Share

50. Pagi-Pagi Ambyar

Kami sampai di kosan saat malam sudah sangat larut. Dan nyatanya kami tak jadi melanjutkan apa yang telah kami lakukan di dalam mobil beberapa saat lalu di area parkir restoran. Mas suryo pun tak memintanya, ia hanya terus menggelendot manja di pundakku dan menciumiku bertubi tubi sebelum akhirnya jatuh tertidur. Mungkin ia kelelahan karena seharian ini kami sangat sibuk mempersiapkan pernikahan kami yang begitu mendadak.

Aku menatapi wajahnya yang terlelap dalam damai. Menyusuri tiap garis yang membentuk sebuah pahatan maha karya ciptaan tuhan yang begitu rupawan. Aku terus dibuat terpesona dengan struktur tulang yang terbentuk dengan indah pada wajah itu. Bagaimana alisnya yang tebal menaungi sepasang matanya yang lebar dan memikat saat terbuka. Bagaimana hidungnya yang tinggi seperti menara, bagaimana rahangnya yang tajam, bibirnya yang tebal dan berwarna merah layaknya kelopak mawar, begitu lembut saat kusentuh dengan bibirku.

Bagaimana jakunnya…ooh, akhirnya aku bisa menyent
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status