku nggak melihat mereka bertempur?"Zaki tahu seperti apa kemampuan Kahlil. Dia naik pangkat dari prajurit biasa menjadi seorang jenderal kavaleri yang tangguh. Meskipun pangkatnya tidak terlalu tinggi, kecepatannya dalam bertempur tidak bisa diremehkan.Joko mengirim Kahlil untuk membantunya, yang membuktikan betapa besar kepercayaan Joko terhadap

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3266

    Arhan mengernyit mendengar kata-kata itu. Menurutnya, situasi ini memang agak merepotkan. Terlebih lagi dari sudut pandangnya saat ini, masalah ini tidak mudah untuk diatasi.Setelah beberapa saat, Arhan berucap, "Kalau dilihat sekarang, sepertinya mereka sedang menghadapi masalah, 'kan? Kita tunggu dan lihat saja dulu."Saat itu juga, dari kejauhan seorang mata-mata berlari mendekat. Begitu melihat mereka berdua, dia langsung menangkupkan tangan dan berkata, "Jenderal-jenderal, Tuan Wira telah memberi perintah dan membunyikan tanda untuk mundur, segera kembali!""Baik!" Mendengar perintah ini, Arhan dan Nafis tertegun sejenak. Dalam hati, mereka bertanya-tanya, kenapa harus mundur padahal pertempuran masih berlangsung dengan baik?Namun, mereka juga menyadari bahwa pasukan mereka telah mengalami banyak kerugian. Karena itulah, begitu Wira memberi perintah, keduanya tidak lagi bersikeras melanjutkan pertempuran.Setelah saling bertukar pandang, Arhan dan Nafis segera membawa pasukan me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3265

    Saat ini, Arhan sedang memimpin pasukannya untuk bergabung dengan Nafis dan pasukan musuh yang jumlahnya kurang dari sepuluh ribu itu tepat berada di depan mereka. Pertempuran ini membuat kedua belah pihak mengalami kerugian besar dan pasukan musuh berada dalam situasi yang sangat sulit.Jenderal yang bertugas memimpin kavaleri bantuan dari pasukan utara, Jeremy, pun mengernyitkan alis dan berkata, "Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Kenapa pasukan ini begitu hebat? Jumlah mereka hanya tinggal delapan ribu orang, tapi mereka bisa membantai begitu banyak pasukan kita."Mendengar perkataan itu, wakil jenderal yang berdiri di samping Jeremy menganggukkan kepala dan berkata, "Jenderal, orang ini adalah Arhan, jenderal Pasukan Harimau di bawah komando Trenggi dari Kerajaan Nuala. Meskipun hanya memimpin tiga ribu Pasukan Harimau, dia ini tetap sosok yang sangat berpengaruh di Kerajaan Nuala."Jeremy menganggukkan kepala, lalu berkata dengan penuh semangat, "Sayang sekali. Kalau orang sepert

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3264

    Mendengar perkataan itu, para wakil jenderal lainnya langsung tertegun karena mereka merasa keputusan itu terlalu berlebihan.Beberapa saat kemudian, wakil jenderal yang memperhatikan situasi ini mengernyitkan alis dan berkata, "Jenderal, bagaimana kita menjelaskannya pada Tuan?"Joko mengernyitkan alis dan perlahan-lahan berkata, "Saat kita kembali, aku sendiri yang akan meminta maaf pada Tuan. Tapi, sekarang kita benar-benar harus mundur. Kalau terus bertempur, kita benar-benar akan musnah. Kita harus menyelamatkan pasukan yang tersisa. Cepat kirim mata-mata ke sana."Para wakil jenderal mengernyitkan alis dan hanya segera bisa mengatur perintah Joko.Setelah mengatur semuanya, Joko menoleh dan menatap mata-mata di sampingnya.Mata-mata yang tadinya hendak mundur itu pun langsung menundukkan kepala karena mengira Joko ingin membunuhnya untuk melampiaskan amarahnya.Namun, Joko malah menatap mata-mata itu dan berkata, "Segera kirim pesan pada Tuan bilang sepertiga pasukanku sudah gugu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3263

    Mendengar perkataan Wira, kavaleri yang berada di barisan belakang merasa sangat bersemangat karena mereka merasa ini adalah kemenangan besar.Melihat Wira berhasil membantai delapan ribu kavaleri musuh hanya dengan dua ribu kavaleri, Adjie, Agha, dan yang lainnya langsung bersorak dengan lantang.Melihat pemandangan itu, ekspresi Joko menjadi sangat muram. Dia sama sekali tidak menyangka delapan ribu kavaleri sudah habis dimusnahkan musuh hanya dalam waktu kurang dari satu jam. Dia hanya bisa menutup matanya dan berpikir kali ini semuanya benar-benar sudah berakhir. Melihat pasukan di barisan depan sudah kehilangan semangat tempur, dia berteriak, "Mundur!"Joko merasa satu-satunya pilihan mereka sekarang hanya mundur. Jika tetap bertahan, mereka benar-benar akan musnah.Tepat pada saat itu, seorang kavaleri di barisan depan bergegas mendekati Joko. Sebelum kudanya berhenti sepenuhnya, dia langsung melompat turun dan berlutut di depan Joko sambil memberi hormat. "Jenderal, ada surat da

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3262

    Wakil jenderal itu menganggukkan kepala, lalu segera pergi menyampaikan perintah Wira.Setelah Wira mengatur pasukannya untuk kembali menyerang, wakil jenderal yang sebelumnya pergi menyampaikan perintah pun kembali. Setelah melihat Wira, dia mengernyitkan alis dan berkata dengan nada muram, "Tuan, persediaan panah kita sepertinya sudah hampir habis."Wira bertanya dengan ekspresi datar, "Masih cukup untuk berapa kali serangan lagi?"Pasukannya adalah pemanah dan juga kavaleri, sehingga Wira memilih strategi menyerang dengan cepat dan mundur untuk menghadapi wakil jenderal pasukan utara. Dengan begitu, mereka bisa menembak musuh dengan tepat dan sekaligus memastikan mereka bisa mundur kapan pun saat situasinya berubah.Mendengar pertanyaan itu, wakil jenderal yang membawa laporan itu pun menganggukkan kepala. Setelah terdiam sejenak, dia menatap Wira dan berkata, "Tuan, kita hanya bisa menyerang dua kali lagi dengan sisa panah yang ada."Wira menganggukkan kepala karena dia juga merasa

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3261

    Saat ini, wakil jenderal pasukan utara sedang memimpin pasukannya untuk menyerbu Wira dan pasukannya. Saat melihat pasukan Wira tiba-tiba membentuk formasi pun, dia langsung tercengang. Namun, dia juga menyadari mereka tidak sempat untuk mundur lagi, sehingga dia langsung berteriak, "Maju!"Setelah mendengar perintah itu, para prajurit di belakang wakil jenderal pasukan utara itu juga tercengang. Namun, perintah sudah dikeluarkan, mereka hanya bisa menggertakkan giginya dan tetap menyerang.Melihat pemandangan itu, Wira merasa gembira. Dia diam-diam berpikir pasukan musuh ini begitu bodoh, malah berani menyerang di saat seperti ini. Dia langsung berteriak dengan lantang, "Serang!"Seiring dengan perintah itu, para pemanah segera menarik panah mereka dan anak panah langsung memelesat ke arah kavaleri dari pasukan utara. Dalam sekejap, banyak kavaleri dari pasukan utara yang roboh.Melihat pemandangan itu, Wira tersenyum dan perlahan-lahan berkata, "Hehe. Bagus!"Wakil jenderal dari pasu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3260

    Mendengar perkataan itu, semua orang menganggukkan kepala. Menurut mereka, tuan mereka benar-benar sudah mengambil langkah tak terduga. Jika kali ini mereka berhasil mengalahkan musuh, rencana ini boleh dilaksanakan.Setelah memimpin pasukannya menyerbu ke depan, wakil jenderal pasukan utara itu langsung terkejut saat melihat begitu banyak orang di depan. Dia pun mengernyitkan alis karena menyadari ternyata kelompok ini malah sedang menunggu mereka. Dia tahu betul betapa liciknya Wira, sehingga sekarang dia sangat khawatir Wira akan merencanakan tipu muslihat dan menunggunya terjebak.Melihat wakil jenderal dari pasukan utara tidak berani sembarangan maju, Wira yang berada di kejauhan pun tersenyum dan langsung berteriak, "Saudara-saudara, kita maju perlahan-lahan."Begitu mendengar perintah itu, banyak prajurit yang mulai perlahan-lahan maju dan terlihat seperti hanya berjalan dari kejauhan. Namun, mereka sudah tahu ini adalah bagian dari strategi, pasukan lawan hanya terlihat percaya

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3259

    Saat ini, Adjie masih sedang mempertimbangkan berbagai hal lainnya karena pertempuran mereka melawan Joko dan pasukannya sudah terlalu lama. Jika dibiarkan terus seperti ini, dia khawatir akan terjadi sesuatu dan ini juga bukan solusi yang baik.Tepat pada saat itu, mata-mata yang selalu mengikuti Adjie pun berlari mendekat dan berkata dengan pelan, "Jenderal, Tuan juga sudah memimpin pasukan keluar."Adjie langsung terkejut saat mendengar laporan itu, lalu menatap mata-mata itu dan bertanya sambil mengernyitkan alis, "Apa yang sebenarnya sudah terjadi? Bukankah sebelumnya kita sudah meninggalkan dua ribu pasukan untuk melindungi Tuan? Kenapa masih membiarkan Tuan turun ke medan perang lagi?"Pada saat yang bersamaan, Agha yang sedang bekerja sama dengan Adjie untuk menyerang kavaleri dari pasukan utara juga mengernyitkan alis saat menerima berita tentang Wira memimpin pasukan.Untungnya, Wira sudah mengirim mata-mata ke Adjie dan Agha terlebih dahulu, sehingga kedua orang itu bisa bek

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status