Darius memicingkan matanya sambil berkata, "Boris akan bangkit lagi di dalam istana."Boris Linardi adalah Kepala Keluarga Linardi, sekaligus ayah Wulan.Keluarga Silali dan Linardi adalah teman dekat selama bertahun-tahun, sampai ketika Keluarga Linardi mengalami kesulitan."Pengamatan Ayah memang jeli!"Mahendra mengangguk sambil tersenyum tipis, "Baru-baru ini, ada surat dari istana. Paman Boris telah menjadi teman dekat dengan tokoh terkemuka di istana dan sekarang telah menjabat sebagai Menteri Kiri. Kaisar mendukung adu kekuasaan antara Menteri Kiri dan Menteri Kanan, yang menunjukkan kemungkinan pergantian kekuasaan.""Kalau Menteri Kiri berhasil mengalahkan Menteri Kanan, Paman Boris pasti akan naik pangkat. Kalau aku menjadi menantu Keluarga Linardi, status Keluarga Silali juga akan ikut naik. Kita akan menjadi keluarga terhormat, bahkan keluarga terkemuka.""Apa informasi ini akurat?"Darius berjalan ke sana kemari dengan tangan di belakang punggungnya, "Boris telah mengalami
Di gerbang kota, Wira, Doddy, dan penduduk desa penjual ikan Dusun Darmadi berkumpul."Kak Wira, hari ini kita berhasil menjual ikan seharga 30.000 gabak. Memang benar, semakin banyak orang, kemampuan kita juga akan semakin besar!" kata Sony dengan semangat.Selain mendapatkan uangnya kembali, Sony bahkan bertemu dengan pemimpin kabupaten dan menginap di sini. Kalau Sony menceritakan hal ini setelah kembali ke Dusun Darmadi nanti, kepala desa mereka, Agus, juga pasti akan berubah pikiran terhadapnya. Istrinya juga pasti akan lebih hormat padanya lagi.Tidak akan ada yang memanggilnya Sony lagi. Mereka semua pasti akan memanggilnya Kak Sony. Saat ini, Sony sedang memimpin tim penjual ikan dengan penuh semangat.Tim penjual ikan terdiri dari 30 orang. Ketika panen besar, mereka bisa menangkap 500 kilogram ikan dalam sehari. Bahkan di saat kurang beruntung pun, mereka bisa mendapat 250 sampai 300 kilogram. Sebagian kecil hasil tangkapan mereka dijual di pasar, sementara sebagian besar lai
Tim penjual ikan telah kembali ke desa!Anak-anak langsung melarikan diri ketika melihat Wira, beberapa bahkan langsung menangis ketakutan. Para wanita muda yang melihat Wira langsung wajahnya memerah dan berusaha menahan tawa.Warga desa melihat Wira dengan penuh kagum, sekaligus ketakutan dalam pandangan mereka. Di sisi lain, Agus langsung pergi begitu saja ketika melihat Wira. Dia tidak lagi mencemoohnya seperti sebelumnya.Setelah makan, tim penangkap ikan langsung mengadakan pertemuan. Tanpa kursi, meja, atau ruang rapat, sekelompok orang itu hanya berdesakan di halaman Wira. Sebagian besar berjongkok, sementara beberapa orang lainnya langsung duduk di tanah. Wira duduk di depan pintu. Di kedua sisi, duduk empat anggota tim utama, yaitu Hasan, Sony, Danu, dan Doddy. Di posisi yang lebih jauh lagi, ada Sofyan, Said, Surya, Herman, Hamid, dan beberapa paman dari Keluarga Darmadi.Semakin dekat hubungan mereka, semakin dekat posisi duduknya dengan Wira. Para warga desa tahu sendiri
Sambil memegang koin perunggu yang berat di tangan mereka, banyak penduduk desa terduduk di tanah sambil berlinang air mata.Sebagai petani, bahkan setelah bekerja keras sepanjang tahun sekalipun, mereka tidak bisa menghasilkan banyak uang. Kalaupun ingin mencari pekerjaan di kabupaten, mereka tetap kesulitan menemukan pekerjaan yang cocok.Jika bekerja di rumah bos yang kaya, sering kali mereka hanya diberi makanan tanpa upah. Pekerjaan di kantor pemerintahan setempat bahkan lebih mirip seperti kerja paksa. Bukan hanya tidak mendapatkan upah, mereka bahkan harus membawa makanan sendiri.Namun sekarang, setelah bekerja beberapa hari untuk Wira, mereka bisa menghasilkan sejumlah besar koin perunggu."Ini memang kelalaianku, untung saja ada Paman Hasan yang mengingatkan!"Wira tersenyum saat berbicara, "Kalau bukan karena Paman Hasan mengingatkan, malam ini kita pasti tidak jadi membagikan gaji. Oleh karena itu, kalau ada masalah, semua orang harus mengemukakannya agar kita bisa mencari
Wira berkata dengan serius, "Kita harus cukup makan kalau mau kerja berat. Kalau tidak, tubuh tidak akan kuat! Aku mengerti situasi kalian, kalaupun aku memberikan gaji lebih banyak, kalian tetap tidak akan tega untuk membelanjakannya."Semua warga desa tersenyum canggung.Hal seperti ini sangat sering terjadi di desa. Meskipun menghasilkan pendapatan lebih dalam sebulan, mereka tetap saja akan hidup hemat. Bahkan di rumah bos kaya sekalipun, mereka hanya makan secukupnya, tidak ada yang makan makanan mewah setiap hari!Semua uang yang dihasilkan mereka juga akan ditabung.Wira mulai memikirkan cara, "Jadi, gaji dan bonus kalian akan tetap sama, kalian juga tetap akan menerima ikan. Tim penangkap ikan akan mengeluarkan uang untuk mendirikan sebuah kantin. Kantin ini akan menyediakan makanan tiga kali sehari. Dijamin kalian akan makan sampai kenyang setiap hari. Saat makan siang akan ada jatah daging untuk setiap orang."Warga desa terkejut! Disediakan makanan tiga kali sehari, dijamin
Melihat Wira mendukungnya, Doddy membusungkan dada dengan bangga.Prok prok prok ....Kembali terdengar suara tepuk tangan dari warga desa.Sebenarnya, warga desa tidak setuju dengan usulan tersebut. Bukan karena mereka tidak ingin menikmati hidup, tetapi karena mereka merasa tidak berhak. Selama bisa menghasilkan uang, apa artinya kaki terluka? Bahkan kaki mereka patah pun, mereka tidak akan mengeluh sama sekali.Wira berpikir sejenak, "Begini saja, tim penjualan akan ditambah menjadi 30 orang dan dibagi menjadi tiga tim. Setiap hari, satu tim pergi ke kabupaten, satu tim pergi ke pasar, dan satu tim beristirahat di rumah. Dengan begini, mereka pergi ke kabupaten hanya tiga hari sekali.""Selain itu, jumlah kereta keledai akan ditambah menjadi tiga, dua di antaranya digunakan untuk mengangkut ikan, dan satu kereta akan digunakan bergantian oleh semua orang ketika kembali. Dengan cara ini, perjalanan pulang dapat diperpendek menjadi 15 km, sehingga tidak akan terlalu melelahkan bagi se
Seluruh warga desa menjadi hening. Ada hanya dua tempat untuk menjual ikan, yaitu pasar dan kabupaten.Di Kabupaten Uswal ada 13 desa. Setiap desa mengadakan pasar selama dua hari sekali. Jumlah pembeli ikan sangat sedikit di pasar tersebut. Lebih baik menjual ikan di kabupaten.Jika ada masalah dengan penjualan ikan di kabupaten, mereka tidak akan bisa menjual semua ikan yang mereka tangkap.Wira mengerutkan kening, "Iwan cari gara-gara lagi?"Sony menggelengkan kepala, "Iwan telah digulingkan. Ada seorang pemimpin baru di pasar ikan yang bernama Handoko. Tiga hari yang lalu, dia mematahkan kaki Iwan di pasar ikan dan mengambil semua anak buahnya. Dia kembali memungut komisi di Pasar Timur. Dia mengatakan tidak akan memungut komisi dari kita, tetapi meminta kita untuk tidak menyebarkannya.""Handoko!"Wira tertawa sinis, "Hanya ganti kedok saja, tapi tetap trik lama!""Sepertinya begitu!"Setelah melalui kejadian dalam beberapa hari terakhir, Sony menjadi lebih berpengalaman. "Meskipun
Wira menatap para warga desa dan bertanya, "Apa ada orang yang bisa jadi akuntan di sini?"Semua penduduk desa menggeleng. Mereka tidak akan menolak kalau hanya melakukan pekerjaan kasar. Namun, kalau berurusan dengan akuntansi ... bahkan memegang pena saja mereka masih kesulitan!"Kami tidak bisa menulis!""Pak Agus bisa menulis dan berhitung, bagaimana kalau suruh Pak Agus saja yang jadi akuntan?""Gengsi Pak Agus terlalu tinggi, dia pasti tidak mau!"Para penduduk desa sibuk membicarakan hal ini.Di luar tembok halaman, Agus yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka, hatinya terus berdesir. Benar, dia terlalu gengsi untuk bergaul dengan orang kampungan seperti mereka. Ini akan merusak reputasinya sebagai seorang sarjana.Wira terlalu muda, dia tidak tahu bagaimana mengatur para pekerja. Seharusnya dia lebih tegas terhadap mereka agar bekerja keras. Kalau ada kesempatan, mereka pasti akan berbuat curang dan licik.Dia terlalu baik terhadap mereka, tunggu saja, sekelompok orang misk