Share

Diburu

Author: Nana
last update Last Updated: 2025-04-28 21:25:48

BAB 15

Hilang seketika senyum sandiwara Arra. Andrew sudah terang-terangan memperlihatkan bahwa pria itu memang ingin menjadikannya tahanan yang tak diketahui siapapun.

“K-kenapa?” Tak bisa lagi ditahan, akhirnya meluncur juga pertanyaan itu dari bibir Arra. Diremasnya tangannya kuat-kuat, takut kalau Andrew menunjukkan sisi aslinya.

Andrew menatap Arra dalam, dan di detik yang sama, pria itu menarik napas dengan pandangan yang masih tertuju kepada wanita itu.

“Mungkin sebaiknya kita bahas ini di dalam.” Tak menunggu persetujuan Arra, Andrew lebih dulu masuk, disusul wanita itu di belakangnya.

Duduk di sofa, keduanya mulai mengobrol dengan lebih serius, bahkan bagi Arra atmosfer di sekitar mereka seolah berubah mencekam.

“Maaf sebelumnya karena saat kau pingsan di rumah sakit, aku menyelidiki semua tentangmu, Arra.”

Mengernyit, Arra tak mengerti dengan perkataan Andrew.

“M-maksudnya?”

“Begini, sebelum kau cerita bahwa ayah anakmu hendak membunuhmu, aku sudah menyelidiki itu leb
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Tamu dari kota

    BAB 16Andrew dan Arra kompak bangkit dari sofa mendengar ada tamu dari kota yang sudah menunggunya di gerbang. Ekspresi Arra langsung ketakutan, dan Andrew sigap menenangkannya. “Kalau pun yang datang adalah mereka, kau jangan takut. Tidak akan ada yang bisa membawamu tanpa ijinku!” Arra mengangguk, walau jujur jantungnya berdebar begitu kencang. Napasnya bahkan seolah tersangkut di tenggorokan. Dia yakin sekali tamu yang datang itu pasti Eiden dan anak buahnya. Pria gila mengerikan yang baru saja dia ketahui identitasnya sudah berada begitu dekat dengan dia. “Tolong antar Arra ke kamarnya, Bi. Nyalakan televisi dan siapkan bak perendam kaki agar dia rileks.” Sekarang Andrew memberi perintah pada Bi Mery yang segera dia laksanakan yakni membawa Arra ke atas. Tepat setelah tv di kamar menyala dan bak perendam kaki mulai hangat airnya, Arra duduk di sofa sembari kakinya masuk ke dalam bak tersebut. Semenit, dua menit dan masuk di menit kelima, Arra sudah tidak tahan lagi. Jatuh a

    Last Updated : 2025-04-29
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   One night stand

    Bab 1 “Oh, my God!” Arra terbangun dan mendapati dirinya berada di sebuah kamar hotel yang mewah. Gadis itu kebingungan, bertanya-tanya kenapa dia bisa berada di tempat itu. Tak hanya tempat, ternyata yang lebih membingungkan lagi adalah dia tak mengenakan sehelai pun pakaian. Tubuhnya hanya tertutup oleh selimut putih kamar hotel. Arra langsung terbelalak menyadari keadaannya. Dia hendak bangkit dari ranjang, tapi gerakannya terhenti, saat seseorang membuka pintu kamar mandi. Sungguh mengejutkan! seorang pria dengan dada bidang dan body sixpack keluar hanya memakai handuk di pinggang. Melihat itu, Arra reflek menutup wajahnya dan menundukkan kepala. Melihat tingkah Arra, pria itu malah tersenyum. “Sekarang baru ditutup, padahal tadi malam kau tidak hanya melihat tapi juga menikmatinya,” oloknya, dengan santai dia duduk di sisi Arra masih tanpa mengenakan pakaian. Mendengar dia bicara, Arra memberanikan diri mengangkat wajah untuk memandang pria di sampingnya. “A-apa maksu

    Last Updated : 2025-03-13
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Mengejarnya

    BAB 2 “S-selamat pagi, anda siapa? Dan kenapa menunggu saya?” tanya Arra ragu-ragu. Matanya memindai penampilan Hardy dari atas sampai bawah. “Akan saya jelaskan nanti setelah anda sarapan. Mari Nona, silahkan ikut saya.” Pria itu merentangkan sebelah tangannya ke samping dengan badan agak membungkuk. “Silahkan anda pesan menu yang anda inginkan. Saya akan menelepon Tuan Eiden untuk melapor bahwa anda sudah bersama saya.” Pria itu berbalik setelah mengantarkan Arra ke ruangan VVIP restoran. Saat Hardy mengeluarkan ponsel dan meninggalkan Arra untuk menghubungi Eiden, kaki Arra segera melangkah dan menghilang dari restoran tersebut. “Tuan ... Nona itu sudah bersama saya. Selain memberinya cek, apa lagi yang harus saya lakukan?” “Antar dia ke apartemennya! Pekan depan jemput dia kembali ke hotel. Mulai hari ini dan seterusnya, semua kebutuhannya aku yang tanggung. Pastikan dia berhenti bekerja!” Eiden memberi perintah dengan jelas. “Baik, Tuan.” Panggilan berakhir, Hardy

    Last Updated : 2025-03-13
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Tragedi berdarah

    BAB 3 Orang tua Arra sudah terkulai lemas usai dihajar para penagih hutang. “Sita ponselnya, dan ikat mereka dengan kencang agar tidak bisa kabur.” Pria yang separuh wajahnya terdapat bekas luka itu memberi perintah kepada bawahannya. “Siap, Boss ... Tapi apa mungkin anak mereka benar-benar akan datang?” tanya salah seorang. “Pasti! Anak itu teramat menyayangi dua lansia tidak berguna ini!” Usai menjawab pria yang dipanggil boss itu keluar disusul oleh anak buahnya. Seperginya mereka, Kelly, ibu Arra, menatap suaminya iba. Tak tega dia melihat wajah Bruce yang sudah babak belur, bahkan sudut bibirnya robek. “Bruce ... Sebenarnya siapa mereka? Tidak mungkin hanya karena kau punya hutang, mereka sampai menculik dan bahkan mengancam untuk membunuh.” Kelly tahu suaminya pernah berhutang kepada rentenir untuk membiayai kuliah Arra, dan sampai sekarang hutang itu belum lunas sebab pemasukan mereka hanya cukup untuk makan sehari-hari. Tapi, seingatnya wajah rentenir yang s

    Last Updated : 2025-03-13
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Dia lah dalangnya

    BAB 4 Arra membuka mata dan mendapati dirinya berada di tempat asing. Dia pikir para rentenir itu juga menangkapnya. Tapi tidak, sebab tempat dia membuka mata sekarang justru terlihat mewah, berbanding terbalik dengan tempat ayah dan ibunya disekap. Menyebut ibu, Arra seketika bangkit dari tidurnya. Adegan saat ibunya ditembak terekam ulang. Tidak mungkin itu hanya mimpi, sebab Arra sempat ingat samar-samar saat tubuhnya digendong dan dimasukkan ke dalam mobil, dia mendengar suara tembakan bersahut-sahutan. “Kau sudah bangun?” Suara pria membuat Arra menolehkan kepala ke samping. “Kau?” Arra terkejut sebab orang itu adalah pria yang sudah menidurinya kemarin. “Hmm ....” Eiden menatap teduh wajah wanita yang seharian tadi membuatnya frustasi. “Maaf ... Tapi aku tidak ada urusan denganmu, sekarang biarkan aku pergi karena orang tuaku saat ini membutuhkanku.” Meski penasaran kenapa dia bisa ada di kamar pria ini, tapi Arra rasa itu tidak begitu penting. Keadaan orang tuanya teru

    Last Updated : 2025-03-13
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Selamat! Kau akan jadi ibu, Nona

    BAB 5 Merasa hidupnya terancam, wanita itu buru-buru keluar dari kamar. Tidak hanya keluar kamar, Arra bertekad untuk pergi dari mansion detik ini juga. Marah ... Tentu saja Arra marah bahkan teramat, tapi ia tak bisa berbuat apa-apa. Arra masih lebih sayang nyawanya untuk melakukan balas dendam sekarang. Arra berniat untuk mengumpulkan uang yang banyak, lalu pada akhirnya saat dirinya sudah memiliki kuasa dan uang, ia akan datang lagi menuntut balas akan kematian orang tuanya. “Nona mau kemana?” Security yang melihat Arra hendak keluar gerbang, menghampiri. “Aku ingin membeli beberapa camilan, bisa tolong bukakan pintu gerbangnya?” Arra sebisa mungkin bersikap normal. Kesedihan, kemarahan dan kekecewaannya dia tutupi dengan senyuman. Melihat keraguan di wajah security itu, Arra langsung bicara lagi, “Eiden sudah memberi izin, justru kau akan dapat masalah jika tidak membuka gerbangnya. Bosmu sedang banyak pekerjaan, jadi dia tidak bisa mengantarku seperti biasa.” Securit

    Last Updated : 2025-03-13
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Pria baik atau jahat?

    BAB 6 "T-tidak mungkin!" Arra bergumam sendiri. Seketika bayangan seminggu yang lalu terekam ulang dalam ingatannya. Bagaimana dia mabuk sampai menghabiskan malam panas bersama Eiden. Pria itu sungguh biadab! Setelah tidur dengan Arra, dia lalu membunuh orang tua Arra. Dan sekarang, bisa-bisanya Arra hamil anaknya ... “Sebenarnya apa salahku padamu???” Arkh ... Rasanya Arra mau gila memikirkan ini. Selama seminggu Arra tinggal di mansion Eiden, pria itu bersikap sangat baik, bahkan teramat baik. Memberikannya kejutan setiap malam, entah itu dengan candle light dinner atau sekedar hadiah kecil. Maka saat mengingat perlakuan manis itu, rasanya Arra ingin kembali untuk memberitahukan kehamilannya. Tapi bayangan kematian sang ibu yang ditembak tepat di depan mata kepalanya, membuat Arra tak sudi walau hanya memikirkan pria jahat itu. Arra duduk di ranjang rumah sakit, meraba perutnya yang masih rata. "Baiklah, aku akan merawatmu. Tapi sebagai gantinya, kau harus memb

    Last Updated : 2025-04-09
  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Tentang Mia

    BAB 7 ‘Ah, sekalipun dia bukan pria baik, sepertinya dia hanya gila wanita. Bukan biadab yang tega membunuh orang seperti pria gila itu.' Arra bergumam dalam hati. Pria gila yang dia maksud tentu saja Eiden. Seseorang yang hampir membuatnya jatuh cinta namun seketika berubah menjadi benci. Bahkan teramat benci. Sebab menarik Arra ke dalam derita luar biasa dalam hidupnya. Arra menghela napas panjang, merasa sangat bodoh! Entah kenapa di setiap situasi, dia justru selalu membawa nama Eiden di pikirannya. Walau hanya sebatas membandingkan, tapi terus Arra mengingat pria itu tanpa dia sadari. "Bi ... Jangan paksa dia, biarkan Arra yang memilih sendiri. Lagipula, selama ini tak ada siapapun yang mau pakai kamar itu karena bekas orang mati." Tiba-tiba Andrew muncul, wajahnya terlihat sendu. "Tidak! Bukan begitu maksudku. Aku hanya merasa tidak pantas memakai kamar ini, karena aku bukan Mia, gadis kecil yang kalian sayang." Arra menunduk, dia tak berani menatap Andrew maupun Bi Mer

    Last Updated : 2025-04-09

Latest chapter

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Tamu dari kota

    BAB 16Andrew dan Arra kompak bangkit dari sofa mendengar ada tamu dari kota yang sudah menunggunya di gerbang. Ekspresi Arra langsung ketakutan, dan Andrew sigap menenangkannya. “Kalau pun yang datang adalah mereka, kau jangan takut. Tidak akan ada yang bisa membawamu tanpa ijinku!” Arra mengangguk, walau jujur jantungnya berdebar begitu kencang. Napasnya bahkan seolah tersangkut di tenggorokan. Dia yakin sekali tamu yang datang itu pasti Eiden dan anak buahnya. Pria gila mengerikan yang baru saja dia ketahui identitasnya sudah berada begitu dekat dengan dia. “Tolong antar Arra ke kamarnya, Bi. Nyalakan televisi dan siapkan bak perendam kaki agar dia rileks.” Sekarang Andrew memberi perintah pada Bi Mery yang segera dia laksanakan yakni membawa Arra ke atas. Tepat setelah tv di kamar menyala dan bak perendam kaki mulai hangat airnya, Arra duduk di sofa sembari kakinya masuk ke dalam bak tersebut. Semenit, dua menit dan masuk di menit kelima, Arra sudah tidak tahan lagi. Jatuh a

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Diburu

    BAB 15Hilang seketika senyum sandiwara Arra. Andrew sudah terang-terangan memperlihatkan bahwa pria itu memang ingin menjadikannya tahanan yang tak diketahui siapapun. “K-kenapa?” Tak bisa lagi ditahan, akhirnya meluncur juga pertanyaan itu dari bibir Arra. Diremasnya tangannya kuat-kuat, takut kalau Andrew menunjukkan sisi aslinya. Andrew menatap Arra dalam, dan di detik yang sama, pria itu menarik napas dengan pandangan yang masih tertuju kepada wanita itu. “Mungkin sebaiknya kita bahas ini di dalam.” Tak menunggu persetujuan Arra, Andrew lebih dulu masuk, disusul wanita itu di belakangnya. Duduk di sofa, keduanya mulai mengobrol dengan lebih serius, bahkan bagi Arra atmosfer di sekitar mereka seolah berubah mencekam. “Maaf sebelumnya karena saat kau pingsan di rumah sakit, aku menyelidiki semua tentangmu, Arra.” Mengernyit, Arra tak mengerti dengan perkataan Andrew.“M-maksudnya?” “Begini, sebelum kau cerita bahwa ayah anakmu hendak membunuhmu, aku sudah menyelidiki itu leb

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Tawaran kerja

    BAB 14 Arra sudah selesai sarapan sejak tadi, tapi Andrew belum juga pulang. Padahal tadi Bi Merry mengatakan bahwa Andrew sudah dalam perjalanan. Bosan menunggu di ruang tengah, wanita itu pun berjalan untuk keluar, dia akan menunggu Andrew di teras, sembari melihat jalanan desa yang sepi dengan pemandangan sawah hijau di sampingnya. Namun tiba-tiba Bi Merry datang dan membuat Arra tak jadi untuk keluar. "Nona, anda mau kemana?" "Aku ingin menunggu Andrew di teras. Tiga hari ada di rumah ini, aku tidak pernah sekalipun keluar." Arra sesungguhnya ingin pergi keluar, melihat-lihat kampung halaman ibunya yang sudah lama ia tinggalkan. Kendati bukan di rumah Nenek Shopia, tapi tetap saja dia berada di lingkungan desa yang merupakan kampung ibunya. Sayangnya Arra tak punya keberanian untuk itu, dia takut anak buah Eiden atau bahkan pria itu menemukan keberadaannya. Mau tak mau, Arra hanya bisa berdiam di rumah tanpa sekalipun ada niat untuk keluar sekedar mencari angin. "T-ta

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Desa Werdho

    BAB 13 “Kau tak bisa lari, sebentar lagi tiba giliranmu!” Pesan yang ditinggalkan pembunuh itu untuk Arra. Eiden harap wanita itu belum membaca pesan itu, agar dia tak ketakutan. Anak buah Leo sudah menceritakan segala yang terjadi di rumah ini, tentang kematian Nenek Shopia yang ditemukan sudah tak bernyawa. “Ada berapa anggota D’trask di desa ini?” tanya Eiden. “Tidak banyak, Tuan. Kami hanya kebetulan pulang kampung sebab orang tua kami akan panen.” “Berapa orang?” “Hanya empat orang.” Artinya anggota D’trask yang berasal dari desa ini hanya berjumlah empat orang. “Kumpulkan keempatnya kemari.” Eiden berniat meminta empat orang anggotanya untuk mencari Arra di desa ini, dia yakin Arra belum meninggalkan desa, sebab belum ada laporan lagi dari anak buahnya yang tersebar di banyak tempat di setiap penjuru Amareka. “Baik, Tuan.” Pria itu membungkuk, memberi hormat sebelum akhirnya keluar dari rumah Nenek Shopia. Eiden lantas berjalan ke tengah ruangan di mana di san

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   sebentar lagi giliran mu

    BAB 12 Bi Mery mengajak Arra putar balik, kembali menuju rumah. Selama perjalanan mereka lanjut mengobrol. "Nona ... Apakah anda masih berniat untuk mencari pekerjaan?" Setelah membawa Arra melihat klinik tadi , Bi Mery bermaksud menunjukkan pada Arra bahwa Andrew tidak mempermasalahkan tentang uang. Jadi dia harap wanita itu tak lagi terpikir untuk bekerja ataupun menghasilkan uang. "Jangan sampai ada orang luar yang tahu keberadaannya. Dan jika dia ingin keluar saat aku tidak ada, usahakan untuk menahannya bagaimanapun caranya." Bi Mery ingat pesan Andrew di hari pertama membawa Arra tinggal bersama mereka. Maka cara tadi ‘lah yang terpikir oleh Bi Merry, menunjukkan klinik yang dibangun Andrew untuk merawat orang sakit tanpa memungut biaya sepeserpun. "Tentu saja. Aku tetap ingin bekerja dan menghasilkan uang." Sekali lagi tujuan Arra mencari kerja bukan hanya untuk membayar biaya hidupnya pada Andrew, ada hal yang lebih penting yang menjadi alasan gadis itu. "Baikla

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Kemeja keberuntungan

    BAB 11 Di Desa, tepatnya di rumah Andrew, Arra merasa bosan, sudah dua hari dia hanya berdiam diri tanpa melakukan apa-apa. Terpikir olehnya untuk mencari pekerjaan. Dia teringat dengan kemeja putih yang dijahit sendiri oleh Kelly. Kata Kelly baju pemberiannya adalah baju keberuntungan, jadi harus Arra pakai saat pergi melamar kerja. Dan memang terbukti, dahulu Arra memakainya saat melamar kerja pertama kali, dia langsung diterima. Wanita itu pun mengecek barang bawaan yang sebagian belum dia pindahkan, seketika senyumnya mengembang saat kemeja yang dimaksud ada di dalam kopernya. Arra memeluk kemeja itu, namun pelukannya mengendur saat sebuah ingatan terlintas dalam pikirannya. Malam panas yang terjadi antara dia dan Eiden, adalah ketika dia memakai kemeja ini juga. Ahhh ... Kalau begitu, baju ini bukan lagi membawa keberuntungan, pikir Arra. Alih-alih beruntung, itu tak ubahnya sebuah petaka. Sebab setelah itu, Arra kehilangan Kelly, tak cukup sampai di situ, Arra juga

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Pengkhianat yang malang

    BAB 10 Masih di Palhington, tepatnya di ruang bawah tanah. Eiden tengah menyesap nikotin yang sudah seminggu ini hampir tidak bisa lepas dari hidupnya. Di saat yang sama, Leo tiba-tiba datang dan melemparkan seorang pria dengan wajah yang penuh lebam kebiruan, bahkan dari pelipisnya mengalir darah segar menandakan pria itu habis dipukuli. Well, Eiden Woods sesungguhnya adalah pimpinan D'trask mafia yang berkuasa di Amareka. Saking luasnya wilayah kekuasaannya, dia membagi itu menjadi dua bagian. Wilayah utara dipimpin oleh Leo Gustom, tangan kanannya, sedangkan wilayah selatan dia serahkan kepada sahabatnya, Adam Poulter. Dan sekarang, Leo, si pimpinan wilayah utara berhasil menangkap satu anak buahnya yang berkhianat. "Ampuni saya, Tuan. Saya tidak berniat untuk berkhianat. Mereka yang memaksa saya," ucap pria itu. "Ck! Kau apa tidak punya dialog lain?" bosan Leo mendengar ucapan pria itu yang diulang-ulang terus sejak ditangkap. "Sekarang cepat katakan, siapa bosmu?!” Mera

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Semua ini salah ayahmu!

    BAB 9 “Dokter! Kembali!” Arra berteriak saat melihat ternyata pintu kamarnya dibiarkan terbuka oleh Andrew. Tepat setelah berteriak, dia segera berlari ke kamar mandi, takut Andrew tiba-tiba masuk seperti tadi. Benar saja, tak sampai sepuluh detik pria itu sudah berdiri di depan pintu dengan wajahnya yang tampak bingung. “Dokter, kau lupa menutup pintu,” ucap Arra sembari menyembulkan kepala di pintu kamar mandi. “Astaga, maaf ... Aku tadi buru-buru,” ucap pria itu. “Maaf juga soal yang tadi.” Andrew tampak salah tingkah. Dia bahkan tak berani melihat ke arah dalam. “Hmm ... Tidak usah dibahas.” Jangankan membahas itu, mengingatnya saja, Arra sangat malu. “Aku tunggu di bawah. Kau cepatlah turun,” ucap Andrew kemudian. Pria itu berbalik pergi setelah menutup pintu kamar Arra. Selesai mandi, Arra tidak langsung turun. Dia malah mondar-mandir karena rasanya dia tak punya muka untuk bertatapan dengan Andrew. Sudah lima belas menit sejak dia selesai mandi dan berpakaian,

  • Penguasa Arrogant itu Ayah Anakku   Dokter bodoh!

    BAB 8 Mendengar kata ‘ingin sendiri’, Andrew langsung panik. Bayangan saat Mia tergeletak di lantai dengan pergelangan tangan penuh darah seketika memenuhi kepalanya. Andrew khawatir kalau sampai Arra melakukan hal bodoh seperti yang Mia lakukan. Membuka pintu, Andrew berlari masuk ke dalam. “Arra!” Melotot pria itu saat melihat Arra duduk berjongkok mengobrak-abrik isi koper, tanpa berbalut apapun. “Aaaa ....” Melihat seseorang mendobrak kamarnya, Arra reflek melemparkan barang yang dia pegang tepat mengenai kepala Andrew. “Dokter ... Kenapa kau masuk tidak mengetuk pintu?” Arra seketika menutupi dadanya tapi sial, bagian tubuhnya yang lain terekspose di hadapan Andrew. “A-aku kaget. Eh, maksudku, aku tadi khawatir kamu bilang ingin sendiri. Aku takut kamu –.” Arra berbalik badan membelakangi Andrew. “Dokter, jangan khawatir! Aku tidak seberani adikmu. Aku serius dengan ucapanku di rumah sakit tadi, kalau aku tak akan mati sendirian, kecuali ayah anak ini ikut bersa

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status