Share

201. Bagian 21

Jin Selaksa Angin tertawa cekikikan. “Kau masih pandai menirukan kentutku! Padahal suara dan irama kentutku sudah berbeda dari dulu! Hik... hik... hik! Makhluk yang hidupnya aneh kaki ke atas kepala ke bawah, dulu kau pernah mengancam diriku. Mau membuat aku jadi ikan asap atau ikan pindang. Apa kau masih mau melakukannya?!”.

“Nenek muka kuning! Aku sedang menderita sakit. Kau bicara yang bukan-bukan! Lama-lama aku jadi muak melihat dirimu! Lekas kau pergi dari sini!”

“Tua bangka tak tahu diri!”

“Nenek sialan, apa maksudmu?!”

“Rupanya kau masih suka melihat wajah gadis cantik daripada wajah nenek sepertiku ini! Itu sebabnya kau suruh aku pergi!”

“Nek,” Si Jin Budiman menengahi pembicaraan. “Orang tua ini sedang kesakitan. Aku tengah berusaha menolongnya. Harap kau jangan mengajaknya bicara dulu...”

“Manusia muka tanah liat! Lagakmu seperti tabib ahli sa

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status