Share

18. Ingin Menyerah

"Maaf, saya enggak kenal."

Ucapan dan tatapan dingin Ryan bagai belati yang mengiris pedih hati Rani. Dia mengerjapkan mata, menahan genangan air yang mulai membendung di pelupuk mata. Diremasnya map di tangan dengan sedih.

Ryan menatap tajam pada Hani.

"Kamu juga Hani, berapa kali saya bilang, kalau tidak ada kepentingan untuk a-- ."

"Ran ... kamu sudah sampai?" Tamara tiba-tiba muncul dari arah belakang. Berjalan dengan cepat-cepat hingga berdiri di sisi Rani.

"Maaf, aku yang salah Mas. Tadi, rencana habis laporan. Aku mau izin ke Bogor. Makanya langsung minta Rani kasih berkasnya ke Mas Ryan. Ya, udah ke ruanganku dulu, yuk," ajak Tamara merangkul bahu Rani.

Beberapa eksekutif itu mulai meninggalkan lobi dan kembali berbincang satu sama lain setelah dirasa tidak terlalu penasaran lagi dengan kehadiran Rani.

Tinggal Ryan yang membeku di tempat. Menatap Tamara yang merangkul bahu istrinya menuju ke lift.

***Rr***

"Raisa Maharani, apakah itu nama lengkapmu, Ran?" tanya Tamara begitu k
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (2)
goodnovel comment avatar
imnotbad XD
bukannya rani bawa motor ya...
goodnovel comment avatar
Rania Humaira
kebanyakan penulis tidak memberi manfaat utk pembacanya. seharusnya karakter wanita dlm tokoh cerita itu jgn terlalu lemot,lemah dan menye2. percuma sekolah tinggi tapi g bisa menghargai diri sendiri. klu msh menye2 lemot tokoh cerita rekaan mu lebih baik berhenti jadi penulis.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status