Share

Bab 2

“CELINEEEE…..” Teriak Bryan yang tampak bosan menunggu Celine turun berganti pakaian. 

Celine yang mendengar teriakan Bryan hanya bisa mengelus dada. Padahal ia baru 15 menit berada dikamar dan belum berhias diri, ia tidak mau membuat malu mertua dan suaminya kalau ia tidak berpenampilan baik walau ia tidak suka berdandan tapi ia tahu cara untuk memoles wajahnya agar terlihat menarik.

Tidak mau mendengar teriakan suaminya kembali, ia pun bergegas memakai baju yang sudah disediakan jauh-jauh hari. Baju tersebut sudah lama ingin ia kenakan untuk menghadiri pesta perusahaan tapi tidak pernah jadi digunakan karena ia tidak diizinkan pergi namun malam ini ia akan memakainya. Dengan percaya diri Celine memakai gaunnya yang sangat pas di badannya lalu memoles wajahnya agar kelihatan cantik.

Kulit Celine yang putih bersih, hanya memakai sedikit riasan sudah membuatnya kelihatan cantik. Namun sayang di mata suaminya ia hanya seorang wanita tak menarik walau tubuhnya ia nikmati.

Celine pun bergegas keluar kamar setelah kembali memeriksa riasan agar tidak tampak mencolok. Ia menuruni anak tangga dengan hati-hati, suara ketukan high heel milik Celine membuat Bryan ada yang duduk di ruang tamu menoleh dan ia pun menatap Celine tanpa berkedip.

“Buruan jalannya. Dandan begini saja lama banget. Mau berjam-jam kamu bersolek wajah kamu tidak akan berubah. Tetap tidak menarik di mataku.” ucap Bryan sambil bangkit dari duduk, ia berbohong karena hampir saja ia terkesima melihat penampilan Celine.

“Tunggu, Mas.” Celine yang memandangi Bryan sudah keluar dari rumah menuju mobilnya terpaksa melangkahkan kakinya dengan cepat.

Celine bernafas lega karena ia telah sampai di depan mobil mewah Rolls-Royce milik Bryan. Sesampainya di depan mobil, Celine bingung ia harus duduk dimana. Karena baru kali ini Celine bepergian berdua dengan Bryan.

Tiiiinnn….bunyi klakson membuat Celine terlonjak kaget, lalu ia segera membuka pintu belakang mobil tersebut.

“Hey….kau pikir aku ini supir.” Teriak Bryan dari dalam mobil saat Celine hendak membuka pintu belakang.

“Maaf Mas.” Celine tidak jadi membuka pintu belakang dan membuka pintu depan. Dengan canggung ia duduk di samping Bryan lalu memasang seat beltnya.

Melihat Celine sudah duduk, tanpa bicara Bryan pun melajukan mobilnya ke hotel tempat acara berlangsung.

****

Pesta perusahaan pun berlangsung meriah banyak kolega bisnis Bryan dan Dominic hadir, para tamu pun mulai berbisik-bisik saat melihat Celine yang baru pertama kali menampakkan dirinya hadir di pesta tersebut. Ada yang merendahkan Celine namun ada pula menatap kagum kecantikan natural Celine.

Celine mulai risih karena mereka menatap dirinya, dengan langkah terpincang-pincang Celine menghampiri sebuah meja hidangan di mana banyak tersedia makanan.

Jangan ditanya kemana Bryan, begitu turun dari mobil Bryan sudah meninggalkan Celine sendirian dan Bryan bergabung dengan para tamu undangan.

“Kamu itu harus tahu diri dan jangan buat malu.” ucap sinis Berlina yang tiba-tiba sudah ada di samping Celine yang hendak mengambil puding.

“Maksud Mama apa?” Tanya Celine tidak mengerti karena ia merasa berpenampilan menarik.

“Heh…dasar pincang! Kamu duduk saja atau berdiri saja sampai acara selesai dan jangan berlenggak lenggok kayak peragawati disini. Apa kamu tidak lihat? Kalau orang-orang risih liat kamu berjalan.” kata Berlina dengan nada mencemooh. Ia sangat kesal tadi, temannya tertawa mengejek saat Celine berjalan masuk ke dalam.

“Maaf, Ma. Celine tidak tahu.”

“Sekarang sudah tahu kan, awas kalau aku lihat kamu berjalan.” ancam Berlina kemudian berlalu pergi meninggalkan Celine.

Celine menarik nafas dengan kasar, ia menyesal telah hadir di acara ini. Ia ingin mencari tempat duduk karena acara ini akan berlangsung lama tidak mungkin ia hanya berdiri saja. Namun kursi yang disediakan letaknya sangat jauh dari tempat Celine berdiri, Celine hanya bisa pasrah harus berdiri sampai acara selesai.

Dominic yang melihat anaknya sendirian tanpa menantunya menghampiri Bryan yang saat ini sedang mengobrol dengan teman sesama bisnisnya.

“Bryan, dimana Celine?” Tanya Dominic dengan sorot mata tajam.

“Tadi ada sama Bryan, Pa. Lalu dia izin mau mencari makanan.” Bryan terpaksa berbohong karena takut Papanya akan marah kalau tahu Bryan sudah meninggalkan Celine saat pertama kali datang. Untung saja ia tidak melihat Celine berjalan menuju meja hidangan.

“Kamu cari Celine, karena acara puncak akan segera dimulai.”

“Baik, Pa.” ucap Bryan dengan malas.

Dominic kembali menyapa para tamu undangan setelah berbicara dengan Bryan.

Ponsel Bryan berdering saat ia ingin mencari Celine, ia pun mengambil ponsel di saku celana terlebih dahulu. Wajah Bryan mengeras saat ia melihat nama panggilan yang ada di layar ponselnya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status