Share

Penjara Cinta Tuan Presdir
Penjara Cinta Tuan Presdir
Penulis: El khiyori

Kekejaman Mike

“Alesha…,” bisik Michael di telinga sang kekasih. Sebentar lagi keduanya akan menikah, namun pria yang kerap dipanggil Mike itu sudah tak bisa lagi menahan sesuatu dalam dirinya, membuat sang kekasih hanya bisa pasrah, toh mereka sudah bertunangan. Begitulah yang Alesha pikirkan.

Malam itu, di sebuah kamar hotel yang mewah nan luas, suara lenguhan lembut terdengar dari bibir semerah cherry milik Alesha disaat tangan kekar Mike mulai mencakupi segala sesuatu yang berhasil membuat gairah wanita di bawah naik ke ubun ubun.

Di detik berikutnya, kamar hotel yang semula terang benderang, tiba-tiba menjadi gelap gulata.

"Sayang...tidak!! aku ingin melihatmu!!" protes Alesha saat matanya tak lagi bisa melihat apapun di sekitarnya, namun Mike tak memberi kesempatan pada Alesha untuk melakukan lebih banyak protes.

Bibirnya langsung membungkam bibir Alesha dengan ciuman bertubi-tubi, hingga tanpa wanita itu sadari, ada tangan tangan lain yang ikut menyentuhnya, hingga akhirnya tangan Mike benar-benar digantikan oleh tangan orang lain.

"Akhhhh Baby, pelan-pelan sakitt...," rintih Alesha saat tangan kasar bergerak semakin intens di tubuhnya, hingga rasa penasaran pun muncul di benak Alesha.

Tangan Mike tak pernah sekasar itu. Otak Alesha perlahan mulai bekerja saat ia merasakan ciuman di dua tempat yang berbeda.

Seiring berjalannya waktu, Alesha semakin bisa merasakan kalau tak hanya dua tangan yang kini sedang menyentuhnya.

"Sayang nyalakan lampunya!!" teriak Alesha yang mulai ketakutan. Sayangnya teriakannya sama sekali tak dihiraukan. Wanita itu mulai merasa panik.

Semakin lama Alesha semakin bisa merasakan, kalau yang bersamanya saat ini tak hanya satu orang pria saja. Menyadari hal itu, tubuh Alesha gemetar ketakutan, karena yang ia rasakan saat ini bukan lagi sebuah kenikmatan, melainkan kesakitan.

"Siapa kalian!! Mike tolong aku!!"

"Diamlah Alesha, Mike telah menjualmu kepada kami," bisik suara parau yang berada di dekat telinga Alesha.

"Tidak!! tolong lepaskan!!"

Teriakan demi teriakan terdengar dari bibir Alesha. Tubuh wanita itu semakin tak berdaya, karena tak hanya sekali ia diperlakukan seperti seorang wanita murahan. Entah sudah berapa lama Alesha Ditempatkan pada posisi mengerikan seperti itu hingga akhirnya lampu menyala terang benderang.

Tepat pada saat itu, tawa sumbang terdengar dari bibir keempat pria yang kini menatap remeh ke arahnya. Hancur sudah hati seorang Alesha. Kesucian yang selalu ia jaga dan ingin ia persembahkan pada sang kekasih tercinta, justru direnggut oleh orang orang yang tidak ia kenal.

Tangis Alesha pecah, namun tak ada yang peduli padanya. Pria pria itu pergi begitu saja. Tak lama kemudian, dari arah kamar mandi muncul seorang pria dan wanita yang terlihat baru saja memadu kasih. Penampilan keduanya juga berantakan, hanya saja, ada raut bahagia yang menghiasi wajah keduanya.

Tak sampai disitu, mereka bahkan sempat menunjukkan kemesraan di hadapan Alesha.

"Biadab kalian!!" jerit Alesha yang baru saja disambut tawa dari bibir pria di hadapannya yang tak lain adalah Mike.

"Kenapa marah Sayang, hmm? bukankah kamu menginginkannya?"

Mike kembali melempar hinaan ke wajah Alesha. Segepok uang pun terlempar dari tangan pria itu.

"Itu bagianmu, aku baik-baik saja kan?"

"Mike, teganya kau seperti ini padaku, kau keterlaluan!! apa salahku padamu?"

Alesha mulai terisak di hadapan pria yang selama ini menjadi penghuni relung jantung, namun pria di hadapannya sama sekali tak peduli, malah melenggang pergi begitu saja. Meninggalkan Alesha seorang diri dalam kehancuran.

Semenjak kejadian malam itu, Alesha yang biasanya ceria berubah menjadi sosok yang sangat pendiam, terlebih saat sikap Mike di depan keluarganya tetap baik, seolah olah ia tak pernah melakukan hal keji terhadap Alesha.

Hampir dua bulan berlalu, sang ibu, Veronika sama sekali tidak menyadari perubahan sikap pada putrinya. Sebagai seorang pengusaha di bidang kecantikan dan sosialita kelas atas, Veronika jelas jarang berada di rumah.

Sampai pada saat ia mengadakan pesta makan malam keluarga di rumah mewahnya untuk menyambut kedatangan sang putra pertama, Juan Anderson dan justru Juanlah yang pertama kali menyadari kalau ada yang tidak beres dengan adik kesayangannya.

"Alesha, kamu baik baik saja?" tanya Juan yang hanya dijawab dengan anggukan kepala dan senyuman manis oleh Alesha.

"Alesha ... "

"Aku baik baik saja," sela Alesha.

Belum sempat Juan bertanya lebih dalam, Mike yang malam itu ikut menghadiri undangan makan malam, datang menghampiri keduanya.

Tanpa ragu tangan Mike melingkar di pinggang ramping Alesha. Tak hanya itu, ciuman lembut juga ia bubuhkan di keningnya.

"Ayolah Mike, jangan pamer kemesraan seperti itu di depanku."

“Mangkanya segeralah cari pasangan, jangan hanya pasangan di atas tidur,” sahut Mike yang diiringi gelak tawa keduanya.

Hubungan Mike dengan seluruh anggota keluarga Alesha terbilang sangat baik termasuk dengan Juan. Mereka berdua bahkan seringkali terlibat proyek bersama. Ayah Juan sendiri adalah partner bisnis almarhum ayah Alesha.

Sudah pasti hubungan kedua keluarga itu sangat baik. Mike mengenal Alesha sejak lama, itulah alasan pihak keluarga langsung menyetujui saat Mike melamar Alesha yang masih duduk di bangku kuliah.

“Mike, aku masuk ke dalam dulu,” pamit Alesha yang mulai merasa tak nyaman karena Mike terus menyentuhnya. Juan yang menangkap gerak-gerik aneh dari adiknya, hampir saja bertanya pada Mike tentang apa yang terjadi, namun urung ia lakukan, karena menurutnya mungkin saja perubahan sikap Alesha ada batasnya dengan Mike.

Pada akhirnya Juan memilih menahan diri hingga saat acara selesai, barulah Juan mendatangi kamar Alesha.

"Alesha, keluarlah sebentar, aku ingin bicara!" ucap Juan sambil mengetuk pintu.

"Alesha!! buka pintunya, kamu di dalam kan?"

Ketukan Juan semakin keras, namun tetap saja, tak ada sahutan dari dalam. Membuatnya hampir menyerah dan hendak melangkah pergi.

“Kenapa anak itu, tidak biasanya dia seperti ini. Aku pulang pun sama sekali tak meminta apa apa,” gerutu Juan. Sebelum mencapai tangga untuk turun ke lantai satu, Juan kembali memandangi pintu kamar adiknya yang masih tertutup rapat, dan itu membuat Juan tak tenang.

Sambil berdecak kesal Juan pun kembali melangkah mendekat ke sana. Kali ini tak hanya ketukan melainkan gebrakan keras.

"Alesha!! buka pintunya, kakak ingin bicara!!"

Masih saja tak ada sahutan dari dalam sana, hingga membuat Juan geram karenanya.

"Aleshaaa!! kalau kau tak membukanya, akan kudobrak!!" ancam Juan, namun penghuni di dalam kamar yang sama sekali tak bergeming.

"Sial, ada apa dengan anak ini."

Kali ini sikap Alesha benar benar membuat Juan kesal. Meski tak benar-benar mendobraknya, Juan tetap memutuskan untuk membuka paksa kamar Alesha.

Ia segera menemui sang ibu untuk meminta kunci cadangan kamar sang adik.

"Juan, memangnya ada apa? Mama mau istirahat."

Meski kesal Veronica tetap memberikan apa yang Juan minta dan pada akhirnya rasa penasaran membawa langkah wanita itu mengekor di belakang putranya.

Dengan gerakan cepat Juan memutar kunci anak hingga pintu kayu di hadapannya berhasil terbuka.

Disaat yang sama suara mengeluarkan histeris dari bibir Veronica, sementara tubuh Juan merosot ke lantai karena tak mampu menyaksikan pemandangan di hadapannya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status