Wira menatap para warga desa dan bertanya, "Apa ada orang yang bisa jadi akuntan di sini?"Semua penduduk desa menggeleng. Mereka tidak akan menolak kalau hanya melakukan pekerjaan kasar. Namun, kalau berurusan dengan akuntansi ... bahkan memegang pena saja mereka masih kesulitan!"Kami tidak bisa menulis!""Pak Agus bisa menulis dan berhitung, bagaimana kalau suruh Pak Agus saja yang jadi akuntan?""Gengsi Pak Agus terlalu tinggi, dia pasti tidak mau!"Para penduduk desa sibuk membicarakan hal ini.Di luar tembok halaman, Agus yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka, hatinya terus berdesir. Benar, dia terlalu gengsi untuk bergaul dengan orang kampungan seperti mereka. Ini akan merusak reputasinya sebagai seorang sarjana.Wira terlalu muda, dia tidak tahu bagaimana mengatur para pekerja. Seharusnya dia lebih tegas terhadap mereka agar bekerja keras. Kalau ada kesempatan, mereka pasti akan berbuat curang dan licik.Dia terlalu baik terhadap mereka, tunggu saja, sekelompok orang misk
Ada banyak hal yang tidak bisa dibahas di depan umum. Selain itu, ada juga hal yang harus disampaikan Wira kepada keempat orang itu.Mereka masuk ke dalam ruangan dan duduk di tempatnya masing-masing.Wira langsung berkata, "Paman Hasan, apakah ada orang yang bermalas-malasan dalam tim penangkap ikan?"Meskipun proses penangkapan ikan terpisah, tetapi metodenya sangat sederhana dan sangat mudah dipahami.Hasan menggelengkan kepala dan menjawab, "Tidak ada!""Eh!" Wira terkejut.Meskipun upah kerja tim penangkap ikan tidak tinggi, mereka bisa menjual ikan seberat 20 hingga 25 kilogram per hari. Jadi, mana ada penduduk desa yang tidak tergiur?Sony berkata sambil tersenyum, "Kak Wira, kamu sudah menjebloskan Budi ke dalam penjara, ditambah lagi Danu dan Doddy yang begitu hebat. Meski semua orang tahu rahasia penangkapan ikan, tetap saja tidak akan ada yang berani mengundurkan diri dari tim. Siapa yang tidak takut akan ditahan untuk kerja paksa?"Hasan menambahkan, "Ada penguasa di pasar
Wajah Danu dan Doddy memerah. Kalau rumah sudah selesai dibangun, sudah saatnya juga sudah mereka menikah.Sony tampak berseri-seri. Kalau rumahnya sudah selesai dibangun, dia juga sudah mapan."Aku terlalu sibuk beberapa hari ini, besok aku akan memesan bata, kayu, dan mencari tukang."Hasan juga sangat antusias. Kalau sudah membangun rumah untuk kedua anaknya dan mereka sudah menikah, berarti tugasnya juga sudah selesai."Cari lebih banyak bahan dan tenaga kerja, aku juga ingin membangun rumah besar!" Wira mengungkapkan sebuah berita mengejutkan lagi, membuat ketiga orang itu terkesiap.Setelah rapat selesai, keempat orang itu pun pergi.Namun, begitu keluar dari pintu, keempat orang itu kembali lagi sambil membawa tiga saudara Keluarga Gabrata.Gavin membawa seekor kambing yang telah dikuliti, Gandi membawa seekor kelinci, dan Ganjar membawa seekor ayam kampung.Duk!Begitu melihat Wira, ketiga orang itu langsung bersujud."Kenapa kalian ini? Ayo berdiri!"Wira tidak bisa menerima p
Setelah rapat itu dibubarkan, ketujuh orang itu pun keluar dari halaman. Begitu keluar, semua warga desa langsung mengelilingi Hasan.Para wanita melamar untuk menjadi koki di kantin. Gaji sebagai koki hanya 1.000 gabak per bulan dan tidak sebanyak gaji yang diterima oleh para lelaki. Namun, uang itu sudah cukup untuk menghidupi keluarga.Sementara itu, para lelaki di desa ingin bergabung dengan tim penangkap ikan. Dengan gaji 2.000 gabak per bulan dan jatah daging setiap hari, bahkan preman sekalipun pasti akan ada wanita yang sudi menikahinya.Lantaran tidak bisa mendekati Hasan, penduduk desa lainnya mendekati tiga wakil pemimpin tim lainnya, yaitu Sony, Danu, dan Doddy. Mereka berharap ketiga orang ini bisa membantu memohon kepada Hasan untuk mempekerjakan mereka.Berhubung terlalu banyak orang, ketiga orang tersebut juga tidak berani mengiakan permintaan mereka. Mereka takut akan melukai perasaan penduduk desa lainnya karena keterbatasan kuota.Tiga bersaudara Keluarga Gabrata mer
Kedua orang itu menyadari bahwa pekerjaan ini pasti seperti rahasia menangkap ikan. Mereka akan bisa menghasilkan banyak uang!"Aku tidak akan memberi tahu siapa pun. Bahkan kalau kakakku bertanya, aku akan menyimpan rahasia itu sampai mati!" Hamid buru-buru memberikan jaminan."Kalau sampai aku membocorkan rahasia, aku akan disambar petir!" Herman bahkan menyumpahi dirinya sendiri.Hanya dengan sebuah rahasia menangkap ikan, Wira bisa menghidupi begitu banyak orang di desa ini, jadi pastinya rahasia ini tidak akan sederhana. Wira begitu memercayai mereka, tentu saja mereka tidak akan pernah mengecewakannya."Kerja dengan baik, kehidupan kita akan menjadi lebih sejahtera lagi!"Wira mengelus bahu mereka berdua, lalu mengangkat tangannya, "Pergilah dan istirahatlah. Kalian bisa datang kembali untuk bekerja ketika tim penjual ikan pulang, mungkin akan sibuk semalaman."Kedua orang itu pergi dengan semangat yang baru, mereka tidak lagi terlihat seperti sebelumnya.Setelah sarapan, Wira be
"Pagi makan ikan, sore makan telur, bahkan Bupati pun tidak bisa makan semewah ini!""Omong kosong, Bupati selalu makan dengan delapan lauk dan empat sup setiap hari, tentu saja jauh lebih mewah daripada makanan kita!""Benar, Bupati mengurus satu kabupaten, jadi sudah pasti makanan kita tidak semewah makanan Bupati. Tapi, ini sudah pasti lebih mewah daripada tuan tanah dan pemilik desa!""Pasti, Pak Agus juga tuan tanah, tapi mereka hanya makan daging sebulan sekali. Sebelumnya, keluarga Budi juga kaya, tapi hanya makan daging 10 hari sekali, mereka kalah jauh dari kita.""Wira benar-benar murah hati!""Apa yang sedang dilakukan oleh keluarga Wira? Kenapa Danu dan Doddy berjaga di pintu?""Jangan tanya pertanyaan yang bukan urusanmu, fokuslah pada pekerjaan kita. Wira tidak akan merugikan kita."Ketika malam tiba, makan malam tim penjual ikan telah disajikan. Semua anggota tim penangkap ikan menikmati roti kukus yang berisi daging.Beberapa orang hanya memakan dua buah roti dan menyis
Namun, dibutuhkan peralatan untuk melakukan pemurnian!"Sayang, ini sabun, ya?"Wulan keluar dari dalam rumah. Dia terkejut saat mencium wangi sabun di tangan Wira dan berkata, "Wanginya harum sekali!""Apa gunanya wangi? Tidak bisa dimakan!" Herman dan Hamid menundukkan kepala, merasa bersalah karena telah menyia-nyiakan barang-barang tersebut.Wira tersenyum dan berkata, "Sabun ini lebih bersih daripada produk pembersih lainnya!"Di zaman ini, juga terdapat beberapa produk pembersih, yaitu biji luffa dan akar soapwort. Biji luffa digunakan oleh rakyat jelata untuk mencuci pakaian. Akar soapwort adalah bahan mewah yang digunakan oleh orang kaya."Ah, benar juga, lebih bersih daripada biji luffa dan akar soapwort!" Wulan mencoba mencuci tangannya, lalu memperlihatkannya pada Wira."Tanganmu sendiri sudah putih, tidak ada perbedaan yang signifikan!" Wira meraih tangan putih Wulan dan menggelitik telapak tangannya."Masih ada orang lain di sini!"Setelah memelotot kepada suaminya sekilas
Di pasar ikan timur kota, ada seorang pria bernama Handoko yang berusia sekitar 27 atau 28 tahun dan baru saja menjabat menjadi penguasa pasar ikan terbaru. Dia memiliki wajah yang gemuk dengan bekas luka dan mata yang penuh dengan keserakahan dan kekejaman!Setelah mengambil alih posisi Iwan di pasar ikan, awalnya dia ingin menuruti perintah Eko untuk tidak mengambil komisi dari mereka.Namun, melihat warga Dusun Darmadi yang menjual begitu banyak ikan setiap hari, dia jadi tidak tahan.Eko mengernyitkan alisnya. Awalnya, Eko mengira orang Dusun Darmadi itu tidak akan mungkin bisa menjual begitu banyak ikan setiap hari. Kini setelah melihat penjualan harian mereka yang mencapai 250 sampai 300 kilogram per hari, Eko menjadi agak menyesal!Sebenarnya, uang 70% yang diberikan oleh penguasa pasar ikan ini kepadanya, harus disetorkan kembali ke kepala kepolisian sebesar 60%.Bahkan hanya 10% sekalipun, nominalnya sudah mencapai 20.000 gabak. Ini bukan jumlah kecil bagi Eko."Ayolah, Tuan E
Mereka mengira akan menghadapi amarah Baris. Tak disangka, Baris hanya melambaikan tangan dan berujar dengan tenang, "Semua ini sudah kuduga. Hanya dengan kemampuan beberapa orang, mana mungkin kalian bisa membunuh Wira.""Ratu Senia dan orang-orang dari Kerajaan Beluana telah melawan Wira begitu lama, tetapi mereka pun tetap gagal. Ini sudah cukup membuktikan betapa hebatnya Wira. Kali ini, situasinya begitu mendadak. Ingin membunuhnya dalam waktu singkat jelas bukan hal yang mudah. Makanya, aku nggak menyalahkan kalian."Mendengar itu, ketiga orang itu tertegun. Mereka sudah cukup lama mengenal dan memahami karakter Baris. Lantas, kenapa seseorang yang selalu merasa superior dan tidak segan-segan menghukum siapa pun yang berbuat salah, tiba-tiba menjadi berbeda?Bagaimana mungkin Baris memaafkan mereka semudah ini? Ini sungguh di luar dugaan. Apakah matahari sudah terbit dari barat hari ini?Chaman yang berdiri di samping, langsung menyadari maksud sebenarnya dari Baris. Dalam hatiny
Awalnya, Adjie mengira dirinya bisa terus berada di sisi Wira, berharap suatu hari nanti bisa membuktikan nilainya. Siapa sangka, mereka justru terjebak dalam lautan api!Kalaupun mereka mencoba menerobos ke bawah, sekalipun hanya ada 200 orang yang mengadang, mereka berempat tetap akan kesulitan untuk melawan.Apalagi, di luar sana ada 2.000 pasukan musuh! Itu benar-benar situasi yang menakutkan!Nafis mengernyit dan berkata, "Tuan, sepertinya kita nggak punya pilihan lain. Satu-satunya jalan adalah menerobos turun dan bertarung. Kalau tetap di sini, situasi kita cuma akan semakin buruk. Pada akhirnya, kita semua akan mati terbakar.""Benar! Kalau memang sudah nggak ada pilihan lain, lebih baik kita bertarung! Toh mereka hanya 2.000 orang. Selama kita bertindak cepat dan kejam, kita bisa membuat mereka ketakutan dan mencegah mereka melawan balik!"Wira menyipitkan matanya, mempertimbangkan dengan saksama tanpa berbicara. Semua orang menunggu keputusan darinya.Beberapa saat kemudian,
"Baiklah, kita lakukan sesuai dengan rencanamu! Segera bakar gunung ini!" perintah Komeng sambil menggertakkan giginya.Dia menatap gunung besar di depannya. Hanya dengan cara ini, mereka bisa benar-benar membunuh Wira. Setelah itu, misi mereka akan sepenuhnya selesai!Dalam sekejap, api mulai berkobar di mana-mana.Komeng menunjuk salah satu wakil jenderalnya dan menginstruksi, "Kamu pimpin 2.000 prajurit dan tetap berjaga di sini. Kalau Wira dan pasukannya nggak bisa bertahan, mereka pasti akan menerobos keluar dari lautan api. Saat itu tiba, bunuh mereka tanpa ampun!"Wakil jenderal itu segera mengangguk. Dia tahu betul, kalaupun Wira memiliki kekuatan luar biasa, mereka tidak mungkin bisa keluar dari kobaran api ini. Hutan di sekeliling kini sudah terbakar hebat.Tidak mungkin ada yang bisa keluar dari sini hidup-hidup. Bagi wakil jenderal itu, ini adalah tugas yang cukup menguntungkan.Jika mengikuti Komeng, berarti mereka harus bertarung di garis depan. Tugas seperti itu memang b
"Pasukan kita memang sudah hancur, tapi kita masih punya kesempatan untuk bangkit kembali. Tapi, kalau sesuatu terjadi pada Pangeran, kita benar-benar nggak akan punya harapan untuk membalikkan keadaan ...."Jenderal itu memiliki pandangan jauh ke depan. Seketika, dia sudah menilai dengan jelas untung ruginya situasi ini.Kini, mereka masih membutuhkan kekuatan pihak lain untuk melawan musuh. Meskipun orang-orang dari suku utara ini kurang bisa diandalkan, tempat ini adalah markas mereka. Banyak orang mereka yang berkumpul di sini.Jika mereka kehilangan dukungan dari suku ini, situasi akan menjadi lebih sulit dari sebelumnya. Ketika saat itu tiba, mereka benar-benar akan terjebak dalam jalan buntu."Aku mengerti. Jangan khawatir, aku nggak sebodoh itu untuk berkonflik dengan mereka sekarang. Tapi, setelah semuanya berakhir, aku tentu nggak akan membiarkan orang-orang itu tetap berada di sisiku, apalagi hidup dengan nyaman.""Aku nggak menerima sampah! Mereka hanyalah pecundang tak ber
"Orang-orang ini cuma segerombolan pecundang. Sepertinya pelatihan yang diberikan Baris selama bertahun-tahun ini sia-sia. Benar-benar sampah.""Pertempuran baru saja dimulai, tapi mereka sudah kalah telak. Sisanya bahkan melarikan diri dengan ketakutan. Sungguh memalukan. Kalau prajuritku seperti ini, aku sudah menebas kepala mereka satu per satu."Trenggi duduk di atas kuda, berbicara dengan suara dingin. Awalnya, dia mengira akan menghadapi pertempuran sengit, mengingat tempat ini adalah pintu masuk wilayah suku utara yang dijaga oleh puluhan ribu pasukan.Siapa sangka, mereka sangat lemah. Jika dibandingkan dengan pasukannya sendiri, mereka benar-benar bukan tandingan!"Karena kita sudah masuk dan berhasil mendapat informasi tentang keberadaan Baris, mari kita berpencar. Aku masih punya tugas yang lebih penting untuk diselesaikan.""Tapi, aku harap Jenderal Trenggi bersedia memberiku 10.000 pasukan. Aku akan memimpin mereka untuk menyelamatkan tuanku."Hayam tidak pernah melupakan
"Baiklah, jangan buang-buang waktu di sini lagi! Sekarang kita sudah tahu posisi Wira, jadi harus segera bertindak! Mulai cari dia di pegunungan sekarang juga! Siapa pun yang berhasil menemukan Wira akan mendapat emas!"Komeng langsung berteriak keras, lalu semua orang bergegas bergerak. Mereka secara gila-gilaan berlari menuju gunung di depan mereka!Di sisi lain, setelah sekelompok orang itu mulai memasuki gunung, Wira dan rekan-rekannya juga menerima kabar. Mereka sedang bergerak cepat, mencari tempat persembunyian yang aman.Karena jumlah musuh sangat banyak, mereka jelas tidak bisa bertarung secara langsung. Satu-satunya pilihan mereka adalah menggunakan taktik. Jika tidak, itu sama saja dengan mencari mati!Bahkan, Agha yang biasanya selalu gegabah, kini menjadi sangat berhati-hati. Dia tetap berada di dekat Wira dan tidak bertindak sembarangan.Sepanjang sore, Wira dan pasukannya sudah berhasil menghabisi ratusan orang. Mereka terus berpindah tempat setiap kali menyerang, jadi t
"Kak, apa yang harus kita lakukan selanjutnya? Bajingan-bajingan itu ternyata sudah tahu lokasi kita. Aku rasa pasukan mereka akan tiba sebentar lagi. Kalau kita nggak segera bersiap, kita akan terjebak di sini dan mati ...," ucap Agha dengan cemas.Wira hanya menyipitkan matanya sedikit sebelum tersenyum santai dan menyahut, "Kalau musuh datang, kita hadapi. Kalau banjir datang, kita bendung.""Waktu mereka sudah semakin sedikit, jadi kita akan bermain perang gerilya di sini. Selama jejak kita nggak terdeteksi, mereka akan kehabisan kesabaran dan mundur.""Lagi pula, kaki gunung ini pasti sudah penuh dengan orang-orang mereka. Kalau kita nekat turun sekarang, kita juga akan kerepotan. Lebih baik bertahan di sini dan menunggu bala bantuan datang."Di akhir ucapannya, Wira perlahan mendongak menatap matahari di langit, lalu berucap dengan suara tenang, "Kita hanya bisa menaruh harapan pada Hayam sekarang. Kuharap dia nggak mengecewakanku."Karena Wira sudah mengambil keputusan, Nafis da
Lagi pula, berada di sisi Wira merupakan anugerah yang luar biasa baginya. Selama beberapa tahun ini, dia bisa dibilang sukses di usia muda, terutama di Kota Limaran. Di sana, dia memiliki status yang sangat tinggi.Semua kejayaan ini sepenuhnya diberikan oleh Wira. Jadi, kalaupun harus menyerahkan nyawanya untuk Wira, Nafis tidak akan ragu!Wira mengangguk sedikit, lalu mengalihkan pandangannya ke pria di depannya. Setelah itu, dia bertanya dengan suara datar, "Kamu bawahan Komeng?""Benar. Tuan Wira, aku tahu kamu adalah tokoh besar, sementara aku hanyalah seorang bawahan yang nggak penting. Tolong lepaskan aku.""Aku sudah mengatakan semua yang bisa dikatakan. Kalau kamu bersedia mengampuni nyawaku, aku nggak akan melupakan jasamu seumur hidup!" Pria itu langsung berlutut dan memohon belas kasihan.Konon, suku-suku di utara dipenuhi dengan para pria yang gagah berani. Namun, sepertinya hanya bawahan Bobby yang benar-benar tangguh. Mereka lebih memilih mati daripada tunduk.Pria di h
"Cepat ikut aku keluar untuk melihat situasinya," kata Wira dengan segera, lalu membawa Agha dan Adjie menuju ke lereng gunung.Namun, Wira baru berjalan beberapa langkah, Adjie segera berkata, "Tuan Wira, aku benar-benar nggak mengkhianati kalian."Wira tertegun sejenak, lalu menggelengkan kepala sambil tersenyum dan berkata dengan tenang, "Kamu nggak perlu panik, aku tentu saja tahu kamu nggak mengkhianatiku. Kalau kamu berkhianat, mungkin kamu sudah mati sejak awal. Mana mungkin kami bisa bertahan dengan damai selama lima hari ini. Dilihat dari pergerakannya, Baris dan pasukannya sudah bergerak.""Mereka akan segera meninggalkan suku utara dan bertempur dengan Baris, jadi waktu sangat berharga bagi mereka. Mereka belum bergerak mungkin karena aku, jadi rencana mereka tertunda. Selama beberapa hari ini, kamu sudah melakukan tugasmu dengan baik. Aku akan mengingat semua yang kamu lakukan, jadi kamu nggak perlu khawatir.""Setelah kita berhasil keluar dari situasi ini, aku akan memberi