"Winnie, buka pintu," kata Julian.Julian mengepalkan tangannya dan mengetuk pintu tiga kali. Hanya saja, tidak ada yang menanggapinya.Dia mengetuk pintu kamar lagi, tetapi tetap saja tidak ada yang menjawab.Dia tersenyum dan bertanya, "Kamu nggak mau buka pintu?"Winnie teringat akan adegan dia dipermalukan semalam. Dia tidak ingin bersentuhan fisik dengan pria itu lagi, jadi dia berkata, "Aku sudah mau tidur."Julian menarik dasinya. Senyuman di wajahnya benar-benar menghilang. Kesabarannya juga menipis. "Dalam waktu 20 menit, bawakan pangsit telur untukku."Winnie menarik napas dalam-dalam, lalu memejamkan matanya sambil turun dari ranjang.Dia memakai sandalnya dan pergi ke dapur untuk memasak seporsi pangsit telur, lalu membawakannya ke ruangan sebelah.Pintu ruangan ini tidak dikunci, jadi dia langsung memasuki ruangan. Dia pun melihat Julian yang berjalan keluar dari kamar mandi.Pria ini hanya melilitkan handuk putih di pinggangnya. Bahunya lebar, kakinya jenjang. Air menetes
Selama tiga tahun, Julian sudah sering mengungkit tentang perceraian, tetapi Winnie selalu menolak. Meskipun dia sangat dirugikan, dia tetap tidak menyetujui hal itu.Sekarang, Winnie sudah setuju untuk bercerai, tetapi Chelsea menganggap bahwa Winnie hanya sok jual mahal.Chelsea mulai merasa panik. Dia tidak akan membiarkan hal seperti ini terjadi.Dia tiba-tiba mengambil garpu dan menusuk tempat dia menyayat pergelangan tangannya. Julian seketika berdiri dan meraih pergelangan tangannya sambil bertanya, "Chelsea, kamu ngapain?"Chelsea menangis dengan sedih sambil menjawab, "Kak Julian, begitu aku memikirkan Kak Winnie yang tinggal lagi denganmu, aku merasa sangat sedih. Apakah kamu mencintainya? Kalau begitu, bagaimana denganku? Aku sudah kotor, kamu nggak akan menginginkanku lagi ...."Melihat darah segar merembes melalui kain kasa, Julian menekan bel pemanggil perawat. Staf medis pun bergegas datang.Seorang dokter memeriksa luka Chelsea dan berkata, "Luka tusukan ini sangat dala
Winnie memang dipaksa untuk kembali ke Luna Bay. Sekarang, Chelsea juga pindah ke tempat ini, membuatnya makin tidak ingin kembali.Saat dia sudah kerja lembur hingga pukul 11.30 malam, dia berpikir, jika Julian tidak mendesaknya untuk pulang, dia akan tinggal di perusahaan.Lewat tengah malam, saat Winnie sedang bersiap-siap untuk bermalaman di sofa di kantornya, ponselnya yang berada di atas meja mulai berdengung.Dia membuka kedua matanya, menyingkap selimut dan turun dari sofa. Saat dia mengambil ponselnya, dia melihat nama Julian di layar ponselnya.Dia menarik napas dalam-dalam dan menerima panggilan ini."Kak Winnie, aku ingin minum sup jamur kuping putih dan biji bunga teratai," kata Chelsea.Winnie berkata dengan cuek, "Buat sendiri.""Kak Julian, aku hanya ingin minum sup buatan Kak Winnie ...." Chelsea mulai bertingkah imut, lalu menangis dengan sedih.Kemudian, Winnie mendengar Julian berkata dengan dingin, "Dalam waktu setengah jam, aku mau melihatmu berdiri di hadapanku."
Winnie mengerutkan bibirnya dan berkata, "Julian, dia sengaja mempermainkanku.""Dia menderita depresi," kata Julian.Dengan suara yang dingin, tetapi tenang, Winnie berkata, "Jadi, aku pantas menerima perlakuan seperti ini?"Julian mematikan rokoknya dengan ujung jarinya, lalu berjalan ke hadapan Winnie dan berkata, "Aku akan minum sup ini."Baru saja ujung jari pria ini menyentuh mangkuk itu, Winnie berbalik dan berjalan ke depan meja dapur. Dia meletakkan nampan itu dan menuangkan isi mangkuk itu ke dalam wastafel. Kemudian, dia juga membuang semua sup yang tersisa di dalam panci.Winnie berbalik dan menatap Julian dengan tatapan dingin sambil berkata, "Apakah dia depresi atau nggak, hal itu nggak berhubungan denganku. Aku bukan budak kalian. Julian, sebelum kita resmi cerai, aku nggak ingin hal seperti ini terjadi lagi."Saat dia hendak pergi, pria itu malah menarik pergelangan tangannya dan berkata, "Ada hubungan yang pasti denganmu."Winnie menatapnya dengan kebingungan dan berka
Winnie mengerutkan bibirnya, tatapannya penuh amarah, seakan-akan dia bisa langsung mencekik Chelsea kapan pun itu.Melihat Winnie makin marah, Chelsea merasa makin senang.Chelsea melihat kalungnya, lalu mengangkat bahunya dan berkata, "Aku menemukannya di laci Kak Julian. Meskipun mutiara ini nggak berharga, bentuknya cukup bulat. Kata Kak Julian, benda ini juga hanya akan jadi sampah, makanya aku memintanya. Bagus, nggak?"Anting-anting itu dibengkokkan menjadi bentuk bulat dan dipasangkan dengan sebuah kalung platinum, menjadi kalung mutiara.Melihat hadiah yang diberikan Jacob dihancurkan seperti ini, api amarah membara di tatapan Winnie. Dia langsung menarik kalung itu.Chelsea berteriak karena lehernya terasa sakit. Dia berteriak dengan suara melengking, "Bukankah hanya anting-anting mutiara jelek, ya? Memangnya kamu perlu bertindak seperti ini?! Dasar wanita jalang!"Dengan suara tamparan keras, kepala Chelsea langsung berpaling ke satu sisi.Dia membelalakkan matanya dengan ta
Amarah Winnie menggebu-gebu. Dengan tatapan penuh kebencian, dia berkata, "Bukankah kamu seharusnya memberiku sebuah penjelasan?"Julian sama sekali tidak pernah melihat Winnie sekecewa ini. Dia mengambil mutiara itu. Mutiara itu hanya mutiara yang sangat biasa, untuk apa Winnie bereaksi seperti ini?Sebelumnya, dia memberikan Winnie begitu banyak perhiasan yang setidaknya berharga miliaran, tetapi Winnie sama sekali tidak menunjukkan perasaan apa pun."Ini bukan barang berharga, aku bisa mencari orang untuk memperbaikinya, kamu nggak perlu bersikap begitu emosional," kata Julian.Kemudian, dia bertanya, "Kenapa kamu begitu memedulikan anting-anting ini? Apakah kamu mendapatkannya dari orang penting?"Winnie berlinang air mata, dadanya terasa sesak, bahkan suaranya pun agak serak. "Aku mendapatkannya dari orang yang paling penting dalam hidupku!"Paling penting?Apakah orang itu bukan dia?Julian menggertakkan giginya. Karena hadiahnya yang paling berharga diremehkan oleh orang lain, W
Dengan bantuan lampu dinding yang redup, Julian melihat wajah wanita yang penuh akan jejak air mata itu. Dia tidak mendengar dengan jelas nama yang keluar dari mulutnya Winnie.Namun, dia samar-samar mendengar inisial "J".Dia ingin menyuruh Winnie untuk menyebut nama itu sekali lagi, tetapi Winnie malah sudah terlelap lagi.Dia pernah menyelidiki pria penghibur itu, namanya Justin Downer. Jadi, dia pun mengira bahwa Winnie memanggil nama pria itu!Sambil mengingat kembali kejadian malam itu, saat Winnie hendak berciuman dengan Justin, api amarah pun membara dalam hati Julian.'Dia malah jatuh hati pada seorang pria penghibur!' pikir Julian.Dia merasa sangat terhina!Dia meletakkan kotak obat di tangannya, lalu berlutut di samping ranjang dan menarik Winnie yang sedang terlelap ke bawah dirinya.Dia memegang kepala Winnie dengan kedua tangannya, lalu membungkuk sambil bertanya, "Winnie, kamu suka sama Justin, ya?"Winnie mengernyit sambil mendengus.Julian menarik dagu Winnie sambil b
"Kak Julian ....""Ada apa?" tanya Julian.Chelsea menangis sambil menjawab dengan sedih, "Sakit sekali, Kak Julian.""Ke depannya, jangan lakukan hal-hal yang menyakiti dirimu sendiri lagi," kata Julian sambil berjalan menghampiri Chelsea."Tapi, aku nggak bisa mengendalikan perasaanku sendiri," kata Chelsea sambil melihat pergelangan tangannya yang sudah dibalut kembali dan menangis tersedu-sedu.Perawat itu bergegas menyeka air mata Chelsea dengan tisu, lalu membawa mangkuk itu dan meninggalkan ruangan.Julian duduk di kursi dan mulai mengupas kulit apel sambil berkata, "Chelsea, kamu memasuki ruang bacaku dan mengambil anting-anting itu dari laciku, ini bukan alasan kamu menderita depresi. Dalam waktu 20 hari, aku dan Winnie akan bercerai. Keberadaannya nggak membawa ancaman apa pun bagimu. Aku sudah setuju akan menikahimu, jadi aku pasti akan melakukannya. Kalau kamu mau tinggal di Luna Bay ...."Julian menatap Chelsea dan berkata lagi, "Kamu harus berdamai dengan Winnie."Chelsea