Share

201. Bagian 19

Penulis: KSATRIA PENGEMBARA
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Si Jin Budiman tampak tenang saja. Tapi diam-diam dia segera kerahkan tenaga dalam pada dua tangannya. Kalau perlu dia siap untuk sama-sama mati mengadu jiwa dengan Pajahilio.

“Tenang... Tenang semua!” Jin Terjungkir Langit berkata. “Aku akan beritahu di mana gadis itu berada...”

“Katakan cepat! Dari tadi kau cuma berceloteh tak karuan!” bentak Ruhjahilio.

“Gadis itu berada di tempat yang aku tidak tahu!” kata Jin Terjungkir Langit pula lalu tertawa gelak-gelak.

“Keparat jahanam! Mampus kau!” teriak Ruhjahilio. Tangan kirinya yang memegang clurit putih siap disentakkan.

Di sebelah sana Pajahilio juga tidak berdiam diri. Tanpa banyak cerita dia siap menekankan ujung clurit hitamnya untuk merobek perut Si Jin Budiman!

Namun dalam keadaan yang sangat menegangkan itu tidak terduga mendadak berkelebat satu bayangan kuning.

Butt! Prett!

Gerakan bayangan yang sangat sebat dis

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Penguasa Negeri Jin   201. Bagian 20

    Wuuuusss!Pajahilio menjerit keras. Tubuhnya mencelat sampai tiga tombak lalu terkapar di tanah tak berkutik lagi. Pakaiannya mulai dari dada sampai ke lutut tampak hangus mengepulkan asap hitam!Pukulan yang barusan dilepaskan si muka tanah liat memang pukulan yang disebut Pukulan Menebar Budi. Pukulan hebat inilah yang membuat dia menjadi terkenal di Negeri Jin dan sangat ditakuti lawan. Pukulan Menebar Budi tersebut berjumlah tujuh yakni Pukulan Menebar Budi Hari Pertama sampai Pukulan Menebar Budi Hari ke Tujuh. Yang tadi dilepaskannya untuk menghantam Pajahilio adalah Pukulan Menebar Budi Hari Pertama. Akibatnya seperti disaksikan sendiri. Kalau sampai dia menghantam dengan Pukulan Menebar Budi Hari ke Dua, saat itu nyawa si kakek sudah tidak tertolong lagi. Rupanya manusia muka tanah liat ini masih mempunyai rasa belas kasihan hingga tidak mau menjatuhkan tangan terlalu keras. Tapi karena jarak mereka begitu dekat maka akibat yang menimpa Pajahilio sungguh parah

  • Penguasa Negeri Jin   201. Bagian 21

    Jin Selaksa Angin tertawa cekikikan. “Kau masih pandai menirukan kentutku! Padahal suara dan irama kentutku sudah berbeda dari dulu! Hik... hik... hik! Makhluk yang hidupnya aneh kaki ke atas kepala ke bawah, dulu kau pernah mengancam diriku. Mau membuat aku jadi ikan asap atau ikan pindang. Apa kau masih mau melakukannya?!”.“Nenek muka kuning! Aku sedang menderita sakit. Kau bicara yang bukan-bukan! Lama-lama aku jadi muak melihat dirimu! Lekas kau pergi dari sini!”“Tua bangka tak tahu diri!”“Nenek sialan, apa maksudmu?!”“Rupanya kau masih suka melihat wajah gadis cantik daripada wajah nenek sepertiku ini! Itu sebabnya kau suruh aku pergi!”“Nek,” Si Jin Budiman menengahi pembicaraan. “Orang tua ini sedang kesakitan. Aku tengah berusaha menolongnya. Harap kau jangan mengajaknya bicara dulu...”“Manusia muka tanah liat! Lagakmu seperti tabib ahli sa

  • Penguasa Negeri Jin   201. Bagian 22

    NENEK muka kuning pancarkan kentutnya. Butt prett! Lalu unjukkan wajah cemberut. “Siapa yang menipumu kakek buruk?!”“Tadi kau mengatakan akan mengobati tanganku yang patah. Ternyata tanganku kau tanggalkan, kau tempel di pohon. Lalu kau ambil patahan cabang pohon dan kau tempelkan di tanganku!”“Walah, memang begitu caraku menolongmu!” jawab Jin Selaksa Angin.“Aku lebih suka kau kembalikan tanganku! Siapa sudi punya tangan batang kayu seperti ini!” ujar Jin Terjungkir Langit sementara Si Jin Budiman tertegak tak tahu mau berbuat atau bicara apa.“Ck... ck... ck... Kau benar-benar bangsa Jin yang tidak tahu ditolong orang. Aku telah pergunakan ilmu Menahan Darah Memindah Jazad untuk menolongmu. Itu bukan ilmu sembarangan. Aku menghabiskan waktu belasan tahun untuk mewarisinya. Tanganmu yang patah sengaja aku tempel di pohon. Sementara kau tidak punya tangan, bukankah ada baiknya kuganti dulu dengan ba

  • Penguasa Negeri Jin   201. Bagian 23

    “Kalau aku tak punya istri apa kau mau jadi istriku?!” tanya Pasedayu alias Jin Terjungkir Langit.Butt prett! Si nenek pancarkan kentutnya. Setelah tertawa cekikikan dia berkata. “Jawab saja pertanyaanku!”“Aku tak punya istri!”“Maksudmu kau tidak pernah kawin? Tak pernah punya anak?!”“Nenek muka kuning! Aku tidak suka semua pertanyaanmu. Kau tengah menyelidiki diriku atau bagaimana?”“Jangan-jangan kau kaki tangan Jin Muka Seribu.” Si Jin Budiman menimpali.“Aku bukan kaki tangan Jin Muka Seribu! Soal menyelidiki aku memang sedang menyelidiki dirimu!”“Untuk apa?!” sentak Jin Terjungkir Langit.“Aku tidak tahu!” jawab si nenek.“Tua bangka sakit! Otakmu pasti tidak waras!” kata Jin Terjungkir Langit pula.“Aku memang bisa bertindak tidak waras. Misalnya, tanganmu yang di pohon itu kubua

  • Penguasa Negeri Jin   201. Bagian 24

    Pagi hari ke empat ketika Jin Terjungkir Langit bangun, seperti hari-hari sebelumnya yang pertama sekali diperhatikannya adalah pohon di mana tangan kanannya yang patah ditempelkan oleh Jin Selaksa Angin. Sekali ini begitu dia memandang ke pohon langsung dia tersentak kaget dan melompat bangun sambil berseru memanggil Si Jin Budiman.Manusia muka tanah liat ini serta merta terbangun pula. “Ada apa Kek?”“Tanganku! Lihat ke pohon sana! Tanganku tak ada lagi di pohon itu! Pasti sudah dibawa lari binatang hutan! Celaka diriku! Apa kataku! Nenek muka kuning jahanam itu benar-benar telah menipuku! Celaka diriku! Celaka! Akan kucari nenek keparat itu. Kalau bertemu biar dua tangannya kutanggalkan dari tubuhnya! Biar dia rasa!”Jin Terjungkir Langit pukul-pukul keningnya sendiri dengan tangan kanan.Si Jin Budiman dapat merasakan kemarahan si kakek. “Nenek sinting itu memang perlu diberi pelajaran!” katanya. Dia perhatik

  • Penguasa Negeri Jin   202. Misteri Perkawinan Sang Pendekar

    HUJAN turun dengan lebat membuat malam menghitam pekat. Sesekali halilintar menyambar menerangi jagat. Lalu suara guntur menggelegar seperti hendak menjungkirbalikkan bumi. Di bawah hujan lebat itu dua bayangan berkelebat ke arah selatan. Ketika sekali lagi kilat menyambung dan keadaan terang benderang sesaat, kelihatanlah bahwa dua bayangan itu adalah dua sosok perempuan berwajah cantik. Mereka bukan lain adalah Ruhcinta dan Ruhsantini yang tengah dalam perjalanan menuju tempat kediaman Ramahila.Ruhsantini yang mengetahui letak rumah juru nikah terkenal di Negeri Jin itu berlari di sebelah depan. Sebenarnya mereka bisa saja berhenti mencari tempat berteduh. Namun karena sudah terlanjur diguyur hujan keduanya terus saja melanjutkan perjalanan. Selain itu Ruhcinta mendesak terus agar bisa menemui Ramahila secepatnya.Ramahila memiliki beberapa rumah namun dia lebih sering berada di rumah yang terletak di sebuah bukit kecil di selatan, tak jauh dari kawasan pantai. Kare

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 2

    Dalam keadaan begitu rupa, tiba-tiba di luar sana terdengar suara tawa aneh, seolah keluar dari liang jurang yang dalam.“Dua perempuan tolol! Aku sudah melarang kalian untuk menyelidik perihal anak dan menantuku! Kalian mengabaikan! Kini kalian muncul di tempat ini, membunuh nenek juru nikah bernama Ramahila itu!”“Siapa kau?!” teriak Ruhsantini.“Kami tidak membunuh! Nenek ini sudah jadi mayat pada saat kami masuk ke dalam rumah!” berteriak Ruhcinta.Kembali di luar sana menggema suara tawa. “Jangan berdusta! Aku melihat sendiri kalian berdua melemparkan masing-masing sebilah pisau ke arah Ramahila. Satu menancap di kening. Satu menembus lehernya! Kalian masih hendak berdusta?!”“Tuduhan busuk dan keji!” teriak Ruhcinta. “Kau berani bicara tak berani ujukkan muka!”“Biarlah aku jadi orang pengecut! Kalian berdua memang orang-orang gagah berani. Berarti kalian jug

  • Penguasa Negeri Jin   202. Bagian 3

    Jin Selaksa Angin lari sekencang yang bisa dilakukannya. Saking cepatnya dia berlalu hanya kelebatan warna kuning jubahnya saja yang kelihatan. Setelah mendengar percakapan Jin Terjungkir Langit dengan Si Jin Budiman nenek ini dengan perasaan hati penuh gembira meninggalkan telaga, lari menuju kawasan pantai selatan di mana terletak Teluk Pabuntusamudera. Di teluk ini terdapat sebuah goa. Seperti diceritakan sebelumnya di dalam goa inilah si nenek selalu menemui gurunya, suatu makhluk tanpa ujud bernama Sang Guru yang hanya dikenal lewat suaranya saja.“Pasedayu! Pasedayu! Aku mau kawin! aku mau kawin dengan kakek itu! Hik... hik... hik...! Bagaimana rasanya kawin! Apa aku pernah kawin sebelumnya? Aku tak ingat Tapi hik... hik! Pantatku rasanya jadi gatal!”Ketika matahari mulai condong ke barat, sepasang telinga Jin Selaksa Angin mulai mendengar deru ombak di kejauhan. Hatinya gembira. Debur ombak yang terdengar pertanda dia sudah d

Bab terbaru

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 23

    Tak lama, dua sosok tinggi besar muncul. Entah darimana asal keduanya datang. Tapi kedatangan kedua sosok ini membuat orang-orang yang ada ditempat itu langsung bersujud dihadapan keduanya, sosok keduanya begitu amat besar bahkan 2x besarnya dari ukuran manusia biasa. Keduanya tampak mengenakan pakaian seperti layaknya seorang pertapa. Di sisi lain, Zaynpun tampak memperhatikan kedua sosok besar yang kini tengah mendatanginya dan berhenti beberapa langkah dihadapannya. Kini kedua belah pihakpun sudah saling berhadapan dan terlihat jelas perbedaan diantara keduanya, sosok Zayn yang kecil berbanding sosok keduanya yang berdiri dihadapan Zayn. Sementara itu, salah satu dari kedua sosok besar itu tampak berpaling kearah sosok si pemimpin yang telah tewas dengan golok hitam yang menancap didadanya. “Bawa dia pergi dari sini!” ucap salah satu dari kedua pria besar itu. Para anak buah si pemimpin yang tersisa dengan cepat menggotong pemimpin mereka dan pergi meninggalkan tempat itu. Semen

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 22

    “Tendangan Berputar! Hyyaaa!”. tubuh Zayn berubah menjadi satu putaran cepat kearah para penyerangnya, dan ;“Dess...desss...dessss.......akhh....akkkkkhhhhh...”. dalam sekejap saja belasan orang yang tersisa sudah terlempar dan terkapar ketanah akibat serangan dasyat yang dilancarkan oleh Zayn dan kini dengan mantapnya Zayn kembali turun ketanah. Kini yang tersisa hanya si pemimpin saja lagi yang saat itu masih sangat terkejut melihat belasan anak buahnya kini sudah terkapar disana sini.Kini barulah terbuka matanya, kalau pemuda yang dianggapnya masih begitu ingusan itu bukanlah orang sembarangan dan hal ini cukup disadarinya, tapi untuk pergi melarikan diri dari tempat itu tak mungkin dilakukannya, bagaimana tanggapan teman-teman dan anak buahnya kelak jika dia sebagai seorang pemimpin harus melarikan diri dari pertarungan.Maka satu keputusanpun diambil.Weeeerrrr...! Weeeerrrr...!Pemimpin ini terlihat memutar golok dit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 21

    “Ha ha ha! kau tak akan bisa lari dari golok pencabut rohku ini, bersiaplah kau untuk ma...”. belum lagi si pemimpin menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba saja sosok pemuda yang tadinya masih berada beberapa langkah didepannya kini sudah berada dihadapannya, bahkan ;Desss...!!!Satu tendangan cepat telah menghantam wajahnya, hingga langsung membuat si pemimpin ini langsung terlempar jauh. Kejadian yang begitu amat cepat ini tentu saja sangat mengejutkan para anak buahnya, karena sedikitpun mereka tadi tidak melihat kapan pemuda yang saat itu masih berada beberapa tombak dari pemimpin mereka bergerak, tahu-tahu kini pemimpin mereka sudah terkapar ditanah dan kini dengan susah payah terlihat bangkit. Walau terkejut karena mendapati serangan yang sungguh tidak terlihat olehnya, tapi si pemimpin terlihat menggeram marah, apalagi saat melihat pemuda yang masih berusia ingusan itu tampak cengar cengir saja menatap kearahnya..“Hei! ayo cepat serang dia

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 20

    Serangan balik Zayn langsung menjatuhkan beberapa orang lawannya. Beberapa jurus berikutnya, satu demi satu para penyerangnya jatuh. Melihat hal ini Si pemimpinpun baru menyadari kalau saat ini lawan yang dihadapinya bukanlah pemuda biasa, maka ;“Mundur!”. perintahnya lagi, dan dengan serentak sisa-sisa anak buahnya langsung melompat mundur.Kini si pemimpin kembali menyerang kearah Zayn, dengan menggunakan sebilah golok berwarna hitam ditangannya. Sekali lihat saja, Zayn tau, kalau golok itu berbahaya, karena sangat berbeda dari golok-golok biasanya, maka Zayn pun tak ingin setengah-setengah lagi menghadapi lawannya. Pertarungan sengitpun terjadi diantara keduanya.Sementara itu. Si youtuber yang sejak tadi terus merekam secara live perkelahian itu, tampak tak berkomentar lagi. Mulutnya ternganga. Kaget dan juga kagum. Baru kali ini dia melihat perkelahian seperti itu, perkelahian yang menurutnya hanya ada di TV-TV. Tapi sekarang justru live diliha

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 19

    Bukan saja para anak buahnya yang kaget melihat pemimpin mereka dapat dikalahkan hanya dalam satu gebrakan saja, tapi sang gadis yang saat itu juga tengah memperhatikan pertarungan tersebut juga terkejut. Walaupun dia melihat Zayn seperti melakukan gerakan yang asal-asalan, tapi justru membuat pertahanan Si pemimpin jebol.“Apakah hanya itu kemampuan pemimpin kalian?”. ucap Zayn lagi dengan nada mengejek. Hal ini membuat Si pemimpin geram bukan kepalang.“Serang dia!”. teriak Si pemimpin memberikan perintah kepada para anak buahnya. Dengan serentak para anak buahnya yang berjumlah belasan orang itu langsung menyerang kearah Zayn. Ditempatnya, sang gais terkejut melihat belasan lelaki itu menyerang kearah Zayn, sang gadis ingin membantu, tapi segera diurungkan niatnya saat melihat pemuda itu tampak seperti tenang-tenang saja, walaupun serangan gerombolan lelaki itu sudah semakin dekat kearahnya.Sementara itu, di salah satu sudut tenggara

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 18

    “Pergi! Tinggalkan aku!” teriak si gadis“Maafkan kami tuan putri, tuanku maharaja memerintahkan untuk membawa tuan putri kembali”“Sudah kubilang. Aku ingin jalan-jalan dulu di negeri manusia ini, kalian kembali saja. Katakan pada ayahanda raja seperti yang aku katakan pada kalian” bentak sigadis dengan mata melotot“Maafkan kami tuan putri, tolong jangan mempersulit kami. Kalau kami kembali tanpa membawa tuan putri bersama kami. Tuanku maharaja pasti akan memancung kepala kami semua” kata seorang laki-laki yang berparas cukup sangar yang sepertinya merupakan pemimpin dari gerombolan lelaki tersebut.Sebelum perdebatan makin panjang, diantara mereka. Tiba-tiba saja perhatian mereka terpecahkan saat seorang pemuda yang datang dengan tergopoh-gopoh kearah mereka dengan mendorong motornya.Pemuda yang tak lain adalah Zayn itu, segera memarkirkan motornya tak jauh dari si gadis. Lalu dengan setengah berl

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 17

    Beberapa hari setelah Una Lyn mendatangi Zayn dengan cara yang sangat mengejutkan. Kini Zayn baru saja pulang dari tempat temannya dengan mengendarai skuter maticnya. Di tengah jalan, hampir-hampir saja Zayn harus mendorong motornya, karena kehabisan bensin, untunglah masih ada warung yang buka yang menjual bensin. Biarpun harganya sedikit mahal daripada pom bensin, tapi Zayn tetap bersyukur, karena ditengah malam begini masih ada yang buka.Setelah mengisi full tangki bensinnya, Zayn kembali melanjutkan perjalanannya untuk pulang kerumahnya, sepanjang jalan yang dilewatinya, hanya sesekali Zayn berpapasan dengan mobil truk pengangkut batu bara. Di depan sana, sebentar lagi Zayn akan melewati sebuah pemakaman umum yang menurut penuturan orang-orang sangat angker, karena terlihat penampakan disekitar area pemakanan ditengah malam oleh orang-orang yang melewati tempat itu.Saat sudah semakin mendekati pemakaman umum tersebut, Zayn mulai memacu lari motor maticnya sedikit

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 16

    “Kau satu-satunya orang yang berhasil membunuh Jin Muka Seribu” kata Una Lyn lagi. Kali ini wajah Zayn kembali berubah mendengarnya.Terbayang diingatan Zayn, saat-saat sebelum dirinya tersedot kembali ke dunia manusia, Zayn sempat menghantam Jin Muka Seribu dengan tapak petirnya dan dengan telak menghantam kening Jin Muka Seribu. Jin Muka Seribu tewas dengan wajah hancur tak berbentuk lagi.“Kini, namamu sangat terkenal di negeri jin Zayn, bahkan sampai ke telinga tuanku maharaja”. Sambung Una Lyn lagi, Zayn tetap diam mendengarkan. “Tuanku maharaja mengutusku kemari untuk membawamu kembali ke negeri jin. Sepertinya, tuanku maharaja ingin mengangkatmu sebagai prajurit kehormatan di negeri jin, Zayn”“Aku, Baron dan Bayu datang ke negeri jin adalah untuk menyelamatkanmu dan Surya. Aku senang mendengar dan melihat kau dan surya selamat, Lyn. Kini aku tak memiliki alasan lagi untuk kembali ke negeri jin”Wajah

  • Penguasa Negeri Jin   206. Bagian 15

    Saat jubah dikepala itu terbuka, terlihatlah seraut wajah cantik jelita, memandang kearah Zayn dengan penuh senyum.“Una Lyn..!” ucap Zayn tanpa sadar dengan kedua mata membesar saat mengenali sosok yang kini tengah berdiri dihadapannya.“Apa kabar Zayn?” tanya sosok jelita itu yang memang tak lain adalah Una Lyn.“B-baik...” entah kenapa tiba-tiba Zayn menjadi gugup.Una Lyn tersenyum melihat kegugupan Zayn, lalu dengan senyum semanis madu. Una Lyn mengambil duduk dihadapan Zayn dan dengan lembut menggenggam tangan Zayn.“Syukurlah kau masih ingat denganku, Zayn” katanya lembut“A-apa yang terjadi padamu Lyn, dimana Surya?”Una Lyn terlihat menarik nafas panjang, lalu kemudian berkata ; “Surya sudah tidak bersamaku lagi Zayn”.Wajah Zayn memucat mendengar hal itu. “Maksudmu, Surya sudah meninggal?”“Oh tidak! Tidak Zayn, Surya masi

DMCA.com Protection Status