Share

Lonceng Kematian - 14

Ketika Pateleng berpaling ke arah Ruhsantini, perempuan cantik ini lemparkan senyum manis lalu berkata dengan suara merdu. ”Hai kakek gagah pemilik Lonceng Kematian. Bukankah kau minta aku menemanimu? Bukankah temanku itu menjanjikan diriku untukmu jika kau menerima tantangan si kaki batu itu? Sekarang aku adalah milikmu..”

Selagi si kakek teleng kelihatan seperti terkesiap, Ruhsantini cabut bendera kuning di atas atap lalu serahkan pada si kakek. Mau tak mau Pateleng terima bendera itu namun dalam hati dia membatin. ”Orang-orang ini. Agaknya mereka merencanakan sesuatu. Gila! Mungkin aku sudah terperangkap dalam jebakan mereka! Jahanam betul! Untung sampai saat ini mereka masih belum tahu siapa diriku sebenarnya. Awas kalian! Yang empat orang itu akan kuhabisi sebentar lagi!"

"Kakek gagah, apakah kita bisa mulai?" bertanya Ruhsantini dengan suara merdu serta layangkan senyum.

"Ya... ya! Kita segera mulai!" jawab Pateleng. Lalu dia berpaling pa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status