“Suara apa itu?” Celine mengerutkan dahinya dan mencoba memperjelas pendengarannya. Tangan Celine gemetar saat memegang gagang pintu, namun ia sangat penasaran dengan suara yg berada didalam ruangan itu.Perlahan ia memberanikan diri membuka pintu dan betapa terkejutnya Celine saat melihat Bryan sedang bercumbu dengan seorang wanita yang dilihatnya semalam, bahkan mereka seperti sapi kepanasan sampai tidak sadar jika Celine sudah berada didepan pintu.Tangan Celine bergetar dan tak sengaja ia menjatuhkan bekal yang dibawa untuk Bryan, Bryan dan Mona menghentikan permainan mereka dan menoleh ke arah suara yang berada di depan pintu, Tanpa berkata apa-apa rahang Celine terasa bergetar dan air matanya mengalir begitu saja saat menyaksikan hal yang tak pernah ia bayangkan, tubuhnya lemas dan seakan dunianya runtuh untuk pertama kalinya.Bryan hanya menoleh dengan wajah datar, ia juga tidak menyangka jika akan tergoda dengan Mona. Semua serba begitu cepat dan Bryan tanpa sadar terbuai ol
Sepulang dari kantor Bryan, Celine mengurung diri di kamar. Ia menunggu Bryan pulang untuk menjelaskan kejadian tersebut namun sampai larut malam Bryan tak kunjung pulang.Saat Celine hampir terlelap, di antara sadar atau tidak ia merasakan ada seseorang membuka pintu kamar. Sontak Celine terperanjat dan bangkit dari tidurnya, ia menatap sosok yang dari tadi ia tunggu.“Mas baru pulang. Apakah sudah makan?” tanya Celine saat Bryan masuk ke kamar.Bryan menatap Celine dengan tatapan sulit diartikan, ia melihat mata sembab Celine namun seolah bersikap tak peduli.“Aku sudah makan. Kalau kamu mengantuk tidurlah. Aku mau membersihkan diri dulu.” jawab Bryan sambil berlalu menuju kamar mandi.“Aku belum mengantuk, aku akan siapkan baju tidurnya.” sahut Celine tanpa memperdulikan Bryan yang menatapnya, lalu ia turun dari ranjang menuju walk in closet milik Bryan dan memilih baju tidur yang nyaman lalu ia letakan di sisi tempat tidur.Bryan hanya melirik Celine sejenak, kemudian ia melangkah
Berta membisikkan sesuatu ke Mona dan membuat Mona membulatkan matanya.“Kamu yakin ini akan berhasil?” tanya Mona yang gak ragu.Berta mengangguk dengan semangat, ia sangat membenci Celine. Semenjak Celine menjadi anggota keluarganya, ia seakan tidak dipedulikan oleh Papanya bahkan setiap Papanya pulang dari luar negeri yang ditanyakan pasti menantunya bukan dirinya.“Oke kalau begitu, ayo kita ke klub. Kita harus bersenang-senang malam ini.” ucap Mona.“Itu yang aku suka.” Berta dan Mona tertawa bersama. Mereka keluar dari apartemen Mona menuju ke klub. Berta dan Mona sudah seperti kakak beradik, dari dulu Berta menginginkan Mona menjadi adik iparnya karena Berta lah yang menjodohkan Mona pada Bryan. Mona sering menginap dirumah Bryan atas ajakan Berta. Namun pekerjaan yang diambil Mona sebagai model membuat Mona harus meninggalkan Indonesia. Berta sempat marah dan kecewa pada Mona yang meninggalkan Bryan demi pekerjaannya sehingga Bryan putus asa dan mengalami musibah yang membuat
“Mona….” ucap Brian yang terkejut dengan kehadiran Mona.“Selamat pagi, sayang.” Jawab Mona tanpa tahu malu dan tersenyum menggoda.“Eheemmm….” Terdengar deheman dari belakang, saat Mona menoleh ternyata ada Papa Bryan yang menatapnya tidak suka.“Eh…Om Dominic. Selamat pagi.” sapa Mona tersenyum kaku.“Jaga ucapan kamu Mona, nanti didengar menantu saya.” kata Dominic, lalu ia duduk di kursi tunggal yang biasa ia duduki.“Apaan sih Pa? Mereka kan dari dulu memang begitu.” sahut Berlina yang tahu suaminya tidak suka dengan Mona.“Itu dulu sebelum 5 tahun yang lalu dan sekarang Bryan sudah menikah, jadi hargai istrinya.” sarkas Dominic membuat Mona dan Berlina terdiam begitu juga dengan Berta yang duduk di sebelah Mona berdengus kesal,lagi-lagi Papanya membela Celine.Berlina menatap suaminya dengan malas, lalu bangkit untuk menaruh makanan di piring sang suami.Tak lama Celine kembali ke meja makan dengan membawa nampan berisi susu dan roti yang diminta Berlina. Untung saja tadi Bibi
Reno yang tadinya hendak menemui Bryan diruang tamu melewat arah tangga di mana saat itu Celine sedang menaiki anak tangga dengan tubuh hampir terjatuh, Reno segera berlari dengan spontan ia melingkarkan tangannya di pinggang ramping Celine. “Nona…anda baik-baik saja.” ucap Reno dengan cemas. “Ah…Reno. Aku tidak apa-apa dan tolong singkirkan tangan kamu.” kata Celine yang takut ada seseorang yang melihat perbuatan Reno padanya walau Celine tahu Reno hanya sekedar menolongnya. “Maaf…Nona. Saya tidak sengaja. Nona tadi hampir jatuh sehingga saya spontan membantu.” Reno langsung melepaskan tangannya yang melingkar di pinggang Celine. “Ya aku tau.” “Wajah Nona pucat, apa Nona sakit?” “Aku baik-baik saja. Bryan ada di ruang makan kamu kemari pasti mau bertemu dengan beliau kan. Aku mau ke atas dulu ” Celine menyuruh Reno untuk segera pergi dari hadapannya, ia tampak gelisah kalau nanti ada orang yang tiba-tiba muncul. “Baik Nona.” Reno menatap punggung istri Tuannya yang b
Berta menatap sinis mobil Reno yang berlalu meninggalkan rumahnya, lagi-lagi Reno mengabaikan nya, Ia menggenggam tangannya dengan kesal, ia sangat membenci Celine yang selalu menarik perhatian orang. Berta bergegas masuk ke dalam rumah saat melihat Celine dan Bryan turun dari tangga. Sepertinya mereka akan keluar terlihat Celine memakai pakaian bagus.Berta hendak memperlihatkan foto Celine dengan Reno pada Bryan namun ia urungkan karena waktunya belum tepat. Sebab tiba-tiba terdengar suara seseorang terjatuh dari tangga.Gedubuk….!!!“Auwhh….” Mona merintih kesakitan sambil memegang kakinya.“Mona…kamu baik-baik saja.” Bryan segera menghampiri Mona yang terduduk di lantai.“Aduh….Kakiku, Yan. Sepertinya terkilir.” ucap Mona dengan wajah kesakitan.Berta juga mendekat ke Mona dan melihat keadaan Mona, “Bryan cepat angkat Mona dan bawa kerumah sakit.” kata Berta dengan nada khawatir karena pergelangan kaki Mona sudah terlihat memerah.Celine berdiri menatap kakak beradik yang sibuk m
Setelah mendapat pesan gambar dari Berta, Bryan langsung melajukan mobilnya pulang ke kediamannya. Mona yang berada di samping Bryan hanya diam menatap wajah Bryan yang sangat mengerikan, selama mengenal Bryan ia tidak pernah melihat Bryan semarah ini.Mona sempat mengirim chat pada Berta menanyakan kejadian apa di rumah, tapi Berta berkata kalau rencana mereka sedang berjalan, di dalam hati Mona tersenyum senang. Mona hendak menghibur Bryan tapi ia tidak berani untuk berbicara hingga mobil yang dikendarai Brian sampai di halaman rumah mewah milik keluarga Dominic.Bryan segera keluar dari mobil tanpa membukakan pintu untuk Mona. Mona sedikit kecewa dengan sikap Bryan, ia pun turun dengan hati-hati karena kakinya masih terasa nyeri. Di ruang tamu sudah ada Reno, Celine, Berta dan Berlina. Mona berjalan mendekati Berta dan duduk di sampingnya, Mona bisa melihat tatapan tajam Berlina ke Celine yang saat ini menunduk dengan wajah cemas.Mona dan Celine terlonjak kaget saat tiba-tiba Brya
Dominic pulang kerumah setelah selesai berbicara pada pengacara, entah mengapa ada perasaan tidak enak dihatinya dan ternyata benar, ia melihat sang menantu ditarik paksa keluar dari rumah oleh anaknya.“Ada apa ini?”“Papa…!” Berta menoleh ke sumber suara dan mendapatkan tatapan tajam papanya.“Ada apa ini? Mengapa kamu menyeret Celine seperti binatang dan kamu….Reno, ada apa dengan wajah kamu?” Pandangan Dominic tertuju pada Reno yang wajahnya terluka. Reno menunduk tanpa berani menjawab.Mendengar suara Dominic, Berlina yang tadinya masih di dalam rumah segera keluar. Berlina berpikir sang suami tidak pulang cepat.“Sayang….kamu sudah pulang.” ucap Berlina lembut, lalu ia melotot pada Celine.Mendapat tatapan tajam dari Berlina, Celine berusaha berdiri dan memegang perutnya yang terasa nyeri. “Tolong jelaskan. Ada apa ini?” Dominic kembali bertanya pada Berlina karena tidak mendapat jawaban dari Berta yang saat ini hanya menunduk takut.“Menantu kesayangannya Papa berselingkuh den