Share

Bab 20

"Winnie, buka pintu," kata Julian.

Julian mengepalkan tangannya dan mengetuk pintu tiga kali. Hanya saja, tidak ada yang menanggapinya.

Dia mengetuk pintu kamar lagi, tetapi tetap saja tidak ada yang menjawab.

Dia tersenyum dan bertanya, "Kamu nggak mau buka pintu?"

Winnie teringat akan adegan dia dipermalukan semalam. Dia tidak ingin bersentuhan fisik dengan pria itu lagi, jadi dia berkata, "Aku sudah mau tidur."

Julian menarik dasinya. Senyuman di wajahnya benar-benar menghilang. Kesabarannya juga menipis. "Dalam waktu 20 menit, bawakan pangsit telur untukku."

Winnie menarik napas dalam-dalam, lalu memejamkan matanya sambil turun dari ranjang.

Dia memakai sandalnya dan pergi ke dapur untuk memasak seporsi pangsit telur, lalu membawakannya ke ruangan sebelah.

Pintu ruangan ini tidak dikunci, jadi dia langsung memasuki ruangan. Dia pun melihat Julian yang berjalan keluar dari kamar mandi.

Pria ini hanya melilitkan handuk putih di pinggangnya. Bahunya lebar, kakinya jenjang. Air menetes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status