Guyuran hujan sedari siang tidak menunjukkan akan tanda-tanda mengakhiri masanya maupun mereda, justru semakin lama hujan semakin kian deras turunnya, membuat semua orang tidak dapat melakukan banyak aktivitas di luar rumah, sama halnya yang di alami Mizan dan Zahra saat ini.
Dua orang yang awalnya berniat ingin melakukan camping untuk menghabiskan waktu bersama setelah sekian lama karena Mizan yang selalu sibuk, kini mereka berdua hanya sedang menatap ke arah jendela di ruang tamu dengan tidak semangat. Awalnya Zahra begitu semangat setelah diberitahu bahwa sang suami akan mengajaknya camping, namun apa mau dikata kita sudah berencana namun belum tentu dapat terlaksana dengan baik. "Hujannya malah semakin deras mana udah sore bagaimana ini mas? kita tidak jadi camping iya?" Zahra menghelan nafas kecewa, karena angan-angan membuat moment indah bersama sang suami di pantai kini hanya tinggal wacana karena terkendala cuaca. Hujan yang semakin deras dan suhu yang semakin dingin membuat Mizan tidak dapat membuat keputusan apa pun saat ini, karena meskipun memaksakan untuk tetap pergi camping sesuai rencana, tidak tahu kendala apa yang akan terjadi selama di perjalan nanti, dan dia tidak mau mengambil resiko tersebut. Melihat sang istri yang terlihat murung, Mizan berusaha menghiburnya dan tiba-tiba terlintas satu ide di pikirannya. Meski mungkin idenya terlihat sedikit kekanak-kanakan, dan jauh dari sifatnya yang tegas dan berwibawa, dia mengesampingkan hal itu demi sang istri bahagia dan tidak murung lagi. "Sayang aku punya ide," ucap Mizan bersemangat menatap sang istri. "Ide apa itu mas?" Zahra penasaran mengalihkan pandangannya kepada sang suami yang sebelumnya fokus menatap rintik hujan di depan jendela. "Kita berkemahnya di rumah saja bagaimana? tadinya aku ingin mengajak berkemah di rooftop, tapi hujan semakin deras sudah di pastikan disana akan tergenang air dan tidak bisa di gunakan untuk camping, jadi kita lakukan saja di dalam rumah bagaimana?" ucap Mizan memberitahukan pendapatnya yang terlintas di pikirannya saat ini, "Berkemah di rumah? di ruangan ini maksudnya?" Zahra menatap kearah sekitar untuk memastikan. "Iya bagaimana?" Mizan menganggukkan kepalanya seraya menanti jawaban sang istri. "Tapi nanti ada yang melihat kita bagaimana mas?" Bukan ide yang buruk sebenarnya, bahkan dia tidak memikirkan hal itu sebelumnya, namun bila nanti ada yang melihat apa tidak canggung nantinya, mengingat orang yang bekerja dirumah mansion ini bukan hanya satu atau dua orang pekerja. "Itu masalah gampang nanti aku urus masalah itu, aku suruh semua orang libur hari ini dan tidak boleh ada yang masuk kesini sampai besok siang bagaimana?" sahut Mizan dengan santai. "Eum... sepertinya tidak terlalu buruk Mas, ayo kita lakukan kebetulan semua barang belum kita bawa ke dalam mobil kan?" Zahra pun kini nampak antusias. "Iya sudah kalau begitu ayo kita mulai membuat tenda," Sahut Mizan mulai mempersiapkan tenda dan sebelumnya memberitahu kepada kepala asisten agar tidak ada satu orang pun di mansion tersebut sampai besok siang terkecuali penjaga yang harus tetap berjaga. Setelah sepakat mereka akan melakukan kemah di dalam rumah. Mizan di bantu Zahra mulai memindahkan kursi dan mejanya ke pinggir karena bagian tengah akan dibuat tenda. "Mas ini kita menggunakan apa sebagai penahan tenda?" tanya Zahra karena seingatnya bila di luar setiap sudutnya di paku ke dalam tanah sebagai penyangga. "Eumm kita pakai batal di kursi, koper, dan benda apa saja yang berat sebagai penahan tiangnya," saran Mizan. "Baiklah sekalian akan aku bawa bantal dari kamar dan kamar tamu," sahut Zahra kini berlari ke arah kamar. "Ini jatuhnya kaya rumah-rumahan anak kecil iya," Mizan terkekeh padahal itu idenya sendiri. "Tidak masalah, yang penting bikin happy istri, dapet pahala juga kan menyenangkan istri itu."sambungnya terkekeh kembali melihat ke arah sekitar yang nampak tenda sudah jadi tinggal menyiapkan di dalam tenda dan mempersiapkan makanan dan snack. "Ini mas," Zahra kembali dengan beberapa bantal yang dibawanya. Saat hendak sampai Zahra tersandung karena membawa beberapa bantal sekaligus, hingga menutupi penglihatannya saat berjalan. Mizan yang melihat sang istri tersandung reflek mendekat ke arah sang istri yang kebetulan jarak mereka tidak terlalu jauh, untungnya tidak sampai terjatuh saat menuruni tangga. BRUUKKK "Sayang kamu nggak kenapa-kenapa kan?" tanya Mizan memastikan keadaan seraya membantu sang istri bangun. "Ng...nggak kenapa-kenapa mas, tapi itu tendanya jadi roboh gimana dong," sahut Zahra yang memperhatikan sekitar dan melihat ternyata tenda telah yang mereka pasang dengan susah payah telah roboh karena ulahnya yang tiba-tiba tersandung. "Nggak masalah itu bisa di betulin lagi nanti, yang penting kamu nggak kenapa-kenapa. lagian kenapa sih maruk banget bawa bantalnya banyak banget kaya barusan," Mizan menggelengkan kepalanya tidak habis pikir. "Iya tadinya biar cepet aja, menghemat waktu ceritanya biar cepet selesai semuanya, eh malah kaya gini," Zahra tertawa mengingat apa yang baru saja terjadi karena ulahnya. "Baiklah syukur kalau kamu nggak kenapa-kenapa, ayo kita bangun lagi tendanya iya," Mizan bangun lalu membantu sang istri berdiri dan bersiap memasang kembali tendanya. "Iya udah, tapi mas nggak kenapa kenapa kan? tadi Zahra denger keras banget loh pas kita jatoh," tanya Zahra memperhatikan Mizan. "Nggak apa-apa kok kan udah ada obatnya gampang itu," "Iya udah kalau gitu Zahra ambil dulu salep pereda nyeriny,." Zahra hendak pergi untuk mengambil obat P3K yang berada di dapur, namun segera di tahan oleh Mizan dengan cepat. "Kenapa mas?" "Udah nggak usah, nggak sakit kok paling cuma merah-merah doang," "Beneran nggak kenapa-kenapa?" "Iya yakin nggak kenapa-kenapa," Zahra tidak semudah itu percaya dengan perkataan Mizan, karena dia tahu betul tubuhnya menghantam cukup keras. Zahra pun tidak menuruti perkataan sang suami kini tetap pada awal tujuannya ya itu mengambil kota P3K di dapur. "Mas tiduran dulu di sofa!" "Mau ngapain?" "Udah nurut aja!" mau tidak mau Mizan mengikuti perintah Zahra yang memintanya berbaring di sofa. "Mana tadi yang sakit?" "Sebelah sini," Mizan menunjuk kearah pinggangnya dan segera Zahra mengolesinya dengan salep. Setelah selesai mereka kembali mendirikan tenda, lalu mereka berdua menyiapkan bahan makanan yang akan di masak, dengan cekatan Zahra mulai memotong dan mengiris bumbu dan bahan makanannya. "Air nya sudah mendidih sayang, terus yang pertama dimasukin apa?" "Masukin aja dulu kentangnya!" perintah Zahra lalu mengikuti step by step membuat sup pedas. "Wah wangi banget kayanya udah matang nih," Zahra mengambil sendok lalu mencicipinya, setelah dirasa pas dia pun mematikan kompor portablenya. Mizan lalu mematikan lampu rumah lalu menyalakan senter untuk menerangi acara makan malam mereka dan menyalakan lampu berbentuk bulat yang terlihat seperti ras bintang malam hari melengkapi acara camping bukan pada tempatnya tersebut. "Makanannya enak baru pertama aku mencobanya," "Benarkah? aku juga baru pertama kali membuatnya, itu pun lihat dari youtube," "Iya namanya juga masak sepenuh hati pasti akan selalu enak," puji Mizan karena memang kenyataannya seperti itu. "Iya syukurlah kalau suka jadi tidak terbuang percuma," Mereka pun melanjutkan acara makan malam tersebut, dan setelahnya masuk ke dalam tenda melakukan beberapa aktivitas seperti di perkemahan pada umumnya seperti bercerita dan bernyanyi.Seorang wanita kini masuk ke dalalm Rumah Sakit setelah mendapatkan telepon masuk berapa menit yang lalu. "Bagaimana keadaannya Dokter?" Tanya wanita tersebut saat melihat Dokter dan Perawat sedang melakukan pemeriksaan kepada seseorang di ruangan tersebut. "Oh...Mira kau sudah datang, keadaanya sudah mulai membaik, kau tidak perlu khawatir sekarang," sahut sang Dokter setelah mengtahui siapa yang menyapanya. "Baik terima kasih Dokter, bersyukur kondisinya membaik dan ada kemajuan dari sebelumnya," sahut wanita bernama Mira tersebut. "Sama-sama Mira kalau begitu kami permisi terlebih dahulu karena sudah selesai melakukan pemeriksaan," Ucap Dokter menghampiri Mira. "Iya silahkan Dokter, terima kasih sekali lagi,” “Tidak perlu berterima kasih, itu sudah menjadi sebuah tanggung jawab, saya pamit iya tetap semangat,” sahut sang Dokter memberi semangat kepada Mira selaku keluarga pasien. Dokter dan Perawat pun pamit keluar dari ruangan tersebut meninggalkan Mira dan seseorang
"Wah sayang banget nggak bisa lihat, pasti lagi berantem hebat mereka di rumah mereka setelah melihat isi amplopnya," ucap Mira senang setelah mendapat kabar dari orang suruhannya untuk memberikan amplop ke rumah Mizan, bahwa amplop yang dia simpan di depan rumah ternyata kebetulan yang mengambil amplop tersebut adalah Mizan sendiri. Bagaimana dia bisa menyusup ke mansion milik Mizan? bukannya sudah dalam penjagaan ketat? orang suruhan Mira menyamar sebagai kurir paket dan bilang kepada penjaga bahwa dia membawa dokument penting dan harus orang yang bersangkutan yang menerimanya. Awalnya sedikit curiga dengan orang suruhan Mira, dia pun menghubungi orang bagian dalam mansion tersebut untuk mengkonfirmasi, karena tidak ada satu pun yang terhubung sang satpam memberikan izin masuk ke dalam ditemani olehnya. Namun dalam perjalanan sang satpam di hubungi oleh Mizan untuk membukakan pintu gerbang karena di kunci oleh sang satpam kebetulan yang bertugas hanya dia sendiri karena rekanny
TAP TAP TAP Terdengar suara derap langkah kaki Mizan yang menggema di suasana malam yang sunyi saat memasuki mansion, saat hendak masuk ke kamar dia melewati ruang makan. "Dia menungguku sampai tertidur disini? pasti tidak nyaman tidur dengan posisi seperti itu," gumam Mizan yang melihat sang istri tertidur di meja makan menunggunya pulang. "Aku lupa mengabarinya kalau hari ini aku lembur, tidak sempat mengiriminya pesan," sambungnya, Mizan menghampiri Zahra dan membawanya ke kamar. Saat hendak sampai di kamar Zahra terbangun karena merasa tubuhnya kurang nyaman dan sediki terkejut karena posisinya sedang dalam gendongan sang suami menuju kamar mereka. "Mas udah pulang?" tanya Zahra sedikit cangung. "Eumm," hanya jawaban singkat sebagai balasannya. "Kenapa nggak dibangunin aja sih, udah turunin Zahra mas," ucap Zahra mencoba turun dari gendongan Mizan karena merasa suasana masih canggung "Mas udah makan belum? aku hangatkan lagi makanananya. atau mau mandi dulu biar a
Hari ini Zahra membuat rencana akan pergi ke kantor Mizan seraya membawakannya makan siang untuk sang suami. Kini Zahra baru saja sampai di lobby dengan bekal yang sudah dia siapkan dari rumah, perlahan dia menghampiri resepsionis untuk menanyakan apakah sang suami sedang ada di ruangannya atau tidak, karena pesan terakhirnya belum mendapatkan pesan balasan. "Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" ucap sang resepsionis kepada Zahra yang menghampirinya dengan ramah. "Apa dia karyawan baru? sepertinya baru pertama kali ini aku bertemu denganya," ucap Zahra dalam hati menatap sang resepsionis. "Selamat siang saya dengan Zahra, apa pak Mizan saat ini ada di ruangannya?" "Maaf bu, apa sebelumnya anda sudah membuat janji terlebih dahulu?" "Sepertinya memang benar dia karyawan baru, seharusnya kalau sudah lama tahu siapa istri pemilik perusahaan ini," ucap Zahra dalam hati seraya tersenyum memaklumi. "Dia sepertinya orang yang baik dan profesional dalam bekerja, apa aku masuka
"Mau pergi kemana kita mas?" tanya Zahra yang kini sedang bersama Mizan di dalam mobil menuju suatu tempat yang tidak di ketahuinya. "Nanti juga kamu tahu, kalau aku kasih tahu sekarang bukan surprise namanya dong kalau gitu," sahut Mizan yang sedang mengemudi. "Iya udah deh ngikut aja mas mau pergi kemana, karena mas yang bawanya jadi nggak perlu khawatir diculik," Zahra terkekeh. "Kamu ada-ada aja tunggu sebentar lagi aku yakin pasti di jamin kamu suka," Mizan berniat untuk mengajak Zahra camping karena dulu sempat tertunda karena hujan, sekalian merayakan hari jadi pernikahan mereka yang ke lima tahun. "Hampir sampai aku tutup matanya iya," ucap Mizan meminta izin. "Kenapa harus pakai penutup segala sih mas?" Zahra jadi makin penasaran. "Kan biar surprise, aku akan kan mau ngajak ke suatu tempat," "Iya udah deh terserah mas aja kalau begitu," Zahra pun pasrah menurut dan kini sudah memakai kain penutup di matanya. Beberapa saat kemudian mereka pun sampai di tempat t
"Baiklah ayo," Mizan pun menuntun Zahra menuju tepi pantai untuk cuci muka, yang mulanya hanya ingin mencuci muka kini mereka malah bermain air karena salah satu diantara mereka berbuat usil. Zahra sengaja melakukan itu, dia ingin membuat moment yang akan dia dan Mizan kenang nantinya. "Sudah-sudah semakin basah baju kita, nanti masuk angin, ayo kita kembali aku tadi sedang merebus Air sepertinya sudah matang," ujar Mizan yang mengakhiri sesi bermain air di pagi hari ini dan setelahnya mereka mulai menikmati secangkir teh hangat yang dibuat Mizan. Keduanya menyudahi bermain air, dan beralih menuju api unggun untuk menghangatkan tubuh mereka karena pakaian mereka cukup basah. Sambil memegang cangkir berisi teh hangat, keduanya menikmati pemandangan dilanjutkan dengan melanjutkan sesi cerita Mizan yang semalam tertunda karena melihat Zahra yang sudah mengantuk. Suasana semakin siang mereka berdua pun memutuskan untuk menyudahi acara camping dadakan tersebut dan kini mereka kembali
BRUKKK "Aku minta maaf, apa kau tidak apa-apa. Aku sedang terburu-buru saat ini," ucap orang tersebut meminta maaf karena tidak sengaja menambrak Mira. "Tidak apa-apa, tidak masalah. Saya baik-baik saja, " sahut Mira saat dia tidak sengaja terjatuh, namun lebih tepatnya sengaja terjatuh saat tahu siapa orang yang sengaja dia tabrak. "Syukurlah kalau begitu, sekali lagi saya minta maaf, saya permisi," Mizan pun pergi setelah dirasa tidak ada masalah, dengan tergesa-gesa karena dia terlambat ada meeting yang harus dia hadiri saat ini. "Iya silahkan,"ucap Mira merapihkan pakaiannya mungkin tidak terdengar oleh Mizan karena sedang terburu-buru namun dia tidak mempermasalahkan hal tersebut. "Ok permainan kita mulai," ucap Mira menatap kepergian Mizan yang perlahan menghilang dari pandangannya. Mira bergegas berdiri dan mengangkat terlponnya, karena ponselnya berdering menandakan ada panggilan masuk ke ponselnya. "Iya halo," "Bagaimana lancar?" ucap seseorang di sebrang sana. "
"Siapa wanita yang barusan tadi keluar?" Tanya Zahra sedikit penasaran siapa yang baru saja dari ruangan suaminya tersebut. "Oh dia karyawan baru bagian marketing, apa kamu mengenalnya sayang?" sahut Mizan yang mulai menantap makanan yang dihidangkan Zahra. "Entahlah aku lupa lagi tapi merasa kita pernah ketemu sebelumnya, sudahlah ayo makan siang dulu sebelum dingin makananya," ucap Zahra memberikan sendok kepada Mizan agar segera memakan makanannya. Keduanya pun mulai melahap makan siang mereka dengan saling bercerita tentang pagi ini, satu jam berlalu Zahra pun memutuskan untuk kembali menuju butiknya karena di hubungi oleh asistennya bahwa ada yang ingin bertemu dengannya. "Baiklah mas aku pergi sekarang, asistenku memerlukan aku sekarang di butik saat ini," ucap Zahra seraya merapihkan kembali kotak makanan yang dibawanya. "Iya sudah jangan terlalu capek iya, hati-hati bawa mobilnya iya, hubungi aku setelah sampai di butik," "Saip komandan, kalau begitu apa pergi iya. M
Struktur pemerintahanMataram memiliki struktur pemerintahan yang dipimpin oleh seorang susuhunan/sultan. Dalam konsep kenegaraan Jawa raja-raja Mataram disebutkan dengan konsep Keagungbinatharaan atau diungkapkan sebagai "gung binathara, bahu dhendha nyakrawati" (kekuasaan yang agung, memelihara hukum di muka bumi). Raja dikatakan "wenang wisesa ing sanagari" (memegang kuasa di negara). Dia harus "wicaksana" (bijaksana), bersifat "budi bawa leksana, ambeg adil para marta" (meluap budi luhur-mulia dan bersifat adil terhadap sesama), tugasnya "anjaga tata titi tentreming praja" (menjaga keteratutan dan ketenteraman negeri), agar tercipta suasana "karta tuwin raharja" (aman dan sejahtera).[18]Amiril muminina sayyidina panatagami kyatira ning rat wus sineksen saking Ngarab, winenang among dirja ning ratPemimpin para mukmin tuan penata agama kemasyhurannya di jagad sudah disaksikan dari negeri Arab, diberi wewenang memomong keselamatan duniaSerat Sastra Gending karya Sultan AgungKemas
Zaman Megalitikum – Proses perkembangan peradaban manusia memakan waktu yang tidak sebentar. Sebelum akhirnya kita menikmati hidup di masa sekarang, di mana kita dapat dengan mudah menggunakan berbagai macam benda sesuai dengan kemauan dan kebutuhan, proses di balik penemuan benda tersebut dapat ditarik ke ribuan tahun yang lalu.Grameds perlu tahu bahwa benda-benda yang kita pakai di masa sekarang, amat berbeda dengan benda-benda di masa lampau. Ini dikarenakan teknologi pada masa lampau belum secanggih di masa sekarang, sehingga orang-orang zaman dahulu harus menggunakan apa yang ada di sekitar mereka sebelum perlahan bisa menemukan teknologi untuk membuat benda baru dan lebih modern.Dapat dikatakan bahwa peradaban manusia dimulai dari zaman batu, di mana orang-orang di masa itu masih menggunakan batu untuk kegiatan keseharian. Pada zaman batu, salah satu benda yang cukup populer adalah megalit atau batu besar, membuat zaman ini disebut juga sebagai “Zaman Megalitikum”.Pengertian
Stasiun Bandung (BD), juga dikenal sebagai Stasiun Hall, adalah stasiun kereta api kelas besar tipe A yang terletak di Jalan Stasiun Timur (selatan) dan Jalan Kebon Kawung (pintu utara), di Kebonjeruk, Andir, tepatnya di perbatasan antara Pasirkaliki, Cicendo dan Kebonjeruk, Andir, Kota Bandung, Jawa Barat. Stasiun yang terletak pada ketinggian +709 meter bagian dari pengelolaan Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi II Bandung dan KAI Commuter Wilayah II Bandung dengan jarak 174 km sebelah timur dari Jakarta Kota. Stasiun ini pada awalnya hanya terdapat satu buah bangunan stasiun; tetapi setelah dilakukan perbaikan oleh Pemerintah Kota Bandung, stasiun ini sekarang terbagi menjadi dua bagian dan tetap di dalam satu kawasan yaitu, sisi utara stasiun Bandung hanya melayani keberangkatan kereta api antarkota dari berbagai kelas, sedangkan sisi selatan stasiun melayani keberangkatan kereta api lokal dan komuter.Stasiun Bandung merupakan stasiun ujung dari tiga jalur kereta api, yakni
Kesultanan Demak atau Kerajaan Demak adalah kerajaan Islam pertama di Jawa yang berdiri pada perempat akhir abad ke-15 di Demak. Demak sebelumnya merupakan kadipaten yang tunduk pada Majapahit yang telah melemah saat itu untuk beberapa tahun sebelum melepaskan diri. Berdasarkan cerita tradisional Jawa, kerajaan ini didirikan oleh Raden Patah, yang merupakan keluarga dinasti Majapahit.[5][6]Demak memainkan peran penting dalam mengakhiri pemerintahan Majapahit dan penyebaran Islam di Jawa.[7] Sepanjang setengah awal abad ke-16, Demak berada pada puncak kejayaannya di bawah pemerintahan Trenggana. Pada masanya, ia melakukan penaklukkan ke pelabuhan-pelabuhan utama di Pulau Jawa hingga ke pedalaman yang mungkin belum tersentuh Islam.[8] Salah satu pelabuhan yang ditaklukkan Demak adalah Sunda Kelapa, yang pada waktu itu berada dalam kekuasaan Kerajaan Sunda. Hubungan aliansinya dengan Imperium Portugal sejak 1511 menjadi ancaman bagi Demak. Pada 1527, pasukan dari Demak dan Cirebon yang
Syiar Islam ke Banten dan pendirian kesultanan BantenPada masa awal kedatangannya ke Cirebon, Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung Jati) bersama dengan Pangeran Walangsungsang sempat melakukan syiar Islam di wilayah Banten yang pada masa itu disebut sebagai Wahanten, Syarif Hidayatullah dalam syiarnya menjelaskan bahwa arti jihad (perang) tidak hanya dimaksudkan perang melawan musuh-musuh saja namun juga perang melawan hawa nafsu, penjelasan inilah yang kemudian menarik hati masyarakat Wahanten dan pucuk umum [37](penguasa) Wahanten Pasisir. Pada masa itu di wilayah Wahanten terdapat dua penguasa yaitu Sang Surosowan (anak dari prabu Jaya Dewata atau Silih Wangi) yang menjadi pucuk umum (penguasa) untuk wilayah Wahanten Pasisir dan Arya Suranggana yang menjadi pucuk umum untuk wilayah Wahanten Girang.[38]Di wilayah Wahanten Pasisir Syarif Hidayatullah bertemu dengan Nyai Kawung anten (putri dari Sang Surosowan), keduanya kemudian menikah dan dikaruniai dua orang anak yaitu Ratu W
Letak Geografis, Astronomis dan Negara di Benua AsiaBenua Asia menurut letak astronomisnya berada pada 11° LS – 77° LU dan 26°BT – 169° BB. Sementara itu, letak geografis dari Benua Asia berada di antara dua benua serta dua samudera, oleh karena itu letak geografis Benua Asia dinilai sangat strategis.Secara geografis, Benua Asia berbatasan langsung dengan Benua Eropa dan Samudra Pasifik, sementara di sebelah selatan ada batasan dengan Benua Australia dan Samudera Hindia. Berikut batasan-batasan Benua Asia dari sebelah barat hingga utara.Sebelah barat: Benua Asia berbatasan langsung dengan Benua Eropa yang dibatasi oleh Pegunungan Ural, Laut Merah, Laut Ural, Laut Kaspia, Laut Tengah, Terusan Suez dan Laut Marm.Sebelah timur: Benua Asia berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik dan Selat Bering.Sebelah utara: Benua Asia berbatasan langsung dengan Samudra Arktik.Sebagai benua terbesar di dunia, ada sekitar 48 negara yang berada di wilayah Benua Asia yang membentang dari barat hi
Sejarah mengenai kemaharajaan Majapahit masih menjadi salah satu subjek penelitian yang menarik untuk dibahas dan ditelusuri lebih jauh lagi.[4][5] Sumber utama yang digunakan oleh para sejarawan diantaranya adalah Pararaton ('Kitab Raja-raja') dalam bahasa Kawi dan Nagarakretagama dalam bahasa Jawa Kuno.[6] Pararaton menceritakan Ken Arok (pendiri Kerajaan Singhasari) namun juga memuat beberapa bagian pendek mengenai terbentuknya Majapahit. Sementara itu, Nagarakertagama adalah puisi Jawa Kuno yang ditulis pada masa keemasan Majapahit di bawah pemerintahan Hayam Wuruk. Kakawin Nagarakretagama pada tahun 2008 diakui sebagai bagian dalam Warisan Ingatan Dunia (Memory of the World Programme) oleh UNESCO.[7] Selain itu, terdapat beberapa prasasti dalam bahasa Jawa Kuno maupun catatan sejarah dari Tiongkok dan negara-negara lain.[8]C.C. Berg menganggap bahwa sebagian naskah tersebut bukan catatan masa lalu, tetapi memiliki arti supernatural dalam hal dapat mengetahui masa depan.[9] Keban
Bencana alam (bahasa Inggris: Natural disaster), adalah suatu peristiwa yang terbagi menjadi dua berdasarkan pemicunya. Pertama, bencara yang terjadi secara alami dapat berupa banjir, letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, tanah longsor, badai salju, kekeringan, hujan es, gelombang panas, hurikan, badai tropis, taifun, tornado, kebakaran liar dan wabah penyakit.[1] Beberapa bencana alam terjadi tidak secara alami.[1] Contohnya adalah kelaparan, yaitu kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan oleh kombinasi faktor manusia dan alam.[1] Dua jenis bencana alam yang diakibatkan oleh peristiwa di luar angkasa jarang mempengaruhi manusia, seperti asteroid dan badai matahari.[1]Sedangkan menurut UU No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, bencana alam adalah bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor.[2] Be
PART - 24heuristika adalah pendekatan untuk pemecahan masalah komputasi yang mungkin tidak sepenuhnya terspesifikasi atau tidak menjamin hasil yang benar atau optimal, terutama dalam ranah masalah komputasi yang mana tidak ada hasil yang benar atau optimal yang terdefinisi dengan baik.[2]Sebagai metode yang efektif, algoritma dapat diekspresikan dalam jumlah ruang dan waktu yang terbatas,[3] dan dalam bahasa formal yang terdefinisi dengan baik[4] untuk menghitung suatu fungsi.[5] Dimulai dari tataran awal dan input awal (bisa jadi kosong),[6] instruksi-instruksi yang ada menggambarkan sebuah komputasi yang, ketika dieksekusi, berjalan melalui sejumlah tataran dengan jumlah terhingga yang terdefinisi dengan baik,[7] yang pada akhirnya menghasilkan "output"[8] dan berakhir pada tataran final akhir. Transisi dari satu tataran ke tataran berikutnya tidak selalu bersifat menentukan; beberapa algoritme, yang dikenal sebagai algoritme acak, menggabungkan input acak.[9]SejarahKonsep algor