Winnie mengerutkan bibirnya, tatapannya penuh amarah, seakan-akan dia bisa langsung mencekik Chelsea kapan pun itu.Melihat Winnie makin marah, Chelsea merasa makin senang.Chelsea melihat kalungnya, lalu mengangkat bahunya dan berkata, "Aku menemukannya di laci Kak Julian. Meskipun mutiara ini nggak berharga, bentuknya cukup bulat. Kata Kak Julian, benda ini juga hanya akan jadi sampah, makanya aku memintanya. Bagus, nggak?"Anting-anting itu dibengkokkan menjadi bentuk bulat dan dipasangkan dengan sebuah kalung platinum, menjadi kalung mutiara.Melihat hadiah yang diberikan Jacob dihancurkan seperti ini, api amarah membara di tatapan Winnie. Dia langsung menarik kalung itu.Chelsea berteriak karena lehernya terasa sakit. Dia berteriak dengan suara melengking, "Bukankah hanya anting-anting mutiara jelek, ya? Memangnya kamu perlu bertindak seperti ini?! Dasar wanita jalang!"Dengan suara tamparan keras, kepala Chelsea langsung berpaling ke satu sisi.Dia membelalakkan matanya dengan ta
Amarah Winnie menggebu-gebu. Dengan tatapan penuh kebencian, dia berkata, "Bukankah kamu seharusnya memberiku sebuah penjelasan?"Julian sama sekali tidak pernah melihat Winnie sekecewa ini. Dia mengambil mutiara itu. Mutiara itu hanya mutiara yang sangat biasa, untuk apa Winnie bereaksi seperti ini?Sebelumnya, dia memberikan Winnie begitu banyak perhiasan yang setidaknya berharga miliaran, tetapi Winnie sama sekali tidak menunjukkan perasaan apa pun."Ini bukan barang berharga, aku bisa mencari orang untuk memperbaikinya, kamu nggak perlu bersikap begitu emosional," kata Julian.Kemudian, dia bertanya, "Kenapa kamu begitu memedulikan anting-anting ini? Apakah kamu mendapatkannya dari orang penting?"Winnie berlinang air mata, dadanya terasa sesak, bahkan suaranya pun agak serak. "Aku mendapatkannya dari orang yang paling penting dalam hidupku!"Paling penting?Apakah orang itu bukan dia?Julian menggertakkan giginya. Karena hadiahnya yang paling berharga diremehkan oleh orang lain, W
Dengan bantuan lampu dinding yang redup, Julian melihat wajah wanita yang penuh akan jejak air mata itu. Dia tidak mendengar dengan jelas nama yang keluar dari mulutnya Winnie.Namun, dia samar-samar mendengar inisial "J".Dia ingin menyuruh Winnie untuk menyebut nama itu sekali lagi, tetapi Winnie malah sudah terlelap lagi.Dia pernah menyelidiki pria penghibur itu, namanya Justin Downer. Jadi, dia pun mengira bahwa Winnie memanggil nama pria itu!Sambil mengingat kembali kejadian malam itu, saat Winnie hendak berciuman dengan Justin, api amarah pun membara dalam hati Julian.'Dia malah jatuh hati pada seorang pria penghibur!' pikir Julian.Dia merasa sangat terhina!Dia meletakkan kotak obat di tangannya, lalu berlutut di samping ranjang dan menarik Winnie yang sedang terlelap ke bawah dirinya.Dia memegang kepala Winnie dengan kedua tangannya, lalu membungkuk sambil bertanya, "Winnie, kamu suka sama Justin, ya?"Winnie mengernyit sambil mendengus.Julian menarik dagu Winnie sambil b
"Kak Julian ....""Ada apa?" tanya Julian.Chelsea menangis sambil menjawab dengan sedih, "Sakit sekali, Kak Julian.""Ke depannya, jangan lakukan hal-hal yang menyakiti dirimu sendiri lagi," kata Julian sambil berjalan menghampiri Chelsea."Tapi, aku nggak bisa mengendalikan perasaanku sendiri," kata Chelsea sambil melihat pergelangan tangannya yang sudah dibalut kembali dan menangis tersedu-sedu.Perawat itu bergegas menyeka air mata Chelsea dengan tisu, lalu membawa mangkuk itu dan meninggalkan ruangan.Julian duduk di kursi dan mulai mengupas kulit apel sambil berkata, "Chelsea, kamu memasuki ruang bacaku dan mengambil anting-anting itu dari laciku, ini bukan alasan kamu menderita depresi. Dalam waktu 20 hari, aku dan Winnie akan bercerai. Keberadaannya nggak membawa ancaman apa pun bagimu. Aku sudah setuju akan menikahimu, jadi aku pasti akan melakukannya. Kalau kamu mau tinggal di Luna Bay ...."Julian menatap Chelsea dan berkata lagi, "Kamu harus berdamai dengan Winnie."Chelsea
Julian berjalan cepat ke arah lift, sedangkan Chelsea berlari kecil di belakangnya dengan kesal.Julian seketika menghentikan langkahnya dan menoleh sambil berkata, "Aku ada urusan, kamu bisa istirahat di ruanganmu."Chelsea memonyongkan bibirnya dengan sedih dan berkata, "Kak Julian, kalau kamu nggak berada di sisiku, aku merasa sangat panik, aku benar-benar ketakutan.""Akan ada perawat yang menemanimu. Ada masalah yang harus kutangani," kata Julian."Aku mendengar nama Kak Winnie dari teleponmu, apakah dia terkena masalah?" tanya Chelsea.Julian melihat jam tangannya dan berkata, "Pak Dylan punya karakter buruk, aku khawatir Winnie akan kenapa-kenapa."Kemudian, dia takut Chelsea berpikiran yang tidak-tidak, jadi dia berkata lagi, "Bagaimanapun, sekarang, kami masih pasangan suami istri secara hukum. Kalau dia terkena masalah, Nenek akan menyalahkanku."Chelsea tidak tahu apakah Julian takut disalahkan oleh neneknya atau takut Winnie terkena masalah.Intinya, dia merasa murka. Begit
Winnie tidak menyangka bahwa Justin bekerja sebagai pelayan di tempat ini. Dia merasa agak terkejut. Pria ini bekerja sebagai pria penghibur dan juga sebagai pelayan, apakah dia sangat memerlukan uang?Justin melihat jus di hadapan Winnie yang kelihatannya sudah pernah diminum, dia pun merasa gugup. "Kata juru masak di dapur, jus itu tercampur dengan air, jadi kami akan menggantikannya dengan segelas jus yang baru untuk Anda," kata Justin.Tanpa berpikir panjang, Winnie menyetujuinya.Justin langsung menggantikan segelas jus baru untuk Winnie sambil berkata, "Kalau ada apa-apa, panggil saya, ya. Saya akan menunggu di depan."Winnie menyadari kejanggalan ini. Bagaimanapun, Justin bukanlah pelayan yang bertanggung jawab atas ruangan ini, tetapi dia malah menggantikan jus yang baru untuk Winnie dan juga mengawal di depan ruangan. Akan tetapi, Winnie tidak menunjukkan keanehan apa pun.Dylan dan Winnie terpisah oleh satu tempat duduk. Pria itu tersenyum sambil mendekati Winnie, tatapannya
Julian tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan Justin di tempat ini. Kemudian, dia melihat seragam yang dikenakan Justin yang menandakan bahwa Justin adalah pelayan di restoran ini.Adegan malam itu, saat Justin hendak berciuman dengan Winnie, muncul dalam benak Julian, sehingga tatapan Julian menjadi makin dingin."Kenapa kamu ada di sini?" tanya Julian dengan dingin.Justin membalas tatapan Julian, lalu melirik sekilas ke Chelsea yang datang dengannya.Chelsea seketika tersentak. Dalam waktu 3,5 tahun, ini pertama kalinya mereka bertemu lagi.Jantung Chelsea berdebar dengan kencang, matanya juga berkedut.Namun, Justin mengalihkan tatapannya, seakan-akan dia tidak mengenali Chelsea. "Tadi, pria di dalam sana menaruh obat di jus buah untuk Nona Winnie. Aku kebetulan melihatnya, jadi aku menggantikan segelas jus yang baru untuk Nona Winnie. Tapi, dia sudah meminum jus yang sebelumnya. Aku khawatir dia terkena masalah, jadi aku berjaga di sini."Mendengar ucapan Justin, Julian lan
Namun, Winnie tiba-tiba mengayunkan tangannya, sehingga pecahan kaca itu menggores jari tangan pria itu. Darah pun seketika menetes dari ujung jarinya.Melihat kejadian ini, Chelsea menerjang ke depan sambil berseru, "Winnie, kamu sudah gila, ya?! Kak Julian sudah datang menyelamatkanmu dengan baik hati, tapi kamu malah nggak tahu berterima kasih!"Winnie malah teringat akan ucapan Dylan sebelumnya. "Jangan-jangan Bu Winnie kira tangan Bu Yenny bisa kebetulan kena luka bakar, ya? Jujur saja, hari ini, kamu bisa datang karena instruksi Pak Julian!" kata Dylan.Winnie membuang pecahan kaca di tangannya dan memegang dinding dengan kedua tangannya untuk berdiri. Dia menatap Julian sambil berkata, "Kamu ingin sekali melihat istrimu yang belum bercerai denganmu ini naik ke ranjang pria lain, ya?"Julian seketika berdiri sambil mengernyit dan berkata, "Omong kosong apa itu? Bukankah aku datang menyelamatkanmu?"Winnie tertawa dengan sinis, lalu melirik sekilas ke Chelsea yang berada di belaka