Seluruh warga desa menjadi hening. Ada hanya dua tempat untuk menjual ikan, yaitu pasar dan kabupaten.Di Kabupaten Uswal ada 13 desa. Setiap desa mengadakan pasar selama dua hari sekali. Jumlah pembeli ikan sangat sedikit di pasar tersebut. Lebih baik menjual ikan di kabupaten.Jika ada masalah dengan penjualan ikan di kabupaten, mereka tidak akan bisa menjual semua ikan yang mereka tangkap.Wira mengerutkan kening, "Iwan cari gara-gara lagi?"Sony menggelengkan kepala, "Iwan telah digulingkan. Ada seorang pemimpin baru di pasar ikan yang bernama Handoko. Tiga hari yang lalu, dia mematahkan kaki Iwan di pasar ikan dan mengambil semua anak buahnya. Dia kembali memungut komisi di Pasar Timur. Dia mengatakan tidak akan memungut komisi dari kita, tetapi meminta kita untuk tidak menyebarkannya.""Handoko!"Wira tertawa sinis, "Hanya ganti kedok saja, tapi tetap trik lama!""Sepertinya begitu!"Setelah melalui kejadian dalam beberapa hari terakhir, Sony menjadi lebih berpengalaman. "Meskipun
Wira menatap para warga desa dan bertanya, "Apa ada orang yang bisa jadi akuntan di sini?"Semua penduduk desa menggeleng. Mereka tidak akan menolak kalau hanya melakukan pekerjaan kasar. Namun, kalau berurusan dengan akuntansi ... bahkan memegang pena saja mereka masih kesulitan!"Kami tidak bisa menulis!""Pak Agus bisa menulis dan berhitung, bagaimana kalau suruh Pak Agus saja yang jadi akuntan?""Gengsi Pak Agus terlalu tinggi, dia pasti tidak mau!"Para penduduk desa sibuk membicarakan hal ini.Di luar tembok halaman, Agus yang sedang mendengarkan pembicaraan mereka, hatinya terus berdesir. Benar, dia terlalu gengsi untuk bergaul dengan orang kampungan seperti mereka. Ini akan merusak reputasinya sebagai seorang sarjana.Wira terlalu muda, dia tidak tahu bagaimana mengatur para pekerja. Seharusnya dia lebih tegas terhadap mereka agar bekerja keras. Kalau ada kesempatan, mereka pasti akan berbuat curang dan licik.Dia terlalu baik terhadap mereka, tunggu saja, sekelompok orang misk
Ada banyak hal yang tidak bisa dibahas di depan umum. Selain itu, ada juga hal yang harus disampaikan Wira kepada keempat orang itu.Mereka masuk ke dalam ruangan dan duduk di tempatnya masing-masing.Wira langsung berkata, "Paman Hasan, apakah ada orang yang bermalas-malasan dalam tim penangkap ikan?"Meskipun proses penangkapan ikan terpisah, tetapi metodenya sangat sederhana dan sangat mudah dipahami.Hasan menggelengkan kepala dan menjawab, "Tidak ada!""Eh!" Wira terkejut.Meskipun upah kerja tim penangkap ikan tidak tinggi, mereka bisa menjual ikan seberat 20 hingga 25 kilogram per hari. Jadi, mana ada penduduk desa yang tidak tergiur?Sony berkata sambil tersenyum, "Kak Wira, kamu sudah menjebloskan Budi ke dalam penjara, ditambah lagi Danu dan Doddy yang begitu hebat. Meski semua orang tahu rahasia penangkapan ikan, tetap saja tidak akan ada yang berani mengundurkan diri dari tim. Siapa yang tidak takut akan ditahan untuk kerja paksa?"Hasan menambahkan, "Ada penguasa di pasar
Wajah Danu dan Doddy memerah. Kalau rumah sudah selesai dibangun, sudah saatnya juga sudah mereka menikah.Sony tampak berseri-seri. Kalau rumahnya sudah selesai dibangun, dia juga sudah mapan."Aku terlalu sibuk beberapa hari ini, besok aku akan memesan bata, kayu, dan mencari tukang."Hasan juga sangat antusias. Kalau sudah membangun rumah untuk kedua anaknya dan mereka sudah menikah, berarti tugasnya juga sudah selesai."Cari lebih banyak bahan dan tenaga kerja, aku juga ingin membangun rumah besar!" Wira mengungkapkan sebuah berita mengejutkan lagi, membuat ketiga orang itu terkesiap.Setelah rapat selesai, keempat orang itu pun pergi.Namun, begitu keluar dari pintu, keempat orang itu kembali lagi sambil membawa tiga saudara Keluarga Gabrata.Gavin membawa seekor kambing yang telah dikuliti, Gandi membawa seekor kelinci, dan Ganjar membawa seekor ayam kampung.Duk!Begitu melihat Wira, ketiga orang itu langsung bersujud."Kenapa kalian ini? Ayo berdiri!"Wira tidak bisa menerima p
Setelah rapat itu dibubarkan, ketujuh orang itu pun keluar dari halaman. Begitu keluar, semua warga desa langsung mengelilingi Hasan.Para wanita melamar untuk menjadi koki di kantin. Gaji sebagai koki hanya 1.000 gabak per bulan dan tidak sebanyak gaji yang diterima oleh para lelaki. Namun, uang itu sudah cukup untuk menghidupi keluarga.Sementara itu, para lelaki di desa ingin bergabung dengan tim penangkap ikan. Dengan gaji 2.000 gabak per bulan dan jatah daging setiap hari, bahkan preman sekalipun pasti akan ada wanita yang sudi menikahinya.Lantaran tidak bisa mendekati Hasan, penduduk desa lainnya mendekati tiga wakil pemimpin tim lainnya, yaitu Sony, Danu, dan Doddy. Mereka berharap ketiga orang ini bisa membantu memohon kepada Hasan untuk mempekerjakan mereka.Berhubung terlalu banyak orang, ketiga orang tersebut juga tidak berani mengiakan permintaan mereka. Mereka takut akan melukai perasaan penduduk desa lainnya karena keterbatasan kuota.Tiga bersaudara Keluarga Gabrata mer
Kedua orang itu menyadari bahwa pekerjaan ini pasti seperti rahasia menangkap ikan. Mereka akan bisa menghasilkan banyak uang!"Aku tidak akan memberi tahu siapa pun. Bahkan kalau kakakku bertanya, aku akan menyimpan rahasia itu sampai mati!" Hamid buru-buru memberikan jaminan."Kalau sampai aku membocorkan rahasia, aku akan disambar petir!" Herman bahkan menyumpahi dirinya sendiri.Hanya dengan sebuah rahasia menangkap ikan, Wira bisa menghidupi begitu banyak orang di desa ini, jadi pastinya rahasia ini tidak akan sederhana. Wira begitu memercayai mereka, tentu saja mereka tidak akan pernah mengecewakannya."Kerja dengan baik, kehidupan kita akan menjadi lebih sejahtera lagi!"Wira mengelus bahu mereka berdua, lalu mengangkat tangannya, "Pergilah dan istirahatlah. Kalian bisa datang kembali untuk bekerja ketika tim penjual ikan pulang, mungkin akan sibuk semalaman."Kedua orang itu pergi dengan semangat yang baru, mereka tidak lagi terlihat seperti sebelumnya.Setelah sarapan, Wira be
"Pagi makan ikan, sore makan telur, bahkan Bupati pun tidak bisa makan semewah ini!""Omong kosong, Bupati selalu makan dengan delapan lauk dan empat sup setiap hari, tentu saja jauh lebih mewah daripada makanan kita!""Benar, Bupati mengurus satu kabupaten, jadi sudah pasti makanan kita tidak semewah makanan Bupati. Tapi, ini sudah pasti lebih mewah daripada tuan tanah dan pemilik desa!""Pasti, Pak Agus juga tuan tanah, tapi mereka hanya makan daging sebulan sekali. Sebelumnya, keluarga Budi juga kaya, tapi hanya makan daging 10 hari sekali, mereka kalah jauh dari kita.""Wira benar-benar murah hati!""Apa yang sedang dilakukan oleh keluarga Wira? Kenapa Danu dan Doddy berjaga di pintu?""Jangan tanya pertanyaan yang bukan urusanmu, fokuslah pada pekerjaan kita. Wira tidak akan merugikan kita."Ketika malam tiba, makan malam tim penjual ikan telah disajikan. Semua anggota tim penangkap ikan menikmati roti kukus yang berisi daging.Beberapa orang hanya memakan dua buah roti dan menyis
Namun, dibutuhkan peralatan untuk melakukan pemurnian!"Sayang, ini sabun, ya?"Wulan keluar dari dalam rumah. Dia terkejut saat mencium wangi sabun di tangan Wira dan berkata, "Wanginya harum sekali!""Apa gunanya wangi? Tidak bisa dimakan!" Herman dan Hamid menundukkan kepala, merasa bersalah karena telah menyia-nyiakan barang-barang tersebut.Wira tersenyum dan berkata, "Sabun ini lebih bersih daripada produk pembersih lainnya!"Di zaman ini, juga terdapat beberapa produk pembersih, yaitu biji luffa dan akar soapwort. Biji luffa digunakan oleh rakyat jelata untuk mencuci pakaian. Akar soapwort adalah bahan mewah yang digunakan oleh orang kaya."Ah, benar juga, lebih bersih daripada biji luffa dan akar soapwort!" Wulan mencoba mencuci tangannya, lalu memperlihatkannya pada Wira."Tanganmu sendiri sudah putih, tidak ada perbedaan yang signifikan!" Wira meraih tangan putih Wulan dan menggelitik telapak tangannya."Masih ada orang lain di sini!"Setelah memelotot kepada suaminya sekilas
"Terima kasih, Nona Wendi. Kamu ini memang sangat hebat. Kalau obat penyembuh luka ini dijual, pasti akan ada banyak orang dari wilayah barat sampai ke Provinsi Yonggu yang ingin membelinya," kata Dwija dengan segera.Sebelum bergabung dengan Gedung Nomor Satu, Dwija selalu berkelana di dunia persilatan dan sudah melihat banyak obat yang luar biasa. Namun, ini pertama kalinya dia merasakan obat yang memiliki efek yang begitu luar biasa. Sungguh luar biasa!Namun, Wendi tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mengiakan perkataan Dwija dengan tenang dan terus mengamati Agha yang sedang bertarung.Saat Wira dan yang lainnya sedang berbicara, Agha tetap terus bertarung dengan Saka. Mereka saling menyerang dan bertahan dengan sengit. Untungnya, dia juga bukan orang biasa, kekuatannya tentu saja tidak boleh diremehkan. Meskipun senjatanya tidak begitu cocok, dia tetap melawan musuhnya dengan luar biasa.Sebaliknya, Saka memang masih bisa menahan serangan Agha, tetapi dia tahu jelas kekuatannya m
"Kita tetap harus membuat mereka tunduk dulu. Lagi pula, aku juga sudah lama nggak berduel dengan orang lain. Hari ini adalah kesempatan yang baik untuk meregangkan otot-ototku," jawab Saka sambil tersenyum sinis dan langsung berada di hadapan Agha.Tak lama kemudian, dia menarik pedangnya dan langsung menyerang kepala Agha. Jika terkena serangan itu, Agha pasti akan mati atau terluka parah.Agha segera mengangkat kedua paling ke atas kepala dan bersiap menahan serangan Saka.Terdengar suara yang nyaring saat kedua senjata berbenturan dan keduanya juga langsung mundur dua langkah."Jenderal Saka ini memang hebat, bahkan Agha pun terpaksa mundur beberapa langkah. Sepertinya, gelar orang terkuat di wilayah barat ini memang bukan omong kosong. Kalau dia nggak kuat, mungkin sekarang tubuhnya sudah hancur berkeping-keping," kata Wira dengan tenang.Wira tadi terus mengamati pertarungan kedua pria itu, sehingga dia tahu Agha tidak menahan dirinya dan langsung mengeluarkan serangan mematikan.
Jika terkena serangan itu, Dwija pasti akan langsung mati. Namun, karena pertarungan sebelumnya, lengannya sudah tidak bisa diangkat lagi dan kecepatannya juga berkurang banyak. Selain itu, pedangnya juga terlempar agak jauh, mustahil baginya untuk menahan serangan ini.Saat pedangnya hampir mengenai tenggorokan Dwija, Saka malah menghentikan langkahnya. Dia menatap Wira dengan dingin dan berkata dengan tenang, "Kemampuan anak buahmu ternyata hanya begitu. Awalnya aku pikir dia sangat hebat. Ternyata sudah menyergap pun, dia tetap nggak bisa melukaiku.""Sepertinya, kalian hanya bisa menindas orang seperti kakakku saja. Kalau melawan kami, hasil akhirnya kalian juga tetap sama."Melihat ekspresi Saka yang meremehkan, Wira sangat ingin mengeluarkan pistolnya dan langsung menembak Saka. Saka sudah bersekongkol dengan orang seperti Yasa, berarti Saka ini juga bukan orang baik dan tentu saja tidak boleh dibiarkan hidup lebih lama. Namun, jika dia membunuh Saka, mereka akan kehilangan pelin
"Bagus sekali. Sepertinya kamu cukup hebat. Kalau begitu, biar aku lihat seberapa hebat kemampuanmu," kata Saka yang tertawa, bukannya marah. Dia menghunus pedangnya dan segera bertarung dengan Dwija."Aku juga ingin melihat seberapa hebat kemampuan kalian," kata Dwija.Para prajurit tetap mengelilingi Wira dan kelompoknya, sama sekali tidak memedulikan Dwija. Bahkan para wakil jenderal yang berdiri di belakang Dwija juga tidak bergerak. Terdengar beberapa komentar dari kerumunan itu."Anak ini ternyata ingin menantang Jenderal. Kalau tahu begitu, kita nggak perlu repot-repot menggunakan begitu banyak trik.""Jenderal tentu saja akan memberinya kesempatan itu.""Kekuatan Jenderal nggak tertandingi. Bahkan di seluruh wilayah barat ini, nggak ada yang bisa menandinginya.""Orang ini benar-benar nggak tahu diri. Cari masalah sendiri.""Mereka sudah menyakiti kakaknya, mana mungkin Jenderal akan melepaskan mereka begitu saja. Sekarang kebetulan dia bisa memberi mereka pelajaran."Namun, Wi
Sejak Wira membawa mereka ke wilayah barat, Agha dan Dwija sudah tahu perjalanan ini akan sangat berbahaya. Jika tidak memiliki tekad yang kuat, mereka tidak mungkin mengikuti Wira sampai sejauh ini. Begitu juga dengan Wendi."Kamu memang berani dan cerdik, hampir saja berhasil menipuku. Tapi, apa benar kita nggak punya dendam? Kamu mungkin nggak mengenalku, tapi aku kenal kamu. Kamu nggak mungkin sudah melupakan Tuan Yasa yang baru saja mati di tanganmu secepat ini, 'kan? Kelihatannya kamu masih muda, harusnya ingatanmu nggak seburuk itu," kata Saka sambil perlahan-lahan mendekati Wira.Sementara itu, wakil jenderal itu juga sudah kembali berdiri di belakang Saka.Wira akhirnya mengerti apa yang sudah terjadi, ternyata semua ini karena dia sudah menyinggung Yasa. Sebelumnya, dia masih tidak mengerti mengapa Yasa yang begitu tidak berlogika itu bisa berkuasa di tempat itu begitu lama. Apakah tidak ada orang di Provinsi Tengah yang sanggup melawan Yasa? Mengapa pejabat di sana juga tida
"Api unggun ini masih hangat, berarti mereka masih belum pergi terlalu lama. Kita juga datang dengan menunggang kuda, mereka mungkin sudah menyadari kedatangan kita. Tapi, meskipun mereka hebat, mereka juga nggak mungkin bisa berlari secepat itu. Mana mungkin nggak ada jejak mereka di sekitar sini," kata pria itu.Pria itu terus berjalan mondar-mandir dan sesekali mengetuk kepalanya sendiri, entah apa yang sedang dipikirkannya.Semua orang berdiri dengan rapi di belakang pria itu. Kelihatan jelas, mereka sudah dilatih secara profesional dan pasti adalah pasukan elite di wilayah barat. Namun, alasan mereka tiba-tiba datang ke sini masih menjadi misteri dan ini juga yang masih dipikirkan Wira.Namun, Wira merasa sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal ini. Prioritas mereka sekarang adalah mencari cara untuk melarikan diri dari sana secepat mungkin. Ini adalah keputusan terbaik."Jenderal, kami menemukan beberapa mayat di sini dan pakaian mereka sudah dilepas. Sepertinya mereka adalah
Sementara itu, Dwija yang berdiri di samping menyilangkan tangannya dan berkata, "Masih perlu dipikirkan lagi? Ini pasti ulah guru agung di samping Senia itu. Sekarang kita sudah datang ke wilayah barat ini, ini adalah wilayah kekuasaannya. Setelah tiba di sini, kita tentu saja selalu berada di bawah kendalinya. Kalau benar-benar dia yang bersembunyi di balik ini, situasi kita benar-benar buruk."Wira tidak mengatakan apa-apa, tetapi apa yang dikatakan Dwija memang benar. Jika keadaannya memang demikian, situasi mereka benar-benar buruk. Setiap langkah mereka selanjutnya akan penuh dengan hambatan dan berada di bawah kendali Panji.Agha tiba-tiba berkata, "Kak Wira, sekarang bukan saatnya untuk memikirkan hal itu. Bukankah kita sebaiknya memikirkan cara untuk keluar dari situasi ini? Orang-orang ini dilengkapi dengan senjata dan mengenakan zirah juga. Kalau kita melawan mereka, takutnya ...."Meskipun biasanya Agha adalah pria tangguh yang suka langsung berkelahi dengan orang lain, buk
"Kak Wira, sepertinya ada orang yang datang," kata Agha yang berdiri terlebih dahulu dan menatap ke kejauhan."Kenapa tiba-tiba ada begitu banyak orang yang datang ke tempat terpencil seperti ini? Dilihat dari cara mereka, sepertinya mereka mau berkelahi. Jangan-jangan di wilayah barat ini juga sering terjadi perang?" kata Wira dengan ekspresi serius, lalu segera bangkit dan menatap orang-orang yang terus mendekat itu.Sulit untuk melihat dengan jelas berapa banyak orang yang datang karena jaraknya masih cukup jauh. Namun, didengar dari suara langkah kuda, bisa ditebak jumlah orang yang datang pasti banyak.Melihat semua itu, ekspresi Wira langsung berubah dan secara refleks mundur beberapa langkah. Dia melihat orang-orang di sampingnya dan segera berkata, "Sekarang kita masih nggak tahu maksud kedatangan mereka, sebaiknya kita sembunyi dulu. Mungkin saja mereka bukan datang untuk mencari kita."Semua orang langsung menganggukkan kepala. Menghadapi kerumunan seperti itu, mereka tentu s
Menjelang fajar, Wira dan yang lainnya baru berhenti untuk beristirahat. Mereka membuat api unggun dan memanggang hasil buruan."Kak Wira, orang-orang ini benar-benar misterius. Mereka sampai tinggal di tempat terpencil seperti ini. Apa mereka sama sekali nggak berhubungan dengan orang luar? Bagaimana mereka memenuhi kebutuhan sehari-hari?" tanya Agha sambil menikmati daging buruannya.Setahu Agha, orang yang biasanya memiliki kemampuan luar biasa tidak akan memilih tinggal di tempat seperti ini, orang itu pasti akan menunjukkan kehebatannya. Bukan hanya untuk membuktikan kemampuannya, tetapi untuk meningkatkan kualitas hidupnya juga.Agha tidak mengerti mengapa orang-orang dari Lembah Duka ini memilih untuk tinggal di sini. Dengan kemampuan mereka, mereka bisa berkuasa ke mana pun mereka pergi.Wira malah tersenyum dan berkata, "Orang yang benar-benar bijak biasanya memilih untuk tinggal di tempat terpencil seperti ini dan menenangkan diri. Reputasi dan kekayaan sudah nggak berarti ba