Share

Semua ini salah ayahmu!

Author: Nana
last update Huling Na-update: 2025-04-21 21:19:02

"Dokter! Kembali!" Arra berteriak saat melihat pintu kamarnya yang ternyata dibiarkan terbuka oleh Andrew.

Tepat setelah dia berteriak, gadis itu segera berlari ke kamar mandi, takut Andrew tiba-tiba datang dan masuk seperti tadi.

Benar saja, tak sampai sepuluh detik pria itu sudah berdiri di depan pintu dengan wajah bingungnya.

Andrew ingin bertanya kenapa Arra menyuruhnya kembali? tapi dia takut Arra belum mengenakan apapun seperti tadi.

"Dokter, kau lupa menutup pintu," ucap Arra kemudian, gadis itu menyembulkan kepalanya di pintu kamar mandi.

"Astaga, maaf ... Aku tadi buru-buru," sahut Andrew salah tingkah.

"Maaf juga soal yang tadi," gugup Andrew, dia bahkan tak berani melihat ke dalam.

"Hmm ... Tidak usah dibahas." Jangankan membahas itu, mengingatnya saja, Arra merasa sangat malu.

"Oke. kalau begitu, aku tunggu di bawah. Kau cepatlah turun," ucap Andrew yang tepat setelah mengatakan itu, dia menarik pintu tanpa melihat ke dalam, dan langsung berlalu pergi.

****

Selesai mandi, Arra tidak langsung turun. Dia malah mondar-mandir karena rasanya dia tak punya muka untuk bertatap muka dengan Andrew.

Sudah lima belas menit sejak dia selesai mandi dan berpakaian, Arra masih belum turun juga, hingga tak lama kemudian terdengar ketukan di pintu.

Tok tok tok ....

Arra tak bersuara, dia khawatir kalau yang mengetuk pintu adalah Andrew. Sumpah demi apapun, Arra masih tak mau bertemu dengan pria itu.

"Nona ...." Ternyata Bi Mery lah yang mengetuk pintu, saat itulah Arra baru bisa bernapas lega dan segera membuka pintu.

"Ada apa, Bi?"

"Makanannya sudah siap, Nona. Ayo turun dan makan, agar tidak keburu dingin."

"I-iya. Tapi apa dia juga ada di sana?" Maksud Arra adalah Andrew, apakah pria itu juga ada di ruang makan?

"Dia?" Bi Mery tak mengerti dengan pertanyaan Arra.

"Dokter Andrew, apa dia juga ada di ruang makan?" Mengulang pertanyaannya, Arra membuatnya lebih jelas.

"Oohh .... Tuan Andrew baru saja berangkat ke rumah sakit. Tapi beliau sudah berpesan agar saya membuatkan susu ibu hamil untuk Nona." Rupanya sebelum berangkat ke rumah sakit, Andrew sudah memberitahukan perihal kehamilan Arra pada Bi Merry.

Perhatian sekali ... Ya, baik dan perhatian, itulah kesan pertama Arra terhadap Andrew.

"Baiklah." Kini tak ada alasan untuk Arra menolak turun dan makan, terlebih lagi perutnya memang sudah keroncongan minta diisi.

Berjalan dengan diikuti oleh Bi Mery di belakangnya, Arra menuju meja makan yang di atasnya sudah tersedia berbagai macam menu makanan.

"Wah ... Makanannya banyak sekali," ucap Arra, wajahnya berbinar senang, namun detik selanjutnya wajah itu berubah sendu.

Arra ingat bahwa selama ini, dia tak pernah memanjakan diri sendiri. Setiap akan membeli makanan enak, dia akan teringat dengan hutang keluarganya yang segunung. Dan pada akhirnya dia memilih untuk memasak dan makan seadanya.

Dan tak pernah dia sangka, hidupnya yang sudah sangat hemat pun nyatanya masih tak bisa menyelamatkan sang ibu. Arra berkaca-kaca.

"Semua ini salah ayahmu." Arra memukul perutnya yang masih rata.

Dan pada akhirnya pikirannya kembali tersangkut di Eiden. Entah karena terlalu benci atau karena bawaan bayi, tapi segala sesuatu yang terjadi di hidupnya seolah selalu berpusat pada pria itu.

"Nona cobalah sop iga ini, dulu saat Nyonya mengandung Tuan Andrew, beliau selalu makan sop saat mual dan tidak nafsu makan," ucap Bi Mery sembari menarik semangkok sop itu lebih dekat pada Arra. Tersentak dari lamunannya, segala tentang Eiden menguap begitu saja dari pikirannya.

Gadis itu tersenyum lalu menyendok sop itu.

"Oh ya, saya akan menyiapkan susu untuk Nona."

"Terimakasih, Bi." Arra tersenyum memandang Bi Mery. Perhatiannya mengingatkan Arra dengan sang ibu yang sudah tiada. Makin penuh saja air mata Arra mendapat perhatian sebesar itu.

"Ada apa, Non? Kalau Nona merasa tidak enak badan, saya akan menelepon Tuan Andrew agar segera pulang," khawatir Bi Mery, tak jadi dia untuk pergi ke dapur begitu melihat air mata menggenang di pelupuk mata Arra.

Menggeleng heboh Arra jadinya.

"Tidak! Jangan, Bi. Aku hanya teringat dengan mendiang ibuku."

"Ibu Nona pasti bahagia di pelukan Yang Maha kuasa." Bi Mery tersenyum, menyeka air mata gadis itu yang sudah terjun di pipi.

Memaksa tersenyum, Arra menganggukkan kepala. Kemudian gadis itu melanjutkan makan sop yang baru satu suap masuk ke lambungnya.

"Wah ... Ini enak sekali, Bi," komentarnya dengan sumringah. Sekalipun ada aroma rempah yang tercium, itu sama sekali tak membuat Arra mual. Justru rasa hangat dari sop itu seolah mengalir memanjakan lidah lalu ke tenggorokan dan menyebar di seluruh tubuhnya.

"Ini sop terenak yang pernah aku makan," jujur Arra, sebab meski ibunya juga sering membuatkannya sop, tapi buatan ibunya masih kalah dengan sop buatan Bi Mery ini.

Kini, tidak hanya sop yang mendarat di lambung Arra. Hampir semua makanan di atas meja sudah Arra cicipi kendati hanya sedikit-sedikit. Tak ada lagi mual seperti kemaren, yang ada justru nafsu makan gadis itu yang bertambah.

****

Sementara di Palhington, tepatnya di sebuah ruangan yang bernuansa gelap, Eiden duduk dengan gagah di kursi kebesarannya. Dia menyesap nikotin yang terselip diantara dua jemarinya.

Sementara di depannya terdapat seorang pria dengan wajah penuh luka, bersujud dan memohon ampun kepadanya.

Eiden sama sekali tak peduli dengan permintaan maaf dan kata ampun yang keluar dari mulut pria itu.

Alih-alih memberi ampun, Eiden justru bangkit dengan wajah arrogant, dia injak tangan yang sudah koyak oleh peluru itu, lalu tanpa belas kasihan, Eiden juga menekan ujung rokoknya yang masih menyala ke tangan pria itu.

"Aaa ... Ampun!"

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Pengkhianat yang malang

    Masih di Palhington, tepatnya di ruang bawah tanah. Eiden tengah menyesap nikotin yang sudah seminggu ini hampir tidak bisa lepas dari hidupnya. Di saat yang sama, Leo tiba-tiba datang dan melemparkan seorang pria dengan wajah yang penuh lebam kebiruan, bahkan dari pelipisnya mengalir darah segar menandakan pria itu habis dipukuli. Leo adalah tangan kanan Eiden yang diberi wewenang untuk memimpin wilayah bagian Utara. Biar ku jelaskan! Eiden Woods adalah pimpinan D'trask mafia yang berkuasa di Amareka. Saking luasnya wilayah kekuasaannya, dia membagi itu menjadi dua bagian, wilayah utara dipimpin oleh Leo Gustom. Sedangkan wilayah selatan dia serahkan kepada sahabatnya, Adam Poulter. Dan sekarang, Leo, si pimpinan wilayah utara berhasil menangkap satu anak buahnya yang berkhianat. "Ampuni saya, Tuan. Saya tidak berniat untuk berkhianat. Mereka yang memaksa saya," ucap pria itu. "Ck! Kau apa tidak punya dialog lain?" bosan Leo mendengar ucapan pria itu yang diulang-ulang terus sej

    Huling Na-update : 2025-04-22
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Kemeja keberuntungan

    Arra merasa bosan, sudah dua hari dia hanya berdiam diri dalam rumah Andrew tanpa melakukan apa-apa. Terpikir olehnya untuk mencari pekerjaan.Dia teringat dengan kemeja putih yang dijahit sendiri oleh Kelly. Kata Kelly baju pemberiannya adalah baju keberuntungan, jadi harus Arra pakai saat pergi melamar kerja. Dan memang terbukti, dahulu Arra memakainya saat melamar kerja pertama kali, dia langsung diterima. Wanita itu pun mengecek barang bawaan yang sebagian belum dia pindahkan, seketika senyumnya mengembang saat kemeja yang dimaksud ada di dalam kopernya. Arra memeluk kemeja itu, namun pelukannya mengendur saat sebuah ingatan terlintas dalam pikirannya. Malam panas yang terjadi antara dia dan Eiden, adalah ketika dia memakai kemeja ini juga. Ahhh ... Kalau begitu, baju ini bukan lagi membawa keberuntungan, pikir Arra. Alih-alih beruntung, itu tak ubahnya sebuah petaka. Sebab setelah itu, Arra kehilangan Kelly, tak cukup sampai di situ, Arra juga ditipu habis-habisan oleh si br

    Huling Na-update : 2025-04-23
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   sebentar lagi giliran mu

    "Di rumah saja, kalau begitu," jawab Bi Merry cepat. Takut Arra mengajaknya masuk ke dalam klinik, Bi Merry buru-buru mengajak wanita itu untuk pergi dari sana. Kembali mereka berjalan pulang, sambil mengobrol terkait keinginan Arra untuk mencari pekerjaan. "Nona ... Apakah anda masih berniat untuk mencari pekerjaan?" tanya Bi Merry, dia harap setelah melihat sedikit kebaikan Andrew di klinik itu, membuat wanita itu mengurungkan niatnya mencari kerja. Maksudnya setelah melihat bahwa Andrew tidak pernah mempermasalahkan soal uang, dia berharap Luisa tak lagi terpikir untuk mendapatkan uang. Bukan apa-apa, Bi Merry ingat betul dengan pesan Andrew."Jangan sampai ada orang luar yang tahu keberadaannya." "Dan jika dia ingin keluar saat aku tidak ada, usahakan untuk menahannya bagaimanapun caranya." Dan cara inilah yang terpikir oleh Bi Merry, menunjukkan klinik yang dibangun Andrew untuk merawat orang sakit tanpa memungut biaya sepeserpun. "Tentu saja. Aku tetap ingin bekerja dan m

    Huling Na-update : 2025-04-24
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Desa Werdho

    "Kau tak bisa lari lagi, sebentar lagi giliran mu!"Tulisan berwarna merah yang bisa Eiden tebak adalah darah. Anak buah Leo sudah menceritakan segala yang terjadi di rumah ini, tentang kematian Nenek Shopia yang ditemukan sudah tak bernyawa. "Ada berapa anggota D'trask di desa ini?" tanya Eiden. "Tidak banyak, Tuan. Kami hanya kebetulan pulang kampung sebab orang tua kami akan panen." "Berapa teman kalian?" "Empat orang." Artinya anggota D'trask yang berasal dari desa ini hanya berjumlah empat orang. "Kumpulkan keempatnya kemari." Eiden berniat meminta empat orang anggotanya untuk mencari Arra di desa ini, dia yakin Arra belum meninggalkan desa. "Baik, Tuan." Pria itu membungkuk, memberi hormat sebelum akhirnya keluar dari rumah Nenek Shopia. Sementara Eiden, berjalan ke tengah ruangan di mana di sana terdapat sebuah kursi tua. Eiden mendaratkan pantatnya di sana lalu memejamkan mata sembari berpikir keras. 'Di mana kamu, Arra?' Awalnya dia pikir, Arra diculik oleh penjaha

    Huling Na-update : 2025-04-25
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   One night stand

    BAB 1“Oh, my God!” Arra terbangun dan mendapati dirinya berada di sebuah kamar hotel yang mewah. Gadis itu kebingungan, bertanya-tanya kenapa dia bisa berada di tempat itu. Tak hanya tempat, ternyata yang lebih membingungkan lagi adalah dia tak mengenakan sehelai pun pakaian. Tubuhnya hanya tertutup oleh selimut putih kamar hotel.Seketika Arra langsung terbelalak menyadari keadaan ini. Dia hendak bangkit dari ranjang, tapi gerakannya terhenti, saat seseorang membuka pintu kamar mandi. Sungguh mengejutkan! seorang pria dengan dada bidang dan body sixpack keluar hanya memakai handuk di pinggangnya. Melihat itu, Arra reflek menutup wajahnya dan menundukkan kepala. Melihat tingkah Arra, pria itu malah tersenyum. “Sekarang baru ditutup, padahal tadi malam kau tidak hanya melihat tapi juga menikmatinya,” oloknya, dengan santainya dia duduk di sisi Arra masih tanpa mengenakan pakaian.Mendengar dia bicara, Arra memberanikan diri mengangkat wajah untuk memandang pria di sampingnya. “A-a

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Mengejarnya

    BAB 2 “Selamat pagi, Nona. Akhirnya anda keluar juga. Saya sudah lama menunggu anda keluar.” Hardy dengan setelan hitamnya menyambut Arra di luar kamar. “S-selamat pagi, anda siapa? Dan kenapa anda menunggu saya?” tanya Arra ragu-ragu. Matanya memindai penampilan Hardy dari atas sampai bawah. “Akan saya jelaskan nanti setelah anda sarapan. Mari Nona, silahkan ikut saya.” Pria itu merentangkan sebelah tangannya ke samping dengan badan agak membungkuk. “Silahkan anda pesan menu yang anda inginkan. Saya akan menelepon Tuan Eiden untuk melaporkan bahwa anda sudah bersama saya.” Pria itu berbalik setelah mengantarkan Arra ke ruangan VVIP restoran. Saat Hardy mengeluarkan ponsel dan meninggalkan Arra untuk meenghubungi Eiden, kaki Arra segera melangkah dan menghilang dari restoran tersebut. “Tuan ... Nona itu sudah bersama saya. Selain memberinya cek, apa lagi yang harus saya lakukan?” “Antar dia ke apartemennya! Pekan depan jemput dia kembali ke hotel. Mulai hari ini dan se

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Tragedi berdarah

    BAB 3 Sementara itu, kedua orang tua Arra terus menghadapi teror yang menakutkan dari para penagih hutang. “Sita ponselnya, dan awasi mereka jangan sampai kabur.” Pria yang separuh wajahnya terdapat bekas luka itu memberi perintah kepada dua orang bawahannya. “Siap, Boss ... Tapi apa mungkin anak mereka benar-benar akan datang?” tanya salah satunya. “Pasti! Anak itu teramat menyayangi dua lansia tidak berguna ini!” Pria yang dipanggil boss itu menjawab lalu setelahnya berlalu keluar disusul oleh kedua anak buahnya. Seperginya tiga orang itu, Kelly menatap suaminya. Jujur ... Dia kasihan melihat wajah Bruce yang sudah babak belur, bahkan di sudut bibirnya terdapat darah yang sudah mengering menandakan bahwa sudut bibirnya telah robek. “Bruce ... Sebenarnya siapa mereka? Tidak mungkin hanya karena kau punya hutang, mereka sampai menculik dan bahkan mengancam untuk membunuh.” Kelly bertanya. Dia tahu suaminya pernah berhutang kepada rentenir untuk membiayai kuliah Arra, dan s

    Huling Na-update : 2025-03-13
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Dia lah dalangnya

    BAB 4Arra membuka mata dan mendapati dirinya berada di tempat asing. Dia pikir para rentenir itu juga menangkapnya. Tapi, sepertinya tidak, sebab tempat dia membuka mata sekarang justru terlihat mewah, berbanding terbalik dengan tempat ayah dan ibunya disekap yang gelap tak terurus. Menyebut ibu, Arra seketika bangkit dari tidurnya. Adegan saat ibunya ditembak tiba-tiba muncul dalam ingatannya. Tidak mungkin itu hanya mimpi, sebab Arra sempat ingat samar-samar saat tubuhnya digendong dan dimasukkan ke dalam mobil, dia mendengar suara tembakan bersahut-sahutan. “Kamu sudah bangun?” Suara pria menarik atensinya. Arra menolehkan kepala ke samping di mana pria itu berada. “Kamu?” Arra terkejut sebab pria yang sudah menidurinya semalam kini berada di sampingnya. “Hmm ....” Eiden menatap teduh wajah wanita yang seharian tadi membuatnya frustasi. “Maaf ... Tapi aku tidak ada urusan denganmu, sekarang biarkan aku pergi karena orang tuaku saat ini membutuhkanku.” Meski penasaran kenapa

    Huling Na-update : 2025-03-13

Pinakabagong kabanata

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Desa Werdho

    "Kau tak bisa lari lagi, sebentar lagi giliran mu!"Tulisan berwarna merah yang bisa Eiden tebak adalah darah. Anak buah Leo sudah menceritakan segala yang terjadi di rumah ini, tentang kematian Nenek Shopia yang ditemukan sudah tak bernyawa. "Ada berapa anggota D'trask di desa ini?" tanya Eiden. "Tidak banyak, Tuan. Kami hanya kebetulan pulang kampung sebab orang tua kami akan panen." "Berapa teman kalian?" "Empat orang." Artinya anggota D'trask yang berasal dari desa ini hanya berjumlah empat orang. "Kumpulkan keempatnya kemari." Eiden berniat meminta empat orang anggotanya untuk mencari Arra di desa ini, dia yakin Arra belum meninggalkan desa. "Baik, Tuan." Pria itu membungkuk, memberi hormat sebelum akhirnya keluar dari rumah Nenek Shopia. Sementara Eiden, berjalan ke tengah ruangan di mana di sana terdapat sebuah kursi tua. Eiden mendaratkan pantatnya di sana lalu memejamkan mata sembari berpikir keras. 'Di mana kamu, Arra?' Awalnya dia pikir, Arra diculik oleh penjaha

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   sebentar lagi giliran mu

    "Di rumah saja, kalau begitu," jawab Bi Merry cepat. Takut Arra mengajaknya masuk ke dalam klinik, Bi Merry buru-buru mengajak wanita itu untuk pergi dari sana. Kembali mereka berjalan pulang, sambil mengobrol terkait keinginan Arra untuk mencari pekerjaan. "Nona ... Apakah anda masih berniat untuk mencari pekerjaan?" tanya Bi Merry, dia harap setelah melihat sedikit kebaikan Andrew di klinik itu, membuat wanita itu mengurungkan niatnya mencari kerja. Maksudnya setelah melihat bahwa Andrew tidak pernah mempermasalahkan soal uang, dia berharap Luisa tak lagi terpikir untuk mendapatkan uang. Bukan apa-apa, Bi Merry ingat betul dengan pesan Andrew."Jangan sampai ada orang luar yang tahu keberadaannya." "Dan jika dia ingin keluar saat aku tidak ada, usahakan untuk menahannya bagaimanapun caranya." Dan cara inilah yang terpikir oleh Bi Merry, menunjukkan klinik yang dibangun Andrew untuk merawat orang sakit tanpa memungut biaya sepeserpun. "Tentu saja. Aku tetap ingin bekerja dan m

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Kemeja keberuntungan

    Arra merasa bosan, sudah dua hari dia hanya berdiam diri dalam rumah Andrew tanpa melakukan apa-apa. Terpikir olehnya untuk mencari pekerjaan.Dia teringat dengan kemeja putih yang dijahit sendiri oleh Kelly. Kata Kelly baju pemberiannya adalah baju keberuntungan, jadi harus Arra pakai saat pergi melamar kerja. Dan memang terbukti, dahulu Arra memakainya saat melamar kerja pertama kali, dia langsung diterima. Wanita itu pun mengecek barang bawaan yang sebagian belum dia pindahkan, seketika senyumnya mengembang saat kemeja yang dimaksud ada di dalam kopernya. Arra memeluk kemeja itu, namun pelukannya mengendur saat sebuah ingatan terlintas dalam pikirannya. Malam panas yang terjadi antara dia dan Eiden, adalah ketika dia memakai kemeja ini juga. Ahhh ... Kalau begitu, baju ini bukan lagi membawa keberuntungan, pikir Arra. Alih-alih beruntung, itu tak ubahnya sebuah petaka. Sebab setelah itu, Arra kehilangan Kelly, tak cukup sampai di situ, Arra juga ditipu habis-habisan oleh si br

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Pengkhianat yang malang

    Masih di Palhington, tepatnya di ruang bawah tanah. Eiden tengah menyesap nikotin yang sudah seminggu ini hampir tidak bisa lepas dari hidupnya. Di saat yang sama, Leo tiba-tiba datang dan melemparkan seorang pria dengan wajah yang penuh lebam kebiruan, bahkan dari pelipisnya mengalir darah segar menandakan pria itu habis dipukuli. Leo adalah tangan kanan Eiden yang diberi wewenang untuk memimpin wilayah bagian Utara. Biar ku jelaskan! Eiden Woods adalah pimpinan D'trask mafia yang berkuasa di Amareka. Saking luasnya wilayah kekuasaannya, dia membagi itu menjadi dua bagian, wilayah utara dipimpin oleh Leo Gustom. Sedangkan wilayah selatan dia serahkan kepada sahabatnya, Adam Poulter. Dan sekarang, Leo, si pimpinan wilayah utara berhasil menangkap satu anak buahnya yang berkhianat. "Ampuni saya, Tuan. Saya tidak berniat untuk berkhianat. Mereka yang memaksa saya," ucap pria itu. "Ck! Kau apa tidak punya dialog lain?" bosan Leo mendengar ucapan pria itu yang diulang-ulang terus sej

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Semua ini salah ayahmu!

    "Dokter! Kembali!" Arra berteriak saat melihat pintu kamarnya yang ternyata dibiarkan terbuka oleh Andrew. Tepat setelah dia berteriak, gadis itu segera berlari ke kamar mandi, takut Andrew tiba-tiba datang dan masuk seperti tadi. Benar saja, tak sampai sepuluh detik pria itu sudah berdiri di depan pintu dengan wajah bingungnya. Andrew ingin bertanya kenapa Arra menyuruhnya kembali? tapi dia takut Arra belum mengenakan apapun seperti tadi. "Dokter, kau lupa menutup pintu," ucap Arra kemudian, gadis itu menyembulkan kepalanya di pintu kamar mandi. "Astaga, maaf ... Aku tadi buru-buru," sahut Andrew salah tingkah. "Maaf juga soal yang tadi," gugup Andrew, dia bahkan tak berani melihat ke dalam. "Hmm ... Tidak usah dibahas." Jangankan membahas itu, mengingatnya saja, Arra merasa sangat malu. "Oke. kalau begitu, aku tunggu di bawah. Kau cepatlah turun," ucap Andrew yang tepat setelah mengatakan itu, dia menarik pintu tanpa melihat ke dalam, dan langsung berlalu pergi.**** Selesa

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Dokter bodoh!

    Mendengar kata 'ingin sendiri', Andrew langsung panik. Dia berlari menaiki tangga menuju tempat di mana Arra berada. Entah kenapa, bayangan saat Mia tergeletak di lantai dengan pergelangan tangan penuh darah seketika memenuhi kepalanya. Andrew khawatir, dia juga takut kalau sampai Arra melakukan hal bodoh seperti yang Mia lakukan. Membuka pintu, Andrew berlari masuk ke dalam. "Arra!" Melotot pria itu saat melihat Arra duduk berjongkok mengobrak-abrik isi kopernya. "Aaaa ...." Melihat Andrew muncul di dalam kamarnya, Arra reflek mengambil dan melempar barang dari dalam kopernya. Dan itu mengenai kepala Andrew. "Dokter ... Kenapa kau masuk tidak mengetuk pintu?" Arra seketika menutupi dadanya yang sialnya anggota tubuhnya yang lain malah terekspos di depan Andrew. "A-aku kaget. Eh, maksudku, aku tadi khawatir kamu bilang ingin sendiri. Aku takut kamu -" "Dokter, jangan khawatir! Aku tidak seberani adikmu," jawab Arra sembari berbalik badan membelakangi Andrew. "Aku

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Tentang Mia

    'Apa Dokter Andrew ini tak sebaik yang aku kira.' 'Ah, sekalipun iya, sepertinya dia hanya gila wanita. Bukan jahat yang tega membunuh orang seperti pria gila itu.' Arra bergumam dalam hatinya. Pria gila yang dia maksud tentu saja Eiden. Dari rasa yang mulai tumbuh seketika berubah menjadi kebencian, bak tunas tanaman yang siap tumbuh menjadi batang, namun disiram air panas yang langsung mati seketika. Begitulah perumpamaan hati Arra sekarang. Arra menghela napas panjang, bodoh sekali! Entah kenapa di setiap situasi, dia selalu membawa nama Eiden di pikirannya. Kendati sebatas membandingkan, tapi itu justru membuat Arra mengingat pria itu tanpa disadari. "Bi ... Jangan paksa dia, biarkan Arra yang memilih sendiri. Toh, selama ini tak ada siapapun yang mau pakai kamar itu karena bekas orang mati." Tiba-tiba Andrew muncul, wajahnya tampak sendu. "Tidak! Bukan begitu maksudku. Aku hanya merasa tak pantas memakai kamar ini, karena aku bukan Mia, gadis kecil yang kalian sayang.

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Pria baik atau jahat?

    "Ya. Selamat! Kau akan jadi ibu, Nona. usia kehamilanmu baru satu minggu." Syok dan kaget Arra mendengar pernyataan dari dokter itu, dia bahkan nyaris terjatuh namun buru-buru berpegangan pada pinggiran ranjang rumah sakit. "T-tidak mungkin!" Arra bergumam sendiri. Seketika bayangan seminggu yang lalu terekam dalam ingatannya. Bagaimana dia mabuk sampai menghabiskan malam panas bersama dengan Eiden. Pria itu sungguh brengsek! Setelah tidur dengan Arra, dia lalu membunuh orang tua Arra, lalu sekarang, bisa-bisanya dia bikin Arra hamil?! Arkh ... Arra seperti mau gila memikirkan ini. Ditambah selama seminggu tinggal di mansion Eiden, pria itu selalu memperlakukannya dengan sangat manis. Meski Arra tak diperbolehkan keluar, tapi hampir setiap malam Eiden memberi kejutan manis padanya, entah itu makan malam romantis atau sekedar memberi hadiah padanya. Jika teringat perlakuan manis pria itu, rasanya Arra ingin kembali dan memberitahu kehamilannya. Tapi bayangan kematian sang a

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Selamat! Kau akan jadi ibu, Nona

    BAB 5 Merasa hidupnya terancam, wanita itu buru-buru keluar dari kamar. Tidak hanya keluar kamar, Arra bertekad untuk pergi dari mansion detik ini juga. Marah ... Tentu saja Arra marah, wanita itu teramat sangat marah, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Arra masih lebih sayang nyawanya untuk melakukan balas dendam sekarang. Arra berniat untuk mengumpulkan uang yang banyak, lalu pada akhirnya saat dirinya sudah memiliki kuasa dan uang, ia akan datang lagi menuntut balas akan kematian orang tuanya. “Nona mau kemana?” Security yang melihat Arra hendak keluar gerbang, lantas menghampiri wanita itu. “Aku ingin membeli beberapa camilan, bisa tolong bukakan pintu gerbangnya?” Arra sebisa mungkin bersikap normal, kesedihan, kemarahan dan kekecewaannya dia tutupi dengan senyum. Melihat keraguan di wajah security itu, Arra langsung bicara lagi, “Eiden sudah memberi izin, justru kau akan dapat masalah jika kau tidak membuka gerbangnya. Boss kamu sedang banyak pekerjaan, jadi dia tidak bis

Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status