แชร์

Bab 2 Menjatuhkan Mental Si Miskin

ผู้เขียน: Makhchuena Asma
last update ปรับปรุงล่าสุด: 2023-03-08 11:04:10

Nirina sampai di rumah sedikit malam, karena Dewa mengajak makan malam di warung langganannya.

 Kebetulan hari ini Dewa gajian. Ia berusaha memanjakan sang kekasih dengan mengajak makan. Hal yang  jarang ia berikan pada Nirina karena keterbatasan ekonomi. Namun, setiap satu bulan setelah gajian ia menyisihkan gaji untuk mengajak Nirina jalan-jalan atau pun makan. Ya, meskipun tidak di restoran mahal hanya di warung lesehan, itu sudah membuat mereka berdua bahagia. 

"Makasih ya sudah ngajak aku makan," ucap Nirina berbinar. 

"Maaf, hanya bisa  mengajak makan di warung."

"Meskipun di warung dengan sepiring berdua aku pun mau, asalkan bersama kamu," ucap Nirina sambil tersenyum tulus. 

"Makasih sudah mau nerima dan mencintaiku apa adanya," ucap Dewa. Ia merasa belum bisa membahagiakan gadis yang sangat ia cintai itu.

"Sama-sama, selalu ... Aku akan selalu ada untukmu dan selalu mencintaimu."

"Ya sudah, ini sudah malam kamu masuk! istirahat ya biar besok makin semangat kerja," ucap Dewa pamit. 

"Ya udah aku masuk, kamu hati-hati ya di jalan."

"Iya ...."

Setelah mengerjakan sholat isya' Nirina segera tidur, tadi pas ia masuk ke rumah sang ibu dan sang  bapak sudah tidur. Nirina tidak mau membangunkan mereka, karena ia sudah membawa kunci rumah, jadi tidak perlu gedor-gedor pintu. 

***

Pagi ini Nirina begitu semangat. Seperti biasa ia membantu sang ibu memasak di dapur. 

"Semalam pulang jam berapa, Nak?"

"Pukul setengah sembilan, Bu."

"Emang dari mana kok malam pulangnya?"

"Dewa mengajak makan karena gajian, Bu."

"Bilang sama Nak Dewa supaya lebih bijak membelanjakan uang, tidak perlu menghamburkannya. Masih banyak keperluan untuk masa depan kalian dan untuk adiknya Dewa juga. Ibu ngomong gini karena ibu peduli, ibu enggak mau kalau tabungan Dewa habis hanya untuk mengajakmu makan dan jalan-jalan. alangkah baiknya uang itu ditabung."

"Iya, Bu. Terima kasih nasihatnya, tapi jarang-jarang Dewa juga ingin menyenangkan Nirina, Bu. Itu pun  cuma sebulan sekali, Nirina merasa tidak enak kalau harus menolak," ucap Nirina sambil menundukkan kepala.

"Ya sudah, tapi jangan mau ya kalau sering-sering, kasihan Nak Dewa. Karena Nak Dewa harus bantu ayahnya menyekolahkan adiknya, jadi perlu untuk berhemat."

"Iya, Bu. Kan sudah Nirina bilang jarang-jarang. Nirina mandi dulu ya, habis sarapan langsung berangkat."

"Iya, Nak."

Setelah sarapan, Nirina segera pamit pada sang ibu dan sang bapak. Pak Rahmat, sang bapak menawarkan untuk mengantar, tapi Nirina menolak. Karena tidak se arah, takut sang bapak telat kalau harus mengantarnya dulu.

Seperti biasa Nirina menunggu Dewa di depan gang masuk rumahnya. 

Sampai di toko Nirina berpapasan dengan Arisa. Mereka berdua masuk ke dalam toko bersamaan. Di dalam sudah berdiri dengan angkuh pemilik toko itu. Ya, Cynthia sudah berdiri di depan ruangannya. Arisa dan Nirina menyapa sekedar basa-basi dengan bos sombongnya itu. 

"Arisa gadis yang baik juga rajin, tapi sedikit ceroboh, meskipun tidak terlalu cantik, tapi Arisa gadis yang suka nyinyir dan suka membantah. Kalau Nirina ... juga baik, cerdas, cekatan, rajin, cantiknya biasa aja, tapi juga lumayan manis daripada Arisa. Nirina juga pendiam dan nggak banyak tingkah, tapi aku lihat Nirina sering diantar jemput laki-laki, apa mungkin laki-laki itu pacarnya?" batin Cynthia membandingkan dua karyawan yang menyapa tadi. 

Setelah sepuluh karyawannya sudah datang, Cynthia menghampiri mereka. 

"Kerja yang benar, jangan suka menggosip dan selalu ramah pada pembeli. Utamakan kepuasan untuk para pelanggan dan pembeli," ucap Cynthia tegas. 

" Baik, Bu..." ucap mereka bersamaan. 

Setelah mengucapkan itu Cynthia kembali masuk ke ruangan. 

"Menyuruh kita ramah sama pembeli, tapi ia sendiri tidak ramah pada karyawan, dasar majikan songong," ucap Rani menggerutu. 

"Hush ... kamu jangan ngomong gitu nanti bos songong denger kamu bisa kena pecat lo," ucap Santi mengingatkan. 

"Huh ... kalau aku tidak butuh pekerjaan aku udah keluar dari toko ini," lirih Arisa sambil menghela napas. 

"Ya ini memang sudah nasib kita, kita jalani aja," ucap Fitri. 

"Sudah, ayo kita kerja nanti Bu Cynthia tau, ‘kan ada CCTV di setiap sudut ruangan," ucap Nirina mengingatkan teman-temannya. 

"Untung di ruang ganti ini nggak ada CCTV," ucap Rani. 

"Tapi kita harus hati-hati juga kali, Ran," ucap Fitri. 

Mereka mulai bekerja sesuai tugas yang sudah di jadwal masing-masing yang sudah diatur oleh Cynthia. 

***

Seperti biasa Dewa menjemput Nirina, bahkan ia datang lebih awal karena ia sudah pulang lebih awal. Dewa menunggu Nirina di tempat parkir, ia mencoba untuk menelepon Nirina,  tapi tidak diangkat.

Dari arah pintu keluar toko, Dewa melihat Bu Cynthia. Pemilik toko itu sudah keluar dengan menenteng tas mahal. Cynthia melewati Dewa dengan angkuh menuju mobilnya. 

Saat ingin membuka pintu mobil Cynthia melihat ke arah Dewa sambil berpikir. 

"Itu kan cowok yang suka mengantar jemput Nirina, apa perlu aku bertanya apa hubungannya dengan Nirina," batin Cynthia. 

"Hai, kamu teman Nirina ya?" tanyanya masih dengan nada tegas dan sombong. 

Dewa merasa canggung. Bagaimana tidak? Nirina selalu menceritakan tentang kesombongan sang bos pada Dewa.

"I-iya, Bu. Ke-kenapa ya?" tanyanya terbata.

"Apa hubunganmu dengan Nirina?" tanyanya lagi dengan angkuh. 

"Ni-Nirina adalah tunangan saya, Bu," ucapnya masih terbata. 

"Ngapain sih nih orang pakai nanya-nanya hubungan aku dengan Nirina. Ngapain juga ngurusin urusan karyawan, nggak biasanya bos songong Nirina ini mau nyapa, apalagi dengan orang kecil kayak aku," batin Dewa. 

"Oo, kamu tunangannya? kerja apa sudah berani memutuskan menikah?" tanya Cynthia merendahkan sambil meneliti penampilan Dewa dari ujung kepala hingga ujung rambut. 

"Ngapain lagi nih orang lihat aku sampai segitunya bikin risih aja, emang ada yang salah dengan penampilanku? Ngapain juga nanyain tentang kerjaanku, emang menikah harus nunggu mapan semapan-mapannya, bukannya harta bisa dicari dan lebih barokah bila kita sudah menikah, dan bisa bertanggungjawab terhadap istri kita? Lagian aku nggak mau lama-lama berpacaran dengan Nirina takut khilaf," batin Dewa.

"Iya saya tunangannya dan kami akan segera menikah, meskipun pekerjaan saya hanya sebagai office boy yang penting halal dan saya akan berusaha membahagiakan Nirina, kenapa harus nunggu mapan? Setelah menikah kami bisa berjuang bersama-sama," ucap Dewa. Seketika membuat Cynthia terdiam dan mengangguk sambil tersenyum meremehkan. 

"Dasar ya, mental orang miskin. Miskin ya tetap miskin. Kalau kami orang kaya lebih mengedepankan kemapanan dalam pernikahan dan pekerjaan pasangan itu nomer satu."

"Maaf, maksud ibu ngomong gitu sejak tadi ada apa ya? Emang masalah buat ibu kalau saya menikah dengan Nirina? Saya tegaskan ya, Bu. Menikah itu niatnya ibadah bukan niat ajang pamer kekayaan dan jabatan. Dalam rumah tangga itu kita dituntut bertanggung jawab pada pasangan, pekerjaan itu juga penting, tapi untuk menunggu sampai mapan buat kami yang memang benar kata ibu kami miskin, harus berapa lama lagi kami akan menikah kalau nunggu mapan, yang penting saya sudah punya pekerjaan yang halal untuk mencukupi kebutuhan keluarga," ucapnya jengah dengan semua sindiran Cynthia padanya. 

Hampir 15 menit Dewa menanggapi Cynthia yang menurutnya menguras emosi. Akhirnya Nirina keluar dari toko dan melambaikan tangan ke arah Dewa. Nirina begitu kaget dan juga heran melihat Cynthia yang berdiri tidak jauh dari Dewa. Melihat Nirina keluar Cynthia segera melangkahkan kaki ke arah mobilnya dengan angkuh. 

Cynthia segera masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil itu di depan Dewa juga Nirina. 

"Maaf, udah lama nunggu ya?"

"Iya nggak apa, cuma kurang lebih 15 menit doang."

"Tadi harus nyelesaiin mengepak paket yang harus dikirim lewat kurir, terus kenapa Bu Cynthia kok berdiri di sampingmu. Apa kamu melakukan kesalahan tadi?" tanya Nirina takut. 

"Nggak kok, tadi cuma nanya aku apanya kamu, terus nanya aku kerja apa?" jawab Dewa menjelaskan. Dewa memberikan helm pada Nirina. Setelah siap Dewa langsung tancap gas melajukan montor buntutnya.

"Terus kamu jawab apa?" tanya Nirina saat sudah berada di motor . Nirina masih penasaran dengan yang diobrolkan Dewa dan Cynthia.

"Aku bilang kamu tunanganku, dan aku kerja sebagai OB."

"Oo, cuma gitu?"

"Iya, tadi bos kamu bilang kerja gitu kok udah mau nikah nggak nunggu mapan. Pokoknya bete deh ... bos kamu sok pingin tau aja," ucap Dewa kesal. 

"Yaudah nggak usah diladenin."

Mereka memutuskan obrolan ketika Nirina sudah sampai di mulut gang masuk rumah. Berucap terima kasih pada Dewa dan melangkah meninggalkan Dewa. 

***

Sudah satu bulan Cynthia memberi penawaran pada sang putra. Namun, ia belum menemukan gadis yang mau dijadikan menantu. 

"Susah juga ya, cari gadis yang mau menikah hanya untuk mengandung dan melahirkan saja. Ada sih kalau mau wanita nakal, juga banyak wanita yang matre dan licik. Ah ... aku nggak mau kalau bisa gadis itu polos dan nggak tersentuh. Yang melahirkan keturunan Priambudi harus wanita baik-baik meskipun miskin. Dan mudah dikendalikan tentunya, " gerutu Cynthia. 

Dewa memutuskan untuk menikahi Nirina dua minggu lagi setelah kelulusan sang adik. Berbagai persiapan sudah disiapkan kedua keluarga itu, meskipun semua serba sederhana tetap saja butuh waktu dan uang, karena keterbatasan biaya mereka harus menyiapkan dengan sehemat mungkin.

"Nanti cari kemeja dan kebaya di pasar aja ya, biar murah meriah. Enggak perlu mahal yang penting berkesan," ucap Nirina. 

Sesungguhnya Dewa ingin membelikan kebaya di butik, meskipun bukan butik terkenal dan mahal, tapi kalau ada embel-embel butik kan lebih wah gitu. Namun Nirina menolak dengan halus. Nirina tidak mau Dewa menghamburkan uang hanya untuk kebaya yang digunakan sekali pakai. 

"Yah ... ya udah deh terserah kamu, tapi kalau kamu berubah pikiran mau ke butik juga nggak apa kok," ucap Dewa masih merayu. 

"Kita masih banyak kebutuhan, bukan beli kebaya dan kemeja aja, untuk souvenir dan juga jamuan itu juga butuh uang, jadi nggak usah yang mahal kebayanya," ucap Nirina bijak. 

"Iya-iya calon istriku yang cantik, meskipun pakai kebaya murah Insyaallah tetap cantik kok."

"Iya itu, meskipun barang murah yang penting nyaman, kecantikan alami akan terpancar dengan sendiri."

Nirina tersenyum tulus. Dewa hanya nyengir. 

"Alhamdulillah aku dikaruniai calon istri yang manis, baik hati dan tidak suka menuntut, mengerti keadaan keuanganku, meskipun jauh dari lubuk hatiku ingin sekali membahagiakannya dengan memberi sedikit barang mewah, mewah dalam artian kantong seorang office boy," batin Dewa.

อ่านหนังสือเล่มนี้ต่อได้ฟรี
สแกนรหัสเพื่อดาวน์โหลดแอป
ความคิดเห็น (2)
goodnovel comment avatar
devvy sylvia dewi
... bagus sih
goodnovel comment avatar
Anggra
sebaik itu dewa...GK Sudi kalau NNTI Nirina hnya dijadikan mesin produksi bayi Ama si haziq
ดูความคิดเห็นทั้งหมด

บทที่เกี่ยวข้อง

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   Bab 3 Firasat Buruk

    Persiapan sudah hampir 70℅. Nirina sangat bahagia. Hari-hari Nirina lalui dengan penuh semangat dan suka cita. Ia juga belum mengambil cuti kerja. Nirina masih bekerja seperti biasa, begitu juga Dewa. Aktivitasnya tetap sama bekerja, diantar jemput Dewa. Untuk cuti Nirina dan Dewa memutuskan cuti satu hari sebelum ijab qobul dan 3 hari setelah ijab qobul. Hari ini dengan senyum yang mengembang Nirina membagikan undangan pernikahan yang sangat sederhana pada semua teman yang ada di toko. Bu cynthia yang melihat Nirina sedang membagikan sesuatu merasa penasaran. "Sedang membagikan apa sih kok semua pada kumpul," batin Cynthia."Ngapain ngumpul disitu semua? Ayo bubar, kembali kerja!" teriak Cynthia. Semua karyawan lari berhamburan mengerjakan tugasnya masing-masing. "Apa yang kamu pegang Nirina?" tanyanya mendekati Nirina. "Ma-maaf, Bu. Ini undangan pernikahan saya, silakan ibu datang menghadiri! kedatangan ibu sangat berarti bagi saya," ucapnya tulus. "Mana lihat!" ucapnya mere

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-08
  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   Bab 4 Musibah

    Sore hari setelah sholat Ashar. Rika datang dengan menangis. Membuat semua orang yang ada di rumah Nirina mendekat heran. Rika mengabarkan kalau sang kakak mengalami kecelakaan di Lembang. Mobil yang dikendarai sang kakak ditabrak truk yang remnya blong. Saat ini kondisi Dewa sedang kritis. Nirina yang sayup-sayup mendengarkan cerita Rika pada kedua orang tuanya menjerit histeris. "Tidak ... tidak mungkin ... tidak mungkin Dewa mengalami kecelakaan!” teriaknya histeris. Retno segera berlari menenangkan sang putri. Retno tahu saat ini Nirina sedang kacau. Bagaimana tidak? Besok adalah hari pernikahan mereka sedangkan Dewa, mempelai pria mengalami kecelakaan. "Tenang, Nak. Sabar ... ucap istighfar.""Katakan ini tidak benarkan, Bu? Tidak benarkan, Bu?" tangisnya pilu menyayat hati. Para kerabat tidak tega melihat kondisi Nirina. Banyak yang berusaha menenangkan. Rika hanya menangis sambil mendekati Nirina. "Semua ini tidak benarkan, Rik. Kamu bohong ‘kan? Kalian pasti cuma ngepr

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-08
  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   Bab 5 Pengorbanan Besar

    Kesabaran adalah ketika hati tidak merasa marah terhadap apa yang sudah ditakdirkan, dan mulut tidak mengeluh.” – Ibnu Qayyim***“Bagaimana kalau aku mencoba pinjam uang ke Bu Cynthia, walaupun aku harus bekerja padanya seumur hidup aku rela yang penting Dewa selamat dan sembuh,” ucap Nirina, kedua orang tuanya, pak Iwan dan Rika langsung menatapnya.“Kamu yakin Bu Cynthia akan meminjamimu, Nak?” tanya Retno.“Insyaallah, Bu. Doakan, aku akan segera ke rumahnya bersama Rika.”***Saat ini Nirina dan Rika pergi ke rumah Cynthia. Mereka sengaja naik taksi karena sudah sedikit malam untuk cari angkot akan sedikit susah.Saat tiba di rumah mewah itu mereka harus menunggu di teras, karena saat ini pemilik rumah sedang makan malam, sedangkan pembantu Cynthia tidak mengizinkan mereka masuk itu pun karena perintah Cynthia.Dua puluh menit mereka menunggu. Saat masih menunggu, pintu terbuka. Nirina langsung berdiri. Namun, ia harus kecewa yang membuka pintu itu bukan Cynthia, tapi Haziq. Deng

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-03-08
  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   6. Pernikahan

    Satu di antara penghargaan terhadap diri adalah dengan menghargai hidup orang lain.(Nirina Amirul Haqqon)***Dewa segera mendapatkan perawat, setelah Nirina menyelesaikan administrasi. Kini Dewa sedang menjalani serangkaian prosedur pemeriksaan X-ray. Kedua orang tua Nirina pamit pulang untuk meminta maaf pada tetangga dan undangan yang mungkin sudah hadir hari ini ke rumah mereka. Dengan berat hati Retno dan Rahmat membatalkan pernikahan. Banyak kerabat dan tetangga yang bersimpati. Namun, ada juga tetangga yang nyinyir tak berperasaan menyudutkan dengan menjelekkan Nirina.Saat ini Nirina berada di masjid rumah sakit. Ia menumpahkan kesedihan dengan menangis. Besok adalah hari kebebasannya akan direnggut. Cintanya sudah tergadaikan. Ia harus siap dibenci Dewa nantinya. Nirina hanya bisa berkeluh kesah pada Sang Pencipta, meluruhkan tangis dan meluapkan apa yang mengimpit di dadanya.Rika tahu saat ini yang begitu sakit adalah Nirina. Sakit yang dirasakan kakaknya saat ini, yang

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-04-18
  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   7. Tiket Bulan Madu

    Dalam penderitaan teruji kesabaran. Dalam perjuangan teruji keikhlasan.(Nirina – Cinta yang Tergadaikan)***Nirina menjalankan tugasnya sebagai seorang istri dengan baik. Mulai dari menyiapkan keperluan Haziq. Meskipun ia tahu sang suami tidak akan menghargainya.Saat keluar dari kamar mandi, ia melihat laptopnya dalam keadaan tertutup. Seketika ia langsung marah pada Nirina yang masih sibuk membereskan tempat tidur."Berani-beraninya kamu menyentuh laptopku. Kamu tau aku sudah mengerjakan pekerjaan itu sejak tadi malam, dan file itu belum aku simpan, dengan ceroboh kamu langsung menutupnya," ucapnya geram. Membuat Nirina takut, bahkan gadis itu tidak berani mengangkat kepala."Kamu itu udah miskin, ceroboh, bodoh. Aku enggak habis pikir kenapa Mama memilih wanita rendahan kayak kamu."Degg!Seketika tubuh Nirina bergetar, air matanya langsung menetes. Ia sangat ketakutan. Baru kali ini ada orang yang mengatainya demikian, dan orang itu adalah suaminya."Kenapa nangis? Makanya janga

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-04-18
  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   8. Malam Pertama (21+)

    Tiga minggu sudah Nirina menikah dengan Haziq. Malam ini Cynthia mempunyai rencana untuk Haziq dan Nirina. Ia berharap rencananya akan berjalan mulus dan segera mendapatkan apa yang diinginkan. "Sedang apa Nyonya di sini malam-malam? Kalau butuh sesuatu bisa panggil saya, Nya""Iya, Bik. Terima kasih. Aku hanya ingin buatin minuman khusus buat Haziq dan Nirina.""Owalah, begitu, ya, Nya." Jujur, Bik Jum heran dengan apa yang dilakukan sang majikan, tetapi ia enggan bertanya."Bik, tolong antar minuman ini ke kamar mereka, tapi jangan bilang aku yang buatin.""Baik, Nya." Haziq membukakan pintu setelah mendengar pintu diketok. Sedangkan Nirina mengerjakan salat Isya."Masuk, Bik! Langsung letakkan di meja, makasih, ya, Bik.”Meskipun Haziq dan keluarganya terlihat dingin dan arogant. Namun, tidak pada pembantunya. Bik Jum dan suaminya selalu mendapatkan perlakuan baik dari mereka. "Iya, Den. Sekalian buat Mbak Nirina. Segera diminum mumpung hangat.""Oke, Bik.”"Makasih, Bik," uca

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-04-18
  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   9. Ponsel Baru

    Kesabaran itu ada dua macam. Sabar atas sesuatu yang tidak di inginkan dan sabar menahan diri dari sesuatu yang diinginkan.***Sore ini Nirina kembali mengerjakan tugas seperti biasanya. Memasak ayam rica-rica kesukaan Haziq yang sudah ia ketahui dari Bik Jum. Saat memasak Nirina mendengar bunyi bel rumah. Tidak mau tamu menunggu lama, ia segera berlari membukakan pintu itu. Betapa bahagia hati Nirina, yang berkunjung sore ini adalah kedua orang tuanya. Setelah menikah ia belum sempat mengunjungi keduanya. Ia sangat merindukan ibu dan bapaknya, tetapi untuk menelepon ia tidak punya pulsa. Untuk meminta uang pada Haziq ia masih malu dan canggung. Haziq belum pernah mengatakan tentang nafkah.“Bapak, Ibu. Bagaimana kabar kalian? Nirina kangen,” ucapnya sedikit terisak. Ia langsung memeluk erat keduanya.“Alhamdulillah, Nak. Kami sehat, bagaimana keadaanmu? Apa kamu bahagia tinggal di sini? Apa mereka memperlakukanmu dengan baik?” tanya Retno bertubi-tubi pada sang putri. “Iya, Bu. Ni

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-04-18
  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   10. Sakit

    Jalan yang kita lalui memang tidak mudah. Banyak duri yang membuat kita terluka dan menangis, tetapi yakinlah. Jika aku memang tercipta untukmu aku akan kembali padamu, tanpa harus bersusah payah berusaha. Namun, bila tidak, terimalah yang sudah menjadi ketentuanNya dengan selalu berlapang dada. Percayalah ... jika memang jodoh, benang merah itu akan selalu menuntunku padamu. Allah akan punya ribuan cara untuk memisahkan atau pun menyatukan kita. Bersama siapa pun kita nantinya kamu akan tetap menempati sudut hatiku yang paling dalam, yang tak akan tersentuh oleh siapa pun kecuali dirimu. Allah Maha membolak-balikkan hati hambanya. Lupakan aku bila itu bisa membuatmu bahagia. Aku akan bahagia bila kamu bahagia. Jangan pernah merasa aku telah berkorban untukmu. Aku melakukan ini semua karena nyawamu lebih berharga untukku. Setelah kepergianku jangan pernah sia-siakan hidupmu. Aku tidak meminta kamu melakukannya demi aku, karena mungkin saat ini aku adalah perempuan yang sangat kamu ben

    ปรับปรุงล่าสุด : 2023-04-18

บทล่าสุด

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   102. Bayi Mungil (Season 3) Ending

    Saat ini Arash berada di stasiun untuk mengantarkan Zayyan dan Azzura. Ya, hari ini mereka berdua akan ke rumah Bik Jum dengan menggunakan kereta. Tentu saja semua itu permintaan dari Azzura yang tidak bisa diganggu gugat.“Kurang dua puluh menit lagi pemberangkatannya, Sayang. Lebih baik kamu duduk santai,” ujar Zayyan yang sejak tadi melihat sang istri mondar-mandir ke sana kemari. Baru kali ini, wanita cantik yang saat ini perutnya sudah mulai terlihat membuncit itu naik kereta.“Sayang sekali Filzah enggak ikut. Kalau dia ikut antar kami, pasti juga sangat senang karena belum pernah juga naik kereta,” sahut Azzura.“Arfi sedikit rewel, kayaknya mau tumbuh gigi, makanya Filzah enggak jadi ikut antar,” jawab Arash.“Kamu sudah menjadi suami siaga buat Filzah dan Arfi, bahkan di sela kesibukanmu kamu tahu setiap perkembangan Arfi, makasih, ya, Rash. Kamu benar-benar membuktikan ucapanmu untuk bahagiakan Filzah,” ucap Zayyan senang.“Tidak usah berterima kasih, Zay. Aku melakukan sem

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   101. Semua demi Bumil (Season 3)

    Azzura terlihat berbinar saat Zayyan mengeluarkan motor sportnya dan menyuruhnya untuk duduk di belakangnya. “Jangan lupa pegangan yang erat seperti yang kamu katakan tadi,” ucap Zayyan saat memasangkan helm untuk Azzura.Azzura mencebik. “Dasar modus,” ucapnya memukul dada sang suami.“Modus, tapi untuk kebaikanmu juga, Sayang,” jawab Zayyan menaik turunkan alisnya menggoda.“Lho, Den Zayyan dan Non Azzura mau ke mana malam-malam naik motor?” tanya Pak Heru satpam yang berjaga di gerbang utama kediaman keluarga Priambudi.Zayyan dan Azzura menyengir sebelum menjawab pertanyaan satpam yang sudah bekerja di rumah ini belasan tahun yang lalu itu.“Mau cari nasi goreng seafood permintaan bumil yang sedang ngidam ini, Pak,” jawab Zayyan sopan. Ya, meskipun pada bawahan Haziq dan Nirina selalu mengajarkan pada anak-anaknya untuk menghormati yang lebih tua tanpa merendahkannya.“Owalah, tapi kenapa pakai motor, Den? Udah malam, lho. Apa tidak takut masuk angin Non Azzura?” ucap Pak Heru me

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   100. Manjanya Azzura (Season 3)

    Lima belas hari berlalu, setelah kepulangan Filzah dari rumah sakit. Saat ini, bayi tampan yang diberi nama Arfi Putra Elmani gabungan dari nama Arash dan Filzah itu sedang dikhitan. Permintaan Nirina dan Haziq untuk mengkhitan sang cucu saat bayi pun disanggupi Arash, begitu pun dengan Filzah yang menyetujuinya, meskipun masih terbesit tidak tega. Namun, dia yakin semua akan baik-baik saja.Pagi ini, seperti biasanya Arfi dimandikan Bik Ulil karena Filzah masih takut untuk memandikannya sendiri. Nirina dan Nirmala yang sengaja menginap di rumah Arash dan Filzah pun segera mengambil alih Arfi. Sudah biasa mereka akan berebut untuk menggendong Arfi yang ujungnya Nirina harus mengalah.Usai sarapan bersama, Dokter Dony membawa teman seprofesinya yang diminta untuk mengkhitan Arfi. Haziq dan Habibi mempersilakan dokter itu untuk segera mengkhitan sang cucu. Arash dan Filzah pun sudah menyiapkan tempatnya.“Sayang, kalau kamu enggak tega lihatnya, sebaiknya kamu ke kamar. Kata orang tua

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   99. Buah Ketulusan (Season 3 Kisah Cinta Filzah)

    Saat ini Arash dan Filzah berada di dalam kamar. Arash membantu mengemasi pakaian Filzah dan meletakkannya ke dalam koper. Laki-laki tampan itu terlihat bersemangat membantu Filzah. Sesekali ia mengusap lembut perut sang istri yang masih rata, lalu mencium keningnya.“Bagaimana dengan reaksi mama nanti, Kak? Aku pergi meninggalkan rumah dan Kak Arash begitu saja,” ungkap Filzah resah. Hatinya masih cemas memikirkan sang mama mertua yang tidak menyukainya.“Tidak usah risau memikirkan mama, Sayang. Ini kehidupan kita, rumah tangga kita. Aku akan tetap menjadi anak yang berbakti pada mereka, tapi aku tidak akan tunduk pada perintah mama yang sekiranya menyesatkan. Berbakti pada kedua orang tua tidak harus menyesatkan diri, bila mama salah aku akan menentangnya,” ucap Arash sungguh-sungguh. Dia tidak mau kehilangan Filzah lagi hanya karena sang mama.“Ba-bagaimana kalau Alvisyah hadir lagi dalam kehidupan rumah tangga kita. Tidakkah Kak Arash akan tergoda?” tanya Filzah lagi. Sebenarnya

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   98. Menyatukan Kepingan Hati (Season 3 Kisah Cinta Filzah)

    Kamu adalah kepingan hatiku yang telah hilang, bersamamu aku Bahagia.(Arash Habibi Elmani – Sekeping Hati)Filzah ingin mempercepat langkahnya, rasanya ia ingin segera menjauh dari Mirza. Namun, tanpa sepengetahuan Filzah, Mirza tengah mengikutinya dari belakang. Pemuda manis itu hendak menyusul Filzah, dia tidak mau terjadi sesuatu pada Filzah. Dia ingin memastikan wanita itu sampai di rumah Bik Jum dengan selamat. Dari kejauhan Filzah melihat mobil yang sangat dia kenali. Sebuah mobil mewah berwana hitam metalik dan itu adalah milik ayahnya. Perlahan mobil itu semakin mendekatinya. Dia bingung harus berbuat apa. Filzah pun memutuskan untuk kembali ke masjid. Dia ingin menghindar dari kedua orang tuanya. Namun, saat membalikkan badan, ia tercengang karena mendapati Mirza telah berada di belakangnya. Filzah bimbang, antara kembali ke masjid dan menghadapi Mirza lagi atau bertemu keluarganya. Jujur, Filzah belum siap untuk itu. “Maaf, aku tidak bermaksud menguntitmu. Aku hanya ingi

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   97. Rasa yang Tak Seharusnya (Season 3 Kisah Cinta Filzah)

    Cinta itu suatu perasaan yang indah bila dirasa, sakit bila diacuhkan, dan kecewa bila tidak terbalas.(Sekeping Hati)Zayyan masih tidak percaya, Filzah meninggalkan rumah Arash tanpa sepengetahuan dirinya dan keluarga. Rasa khawatir sebagai seorang kakak yang sangat menyayangi adik menyelimuti hatinya. Saat ini hatinya bimbang diterpa kekhawatiran setelah meninggalkan rumah Arash. Beruntung ada Azzura di sampingnya. Wanita cantik itu adalah penawar dari segala gundanya.“Bagaimana kalau bunda tahu? Bunda pasti syok dan menangis seharian. Filzah tidak pernah jauh dari keluarga. Sejak kecil dia selalu berada di samping bunda dan oma. Bahkan untuk bisa kuliah di luar negeri seperti aku pun bunda tidak mengizinkannya,” ucapnya lirih. Saat ini Zayyan dan Azzura dalam perjalanan pulang ke rumah.“Apa rencanamu, Kak?” tanya Azzura memastikan. Azzura sangat tahu, masalah ini sangat sensitif terjadi pada keluarga suaminya. Kasih sayang yang besar membuat keluarga itu saling menjaga dan mera

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   96. Kemarahan Zayyan (Season 3 Kisah Cinta Filzah)

    Hati yang kuat takkan pernah goyah dengan berbagai tekanan, karena tekad telah mengalahkan segalanya(Sekeping Hati)Usai menceritakan permasalahan rumah tangganya pada Bik Jum, Filzah merasa beban yang ditanggung hatinya sedikit ringan. “Non Filzah sebaiknya istirahat dulu. Setelah melewati perjalanan panjang, pasti Non Filzah lelah. Sebentar Bibi siapkan sarapan buat Non,” ujar Bik Jum sambil mengantar Filzah ke kamar yang baru saja dibersihkannya.Filzah yang merasa lelah pun mengiyakan perintah Bik Jum. Gadis cantik itu menyeret koper dan membawanya masuk ke dalam kamar yang diperuntukkan untuknya, kamar yang biasa dia tempati saat liburan di rumah Bik Jum.Filzah memilih membersihkan tubuhnya dulu sebelum beristirahat. Sekarang tubuhnya terasa segar dan lebih ringan—berkurang rasa lelahnya. Saat Filzah akan membaringkan tubuhnya, terdengar panggilan Bik Jum mengajaknya sarapan. “Non Filzah silakan melanjutkan istirahatnya. Nanti saatnya makan siang, Bibi akan bangunkan!”

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   95. Merananya Arash (Season 3 Kisah Cinta Filzah)

    Sebaik-baik rindu adalah rindu yang ketika terpenuhi menjadi energi baik untuk membuatmu semakin termotivasi.(Arash💔Filzah)Arash berulang kali mengacak rambutnya. Dia sangat menyesal sudah menyakiti Filzah, apalagi sudah menampar sang istri.“Apa yang telah aku lakukan? Mengapa aku begitu bodoh?!” Arash menatap telapak tangan yang sudah menampar wajah sang isteri lalu mengusap kasar wajahnya.“Filzah, maafin aku. Aku sudah mengingkari janjiku, bahkan aku sudah melakukan kekerasan fisik padamu. Aku merasa gagal. Aku bukan suami yang baik,” isaknya penuh penyesalan.. Bik Ulil merasa iba dengan apa yang menimpa sang majikan. “Sebaiknya Den Arash sekarang membersihkan diri dulu dan salat. Setelah tenang, Den Arash bisa mencari Non Filzah. Bibi akan menyiapkan makan malam dulu,” bujuk Bik Ulil.“Bik Ulil tidak usah menyiapkan makan malam untukku, aku belum lapar. Silakan Bibi menghangatkan lauk untuk makan malam. Lalu, Bibi makanlah lebih dulu. Usai mandi dan salat, aku akan mencari F

  • Pengorbanan Cinta (Ketika Cinta Tergadaikan)   94. Semakin Hancur (Season 3 Kisah Cinta Filzah)

    Cinta itu terlalu suci untuk dinodai, terlalu tinggi untuk dikhianati, terlalu indah untuk dikotori. Karena ia adalah anugerah yang harus dijaga kesuciannya, Diagungkan ketinggiannya, dan dikagumi keindahannya.(Filzah Nawwal Haziq Priambudi)Filzah segera menutup dan menguci pintu kamar. Perlahan tubuhnya luruh menyandar pintu kamar. Air mata satu persatu jatuh. Arash yang menyadari kesalahannya telah berlaku kasar pada sang istri segera menyusul. Arash sudah tidak peduli keberadaan sang mantan dan mamanya. “Zah, tolong buka pintunya, Zah. Tolong maafkan aku!” pintanya sambil terus mengetuk pintu.Arash mendengar deru mobil Alvisyah meninggalkan rumahnya, tetapi Arash sama sekali tidak peduli. Saat ini yang terpenting baginya hanyalah Filzah. “Ya Allah, apa yang telah aku lakukan tadi? Kenapa aku tidak bisa mengontrol emosi dan tanganku?” Arash mengusap kasar wajahnya, frustrasi, hingga terduduk di lantai depan pintu kamarnya.“Sayang, aku mohon, buka pintunya. Aku minta maaf,” u

สำรวจและอ่านนวนิยายดีๆ ได้ฟรี
เข้าถึงนวนิยายดีๆ จำนวนมากได้ฟรีบนแอป GoodNovel ดาวน์โหลดหนังสือที่คุณชอบและอ่านได้ทุกที่ทุกเวลา
อ่านหนังสือฟรีบนแอป
สแกนรหัสเพื่ออ่านบนแอป
DMCA.com Protection Status