Melihat Rachel yang pergi meninggalkannya tanpa rgu, Issabel menangis bangkit tertatih membawa Erika yang tidak berhenti menangis kencang ingin bertemu dengan Emier yang telah pergi.Issabel terisak memangku Erika dan membawanya pergi menaiki mobil hanya membawa perhiasan dan tas-tas mahalnya yang perlu diselamatkan. Dia harus mengamankan Erika terlebih dahulu di butiknya sebelum membereskan semua barang-barangnya, lalu pergi menjenguk keadaan Nolan yang telah dibawa ke rumah sakit.Sepanjang perjalanan menuju butik, Erika tidak berhenti merengek menangis, mempertanyakan mengapa ayahnya begitu marah, dan mengapa kakaknya terlihat sangat membencinya.Erika terlihat begitu sedih, anak itu beberapa kali tersentak karena teringat ledakan senjata yang sempat Emier keluarkan bersama teriakan-teriakan sumpah serapahnya.Setelah melakukan perjalanan hampir satu jam lamanya, Issabel akhirnya sampai dibutiknya.Dilihatnya Erika yang kini mulai tertidur karena kelelahan, dengan hati-hati Issabel
Samar-samar remang cahaya sedikit terlihat, kesadaran Issabel telah kembali setelah dia terjatuh pingsan di depan butik.Dengan berat Issabel membuka matanya dan melihat ke penjuru arah menyadari jika kini dia tengah berada di rumah sakit. Kening Issabel mengerut samar, seluruh tubuh Issabel terasa lemas tidak bertenaga bibirnya begitu berat untuk dia gerakan saat dia berusaha untuk bangkit dan duduk.Apa yang terjadi pada tubuhnya? Seharusnya tidak seperti ini. Issabel sangat sehat dan dia hanya terjatuh pingsan saat mendengar Emier menguirnya dari butik, kepalanya berdenyut panas dan sakit, seluruh urat di nadinya menegang.Issabel tidak dapat mengontrol kesedihan, marah dan terkejutnya yang telah menjadi satu. Issabel masih terlalu shock, dia tidak siap menghadapi kekacauan hidupnya yang datang beruntunan dalam waktu cepat.Dilihatnya kini Erika tengah meringkuk tertidur di sofa rumah sakit sendirian. “Erika..” panggil Issabel dengan suara yang dalam dan bibir yang sedikit terbuk
“Flo, mengapa kau tidak pernah memikirkan rekaman itu sejak dulu?” tanya Roan lagi dengan serius.Tangan Floryn terkepal dengan bibir tersenyum memaksakan, hijau matanya terlihat berkabut menatap Roan. “Keadaanku sedang depresi parah, aku tidak dapat berpikir lagi, aku dilarang bertemu siapapun selain penyidik yang menginterogasi, aku juga berpikir jika mereka telah menemukan handycam yang telah kusimpan.”“Pantas saja.”Wajah Floryn terangkat. “Ada apa? Apa telah terjadi sesuatu?”“Aku dan nenekmu sempat pergi bersama dari North Emit, kami naik kapal ferry dan berharap bisa bertemu denganmu menjelang persidangan kedua. Setelah menanti empat hari di depan kantor tempatmu ditahan, kami tidak menemukan kabar baik apapun, kami juga tidak diperkenankan untuk mengunjungimu begitupun untuk melihat jalannya persidangan, ayahmu melarangmu dijenguk siapapun,” jawab Roan menjelaskan.Tangan Floryn mengepal kuat menggenggam sebuah amarah dan kesedihan yang tidak terhindarkan.Floryn tahu, alasa
Nara berlari keluar dari kelasnya dengan senyuman lebar dan mata berbinar bahagia, hari ini dia telah mengikuti kelas tambahan menari sesuai dengan anjuran Floryn.Nara sangat menyukainya, dia menemukan banyak anak-anak yang memiliki hobby sama dengannya.Melihat Nara yang berlari kearahnya, tangan Floryn terulur, dengan cepat Nara menangkapnya dan melompat senang.Sudut bibir Floryn berkedut menahan senyuman, dia sangat bersyukur akhir-akhir ini Nara menjadi semakin ceria dan mudah diajak berkomunikasi, Nara tidak lagi banyak menangis dan mengamuk seperti hari-hari pertama Floryn bekerja menjadi perawatnya.“Apa kelas Anda hari ini menyenangkan?” tanya Floryn dan langsung disambut oleh senyuman lebar dan anggukan penuh semangat Nara.“Flo, aku ingin membuat kartu kartu undangan, kau bisa membantuku?” tanya Nara dengan penuh semangat. “aku ingin mengundang teman-temanku bermain di rumah saat akhir pekan besok. Kudaku baru melahirkan dan Orion akan segera kembali ke rumah, aku ingin
Tok tok tok!Melisa mengerang kesal mendengar suara pintu kamarnya yang sejak tadi terus diketuk. Melisa memijat batang hidungnya dengan kuat, kepalanya terasa sakit berdenyut setelah sepanjang hari ini menangis meratapi hubungannya dengan Alfred yang telah kandas begitu mudah.Melisa tidak ingin diganggu siapapun hari ini, dia tidak ingin menunjukan diri dihadapan orang-orang tentang seberapa parah dirinya kini tengah hancur karena patah hati.Melisa telah banyak berjuang selama tiga tahun lamanya untuk menjadi pasangan yang sempurna untuk Alfred, hingga semua orang mengakui bahwa Melisa adalah satu-satunya perempuan yang cocok untuk mendampingi Alfred.Melisa pikir, perjuangannya sejuah ini akan membuat Alfred luluh dan keluarga Morgan melihat kesungguhannya.Namun apa yang kini terjadi? Hubungannya dengan Alfred usai semudah membalikan telapak tangan, seakan semua perjuangan Melisa selama ini tidak ada artinya apa-apalagi. Bahkan Nathalia yang selama ini selalu mendukung Melisa unt
Floryn berjalan dengan ragu-ragu mengejar kepergian Nara yang berlarian memasuki sebuah toko mainan anak-anak. Dalam setiap langkahnya, sesekali Floryn melihat ke belakang memperhatikan wajah suram Alfred dengan bibir menekuk terlihat seperti sedang marah, pria itu berjalan dengan menghentak seperti anak pramuka yang melakukan gerak jalan.Floryn menggeleng, mengenyahkan seluruh perhatianya dan memfokuskan diri pada Nara.“Aku akan mengundang tiga orang teman saja, kita akan minum teh lalu berjalan-jalan ke bukit dengan naik sepeda, disana ada banyak kelinci, kita akan bermain di dekat perahu,” cerita Nara membolak-balik kertas undangan bersama beberapa pensil warna untuk dia gunakan menulis.Bibir Floryn memutar menahan senyuman, ada kesenangan didalam hatinya mengingat kini Nara sudah memiliki tiga orang teman yang sangat dekat dengannya. Mereka sering menghabiskan waktu untuk bermain saat istirahat telah tiba, Floryn juga cukup dekat dengan para pengasuh teman-teman Nara.Nara men
“Kenapa Ayah baru datang? Aku menunggu Ayah sejak tadi,” tangis Erika memanggil.Panggilan ‘ayah’ terasa sangat menyakitkan sampai menghunus dada, Emier sangat sakit memikirkan jika selama ini dia telah merawat dan mencintai anak dari Issabel dan sopir simpanannya.Sangat sakit memikirkan bahwa ternyata Emier tidak memiliki anak kandung.Kini sudah terjawab, mengapa selama ini Erika bisa begitu dekat dengan Nolan dan memiliki banyak kemiripin. Mereka berdua memiliki ikatan darah.Jika saja, Floryn tidak memberitahunya untuk melakukan tes DNA, mungkin Emier akan selamanya terus dibodohi sampai akhir hayatnya.Meskipun begitu, Emier akan pernah berterima kasih pada Floryn karena gadis itu sama saja dengan Issabel dan Rachel, suber aib dalam hidupnya.Emier memangku Erika yang kini tengah menangis, diam-diam Issabel bernapas dengan penuh kelegaan melihat sikap Emier yang masih lembut kepada Erika meski dia bukan putri kandungnya.Namun, tidak berselang lama setelah Erika berhenti menangi
Wajah Alfred memucat melihat kedatangan ayahnya yang kian mendekat tengah celingukan mencari sesuatu hingga membungkuk dengan mata memicing mengintip jendela mobilnya.Akan menjadi bencana besar jika Steve menyadari jika orang yang tengah berada di dalam mobil adalah Alfred bersama Floryn, apalagi kini posisi mereka berdua cukup intim. Akan sangat sulit memberi alasan mengelak jika nanti ketahuan.Tok tok tok!Steve mengetuk kaca jendela, berpikir jika seseorang yang berada di dalam mobil tersesat ataupun telah mengalami masalah.“Bagaimana ini? Bagaimana jika ketahuan?” bisik Floryn gemetar. “Kau hanya akan dipecat dan seluruh keturunan keluargamu akan diintimidasi,” jawab Alfred serius.Jawaban Alfred membuat Floryn semakin panik, refleks Floryn berguling ke sisi tidak mempedulikan ringisan sakitnya saat kepala dan siku tangannya terbentur sesuatu. Floryn bersembunyi meringkuk dibelakang kursi.Tok tok tok!Steve kembali mengetuk kaca mobil. Alfred bergerak gelagapan begitu Steve