Share

Bab 237 Mau Mandi Bareng?

Penulis: Clavita SA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Pada malam harinya ketika semua tamu undangan sudah pulang dan suasana di rumah Endrick kembali seperti semula. Hanya tinggal pelayan, Zsalsya, Endrick, Rosmala, dan kepala pelayan. Bahkan, keluarga Firman serta para perias pengantin pun sudah tidak ada di sana.

"Kita sudah menikah. Boleh 'kan kalau panggilan kita jangan formal lagi. Maksudnya jangan saya dan kamu, tapi aku kamu saja, karena sekarang sudah menjadi kita," ucap Endrick dengan santai. Ia memegang tangan Zsalsya dan Zsalsya saat itu tampak malu-malu di depan Endrick.

Zsalsya mengangguk malu. "Iya, Mas. Boleh." Begitu ucapnya dengan lembut dan agak malu-malu manja.

Ia beranjak dari duduknya. Ketika itu keduanya duduk di tempat tidur yang telah telah disiapkan untuk pengantin. Hanya saja, riasan wajah itu masih melekat dan belum dibersihkan.

Endrick segera menarik pergelangan tangannya. "Mau ke mana?" tanya Endrick dengan nada yang seolah tidak mau ditinggal oleh Zsalsya yang kini sudah menjadi istri sahnya tersebut.

Zsal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 238 Menahan Hasrat

    Langkah kaki dengan suara handuk yang seolah tengah membersihkan tubuhnya yang basah itu terdengar. Zsalsya langsung melihat ke arah kamar mandi.Krieett!Endrick keluar dari kamar mandi dengan handuk kecil yang hanya menutup bagian sensitifnya saja. Handuk itu hanya menutupi dari bawah pusar sampai setengah paha bagian atasnya saja.Zsalsya yang menyaksikan hal itu pun langsung menelan ludah. Nyaris saja ia tidak bisa menahan diri ketika berhadapan langsung dengan Endrick yang hanya mengenakan sedikit kain.Tangannya mengepal kuat, ia berusaha menahan hasratnya. Jantungnya berdebar hebat dan dengan cepat ia langsung memalingkan wajahnya. Tetapi, bayangan tubuh Endrick yang bak seorang model dan atletis itu membuat perasaan sekaligus hasratnya tidak karuan."Tidak! Aku tidak boleh begini!" batin Zsalsya.Dengan tanpa menoleh, Zsalsya langsung meminta sesuatu kepada suaminya tersebut. "Mas, kenapa tidak langsung kamu pakai saja bajunya?" kata Zsalsya.Endrick yang dapat membaca pikiran

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 239 Pria Penuh Tipuan

    "Itu artinya belum selesai. Biar aku bantu saja, ya!" Endrick berjalan mengambil botol minyak sayur dan kemudian menuangkannya ke dalam wajan tersebut."Kamu mau buat apa?" tanya Endrick sembari melihat ke arah adonan -- campuran telur dan daging tadi.Setelah menuangkan cukup banyak minyak ke dalam wajan. Ia pun segera menaruh botol minyak sayur itu kembali. "Tidak tahu, Mas, saya cuma coba buat makanan sesuai seleraku saja. Ini tanpa melihat resep.""Memangnya kalau masak suka melihat resep?""Kadang, sih, Mas. Soalnya kadang aku suka lupa bumbu-bumbu yang dibutuhkan untuk masakan tertentu itu!" jelas Zsalsya.Endrick hanya mengangguk ketika mendengarnya dengan pandangan terus ke arah wajan, menunggu minyak matang. Begitu pun Zsalsya yang terus melihat ke arah wajan.Namun, dibalik tampak tenangnya Zsalsya saat itu, rupanya ia tengah memikirkan sesuatu dalam diam. "Setelah selesai makan nanti, apa dia masih akan mengajak?" batinnya.Sekalipun ia tengah memasak makanan untuk maka

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 240 Pelukan Di Antara Kesunyian

    Arzov yang dengan mulut palsunya melakukan berbagai cara agar dirinya tetap mendapat kepercayaan dari Kyora."Sebenarnya waktu itu bukan sepenuhnya salahku juga. Saudara tirinya itu, Tan, yang sepertinya mencoba membantu Zsalsya supaya bisa keluar dari kamar tempat dirinya dikurung!" bisik Arzov yang mencoba mengambing hitamkan Nana atas apa yang terjadi ini.Kyora menoleh sekilas. "Ya harusnya kamu lebih cerdik, dong! Kenapa malah membiarkan mereka dan kamu berleha-leha! Kalau tidak ceroboh, semua ini tidak akan terjadi!"Arzov sebetulnya gampang kesal. Mendengar ucapan Kyora yang seolah memiliki kuasa atas dirinya pun sudah membuatnya cukup jengkel. Tetapi, ia sadar dengan dirinya yang memang tidak memiliki posisi apapun. Pekerjaan tidak punya dan kini uang tabungan pun mulai menipis demi bisa menjalani hidup."Pokoknya, aku janji bakal membuat Tante aku yang cantik ini menikahi Endrick! Eh, tapi kenapa tidak langsung dipelet saja?" tanyanya. Arzov mulai berpikir mengenai hal yang s

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 241 Hadiah Pagi Hari

    Malam penuh kehangatan pun terlewati. Dengan rasa kantuk yang masih menyerang, Zsalsya membuka mata perlahan. Kepalanya menoleh ke arah Endrick. Tetapi, tangan itu rupanya masih mendekap tubuhnya. Zsalsya berusaha melepaskan dekapan Endrick dengan memindahkan tangan sang suami dari tubuhnya untuk di pindahkan ke tempat tidur. Tetapi, sepertinya Endrick tidak mau. Ia malah semakin mengeratkan dekapannya tersebut."Jangan ke mana-mana!" ucap Endrick dengan mata yang masih tertutup rapat."Sudah pagi, Mas," sahut Zsalsya dengan lembut.Awalnya Endrick fokus menikmati pelukannya dengan Zsalsya. Tetapi, begitu teringat sesuatu, sepasang matanya langsung terbuka lebar. Ia melepas pelukan itu segera."Jam berapa sekarang?" tanya Endrick dengan refleks.Zsalsya tampak bingung malihat Endrick yang tiba-tiba bangun, tetapi seolah takut terlambat. Ia mengambil ponsel dan segera melihat jam yang tertera di sana."Jam enam pagi, Mas."Endrick menoleh ke arah Zsalsya. "Untung saja." Segera saja i

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 242 Kukalahkan Egoku

    Sekitar lima belas menit Zsalsya berada di dalam kamar mandi. Sampai akhirnya keluar dari sana dengan handuk putih yang menutup dirinya dari bagian dada sampai paha. Zsalsya melihat ke arah kamar. Rambutnya dalam keadaan diikat ke atas. Matanya tidak bisa berbohong, ia seakan mencari keberadaan Endrick yang tak dilihatnya saat itu. "Mungkin dia sarapan," gumamnya. Namun, ia tidak tahu bahwa sebenarnya Endrick tengah menunggu Zsalsya selesai mandi. Pria itu berdiri di balkon sembari melihat ke halaman rumah -- memperhatikan para bodyguard di sana melakukan pekerjaannya. Zsalsya dengan santainya ia memakai baju. Dirinya mengenakan pakaian yang telah dibelikan Endrick tadi.. Sampai ketika dirinya menoleh ke arah jendela, matanya langsung membelalak kala melihat Endrick yang menoleh ke arahnya. "Apa tadi terus melihatku pakai baju?" batinnya. Ia menelan ludah sekaligus kaget dengan keberadaan suaminya tersebut. Walaupun posisinya saat itu telah menikah, tetapi bagaimanapun juga

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 243 Harapan Dari Mertua

    Keduanya pun melangkah keluar dari kamar dengan outfit lengkap. Semua persiapan sudah dibawa dengan baik. Mulai dari skincare dan kebutuhan lainnya. Untuk pakaian hanya membawa beberapa yang dimasukkan ke dalam sebuah koper."Kalau perlu sesuatu, kamu bilang saja. Biar nanti kita sama-sama beli," ungkap Endrick. Ia mengatakan demikian karena takut jika ternyata Zsalsya tidak berani mengungkapkan keinginannya karena malu dan belum terbiasa.Untuk itulah, Endrick sendiri yang berinisiatif mengingatkan hal itu kepada Zsalsya. "Pokoknya, apapun yang terjadi, kamu harus mengatakan segalanya. Karena kita sudah menikah, jadi kita harus terbuka dalam hal apapun. Jangan menyembunyikan sesuatu."Pesan itu dikatakan Endrick ketika keduanya tengah berjalan berdampingan. Tangan kiri Endrjck menggenggam jari jemari Zsalsya, sedangkan tangan kanannya membawa sebuah koper.Berjalan sambil mengobrol membuat langkah kaki terasa cepat. Kini sampailah mereka di lantai bawah. Rosmala yang kebetulan sedan

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 244 Menuju Pulau Cinta

    Perjalanan menuju bandara pun berakhir setelah menyelesaikan sekitar setengah jam dari sana. Endrick dan Zsalsya keluar dari mobil. Priyatna juga begitu. Tetapi, Priyatna langsung bergegas mengambil koper yang ditaruh di bagasi.Endrick menjulurkan tangannya seakan siap menggenggam tangan Zsalsya. "Pegang tanganku, supaya kamu tidak tertinggal!" kata Endrick sembari menatap wajah Zsalsya. Ia meyakinkan Zsalsya bahwa ia akan berada di sampingnya dan memastikan istrinya itu tetap dalam keadaan aman."Ayo!" ajaknya.Zsalsya pun kemudian menjulurkan tangannya. Ia menggenggam tangan Endrick, lalu mereka bersiap melangkah menujub terminal. Koper itu langsung diserahkannya kepada Endrick. "Ini, Tuan, koper Anda," ucapnya.Endrick membawa koper itu di tangan. "Terima kasih. Kamu jangan lupa jaga Mama. Jangan biarkan siapapun mengganggu kenyamanan rumah. Kalau terjadi sesuatu yang genting, telepon saja!" pesan Endrick kepada Priyatna -- sopir kepercayaannya tersebut."Baik, Tuan. Saya pasti a

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 245 Aku Selalu Untukmu

    Setelah sebelumnya menunggu jam penerbangan sesuai jadwal dengan yang tertera pada tiketnya. Akhirnya, mereka pun sudah berada di dalam pesawat yang siap lepas landas.Namun, baru saja mereka duduk di kursi. Ia melihat Zsalsya yang tampak mengantuk. "Kamu mengantuk?" tanya Endrick ketika melihat Zsalsya dalam pesawat, tetapi katanya seolah sudah berat dan ingin tidur. "Iya, Mas, padahal sudah tidur," jawab Zsalsya. Matanya pun berair karena saking ngantuknya. "Mungkin karena tadi cukup lama menunggu. Kalau bosan memang suka jadi ngantuk," tambahnya.Endrick paham. Pernikahan melewati satu malam, tidak aneh jika sering mengantuk dan mungkin karena terlalu lelah karena berada dalam posisi yang sama. Antara terus berdiri dan duduk di kursi pengantin."Ya sudah, kamu tidur saja. Sini bersandar di pundak aku supaya lebih nyaman," ucap Endrick yang diam menyediakan pundak untuk Zsalsya. Ia mempersilakan kepada Zsalsya untuk menggunakan pundaknya.Zsalsya kembali menutup mulutnya ketika mu

Bab terbaru

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 309 END

    Karena kecelakaan terjadi saat Firman sudah tancap gas pergi, sehingga ia tidak tahu bahwa di sana telah terjadi kecelakaan. Ia juga tidak tahu jika yang mengalami itu adalah Mariana.Firman hanya fokus untuk pulang ke rumah tanpa berpikir apapun. Zsalsya yang kala itu tengah memasak pun mendadak ingat kepada Ayahnya, yang membuatnya langsung menghentikan tangannya. Ia melamun, hingga percikan minyak itu membuatnya langsung terhenyak kaget dan menjauh dari wajan tersebut.Endrick yang melihat itu langsung meniupi tangan Zsalsya yang terkena percikan minyak. "Biar pelayan kita saja yang melakukannya!"Endrick menoleh ke samping -- tepatnya ke arah pelayan yang ada di sana. "Tolong kamu lanjutkan!""Baik!" sahut salah seorang pelayan yang saat itu tengah berdiri di sana. Tetapi begitu mendapat perintah, ia pun langsung menuju wajan yang ada di sana.Endrick mengajak Zsalsya pergi menuju kursi yang ada di sana. "Kamu sedang memikirkan apa?" tanya Endrick yang melihat Zsalsya dengan tata

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 308 Karma Atas Kejahatan

    "Baik, biar saya periksa dulu," ujar dokter itu yang kemudian melakukan pemeriksaan terhadap Firman.Sementara di sana, Mariana mengintip dan kini tengah bersembunyi. Ia terus memperhatikan Firman yang saat ini tengah diperiksa oleh dokter tersebut. "Mana obatnya?" gumamnya.Selang lima menit, pemeriksaan selesai. Dokter itu pun kemudian pergi sebentar untuk mengambil obat untuk Firman.Di kala dokter itu mengambilkan obat, Mariana yang sudah sejak tadi menunggu saat itu tiba pun membuatnya langsung bergegas pergi sejenak mengikuti kemanapun dokter itu pergi.Mariana menghampiri dokter itu ketika obat pada sebuah kotak kecil itu tergeletak di meja."Dok, saya mau memeriksa jantung saya yang sedang kurang baik. Dokter mana, ya, yang suka memeriksanya?" tanya Mariana seraya mengenakan maskernya. Ia bertingkah seolah tidak tahu apa-apa.Dengan santainya, dokter itu pun kemudian menyahut. "Saya dokter jantung. Kalau mau, bisa saya periksa, tapi biarkan saya melayani pasien yang lain dul

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 307 Penguntit

    Rosmala yang belum mendapat kabar apapun, baik itu dari Endrick maupun dari Priyatna -- sopir pribadi Endrick, membuatnya mondar-mandir karena khawatir."Kenapa belum juga ada kabar apapun?" gumam Rosmala yang saat itu dalam kebingungan. Meskipun begitu, ia merasa bahwa semuanya akan baik-baik saja.Tak lama dari itu, sebuah mobil memasuki halaman rumah dan kemudian mobil itu menepi.Rosmala yang terus mondar-mandir di teras pun langsung menghentikan langkah kakinya. Segera saja ia menuruni sedikit tangga dan langsung menghampiri mobil tersebut yang mana ia pikir bahwa itu adalah Endrick dan seharusnya bersama Zsalsya.Begitu pintu mobil terbuka, langsung terlihatlah kaki Endrick yang keluar dari sana."Nak, akhirnya kamu kembali! Mana Zsalsya?" tanya Rosmala. Ia melihat ke dalam mobil dan saat itu Zsalsya pun memang hendak keluar dari mobil tersebut.Begitu Zsalsya turun, Rosmala langsung memeluk menantunya. "Akhirnya kamu kembali juga. Mama khawatir dengan keadaan kalian. Mengingat

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 306 Titik Kekalahan Para Penjahat

    Telepon Endrick yang saat itu sudah terhubung dengan Piryatna yang merupakan sopir kepercayaannya membuatnya bisa tahu kapan ia akan bergerak melakukan tugasnya. Setelah tahu bahwa Zsalsya ditemukan di lantai dua, sopir pribadi itu pun langsung mengajak kepada para bodyguard untuk mengikuti Endrick ke lantai atas sana. Sedangkan polisi, pada saat yang sama mereka juga masuk dan langsung menyergap. Sontak saja, semua preman yang ada di sana pun langsung berusaha kabur, termasuk Arzov. Namun sayangnya, polisi yang datang jauh lebih banyak dibanding para preman itu sendiri. "Jangan bergerak!" ujar salah seorang polisi sembari menembakkan pistol ke atas. Preman yang saat itu masih berada di sana pun langsung angkat tangan kala para polisi yang sejak awal sudah siap sedia untuk menangkap mereka kini memperlihatkan diri mereka. "Sialan! Kenapa harus ada banyak polisi!" gumam Arzov dengan kedok yang masih terpasang di kepala hingga menutup wajahnya. Namun, polisi yang bertugas la

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 305 Pembebasan

    DOORR!!!Endrick melesatkan peluru dari pistol yang dipegangnya. Sontak, polisi yang sudah bersiap pun langsung turun dari mobil dan mengepung rumah itu. Kyora tidak tahu jika rumahnya telah terkepung dan tidak memiliki jalan lagi untuk keluar.Sekalipun polisi yang mengepung, tetapi mereka tidak langsung masuk ke dalam. Para bodyguard Endrick hanya bersiap siaga di luar rumah."Serahkan Zsalsya padaku sekarang juga!" pinta Endrick. Namun, preman yang ada di sana seolah langsung siap siaga untuk menyerang Endrick. Para saat yang sama, ketika mereka hendak menyerang, Endrick melesatkan peluru ke sebuah botol kaca yang ada di sana, hingga tercipta suara berisik yang membuat para bodyguard Endrick keluar. Ketika para preman lengah karena fokusnya teralihkan kepada para bodyguard Endrick. Lada saat itulah Endrick pergi untuk mencari keberadaan Zsalsya. Endrick memplintir tangan Kyora ke belakang dan langsung menodongnya. "Cepat tunjukkan padaku di mana Zsalsya sekarang berada!" perint

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 304 Taktik Penyelamatan

    "Ma, aku pergi sekarang!" pamit Endrick ketika dirinya sudah menambahkan jaket pada pakaian atasnya. "Iya, Nak!" sahut Rosmala.Mereka yang telah mengatur rencana untuk segala sesuatunya pun kemudian berangkat dari rumah itu untuk kemudian pergi menuju lokasi alamat yang ia dapatkan sebelumnya.Endrick memasuki sebuah mobil. Ia kembali mengemudi sendiri. Kali ini, ia menggunakan mobil yang lain dengan warna putih. Rosmala yang saat itu melihat Anaknya berangkat untuk menyelamatkan Zsalsya pun hanya berdo'a agar selamat dan mereka menjalankan rencana dengan baik dan berhasil, agar bisa membawa Zsalsya kembali.Setelah Endrick pergi, di belakang itu, mobil yang dikemudikan oleh para bodyguardnya ada di belakang mobil Endrick. Hanya saja, saat itu cukup berjarak. Sebab, Endrick tidak mau jika lawan menganggap bahwa Endrick datang bersama orang lain."Zsa, tunggu aku, aku datang untuk menyelamatkanmu sekarang! Kita pasti akan bersama lagi!" ujar Endrick sembari mengemudi. Pandangannya f

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 303 Sebagai Pengingat

    "Tidak tahu terima kasih! Disuapin malah dimuntahin! Makan saja sendiri, terserah kalau kamu lapar juga!" sentak Arzov. Ia menaruh piring itu di meja dan kemudian melangkah pergi dari tempat itu.Arzov segera menemui Kyora, yang mana ada janji yang belum ia tagih sekaligus belum ia dapatkan pula uang yang dijanjikannya.Zsalsya berusaha untuk melepaskan dirinya, tetapi masih susah. "Aku mau buang air! Tolong lepaskan ikatan tanganku!" pinta Zsalsya dengan tegasnya.Namun, kedua preman itu hanya saling memandang satu sama lain. Mereka seolah tengah saling melempar kode melalui pandangan mata. Memutuskan apakah harus melepaskan ikatan tangan Zsalsya atau malah mengabaikannya.Mereka juga takut jika Zsalsya ternyata membohongi mereka, untuk itulah kedua preman itu tidak mau langsung percaya begitu saja."Apa kalian mau melihat aku buang air di sini?!" tambah Zsalsya dengan sedikit ancaman halus yang membuat kedua preman itu bingung dalam memilih. Namun, tak lama setelahnya, Arzov kembal

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 302 Dipaksa

    Dalam kesendiriannya, Zsalsya hanya harus menahan rasa takut dalam dirinya kala di tempat yang gelap itu ia sendirian. Namun, kemudian sebuah pikiran berlarian di kepala."Tapi waktu itu saja aku bisa melarikan diri. Bagaimana kalau sekarang aku juga mencobanya?" batin Zsalsya dalam diamnya. Ia terus memikirkan hal itu.Zsalsya melihat ke sekeliling. Ia berusaha melepaskan tali yang mengikat erat di pergelangan tangan dan kakinya itu. Tetapi, rupanya di tempat itu terdapat cctv tersembunyi. Kyora dan anak buahnya terus memantau sampai mendapat kabar dari Endrick bahwa pria itu datang ke tempat tersebut untuk menjemput Zsalsya.Semalaman Zsalsya tidak bisa tidur. Ia berusaha untuk melepaskan diri, tetapi dirinya tidak bisa membuka ikatan itu.Kyora yang memperhatikan setiap gerak-gerik Zsalsya itu hanya diam seraya menopang dagu. Sesekali ia menyungging licik dengan apa yang dilihatnya saat itu."Sekarang kamu tidak akan bisa kabur atau melepaskan diri dariku lagi. Aku tidak akan sebod

  • Perjalanan Balas Dendam Termanis   Bab 301 Jangan Percaya Manusia Licik

    Sampai di dalam kamar, para pelayan yang ada di sana sontak mengambil kotak P3K untuk merawat luka Endrick. Lukanya sangat parah dan saking khawarisnya, Rosmala langsung memanggil dokter.Rosmala duduk di samping Endrick seraya membelai rambutnya. "Nak, kenapa ada orang jahat yang berani melakukan hal ini sama kamu?" ucapnya dengan mata berkaca-kaca.Ibu mana yang tidak bersedih saat anak semata wayangnya terluka parah. "Mama tidak akan pernah memaafkan kesalahan orang yang tega melakukan semua ini!" ucapnya.Tak perlu menunggu waktu lama, dokter yang dipanggil oleh Rosmala beberapa saat yang lalu pun kemudian datang. Ia membawa alat untuk memeriksa kondisi pasiennya tersebut."Dok, tolong periksa. Saya tidak mau sesuatu terjadi pada tubuhnya!" pinta Rosmala kepada dokter itu.Dokter itu tersenyum seraya mengeluarkan alat untuk memeriksa. "Baik, biar saya periksa dulu kondisinya, ya," sahut dokter itu.Mulai dari detak jantung dan semua luka yang ada pada tubuh Endrick, semuanya dipe

DMCA.com Protection Status