Share

BAB 172: Secercah Harapan

Penulis: Asayake
last update Terakhir Diperbarui: 2024-08-13 19:00:54

Bayangan tubuh Alfred terlihat di permukaan kaca besar.

Pria itu tengah duduk memakan sepiring masssaman curry seorang diri, sesekali wajahnya terangkat melihat kea rah tangga memastikan jika Floryn masih berada di kamarnya.

Alfred tidak berani melihat reaksi Floryn ketika dia menonton semua rekamaannya, Alfred tidak ingin melihat duka dimatanya karena harus membuka luka lamanya kembali yang selama ini selalu berusaha dia lupakan.

Suap demi suap makanan memasuki mulutnya, menyisakan noda di piring.

Alfred beranjak dari tempat duduknya, mengambil mangkuk massaman curry dari dalam microwave untuk dia habiskan sendiri.

Suara deringan telepon masuk terdengar di kesunyian, membawa Alfred mendekati meja dan melihat nama ibunya yang kini tertera di layar.

Alfred menghela napasnya dengan berat, dengan terpaksa dia menerima panggilan ibunya didetik-detik terakhir sebelum panggilan berakhir.

“Alfred Sayang, kenapa kau tidak pulang? Ibu menunggumu sejak tadi,” ucap Nathalia terdengar lebih lemb
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (4)
goodnovel comment avatar
puji amriani
please update lagi kak.. gimana caranya biar sehari update 2bab ya ..
goodnovel comment avatar
Silent Heart
Alfred bakal pesta gak ya karena pertunangannya dengan Melisa batal. Mau peluk Flo. Kira-kira sakitnya bakl kambuh gk ya, pas kebetulan ada Alfred biar Alfred tahu penyakitnya. Flo pernah bilang kalo dia ingin hidup Damai di North Emit setelah dendamnya selesai, semoga bukan Damai dalam 'kematian'
goodnovel comment avatar
puji amriani
kak please update lagi bab Alfred dan Flo . semoga Alfred bisa nenangin Flo jangan biarkan Flo nangis sendiri kk
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 173: Emier Melihatnya

    Masih di dibawah dinginnya langit yang gelap, Floryn duduk meringkuk memeluk lututnya dengan erat.Suara isakan terdengar begitu menyakitkan disetiap tarikan napasnya.Apa yang terjadi malam ini masih seperti mimpi baginya. Bukti penting yang didapatkan jauh lebih baik dari apa yang Floryn harapkan.Floryn bersyukur, Tuhan masih menahan kematian yang pernah beberapa kali mencoba bunuh diri karena tidak kuat dengan penderitaan yang harus dilaluinya.Andai dia mati di dalam penjara, meninggalkan masalah yang seharusnya diselesaikan dengan jalan bunuh diri seperti ibunya. Mungkin, selamanya orang-orang akan membencinya dan menganggapnya sebagai seorang pembunuh, sementara Rachel dan Issabel akan menjadi pemenang, menjalani kehidupan dengan baik dalam kemakmuran tanpa merasa bersalah.Andai saja, dulu ketika di dalam penjara dan ketika depresi Floryn sudah mulai membaik, ada satu orang saja yang mau datang menjenguknya, mau mendengarkan cerita Floryn, mungkin kebenaran ini akan terungka

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-13
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 174: Kemarahan Emier

    “Kau akan pergi bekerja?” tanya Issabel melihat Rachel keluar dari kamarnya terlihat sudah rapi mengenakan make up yang lebih tebal dari biasanya untuk menutupi luka lebam yang masih yang masih tertinggal di wajahnya.“Mau bagaimana lagi, aku kan hanya memberi alasan sakit saja,” jawab Rachel menggantung, wanita itu mengedarkan pandangannya sampai akhirnya sebuah pertanyaan muncul, “apa ayah masih belum pulang juga?”“Aku juga sudah menantikan kepulangannya sejak semalam.”Sudah tiga malam lamanya Emier tidak menampakan diri, tepatnya sejak saat pertengkaran pagi itu di rumah sakit.Sejak pagi itu, Emier tidak muncul lagi muncul di rumah sakit maupun pulang ke rumah, Emier tidak dapat dihubungi. Issabel sempat datang ke kantornya berharap untuk bisa bertemu dan berbicara empat mata, namun tidak ada satupun yang dapat memberitahu keberadaannya.Rachel tahu jika kejadian dipagi itu telah sangat mengecewakan Emier. Tapi, tidak seperti biasanya Emier memilih menghindar dari masalah yan

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-14
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 175: Hasil tes DNA

    Bugh!Rachel menutup mulutnya menahan teriakan melihat kini Nolan jatuh terjengkak ke lanai dan mengerang. Nolan tidak memiliki kesempatan untuk berdiri, Emier mendatanginya dan kembali menghajarnya bertubi-tubi dengan berbagai cara.Nolan tergeletak tidak dapat menahan dan melawan amarah Emier yang kini kesetanan menhajarnya hingga tangannya berdarah memiliki robekan.Issabel yang melihat kejadian mengerikan itu berteriak panik, wanita itu berlari terhuyung berusaha merelai. Nolan bisa meninggal jika tidak tidak dijauhkan dari Emier.“Cukup Emier! Apa yang kau lakukan!” teriak Issabel sekuat tenaga menarik mundur Emier agar tidak dapat menjangkau Nolan.Emier yang sudah kehilangan kendali tidak dapat membendung amarahnya lagi. Kepedihan yang dia terima atas pengkhianatan di rumah ini sudah sangat melukai dan menyayat hatinya.Semua pukulan yang dia layangkan tidak sebanding dengan penghianatan yang dilakukan Nolan.“Cukup Emier..” pinta Issabel sekali lagi penuh dengan permohonan. A

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 176: Pengusiran

    “Jawab saja pertanyaanku sialan! Anak siapa Erika? Apa dia anak lelaki bajingan ini?” teriak Emier mendesak.“Maafkan aku Emier,” lirih Issabel tidak mampu mengangkat wajahnya.Tenggorokan Emier mengering, udara yang masuk kedalam kerongkongan terasa begitu sakit hingga membuatnya kembali menangis kencang. “Pelacur sialan, mati saja kau!” teriak Emier menggema hingga urat-urat di lehernya bermunculan.“Tuan” rintih Nolan memanggil.“Diam!” teriak Emier langsung melepaskan satu tembakan tepat di kaki Nolan dan membuat lelaki itu berteriak mengerang kesakitan.Issabel menjerit ketakutan, wanita itu langsung memeluk Nolan, sementara para pekerja yang sejak tadi diam-diam melihat hanya bisa menahan napas mereka tidak dapat menghentikan apa yang terjadi.“Ayah, aku mohon tenanglah,” tangis Rachel penuh permohonan, Rachel tidak sanggup melihat kekacauan keluarganya lebih jauh lagi, ini terlalu menyakitkan untuknya.“Diam kau!” teriak Emier kian marah, ketenangan Rachel yang mendengar segala

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 177: Membatalkan Pertunangan

    “Apa yang sebenarnya ingin Nathalia bicarakan dengan kita? Tidak seperti biasanya dia melakukan pertemuan dengan Alfred juga,” ucap Poppy memandang keluar jendela, menantikan kedatangan Nathalia bersama Alfred.Melisa meneliti penampilan make upnya melalui cermin kecil, wanita itu mengoleskan lipstick di bibirnya. Sudah beberapa hari ini Melisa dan Alfred tidak bertemu karena pekerjaan, Melisa berharap jika pertemuan kali ini membawa kabar gembira mengenai rencana pernikahan mereka yang akan dilaksanakan lebih cepat.Memang, terakhir kali Melisa bertemu dengan Nathalia, Nathalia bersikap lebih dingin dari biasanya.Melisa menganggap kejadian itu dikarenakan suasana hati Nathalia yang sedang buruk dan sensitif, tidak ada hubungannya sedikitpun dengannya.“Melisa, kenapa kau begitu tenang?” tanya Poppy.“Memangnya apa yang harus kita khawatirkan? Selama ini nyonya Nathalia orang yang paling bersemangat dalam perjodohan ini, jika dia ingin mengadakan pertemuan bukankah itu berhubungan d

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-15
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 178: Menyadarinya

    Melihat Rachel yang pergi meninggalkannya tanpa rgu, Issabel menangis bangkit tertatih membawa Erika yang tidak berhenti menangis kencang ingin bertemu dengan Emier yang telah pergi.Issabel terisak memangku Erika dan membawanya pergi menaiki mobil hanya membawa perhiasan dan tas-tas mahalnya yang perlu diselamatkan. Dia harus mengamankan Erika terlebih dahulu di butiknya sebelum membereskan semua barang-barangnya, lalu pergi menjenguk keadaan Nolan yang telah dibawa ke rumah sakit.Sepanjang perjalanan menuju butik, Erika tidak berhenti merengek menangis, mempertanyakan mengapa ayahnya begitu marah, dan mengapa kakaknya terlihat sangat membencinya.Erika terlihat begitu sedih, anak itu beberapa kali tersentak karena teringat ledakan senjata yang sempat Emier keluarkan bersama teriakan-teriakan sumpah serapahnya.Setelah melakukan perjalanan hampir satu jam lamanya, Issabel akhirnya sampai dibutiknya.Dilihatnya Erika yang kini mulai tertidur karena kelelahan, dengan hati-hati Issabel

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-16
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 179: Sakit

    Samar-samar remang cahaya sedikit terlihat, kesadaran Issabel telah kembali setelah dia terjatuh pingsan di depan butik.Dengan berat Issabel membuka matanya dan melihat ke penjuru arah menyadari jika kini dia tengah berada di rumah sakit. Kening Issabel mengerut samar, seluruh tubuh Issabel terasa lemas tidak bertenaga bibirnya begitu berat untuk dia gerakan saat dia berusaha untuk bangkit dan duduk.Apa yang terjadi pada tubuhnya? Seharusnya tidak seperti ini. Issabel sangat sehat dan dia hanya terjatuh pingsan saat mendengar Emier menguirnya dari butik, kepalanya berdenyut panas dan sakit, seluruh urat di nadinya menegang.Issabel tidak dapat mengontrol kesedihan, marah dan terkejutnya yang telah menjadi satu. Issabel masih terlalu shock, dia tidak siap menghadapi kekacauan hidupnya yang datang beruntunan dalam waktu cepat.Dilihatnya kini Erika tengah meringkuk tertidur di sofa rumah sakit sendirian. “Erika..” panggil Issabel dengan suara yang dalam dan bibir yang sedikit terbuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19
  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 180: Duka

    “Flo, mengapa kau tidak pernah memikirkan rekaman itu sejak dulu?” tanya Roan lagi dengan serius.Tangan Floryn terkepal dengan bibir tersenyum memaksakan, hijau matanya terlihat berkabut menatap Roan. “Keadaanku sedang depresi parah, aku tidak dapat berpikir lagi, aku dilarang bertemu siapapun selain penyidik yang menginterogasi, aku juga berpikir jika mereka telah menemukan handycam yang telah kusimpan.”“Pantas saja.”Wajah Floryn terangkat. “Ada apa? Apa telah terjadi sesuatu?”“Aku dan nenekmu sempat pergi bersama dari North Emit, kami naik kapal ferry dan berharap bisa bertemu denganmu menjelang persidangan kedua. Setelah menanti empat hari di depan kantor tempatmu ditahan, kami tidak menemukan kabar baik apapun, kami juga tidak diperkenankan untuk mengunjungimu begitupun untuk melihat jalannya persidangan, ayahmu melarangmu dijenguk siapapun,” jawab Roan menjelaskan.Tangan Floryn mengepal kuat menggenggam sebuah amarah dan kesedihan yang tidak terhindarkan.Floryn tahu, alasa

    Terakhir Diperbarui : 2024-08-19

Bab terbaru

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   END

    Samantha menghisap cerutunya dalam-dalam, wanita itu segera duduk dikursinya menghadap Roan yang telah cukup lama menunggu diruangannya.“Ada apa? Tidak seperti biasanya kau datang ke rumah bordilku,” tanya Samantha dengan suara serak.“Bagaimana kabarmu Samantha?”“Seperti yang kau lihat, selalu berjalan biasa seperti ini.”Seperti apa yang Roan lakukan sebelumnya, dia mengeluarkan sebuah amplop dari jaketnya dan meletakannya di meja kerja Samantha. “Aku ingin menyampaikan titipan dari Flo.”Samantha sempat terdiam melihat amplop diatas mejanya, sampai akhirnya dia bertanya. “Titipan apa?”“Bukalah.”Samantha meninggalkan cerutunya di asbak dan mengambil amplop itu, mengeluarkan selembar cek berisi dua juta dollar.Samantha terperangah kaget sampai tangannya gemetar memegang uang sangat banyak. “Apa maksudnya ini? Jangan bermain-main denganku jika ini tentang uang,” bisik Samantha dengan suara bergetar.Tubuh Roan menegak. “Itu adalah uang hasil dari tuntutan Flo pada kepolisian. Fl

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 256: Hukuman Rachel

    Kabar kematian Floryn tersebar luas kepada banyak orang, kasus pembunuhan dan scenario pembohongan besar yang telah dilakukan Rachel memantik banyak berhatian public untuk ikut turun tangan menuntut keadilan untuknya. Public menuntut untuk hukuman berat kepada Rachel karena dia bertanggung jawab penuh atas kematian Abra dan juga penyebab kematian Floryn. Kabar kematian Floryn akhirnya sampai ditelinga Rachel, alih-alih merasa senang orang yang paling dibencinya telah tiada, justru Rachel mulai dibayangi oleh ketakutan akan hukuman yang semakin berat harus dia jalani didepan mata. Selama dua bulan di dalam penjara, keadaan Rachel terlihat semakin mengkhawatirkan karena dia dikurung dalam ruang isolasi sendirian, dia mengalami delusi parah hingga harus mendapatkan obat penenang. Beberapa kali dia kedapatan hendak melakukan percobaan bunuh diri karena tidak kuat menghadapi tekanan yang begitu menyiksanya. Kenekatan Rachel yang mulai parah membuat kedua tangannya dan kakinya perlu

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 255: Perpisahan

    Semua orang berjalan di hamparan rumput yang hijau dan subur, melangkah di bawah sinar matahari sore yang mulai kekuningan, suara hembusan angin terdengar dikesunyian yang mencekam, daun-daun yang berguguran ketanah seperti tengah bercerita tentang apa yang kini tengah terjadi pada segerombolan kecil orang yang membawa jenazah Floryn menuju tempat peristirahatan terakhirnya.Orang-orang berpakaian putih membawa bunga mawar merah tidak menunjukan tanda-tanda sedang berduka meski pada kenyataannya, ada hujan air mata yang tidak bisa dihentikan seiring dengan langkah yang kian dekat pada tempat dimana Floryn akan dimakamkan.Emier membekap mulutnya dengan kuat, melangkah tertatih kehilangan banyak tenaganya. Dia sudah tidak mampu lagi menampung kesedihannya hari ini, jauh lebih baik jika Emier sakit karena sekarat dibandingkan harus sakit karena penyesalan atas kepergian putrinya.Bahu Emier gemetar, lelaki paruh baya itu membungkuk tidak mampu melanjutkan perjalananya yang tinggal sedik

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 254: Terlambat

    Roan duduk sendirian di kamar tempat terakhir Floryn terbaring tadi malam, pria itu tengah menangis mengenakan pakaian putih yang beberapa jam lalu baru dibelinya. Suara rintihan pria itu terdengar, Roan tahu jika pada akhirnya ini semua akan terjadi, namun dia tidak pernah membayangkan jika rasa sakitnya sangat begitu menyiksa sampai membuatnya ingin berteriak sekencang mungkin.Roan tidak pernah menyangka jika perayaan kesembuhan yang telah Floryn ucapkan kepadanya beberapa jam lalu adalah sebuah perpisahan.Roan mengusap wajahnya yang sudah basah oleh air mata, dengan langka gontainya pria itu berjalan melewati pintu, melihat Floryn yang terbaring dalam keadaan cantik dan tenang.Roan mendekat dengan putus asa, sebanyak apapun dia menangis, hal itu tidak mampu meradakan kesedihan dan sakit yang tengah bersarang didalam dadanya.Roan tahu, ini adalah jalan terbaik untuk Floryn. Tapi tidak untuk orang-orang disekitarnya yang kini harus belajar mengkihlaskan kepergiannya.Tangan Roan

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 253: Cincin

    Air mata Julliet terus berjatuhan membasahi punggung tangannya yang bersarung tangan. Dia dan Samantha tengah membantu mengenakan baju Floryn, memengakan sebuah gaun cantik yang telah Floryn beli dari toko satu jam sebelum kematiannya. “Aku tidak bisa melakukan ini Bibi,” isak Julliet mengusap wajahnya dengan kasar, dia sudah bertahan sekuat tenaga, namun setiap kali dia melihat wajah Floryn, tangisannya selalu terpecah.Julliet masih tidak menyangka jika Floryn akan berakhir seperti ini.Baru beberapa jam yang lalu mereka berbicara sambil menunggu pagi datang, Julliet masih bisa melihat senyumannya yang cantik, suara tawanya yang lembut, bahkan Julliet sempat menggoda Floryn bahwa dia akan mempersiapkan gaun pernikahan sederhananya dengan Alfred.Julliet sama sekali tidak pernah berbikir bahwa gaun yang dibeli Floryn akan digunakan untuk hari terakhirnya.Apakah ini alasan Floryn meminta Julliet untuk tinggal dirumah neneknya? Apakah ini maksud dari Floryn yang telah mengatakan bah

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 252: Hari Berkabut

    Langit yang cerah berkabut terhalang oleh air mata. “Roan cepatlah!” teriak Alfred memeluk erat Floryn dengan gemetar, memaksa Roan untuk berkendara lebih cepat meninggalkan toko Luwis.Pikiran Alfred berubah kacau, jantuntungnya berdegup begitu kencang merenggut sebagian kekuatannya karena ketakutannya akan keadaan Floryn semakin tidak baik.“Kita harus membawanya ke rumah sakit sekarang juga, aku mohon cepatlah!” pinta Alfred penuh permohonan.“Aku sudah berusaha secepat mungkin! Flo bertahanlah, kau akan baik-baik saja,” ucap Roan terdengar getir.Bulu mata Floryn bergerak pelan, kesadarannya yang terenggut telah kembali. Samar-samar Floryn melihat wajah Alfred yang kini tengah menangis, memeluk dalam pangkuan.Ada sakit yang cukup kuat disetiap denyut urat nadinya, kepala Floryn diletupi oleh sesuatu yang tidak dia mengerti. Jika ditanya apakah sakit? Sangat sakit, ini adalah sesuatu yang paling sakit diterima tubuhnya, namun Floryn tidak ingin meringis ataaupun menangis, dia ha

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 251: Membeli Gaun

    Pagi ini matahari cukup cerah dan hangat, mengurangi cuaca dingin dari musim gugur yang masih berlangsung.Floryn duduk disisi ranjang tengah diperiksa oleh dokter untuk memastikan keadaannya sebelum pergi keluar rumah.Ditengah ketenangannya, Floryn diam-diam memperhatikan Alfred yang tengah bersiap-siap. Pagi ini Floryn bisa mendengar suara rengekan Alfred kepada Ali karena tidak terbiasa menggunakan kamar mandi kecil, mendengar rengekannya karena tidak memiliki sarapan yang bergizi.Suara rengekan itu cukup menghibur Floryn yang berada di kamar, pasalnya Alfred tidak mengeluhkan apapun saat berada dihadapan Floryn, dia bersikap sebagai lelaki gantleman. Lucunya saat bersama Ali, Alfred akan mengeong seperti kucing rumahan.“Bagaimana keadaannya?” tanya Roan.“Keadaannya membaik, beliau bisa pergi,” jawab Edith tersenyum lembut menyembunyikan ada kegetiran dimatanya. “jangan lupa membawa kursi roda untuk berjaga-jaga.”Roan tersenyum penuh kelegaan, pria itu sempat mendekati Floryn

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 250: Pikiran Alfred

    Malam yang dingin begitu sunyi, jam sudah menunjukan pukul dua malam dan semua orang tengah tertidur lelah mengistirahatkan diri ditenda-tenda yang sudah dibangun, tungku perapian dari arang dan kayu masih menyala menyebarkan kehangatan.Di dalam rumah, Floryn bergerak gelisah, seluruh tubuhnya kembali sakit dan sesak meski alat bantu pernapasan terpasang dihidungnya. Floryn diserang oleh mimpi aneh yang tidak jelas, sekuat tenaga dia berusaha untuk bangun dan sadar.Floryn tersentak membuka matanya seketika, bibirnya terbuka bernapas dengan kasar tidak beraturan, seluruh tubuhnya kembali tidak dapat digerakan, sekuat apapun Floryn berusaha, dia tidak dapat melakukannya bahkan sekadar untuk menggerakan jarinya.Semakin sering penyakit itu datang, semakin banyak kemampuan tubuh Floryn yang terenggut.Butuh waktu yang cukup lama untuk Floryn mendapatkan ketenangan, melihat keberadaan Alfred yang tengah tertidur duduk di kursi rotan. Sejak kemarin Alfred tidak mendapatkan waktu beristi

  • Perawat Mantan Napi Milik Sang Pewaris   BAB 249: Gaun

    Roan berdiri di ambang pintu, memperhatikan Alfred yang masih tidak beranjak meninggalkan Floryn, pria itu tengah memijat tangan Floryn yang masih kesulitan untuk digerakan. Sejak kembali sadar, bahkan Floryn belum berbicara sepatah katapun.Tampaknya setelah ditinggalkan Floryn dimalam itu, Alfred mulai takut untuk meninggalkan Floryn dari jangkauan matanya.Roan mengetuk daun pintu sepelan mungkin. “Izinkan aku berbicara dengan Flo. Hanya berdua,” pinta Roan.Dengan berat hati Alfred beranjak pergi memberi ruang.Roan mendekat dengan penuh kehati-hatian, matanya bertemu dengan sepasang mata Floryn yang memandanginya dengan lekat tanpa berbicara sepatah katapun. Dokter bilang jika penyakit Floryn sudah mengganggu ingatannya, karena itulah kini Floryn pikiran Floryn sedang melayang tersesat.Roan tersenyum dan duduk bersimpuh di lantai agar bisa mensejajarkan tinggi tubuhnya dengan Floryn.“Flo,” panggil Roan.Bola mata Floryn bergerak kesisi melihat Roan melalui sudut matanya.“Apa s

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status