Share

Bab 32

Author: Arif
Raut wajah Jamadi berubah drastis.

Di kabupaten, ada tiga keluarga kaya yang terkenal, yaitu Sutedja, Silali, dan Wibowo. Ketiga keluarga ini menguasai industri yang paling menguntungkan, yaitu kain, garam, dan beras. Keluarga Silali adalah pedagang garam terbesar di kabupaten tersebut.

Sebelumnya, Budi mengeklaim memiliki hubungan dengan Keluarga Silali di kabupaten. Saat itu, semua orang menganggap omongannya itu hanyalah bualan belaka. Sekarang, tampaknya omongannya memang benar.

Tirai kereta dibuka, terlihat seorang pemuda yang mengenakan kain penutup kepala dan jubah brokat turun dari kereta tersebut. Dia memberi salam kepada Wira dari kejauhan dengan hormat, "Saudara Wahyudi, lama tidak bertemu!"

Wahyudi adalah namanya sebelumnya.

Wira membalasnya dengan ekspresi datar, "Katakan saja langsung apa maumu!"

Mahendra Silali, pewaris Keluarga Silali di kabupaten, memiliki usia yang sama dengan Wira. Mereka berdua lulus sebagai murid sekolah rendah pada saat yang sama. Tahun ini, Mahen
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Maya Gustina
jadi masalah nya itu rebutan cewek.. plot twist yg uwow sekalee
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 33

    Jamadi terkejut. Dia tidak menyangka ada rencana seperti ini di balik masalah ini.Budi tersenyum sinis. Jika bukan karena ada dukungan dari Tuan Mahendra, dia tidak akan berani menyusun rencana seperti ini terhadap seorang cendekiawan.Danu, Doddy, dan Sony mengepalkan tangan mereka sambil menatap marah pada Mahendra. "Bencana yang lebih besar?"Wira mengangkat alisnya dan menyipitkan matanya, lalu melayangkan sebuah tinjuan ke wajah Mahendra. "Apakah ini cukup besar?"Buk buk buk!Mahendra terhuyung mundur, setengah wajahnya memerah dan mulutnya berdarah. Jamadi dan Budi terdiam.Tidak ada yang menyangka bahwa Wira berani memukul Tuan Muda Keluarga Silali di depan umum."Berani-beraninya kamu memukulku!" teriak Mahendra dengan tatapan marah.Kedua pelayan Mahendra buru-buru menghampirinya. Sebelum mereka mendekat, Doddy telah menyerbu kedua pelayan itu.Wira berkata dengan ekspresi dingin, "Kamu bukan hanya mengincar istriku, tapi juga bahkan mau menghancurkanku. Memukulmu saja sudah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 34

    Wira berbalik dan berkata, "Jamadi, tugas ini kuserahkan padamu.""Terima kasih, Tuan Wira!" ucap Jamadi sambil membungkukkan badan.Tatapan Budi tampak tidak rela. Padahal, ini adalah uangnya. Namun, Jamadi bahkan tidak meliriknya sama sekali. Pecundang ini benar-benar tahu bagaimana memanfaatkan orang dan licik. Budi harus memperingatkan anggota keluarganya untuk jangan berurusan dengan orang ini.Mereka semua pergi ke pengadilan daerah, sementara Wira, Gandi, Lianam, dan Liteja tetap tinggal di luar.Buk!Gandi bersujud dengan mata berkaca-kaca. "Tuan Wira, padahal kami bertiga telah mencuri barangmu. Tapi, kamu malah memperlakukan kami sebaik ini, kami sangat malu. Aku berutang nyawa padamu. Kalau kamu butuh bantuan, silakan utus orang untuk memberi tahu kami."Lianam dan Liteja mendengarkan ucapannya dengan ketakutan. Apakah orang ini bersedia mengorbankan nyawanya demi Wira?"Sebagai lelaki sejati, kamu tidak pantas bersujud pada siapa pun selain orang tuamu."Wira memapah Gandi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 35

    Darius memicingkan matanya sambil berkata, "Boris akan bangkit lagi di dalam istana."Boris Linardi adalah Kepala Keluarga Linardi, sekaligus ayah Wulan.Keluarga Silali dan Linardi adalah teman dekat selama bertahun-tahun, sampai ketika Keluarga Linardi mengalami kesulitan."Pengamatan Ayah memang jeli!"Mahendra mengangguk sambil tersenyum tipis, "Baru-baru ini, ada surat dari istana. Paman Boris telah menjadi teman dekat dengan tokoh terkemuka di istana dan sekarang telah menjabat sebagai Menteri Kiri. Kaisar mendukung adu kekuasaan antara Menteri Kiri dan Menteri Kanan, yang menunjukkan kemungkinan pergantian kekuasaan.""Kalau Menteri Kiri berhasil mengalahkan Menteri Kanan, Paman Boris pasti akan naik pangkat. Kalau aku menjadi menantu Keluarga Linardi, status Keluarga Silali juga akan ikut naik. Kita akan menjadi keluarga terhormat, bahkan keluarga terkemuka.""Apa informasi ini akurat?"Darius berjalan ke sana kemari dengan tangan di belakang punggungnya, "Boris telah mengalami

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 36

    Di gerbang kota, Wira, Doddy, dan penduduk desa penjual ikan Dusun Darmadi berkumpul."Kak Wira, hari ini kita berhasil menjual ikan seharga 30.000 gabak. Memang benar, semakin banyak orang, kemampuan kita juga akan semakin besar!" kata Sony dengan semangat.Selain mendapatkan uangnya kembali, Sony bahkan bertemu dengan pemimpin kabupaten dan menginap di sini. Kalau Sony menceritakan hal ini setelah kembali ke Dusun Darmadi nanti, kepala desa mereka, Agus, juga pasti akan berubah pikiran terhadapnya. Istrinya juga pasti akan lebih hormat padanya lagi.Tidak akan ada yang memanggilnya Sony lagi. Mereka semua pasti akan memanggilnya Kak Sony. Saat ini, Sony sedang memimpin tim penjual ikan dengan penuh semangat.Tim penjual ikan terdiri dari 30 orang. Ketika panen besar, mereka bisa menangkap 500 kilogram ikan dalam sehari. Bahkan di saat kurang beruntung pun, mereka bisa mendapat 250 sampai 300 kilogram. Sebagian kecil hasil tangkapan mereka dijual di pasar, sementara sebagian besar lai

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 37

    Tim penjual ikan telah kembali ke desa!Anak-anak langsung melarikan diri ketika melihat Wira, beberapa bahkan langsung menangis ketakutan. Para wanita muda yang melihat Wira langsung wajahnya memerah dan berusaha menahan tawa.Warga desa melihat Wira dengan penuh kagum, sekaligus ketakutan dalam pandangan mereka. Di sisi lain, Agus langsung pergi begitu saja ketika melihat Wira. Dia tidak lagi mencemoohnya seperti sebelumnya.Setelah makan, tim penangkap ikan langsung mengadakan pertemuan. Tanpa kursi, meja, atau ruang rapat, sekelompok orang itu hanya berdesakan di halaman Wira. Sebagian besar berjongkok, sementara beberapa orang lainnya langsung duduk di tanah. Wira duduk di depan pintu. Di kedua sisi, duduk empat anggota tim utama, yaitu Hasan, Sony, Danu, dan Doddy. Di posisi yang lebih jauh lagi, ada Sofyan, Said, Surya, Herman, Hamid, dan beberapa paman dari Keluarga Darmadi.Semakin dekat hubungan mereka, semakin dekat posisi duduknya dengan Wira. Para warga desa tahu sendiri

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 38

    Sambil memegang koin perunggu yang berat di tangan mereka, banyak penduduk desa terduduk di tanah sambil berlinang air mata.Sebagai petani, bahkan setelah bekerja keras sepanjang tahun sekalipun, mereka tidak bisa menghasilkan banyak uang. Kalaupun ingin mencari pekerjaan di kabupaten, mereka tetap kesulitan menemukan pekerjaan yang cocok.Jika bekerja di rumah bos yang kaya, sering kali mereka hanya diberi makanan tanpa upah. Pekerjaan di kantor pemerintahan setempat bahkan lebih mirip seperti kerja paksa. Bukan hanya tidak mendapatkan upah, mereka bahkan harus membawa makanan sendiri.Namun sekarang, setelah bekerja beberapa hari untuk Wira, mereka bisa menghasilkan sejumlah besar koin perunggu."Ini memang kelalaianku, untung saja ada Paman Hasan yang mengingatkan!"Wira tersenyum saat berbicara, "Kalau bukan karena Paman Hasan mengingatkan, malam ini kita pasti tidak jadi membagikan gaji. Oleh karena itu, kalau ada masalah, semua orang harus mengemukakannya agar kita bisa mencari

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 39

    Wira berkata dengan serius, "Kita harus cukup makan kalau mau kerja berat. Kalau tidak, tubuh tidak akan kuat! Aku mengerti situasi kalian, kalaupun aku memberikan gaji lebih banyak, kalian tetap tidak akan tega untuk membelanjakannya."Semua warga desa tersenyum canggung.Hal seperti ini sangat sering terjadi di desa. Meskipun menghasilkan pendapatan lebih dalam sebulan, mereka tetap saja akan hidup hemat. Bahkan di rumah bos kaya sekalipun, mereka hanya makan secukupnya, tidak ada yang makan makanan mewah setiap hari!Semua uang yang dihasilkan mereka juga akan ditabung.Wira mulai memikirkan cara, "Jadi, gaji dan bonus kalian akan tetap sama, kalian juga tetap akan menerima ikan. Tim penangkap ikan akan mengeluarkan uang untuk mendirikan sebuah kantin. Kantin ini akan menyediakan makanan tiga kali sehari. Dijamin kalian akan makan sampai kenyang setiap hari. Saat makan siang akan ada jatah daging untuk setiap orang."Warga desa terkejut! Disediakan makanan tiga kali sehari, dijamin

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 40

    Melihat Wira mendukungnya, Doddy membusungkan dada dengan bangga.Prok prok prok ....Kembali terdengar suara tepuk tangan dari warga desa.Sebenarnya, warga desa tidak setuju dengan usulan tersebut. Bukan karena mereka tidak ingin menikmati hidup, tetapi karena mereka merasa tidak berhak. Selama bisa menghasilkan uang, apa artinya kaki terluka? Bahkan kaki mereka patah pun, mereka tidak akan mengeluh sama sekali.Wira berpikir sejenak, "Begini saja, tim penjualan akan ditambah menjadi 30 orang dan dibagi menjadi tiga tim. Setiap hari, satu tim pergi ke kabupaten, satu tim pergi ke pasar, dan satu tim beristirahat di rumah. Dengan begini, mereka pergi ke kabupaten hanya tiga hari sekali.""Selain itu, jumlah kereta keledai akan ditambah menjadi tiga, dua di antaranya digunakan untuk mengangkut ikan, dan satu kereta akan digunakan bergantian oleh semua orang ketika kembali. Dengan cara ini, perjalanan pulang dapat diperpendek menjadi 15 km, sehingga tidak akan terlalu melelahkan bagi se

Latest chapter

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3108

    Saat memikirkan hal itu, Trenggi mengernyitkan alis dan berkata, "Kalau lawan kita hanya punya 100 ribu pasukan, kita bisa melawannya. Tapi, apa kita sudah tahu posisi mereka sekarang?"Melihat Trenggi yang menunjukkan sikap mendukung, Wira memberi hormat dan perlahan-lahan berkata, "Sebelum kalian datang, aku sudah memeriksa peta. Menurutku, saat ini mereka seharusnya berada di sekitar Pulau Hulu. Aku tentu saja memperkirakan ini berdasarkan rute perjalanan mereka yang lebih cepat."Mendengar penjelasan itu, Trenggi dan yang lainnya menganggukkan kepala.Beberapa saat kemudian, Trenggi tiba-tiba teringat dengan sesuatu dan perlahan-lahan berkata, "Kalau begitu, mereka pasti akan beristirahat di Pulau Hulu baru melanjutkan pencarian. Kalau kita mengirim beberapa pasukan kavaleri ke sana sekarang, kita harusnya bisa mengganggu dan mencegat perjalanan mereka, 'kan?"Ide dari Trenggi memang bagus, tetapi Wira langsung menolaknya. Bukan karena khawatir, tetapi pasukan utara ini sudah terbi

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3107

    Sepanjang perjalanan, Trenggi terus berpikir apa yang harus dilakukannya saat bertemu dengan Wira dari Provinsi Lowala. Namun, setelah bertemu Wira, dia merasa sangat terharu. Dia benar-benar tidak menyangka Wira begitu tampan dan karismatik, pantas saja banyak orang di sembilan provinsi yang merasa Wira sangat bisa diandalkan. Hari ini, dia membuktikan sendiri kabar itu memang benar.Setelah semua pasukan besar dari Kerajaan Nuala memasuki kota, Wira langsung memerintahkan bawahannya untuk menutup gerbang kota.....Di dalam kediaman wali kota, Wira menatap Trenggi dan para jenderalnya yang masuk. Latif dan Agha yang sebelumnya pergi untuk membujuk orang-orang di kota juga sudah kembali. Saat melihat Trenggi dan Hayam, semua orang basa-basi terlebih dahulu.Setelah itu, Wira menarik Latif dan berkata, "Ayo, aku perkenalkan kamu dulu. Ini adalah saudara baru kami. Kalau bukan karena dia, mungkin nyawa kami sudah tiada saat sedang bersembunyi di hutan. Untung saja dia bersedia membantu

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3106

    Wira menatap Nafis dan berkata, "Tinggalkan satu mata-mata untuk memandu pasukan besar Jenderal Trenggi, yang lainnya kembali ke sini. Kirim mereka ke utara dan minta mereka untuk terus memantau gerakan di sana. Kalau mereka menemukan pasukan utara, segera laporkan ke sini.""Baik," jawab Nafis.Setelah keduanya pergi, Wira baru mencari peta. Setelah melihat bagian atas peta itu, dia berkata dengan tenang, "Sekarang kita belum tahu pasukan utara itu ada di mana. Tapi, kalau mereka bergerak dengan cepat dan menurut waktu yang diberi tahu Kunaf tadi, sekarang mereka harusnya sedang melintasi Pulau Hulu."Mengingat jenderal tangguh dari pihak musuh adalah Zaki yang merupakan tangan kanan Bimala, Wira berpikir apakah dia bisa menggunakan Zaki ini untuk mengancam Bimala agar menyerahkan Bobby. Meskipun sekarang dia belum mengetahui kabar tentang Bobby, Zaki sebagai tangan kanan Bimala ini seharusnya tahu. Jika bahkan hal ini pun tidak tahu, Zaki ini benar-benar tidak berguna.Saat sedang me

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3105

    Semua orang tertegun sejenak saat mendengar perkataan Latif. Menurut mereka, sepuluh orang memang terlalu sedikit.Saat Latif hendak menjelaskan maksudnya, saat itu Wira malah berkata, "Benar, sepuluh orang memang terlalu sedikit. Lebih baik mengikuti saran Adjie, bawa 100 orang bersamamu saja. Kalau terjadi masalah, kalian juga bisa saling membantu."Latif yang merasa terharu oleh kata-kata Wira segera memberi hormat pada Wira, lalu berdiri dan berkata, "Tuan, kalian sudah salah paham, aku nggak ingin bertindak secara besar-besaran. Kalau bukan karena takut kamu akan khawatir atau nggak ada yang melaporkan padamu, aku bisa pergi ke sana sendirian.""Para prajurit ini nggak penting, yang perlu ditangani adalah wakil jenderal yang memimpin mereka. Dia adalah orang kepercayaan Kunaf. Sekarang Kunaf sudah ditangkap, mereka pasti nggak akan menyerah pada kita. Karena Kunaf ini memegang kekuasaan besar, jadi wakil jenderal ini lebih seperti boneka. Justru karena itulah, aku yakin bisa menan

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3104

    Wira sendiri juga tidak menyangka Adjie adalah orang seperti ini, perasaannya terhadap Adjie menjadi lebih rumit.Mendengar perkataan itu, ekspresi Kunaf yang terikat erat langsung menjadi muram dan berteriak, "Tunggu sebentar. Aku akan beri tahu, orang yang dikirim untuk memimpin pasukan utara ini adalah asisten andalan Bimala, Zaki."Mendengar nama Zaki itu, Wira pun mengernyitkan alis karena dia benar-benar belum pernah mendengar nama itu sebelumnya.Melihat yang lainnya sangat kebingungan, Latif yang berdiri di samping langsung maju dan berkata, "Aku mengenal orang ini, dia ini tangan kanannya Bimala. Dulu dia pernah datang ke sini untuk menginspeksi kami, tapi orang ini penuh dengan gairah seksual. Soal kelemahan lainnya, aku belum pernah mendengarnya."Agha yang berdiri di samping langsung berteriak dengan keras, "Nggak perlu peduli siapa dia. Kalau dia berani datang ke sini, aku pasti akan membuatnya nggak bisa kembali."Mendengar perkataan Agha, semua orang tertawa terbahak-bah

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3103

    Bukan hanya Adjie dan yang lainnya, bahkan Wira yang berdiri di depan Kunaf pun tertegun setelah mendengar perkataan itu. Dia benar-benar tidak menyangka Bimala malah mengerahkan pasukan besar hanya untuk menangkapnya, benar-benar menghargainya.Agha yang mudah emosi pun langsung menendang Kunaf dan memarahi, "Katakan dengan jelas, kali ini ada berapa banyak pasukan utara yang dikirim?"Kunaf meludah ke tanah, lalu tertawa dingin dan berkata, "Hehe. Semuanya ada 100 ribu pasukan untuk menjaga perbatasan. Begitu pasukan besar itu tiba, kalian semua nggak akan bisa kabur lagi. Kalau kalian melepasku sekarang ...."Namun, sebelum Kunaf selesai berbicara, Nafis langsung menendang tubuh Kunaf untuk memaksanya menahan kata-kata berikutnya. "Melepaskanmu? Kamu bermimpi. Sayangnya, kamu nggak akan bisa keluar dari sini hidup-hidup lagi."Tak disangka, ekspresi Kunaf malah tetap datar saat mendengar perkataan Nafis. Sebaliknya, dia malah tertawa dan berkata, "Hehe. Nggak masalah. Lagi pula, kal

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3102

    Adjie menganggukkan kepalanya karena sangat setuju dengan pengaturan Agha. Jika terjadi sesuatu yang tak terduga pada saat seperti ini, semua usaha mereka sebelumnya akan sia-sia.Saat ini, di gerbang kota. Wira yang sedang memimpin sekelompok orang pun memandang ke langit di kejauhan, lalu memanggil Nafis dan bertanya dengan nada pelan, "Ada kabar dari para mata-mata?"Begitu menguasai kota, Wira langsung mengirim banyak mata-mata untuk menyambut 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala.Nafis memberi hormat dan menjawab, "Belum ada kabar. Tapi, berdasarkan informasi sebelumnya dari para mata-mata, mereka harusnya sudah dekat."Wira menganggukkan kepala. Tidak boleh ada kesalahan sedikit pun pada saat seperti ini.Tepat pada saat itu, ada seorang prajurit yang berlari mendekat. Setelah melihat keduanya, dia langsung memberi hormat dan berkata, "Tuan, Kak Nafis, Kak Adjie dan yang lainnya sudah kembali. Mereka bahkan berhasil menangkap Kunaf."Mendengar laporan itu, Nafis merasa sangat sen

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3101

    Mendengar Latif berkata demikian, Adjie merasa agak ragu karena saat ini situasinya sangat mendesak. Jika dia melepaskan mereka begitu saja, dia akan kesulitan.Menyadari Adjie sepertinya merasa agak kesulitan, Latif yang berdiri di depan pintu tersenyum dan berkata sambil memberi hormat, "Kalau Kak Adjie merasa agak kesulitan, kamu bisa menahan kami di halaman ini dulu. Selama nyawa kami nggak terancam, kami bisa menerima cara lainnya."Melihat Latif yang begitu pengertian, Adjie membalas hormat itu dengan tersenyum. Setelah ragu sejenak, dia berkata perlahan-lahan, "Melihat Jenderal Latif begitu sungkan, aku akan terus terang saja. Saat fajar nanti, 200 ribu pasukan dari Kerajaan Nuala akan langsung masuk ke kota.""Sekarang kami sudah menguasai gerbang kota dan kediaman wali kota juga. Begitu pasukan tiba mereka bisa langsung menerobos masuk tanpa hambatan."Kata-kata Adjie ini membuat Latif sangat bersemangat karena tidak ada satu pun dari mereka yang ingin menjadi seorang penjaga

  • Perjalanan Dimensi Waktu Sang Genius   Bab 3100

    Tanpa basa-basi, Agha langsung menampar kedua selir Kunaf. Mereka pun langsung diam, tak berani berteriak lagi.Namun, saat itu juga, Agha mencium bau pesing yang menyengat dan sontak mengumpat pelan, "Sialan!"Setelah beberapa saat, Kunaf sudah diikat erat. Adjie lalu menoleh ke arah Agha dan bertanya, "Apa kita perlu mengabari Tuan Wira? Sekarang situasi di dalam kota sudah terkendali, tinggal menunggu pasukan Kerajaan Nuala tiba."Mendengar nama Kerajaan Nuala, Kunaf yang tergeletak di lantai langsung mengeluarkan suara dari mulutnya yang disumpal dengan kain. Tubuhnya meronta-ronta.Adjie tidak berkata apa-apa dan hanya menendang tubuh Kunaf agar tetap diam. Setelah itu, dia duduk perlahan di kursi dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mengutus orang untuk memberi tahu Wira. Tapi sebelum itu, ada sesuatu yang perlu kita lakukan.""Apa itu?""Dengan menggunakan perintah Kunaf, kita panggil semua kepala penjaga gerbang ke sini dengan alasan rapat mendadak. Begitu mereka masuk ke hala

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status