Share

Bab 29

Di Dusun Silali, di sebuah rumah bata. Rumah itu adalah kediaman Budi.

Tampak Budi yang sedang duduk di kursi malas dengan handuk hangat menutupi wajahnya. Wajahnya bengkak karena dipukuli oleh Wira kemarin. Namun, bengkak di wajahnya hari ini makin parah. Dia pun menggertakkan giginya dan berkata, "Apa ada pencuri yang pergi ke kediaman Wira tadi malam?"

Seorang pelayan berkata, "Ya. Ada pencuri yang merampok 100.000 gabak milik Sony dan bajingan itu menangis sepanjang pagi."

Budi tercengang. Dia berseru, "Apa anak nggak berguna itu gila? Dia benar-benar memberi pengangguran itu 100.000 gabak?"

Pelayan itu mengangguk sembari membatin, orang itu nggak gila, orang itu murah hati. Nggak seperti kamu yang pelit sekali. Aku sudah bekerja keras selama setahun. Tapi, beberapa gabak pun nggak dapat.

Budi menggertakkan giginya, lalu berujar, "Bagaimana dengan anak nggak berguna itu? Gavin bersaudara sudah pergi ke rumahnya, apa mereka menikamnya? Atau mungkin membunuhnya?"

Pelayan yang mendeng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Alifya
nyaho lu, wkwkwkwk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status