Setelah mendapat pesan dari kakeknya dan merasa terkejut, Martis sejenak merenung dan mempertimbangkan saran dan kekhawatiran yang telah dikemukakan. Dia menyadari bahwa tindakan menyerang sendirian dengan menghadapi senjata nuklir adalah pilihan yang sangat berisiko dan berbahaya terhadap lingkungan dan warga sipil.Setelah berpikir dengan matang, Martis memutuskan untuk tidak melanjutkan rencananya untuk menyerang sendirian. Dia menyadari bahwa penggunaan serangan dengan menggunakan senjata nuklir akan berdampak besar dan dapat menyebabkan kerusakan yang tak terbayangkan.Martis memutuskan untuk mencari solusi lain yang lebih damai dan berkelanjutan untuk menghadapi situasi yang sulit. Dia akan mencoba untuk berkomunikasi dengan pihak berwenang, mencari bantuan dari ahli keamanan, atau mencari cara lain untuk menyelesaikan konflik tanpa kekerasan.Keputusan ini didasarkan pada pertimbangan keselamatan dan kesejahteraan semua orang yang terlibat, serta pemahaman bahwa tindakan kekera
Setelah menemukan informasi tersebut, Reka langsung melaporkan temuannya kepada Martis. Mereka kemudian berdiskusi mengenai informasi tersebut dan mencoba memahami apa tujuan orang itu. Bukti yang ditemukan Reka ini meningkatkan intensitas kecurigaan Martis terhadap orang itu. Mereka semakin terdorong untuk mencari kebenaran dan mencari cara untuk menghadapi musuh mereka dengan lebih efektif. Informasi yang ditemukan oleh Reka ini merupakan petunjuk yang sangat penting bagi Martis untuk mengungkap kebenaran dan memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Informasi tersebut mungkin menjadi kunci dalam merumuskan strategi.Kemudian Reka dan Martis melanjutkan berkomunikasi melewati sistemnya. "Reka, berdasarkan informasi yang kamu berikan, kita menemukan beberapa bukti dan informasi yang menghubungkan orang ini dengan Sanis."Reka pun menjawab, "Iya, Kak, benar. Orang itu ternyata memang mata-mata yang menyamar dan bergabung dengan kelompok aktivis perdamaian. Apa yang akan kita lakukan,
Percakapan antara Martis dan Zakel akhirnya masuk dalam situasi yang semakin tegang. Martis, dengan ketenangan mencoba untuk menjaga komunikasi dengan Zakel, yang semakin marah dan frustrasi setelah bukti-bukti yang Martis tunjukkan. "Zakel, aku mengerti bahwa ini mungkin sulit untuk diterima, tapi bukti yang ada menunjukkan bahwa kamu adalah mata-mata dari Sanis. Aku ingin mendengar darimu tentang hal ini. Mengapa kamu melakukan ini?"Zakel, dengan wajah yang memancarkan kemarahan, menatap Martis dengan tatapan tajam. "Kalian semua mengira bahwa aku adalah mata-mata?! Kalian tidak mengerti apa-apa! Aku telah berjuang untuk perdamaian dan keadilan selama ini!""Zakel, aku memahami bahwa kamu merasa marah dan tidak puas dengan tuduhan ini. Tapi bukti yang ada tidak bisa diabaikan. Aku ingin mendengar ceritamu. Apakah ada alasan khusus mengapa kamu melakukan ini?"Zakel, dengan nada yang semakin meninggi, mulai menunjuk Martis dengan penuh kemarahan. "Kau tidak tahu apa-apa! Aku melakuk
Setelah situasi yang tegang dan serangan tak terduga dari Zakel, Martis dengan bijaksana memutuskan untuk menahan Zakel. Tindakan Zakel yang membahayakan orang lain tidak dapat dibiarkan terus berlanjut.Martis dengan hati-hati mendekati Zakel yang sudah terkendali. Dia menggunakan keahliannya dalam pertahanan diri untuk menangani situasi ini dengan aman. Martis dan anggota kelompok aktivis perdamaian lainnya bekerja sama untuk mengamankan Zakel dan memastikan bahwa dia tidak dapat melanjutkan serangannya.Martis, dengan suara yang tenang dan penuh pengertian, menjelaskan kepada Zakel mengapa tindakannya tidak dapat diterima dan mengapa dia harus ditahan. "Zakel, tindakanmu telah membahayakan keselamatan orang lain. Kami harus mengambil tindakan untuk melindungi diri kami sendiri dan melaporkan kejadian ini kepada pihak berwenang yang berkompeten. Kami ingin menyelesaikan masalah ini dengan cara damai, tetapi tindakanmu tidak dapat dibiarkan tanpa konsekuensi."Martis dan anggota kelo
Martis melihat perasaan campur aduk dalam wajah Zakel, dan dia memahami betapa sulitnya situasi ini bagi Zakel. Dia ingin memberikan dukungan dan harapan kepada Zakel dalam momen ini yang penuh penyesalan."Zakel, aku tahu bahwa kamu merasa menyesal atas apa yang telah terjadi. Tapi ingatlah, kita semua pasti pernah membuat kesalahan. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan tersebut dan berusaha memperbaikinya. Aku dan tim akan berada di sini untukmu, untuk melindungi keluargamu dan membantu kamu menemukan jalan keluar dari situasi ini."Zakel mengangguk dengan perasaan campur aduk, menggambarkan rasa harap dan keraguan yang ada dalam dirinya. "Terima kasih, Martis. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membalas kebaikanmu dan kelompokmu setelah apa yang aku lakukan. Aku ingin memperbaiki segalanya, termasuk kesalahan-kesalahan yang aku buat.""Zakel, penting untuk kita semua belajar dari masa lalu dan melangkah maju. Kita tidak bisa mengubah apa yang telah terj
Tidak bisa dipungkiri bahwa pihak Sanis ini memang kejam dan tidak memiliki hati nurani. Tetapi dengan keberaniannya, Martis sangat yakin akan dapat menghadapi Sanis dengan baik. Dan untuk saat ini, yang Martis harapkan agar mereka dapat menemukan tempat yang lebih aman untuk melindungi diri Zakel dan keluarga Zakel dari ancaman negara Sanis.Kemudian, Martis langsung menuju titik lokasi di mana pasukan Sanis akan menyerang. Dan ketika tiba di sana, Martis juga bertemu dengan Alan, salah satu temannya yang ahli dalam bidang hacker. "Alan, lama tak jumpa. Jadi bagaimana menurutmu? Apakah kau bisa membantuku untuk menghalau serangan rudal yang akan dilancarkan oleh Sanis kemari?" tanya Martis yang sebelumnya menyapa Alan."Hey Martis, apakah kau meremehkan kemampuanku? Hem?" sahut Alan.Martis pun tertawa kecil dan menepuk bahu Alan. "Alan, aku hanya khawatir kemampuanmu menumpuk setelah sekian lama kita gak jumpa."Alan membalasnya dengan tinjuan kecil ke dada Martis. "Sial! jangan pan
Karena serangan pertamanya gagal, dan malah berbalik ke pihaknya sendiri, Letnan Isriwil kali ini benar-benar akan menyerang menggunakan rudal nuklirnya. "Perintahkan semua pasukan untuk mundur dengan cepat. Aku akan menyerang ke wilayah itu dengan rudal nuklir!" seru Letnan Isriwil kepada salah satu prajuritnya.Suasana di pasukan yang dipimpin oleh Letnan Isriwil juga ikut menjadi tegang. Sebab, waktu untuk menarik mundur pasukan tidak bisa secepat itu."Sial! Apa yang dipikirkan oleh Letnan itu?! Apakah ia ingin mengorbankan prajuritnya lagi?!" Salah satu anak buah Letnan Isriwil menggerutu kepada temannya."Entahlah, sebenarnya aku juga tidak ingin melakukan peperangan ini. Aku merasa ada yang janggal antara kabar dan berita yang kita terima dengan fakta yang terjadi." Temannya ikut menyahuti."Kalau begitu ayo cepat kita tarik mundur Tim A dan Tim B. Mereka adalah Tim yang paling dekat dengan titik serangan rudal nuklir." Dengan jantung yang berdebar kencang beberapa kali lipat,
Cahaya merah yang berkedip-kedip pada rudal nuklir biasanya merupakan indikator atau sensor yang menunjukkan status rudal tersebut. Martis menerka, bisa jadi cahaya tersebut menunjukkan bahwa sistem navigasi rudal telah terganggu atau berubah arah. Atau bisa juga menunjukkan bahwa rudal nuklir sedang aktif dan siap meledak. Dan sepertinya, dugaan yang kedua lah yang Martis anggap benar.Semakin rudal itu berbelok arah, semakin cepat pula ritma cahaya berwarna yang berkedip itu. Dan benar saja apa yang ada dalam pikiran Martis.Boom...!Rudal itu meledak di udara. Meskipun rusak itu terbang tinggi kiloan meter, namun getaran yang dirasakan orang-orang yang ada di bawah masih terasa.Sedangkan Martis yang posisinya berada tidak jauh dari rudal nuklir yang meledak itu, tubuhnya terhempas sangat jauh. Dan tubuhnya juga terkena dampak dari kuatnya saya kedak tidak nuklir. Kulit-kulit di beberapa bagian tubuh Martis melepuh. Wajahnya pun terasa sangat panas. Tidak, bukan hanya wajah, tapi s
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me