"Baiklah ayo." Mizan pun menuntun Zahra menuju tepi pantai untuk cuci muka, yang mulanya hanya ingin mencuci muka kini mereka malah bermain air karena salah satu diantara mereka berbuat usil. "Sudah - sudah semakin basah baju kita, nanti masuk angin, ayo kita kembali aku tadi sedang merebus Air sepertinya sudah matang." ujar Mizan yang mengakhiri sesi bermain air di pagi hari ini dan setelahnya mereka mulai menikmati secangkir teh hangat yang dibuat Mizan. Suasana semakin siang mereka berdua pun memutuskan untuk menyudahi camping dadakan tersebut dan kini mereka kembali menuju mansion. Saat memasuki mansion terlihat Endah sudah berada di ruang tamu sedang meminum teh. "Ada apa lagi kali ini." gumam Mizan lalu menghampiri sang bibi. "Kalian dari mana saja dari kemarin sore aku menunggu kalian tidak ada." ucap Endah saat mereka berdua baru menghampirinya. "Sudah samperin saja dulu." sahut Zahra membawa Mizan bertemu sang bibi. Mau tidak mau Mizan pun mengikuti perintah sang istri
BRUKKK"Aku minta maaf apa kau tidak apa - apa, aku sedang terburu - buru.""Tidak apa - apa, tidak masalah." ucap Mira saat dia tidak sengaja terjatuh, namun lebih tepatnya sengaja terjatuh saat tahu siapa orang yang sengaja dia tabrak "Syukurlah kalau begitu, sekali lagi saya minta maaf, saya permisi." Mizan pun pergi dengan tergesa - gesa karena dia terlambat ada meeting yang harus dia hadiri saat ini."Iya silahkan."ucap Mira tanpa mungkin tidak di terdengar oleh Mizan karena sedang terburu - buru."Ok permainan kita mulai." ucap Mira menatap kepergian Mizan.Mira bergegas berdiri dan mengangkat terlponnya, karena ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk ke ponselnya."Iya halo.""Bagaimana lancar?" ucap seseorang di sebrang sana."tentu saja lancar karena semua itu berkatmu." sahut Mira berjalan meninggalkan kantor tersebut."baiklah kalau lancar, berarti aman iya.""Tentu saja, oh iya apa kau ada waktu, aku ingin mentraktirmu makan.""Apa tidak terlalu dini.""Euiy in
PART 12 "Siapa wanita yang barusan tadi keluar?" "Oh dia karyawan baru bagian marketing, apa kamu mengenalnya sayang?" sahut Mizan yang mulai menantap makanan yang dihidangkan Zahra. "Entahlah aku lupa lagi tapi merasa pernah ketemu, sudahlah ayo makan siang dulu sebelum dingin makananya." ucap Zahra memberika sendok kepada Mizan. Mereka pun mulai melahap makan siang mereka dengan saling bercerita tentang pagi ini. satu jam berlalu Zahra pun memutuskan untuk kembali menuju butiknya karena di hubungi oleh asistennya bahwa ada yang ingin bertemu dengannya. "Baiklah mas aku pergi sekarang, asistenku memerlukan aku sekarang di butik." "Iya sudah jangan terlalu capek iya, hati - hati bawa mobilnya iya, hubungi aku setelah sampai di butik." "Saip komandan, kalau begitu apa pergi iya mas, mas juga hati - hati nanti pulangnya." Zahra pun menuju ke area parkir untuk mengambil mobilnya dan mulai melajukan mobilmya menuju butik.***** "Oh jadi sekarang dia tidak kedua orang tua." ucap Z
PART 13 Disisi lain sama halnya dengan Zahra, kini Mira mulai melancarkan aksinya untuk mendekati Mizan, tidak seperti di sinetron - sinetron di beberapa saluran televisi yang memperlihatkan seorang wanita yang berusaha menggoda bosnya. Mira lebih memperhitungkan langkah - langkah yang akan dilakukannya untuk mendekati Mizan, dia memikirkan secara matang bila melakukan satu hal dia pun memikirkan konsekuensinya. Jadi dia akan bermain secara elegant tanpa seorang pun tahu apa yang sedang di rencanakan dan apa maksud yang sedang dilakukannya. "Baiklah sepertinya aku harus memulai aksiku sekarang mengingat kondisinya sedang pas dan aku yakin kali ini kegagalannya akan sedikit." gumam Mira menatap kertas yang berada di genggamannya. Mira mendatangi ruangan Mizan untuk memberikan laporan yang sebelumnya diminta oleh Mizan. TOK TOK TOK "Iya silahkan masuk!" "Permisi pak saya mau memberikan berkas yang bapak minta." ucap Mira menghampiri meja kerja Mizan setelah di persilahkan masuk
PART 14 "Oh sudah pagi lagi aja, perasaan baru juga tidur." keluh Zahra saat mematikan alarm ponselnya yang menunjukkan jam setengah lima pagi. Zahra pun bangkit dari tempat tidurnya, setelah semua urusannya selesai kini beranjak menuju dapur seraya membawa ponselnya. "Dari siapa ini dari nomer tidak di kenal." ucap Zahra saat memperhatikan ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal, namun beberapa detik setelah membaca pesannya Zahra tersenyum karena sudah tahu siapa yang mengirim pesan dari nomor tersebut. "Alhamdulilah akhirnya dia menerima tawaran ku." ucap Zahra lalu membalas pesan yang ternyata dari Sindy. Setelah membalas pesan kini Zahra mulai berjibaku membuat makanan untuk sarapan dirinya dan sang suami."Pagi sayang." sapa Mizan kini duduk di meja makan menuangkan air."pagi mas." ucap Zahra balik menyapa."Hari ini aku tidak ambil libur dan akan pulang lebih cepat." ucap Mizan memberitahu agenda hari ini kepada sang istri."Wah bagus dong mas, setelah beberapa hari
PART 15 "Baiklah saya tidak memaksa, saya hanya menawarkan saja karena kamu juga sudah tidak ada sanak saudara lagi bukan, jadi anggap saja saya keluarga kamu." "Terima kasih sebelumnya akan saya pertimbangkan kembali nanti." "Iya sudah lalu untuk pekerjaan kamu sebelumnya bagaimana?" "Pagi ini saya menyerahkan surat pengunduran diri saya bu, tinggal nunggu ACC katanya besok HRD memberikan surat paklaring serta uang gaji dan pesangonnya bu."sahut Sindy. "Baiklah kalau begitu, pikirkan lagi saja dulu tawaran saya." "Baik bu, terima kasih atas pengertiannya." "Iya sudah kalau ada urusan yang lain silahkan, kamu nanti mulai masuk lusanya saja setelah menerima gaji dan pesangon dari tempat sebelumnya kamu bekerja, tapi kalau kamu mau masih disini dan melihat - lihat keadaan butik ini silahkan juga." ucap Zahra. "Saya tidak ada urusan lain sih bu karena hari ini sudah tidak ada kegiatan, kalau boleh saya melihat ibu bekerja sekarang, apa boleh." sahut Sindy ragu - ragu atas permint
PART 16Karena tidak ada yang akan di sampaikan lagi orang suruhan Mira pun meninggalkan ruangan yang hanya ada mereka berdua disana."Aku sudah tidak sabar untuk masuk kesana dan ingin segera menghancurkan keluarga itu." ucap Mira lalu dia pun beranjak keluar dari ruangan tersebut yang bisa disebut basecamp untuk bertemu dengan orang suruhannya.Mira pun memutuskan untuk pulang karena di kantornya hanya sebentar sama halnya dengan Mizan, seluruh karyawan berada di pusat badan amal yang biasa di selenggarakan perusahaan Mizan setiap tahunnya.*****"Jadi bagaimana apa kamu bersedia Ndy dengan tawaran saya?" Tanya Zahra."Saya bersedia bu, namun sampai rumah saya disana terjual iya. saya sebenarnya sungkan untuk menerima tawaran dari ibu." sahut Sindy merasa tidak enak."Kenapa harus sungkan segala, saya memperlakukan semua karyawan layaknya keluarga sendiri. agar feedback karyawan sama baiknya untuk kemajuan butik ini." ucap Zahra mencoba membuat Sindy merasa nyaman."Iya sudah bu nan
PART 17 "Celaka mbak, wanita itu sudah membawa seorang wanita masuk ke dalam mansion dan menetap disana sementara waktu. sepertinya dia wanita yang dia pilih buat menggantikannya." "Apa kamu yakin? wah dia gerak cepat juga ternyata" Tanya Mira "Aku yakin mbak, karena dia sendiri yang memperkenalkan wanita itu sebagai asistennya. dan akan menetap sementara di mansion." ucap wanita tersebut. "Iya sudah tidak masalah biarkan saja dulu." "Apa tidak masalah mbak?" "Tidak apa - apa kamu awasi saja gerak - gerik mereka dan laporkan kepada saya." sahut Mira. "Iya sudah mbak kalau begitu saya tutup teleponnya sepertinya ada yang lewat." ucap wanita tersebut buru - buru mematikan sepihak. "Sedang apa kamu disini?" tanya kepala wanita kepada wanita tersebut. "Tidak ada apa - apa mbak saya mendapat telepon dari ibu saya, jadi saya angkat sebentar.""Lain kali jangan saat jam kerja, kembali lagi dengan tugasmu." ucap kepala asisten lalu melangkahkan kaki meninggalkan pelayan tersebut."hu