Share

Bab 5. Pernikahan

Ruang itu penuh dengan aroma bunga yang segar, setiap sudut dipenuhi dengan karangan bunga yang indah, membuat suasana menjadi semarak namun juga sakral. Adnan, dengan setelan jas tradisional yang gagah, duduk dengan tegap di hadapan calon ayah mertuanya yang memegang buku nikah. Wajah Adnan tampak tenang namun cahaya lampu yang amat terang memperlihatkan sedikit keringat yang mengalir di pelipisnya.

Calon ayah mertua itu memandang Adnan dengan pandangan yang menggambarkan campuran antara kebanggaan dan tanggung jawab. "Adnan, kamu sudah siap?" tanyanya dengan suara yang berat namun lembut. Adnan mengangguk, menelan ludah, mencoba menyembunyikan gugup yang mulai memuncak.

Zahira sendiri juga sudah diapit oleh dua orang wanita yang merupakan saudara nya berjalan menuju meja akad, memang akad nikah itu sendiri akan disaksikan langsung oleh Zahira yang duduk disamping calon suami nya , mata Adnan terbelalak saat melihat begitu cantik dan anggun nya Zahira dengan balutan kebaya berwarna putih itu.

Setelah Zahira duduk di samping Adnan, seorang penghulu kemudian memulai prosesi namun sebelum ijab qobul itu dilaksanakan pak penghulu memberikan beberapa wejangan.

“Mbak Zahira, pernikahan itu tentang Mbak Zahira dengan Allah dan suami dengan Allah, Allah yang menggenggam hati pasangan kita. Allah yang persatukan kita dengan pasangan kita dengan maksud dan tujuan, Mbak Zahira sebagai istri cukup di rel Mbak Zahira saja sebagai istri. Jalanin semua kewajiban istri yang diatur dalam islam. Urusan suami Mbak Zahira gimana nanti nya, itu urusan dia sama Allah, Mbak Zahira seorang istri enggak akan dihisab karena perbuatan suaminya. Mbak Zahira cukup menjadi hamba Allah yang bertaqwa dalam keadaan apapun. Biar Allah yang urus suami Mbak Zahira. Akad Nikah itu akad tertinggi yang islam syariatkan. Suami Mbak Zahira bersumoah kepada pemilik semesta untuk bertanggung jawab akan Mbak Zahira didunia dan akhirat. Percayalah Allah untuk mendampingi proses suami Mbak Zahira nantinya,” nasihat penghulu pada Zahira.

Suaranya menggema di ruangan tersebut, setelah selesai memberi nasihat pernikahan lalu pak penghulu pun memberikan instruksi tentang tata cara Ijab Qobul. Adnan mengikuti setiap kata dengan penuh konsentrasi, tidak ingin membuat kesalahan sedikitpun. Saat tiba saatnya mengucapkan kalimat sakral, suaranya terdengar jelas dan mantap, tanpa keraguan.

“Saya terima nikah dan kawinnya Zahira Aruna Dewi Binti Iqbal Ramadhan dengan mas kawin tersebut tunai,” ucap Adnan, suaranya bergetar sedikit karena emosi juga rasa gugup yang mendera.

“Bagaimana para saksi?” tanya pak penghulu .

SAH

SAH

SAH

“Alhamdulillahirabbil’allaminn.”

“Baarakallahu laka wa baarakaa alaika wa jama'a bainakumaa fii khoir.” Artinya: mudah-mudahan Allah memberkahimu, baik dalam suka maupun duka dan selalu mengumpulkan kamu berdua pada kebaikan.

Ruangan itu seketika dipenuhi dengan tepuk tangan dan sorakan kecil dari kerabat yang hadir, menandakan bahwa Adnan kini resmi menjadi suami Zahira. Mata Adnan bertemu dengan mata istrinya, keduanya saling berbagi senyum yang penuh arti, sebuah permulaan baru dalam perjalanan hidup mereka bersama.

Nasihat yang tadi sang penghulu sampaikan seolah menampar keras Zahira yang awalnya menerima pernikahan ini hanyalah sebuah batu loncatan agar dirinya bisa kembali bersama Zayyan, namun Zahira sepertinya harus memikirkan kembali perihal ini.

Setelah Ijab Qobul di ucapkan mereka berdua menandatangani beberapa berkas pernikahan, di lanjut dengan acara tukar cincin dan serah terima mahar.

Selesai acara utama di lanjut acara selanjutnya yaitu naik ke pelaminan dan menerima ucapan dari para tamu yang hadir, tamu yang diundang tak terlalu banyak sesuai permintaan Zahira yang meminta pernikahan ini dilaksanakan secara sederhana .

Adnan, langsung menunjukan perhatian nya pada sang istri, ia membantu sang istri melepas sepatu highhiillsnya saat Zahira merasa kesakitan dan ternyata kaki nya lecet, bahkan setelah acara selesai Zahira di gendong Adnan menuju kamar pengantin.

Zahira tidak protes karna masih banyak keluarga disana yang tentu memperhatikan setiap gerak gerik dirinya dengan Adnan, Adnan tersenyum ia bahagia karna kini Zahira sudah menjadi istri sah nya , perihal pernikahan dirinya kedepannya dengan Zahira seperti apa, Adnan akan berusaha semaksimal mungkin memperjuangkan cinta yang mulai tumbuh dihatinya.

***

BERSAMBUNG

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status