PART 13 Disisi lain sama halnya dengan Zahra, kini Mira mulai melancarkan aksinya untuk mendekati Mizan, tidak seperti di sinetron - sinetron di beberapa saluran televisi yang memperlihatkan seorang wanita yang berusaha menggoda bosnya. Mira lebih memperhitungkan langkah - langkah yang akan dilakukannya untuk mendekati Mizan, dia memikirkan secara matang bila melakukan satu hal dia pun memikirkan konsekuensinya. Jadi dia akan bermain secara elegant tanpa seorang pun tahu apa yang sedang di rencanakan dan apa maksud yang sedang dilakukannya. "Baiklah sepertinya aku harus memulai aksiku sekarang mengingat kondisinya sedang pas dan aku yakin kali ini kegagalannya akan sedikit." gumam Mira menatap kertas yang berada di genggamannya. Mira mendatangi ruangan Mizan untuk memberikan laporan yang sebelumnya diminta oleh Mizan. TOK TOK TOK "Iya silahkan masuk!" "Permisi pak saya mau memberikan berkas yang bapak minta." ucap Mira menghampiri meja kerja Mizan setelah di persilahkan masuk
PART 14 "Oh sudah pagi lagi aja, perasaan baru juga tidur." keluh Zahra saat mematikan alarm ponselnya yang menunjukkan jam setengah lima pagi. Zahra pun bangkit dari tempat tidurnya, setelah semua urusannya selesai kini beranjak menuju dapur seraya membawa ponselnya. "Dari siapa ini dari nomer tidak di kenal." ucap Zahra saat memperhatikan ada pesan masuk dari nomor yang tidak dikenal, namun beberapa detik setelah membaca pesannya Zahra tersenyum karena sudah tahu siapa yang mengirim pesan dari nomor tersebut. "Alhamdulilah akhirnya dia menerima tawaran ku." ucap Zahra lalu membalas pesan yang ternyata dari Sindy. Setelah membalas pesan kini Zahra mulai berjibaku membuat makanan untuk sarapan dirinya dan sang suami."Pagi sayang." sapa Mizan kini duduk di meja makan menuangkan air."pagi mas." ucap Zahra balik menyapa."Hari ini aku tidak ambil libur dan akan pulang lebih cepat." ucap Mizan memberitahu agenda hari ini kepada sang istri."Wah bagus dong mas, setelah beberapa hari
PART 15 "Baiklah saya tidak memaksa, saya hanya menawarkan saja karena kamu juga sudah tidak ada sanak saudara lagi bukan, jadi anggap saja saya keluarga kamu." "Terima kasih sebelumnya akan saya pertimbangkan kembali nanti." "Iya sudah lalu untuk pekerjaan kamu sebelumnya bagaimana?" "Pagi ini saya menyerahkan surat pengunduran diri saya bu, tinggal nunggu ACC katanya besok HRD memberikan surat paklaring serta uang gaji dan pesangonnya bu."sahut Sindy. "Baiklah kalau begitu, pikirkan lagi saja dulu tawaran saya." "Baik bu, terima kasih atas pengertiannya." "Iya sudah kalau ada urusan yang lain silahkan, kamu nanti mulai masuk lusanya saja setelah menerima gaji dan pesangon dari tempat sebelumnya kamu bekerja, tapi kalau kamu mau masih disini dan melihat - lihat keadaan butik ini silahkan juga." ucap Zahra. "Saya tidak ada urusan lain sih bu karena hari ini sudah tidak ada kegiatan, kalau boleh saya melihat ibu bekerja sekarang, apa boleh." sahut Sindy ragu - ragu atas permint
PART 16Karena tidak ada yang akan di sampaikan lagi orang suruhan Mira pun meninggalkan ruangan yang hanya ada mereka berdua disana."Aku sudah tidak sabar untuk masuk kesana dan ingin segera menghancurkan keluarga itu." ucap Mira lalu dia pun beranjak keluar dari ruangan tersebut yang bisa disebut basecamp untuk bertemu dengan orang suruhannya.Mira pun memutuskan untuk pulang karena di kantornya hanya sebentar sama halnya dengan Mizan, seluruh karyawan berada di pusat badan amal yang biasa di selenggarakan perusahaan Mizan setiap tahunnya.*****"Jadi bagaimana apa kamu bersedia Ndy dengan tawaran saya?" Tanya Zahra."Saya bersedia bu, namun sampai rumah saya disana terjual iya. saya sebenarnya sungkan untuk menerima tawaran dari ibu." sahut Sindy merasa tidak enak."Kenapa harus sungkan segala, saya memperlakukan semua karyawan layaknya keluarga sendiri. agar feedback karyawan sama baiknya untuk kemajuan butik ini." ucap Zahra mencoba membuat Sindy merasa nyaman."Iya sudah bu nan
PART 17 "Celaka mbak, wanita itu sudah membawa seorang wanita masuk ke dalam mansion dan menetap disana sementara waktu. sepertinya dia wanita yang dia pilih buat menggantikannya." "Apa kamu yakin? wah dia gerak cepat juga ternyata" Tanya Mira "Aku yakin mbak, karena dia sendiri yang memperkenalkan wanita itu sebagai asistennya. dan akan menetap sementara di mansion." ucap wanita tersebut. "Iya sudah tidak masalah biarkan saja dulu." "Apa tidak masalah mbak?" "Tidak apa - apa kamu awasi saja gerak - gerik mereka dan laporkan kepada saya." sahut Mira. "Iya sudah mbak kalau begitu saya tutup teleponnya sepertinya ada yang lewat." ucap wanita tersebut buru - buru mematikan sepihak. "Sedang apa kamu disini?" tanya kepala wanita kepada wanita tersebut. "Tidak ada apa - apa mbak saya mendapat telepon dari ibu saya, jadi saya angkat sebentar.""Lain kali jangan saat jam kerja, kembali lagi dengan tugasmu." ucap kepala asisten lalu melangkahkan kaki meninggalkan pelayan tersebut."hu
PART 18 "Kamu nggak cemburu kan?" tanya Mizan yang melihat gelagat yang berbeda dari sang istri. "Kenapa kamu nanya gitu memangnya kamu selingkuh sama dia?" "Bukan gitu maksud aku." "Iya terus apa? aku nggak mempermasalahkan itu." "Kok ngomongnya gitu? kamu nuduh aku selingkuh?" ucap Mizan dengan nada tidak suka. "Siapa yang nuduh kamu sih mas? kok jadi marah - marah sama aku?" "Iya ampun bukan begitu sayang." Mizan menghelan nafasnya. "Iya udah sih mas aku bilang nggak masalah dan nggak cemburu juga, lagian aku percaya kok kamu setia sama aku, kalau pun mau selingkuh llebih baik mas yang jujur biar dinikahin sekalian." sahut Zahra yang membereskan bekas makan mereka. "Takutnya kamu salah paham aja aku sayang." "Aku nggak nuduh dan salah paham ya ampun mas, aku cuma nanya doang kenapa jadi merembet kemana mana sih mas." "takut aja nanti kamu salah paham sayang, jadi lebiih baik cepat - cepat di kasih tahu." ucap Mizan yang tidak ingin sang istri salah paham. Tanpa mereka be
PART 19"Ayo kita makan malam, aku panggil dari tadi nggak ada sahutan. pas di cek ternyata ketiduran.""Maaf kak, ketiduran, nggak tahu kenapa padahal tadi nggak ngantuk. eh berakhir ketiduran.""Iya udah ayo cuci muka lagi kita makan bareng udah di tungguin.""Aduh maaf kak membuat kalian menunggu, padahal kalian saja dulu yang makan kenapa harus nunggu aku.""Mizan sih udah makan karena katanya udah laper banget, aku sih belum begitu laper karena tadi ngemilin kue sama cookies pas kita bikin.""Iya udah kalau gitu aku cuci muka dulu nanti nyusul ke bawah.""Kita bareng turunnya biar makannya bareng, takut malah kamu tidur lagi nanti di kamar mandi." sahut Zahra."Iya sudah tunggu sebentar iya kak." Sindy pun bergegas ke kamar mandi untuk memcuci mukanya.*****"Bagaimana perkembangan mereka disana?""Mereka nampak makin akrab bu, kemana - mana mereka pergi bersama meski itu karena pekerjaan. tapi beberapa kali saya melihat mereka bertiga kedapatan pergi dan pulang bersama""Baiklah
PART - 20 "Silahkan duduk pak." sang dokter mempersihlahkan Mizan duduk. "Baik terima kasih Dok." "Lalu bagaimana dengan kondisi Mira Dokter, apa lukannya cukup parah?" "Untuk pemeriksaan awal saya menduga pasien mengalami amnesia riangan karena benturan yang cukup keras,, di tanpa dia mengalami sebuah trauma yang saat ini sepertinya kembali lagi." sahut sang Dokter. "Maksud Dokter bagaimana saya tidak paham apa yang Dokter coba jelaskan." sahut Mizan yang memang benar adanya karena sang dokter berbelit - belit menurutnya atau mungkin memang dia yang tidak paham karena kurang konsentrasi saat ini, sehingga tidak dapat memahami apa yang dijelaskan sang Dokter. Sang Dokter pun kembali menceritakan hasil diagnosis awal yang di lakukannya tadi terdapat sebuah trauma yang di alami oleh Mira yang sebelumnya sudah sembuh namun seiring waktu trauma tersebut datang kembali. Dan kini harus mendapatkan perawatan khusus agar traumanya bisa sembuh. "Lalu apa yang harus saya lakukan Dokter?