Martis melihat perasaan campur aduk dalam wajah Zakel, dan dia memahami betapa sulitnya situasi ini bagi Zakel. Dia ingin memberikan dukungan dan harapan kepada Zakel dalam momen ini yang penuh penyesalan."Zakel, aku tahu bahwa kamu merasa menyesal atas apa yang telah terjadi. Tapi ingatlah, kita semua pasti pernah membuat kesalahan. Yang penting sekarang adalah bagaimana kita belajar dari kesalahan tersebut dan berusaha memperbaikinya. Aku dan tim akan berada di sini untukmu, untuk melindungi keluargamu dan membantu kamu menemukan jalan keluar dari situasi ini."Zakel mengangguk dengan perasaan campur aduk, menggambarkan rasa harap dan keraguan yang ada dalam dirinya. "Terima kasih, Martis. Aku tidak tahu bagaimana aku bisa membalas kebaikanmu dan kelompokmu setelah apa yang aku lakukan. Aku ingin memperbaiki segalanya, termasuk kesalahan-kesalahan yang aku buat.""Zakel, penting untuk kita semua belajar dari masa lalu dan melangkah maju. Kita tidak bisa mengubah apa yang telah terj
Tidak bisa dipungkiri bahwa pihak Sanis ini memang kejam dan tidak memiliki hati nurani. Tetapi dengan keberaniannya, Martis sangat yakin akan dapat menghadapi Sanis dengan baik. Dan untuk saat ini, yang Martis harapkan agar mereka dapat menemukan tempat yang lebih aman untuk melindungi diri Zakel dan keluarga Zakel dari ancaman negara Sanis.Kemudian, Martis langsung menuju titik lokasi di mana pasukan Sanis akan menyerang. Dan ketika tiba di sana, Martis juga bertemu dengan Alan, salah satu temannya yang ahli dalam bidang hacker. "Alan, lama tak jumpa. Jadi bagaimana menurutmu? Apakah kau bisa membantuku untuk menghalau serangan rudal yang akan dilancarkan oleh Sanis kemari?" tanya Martis yang sebelumnya menyapa Alan."Hey Martis, apakah kau meremehkan kemampuanku? Hem?" sahut Alan.Martis pun tertawa kecil dan menepuk bahu Alan. "Alan, aku hanya khawatir kemampuanmu menumpuk setelah sekian lama kita gak jumpa."Alan membalasnya dengan tinjuan kecil ke dada Martis. "Sial! jangan pan
Karena serangan pertamanya gagal, dan malah berbalik ke pihaknya sendiri, Letnan Isriwil kali ini benar-benar akan menyerang menggunakan rudal nuklirnya. "Perintahkan semua pasukan untuk mundur dengan cepat. Aku akan menyerang ke wilayah itu dengan rudal nuklir!" seru Letnan Isriwil kepada salah satu prajuritnya.Suasana di pasukan yang dipimpin oleh Letnan Isriwil juga ikut menjadi tegang. Sebab, waktu untuk menarik mundur pasukan tidak bisa secepat itu."Sial! Apa yang dipikirkan oleh Letnan itu?! Apakah ia ingin mengorbankan prajuritnya lagi?!" Salah satu anak buah Letnan Isriwil menggerutu kepada temannya."Entahlah, sebenarnya aku juga tidak ingin melakukan peperangan ini. Aku merasa ada yang janggal antara kabar dan berita yang kita terima dengan fakta yang terjadi." Temannya ikut menyahuti."Kalau begitu ayo cepat kita tarik mundur Tim A dan Tim B. Mereka adalah Tim yang paling dekat dengan titik serangan rudal nuklir." Dengan jantung yang berdebar kencang beberapa kali lipat,
Cahaya merah yang berkedip-kedip pada rudal nuklir biasanya merupakan indikator atau sensor yang menunjukkan status rudal tersebut. Martis menerka, bisa jadi cahaya tersebut menunjukkan bahwa sistem navigasi rudal telah terganggu atau berubah arah. Atau bisa juga menunjukkan bahwa rudal nuklir sedang aktif dan siap meledak. Dan sepertinya, dugaan yang kedua lah yang Martis anggap benar.Semakin rudal itu berbelok arah, semakin cepat pula ritma cahaya berwarna yang berkedip itu. Dan benar saja apa yang ada dalam pikiran Martis.Boom...!Rudal itu meledak di udara. Meskipun rusak itu terbang tinggi kiloan meter, namun getaran yang dirasakan orang-orang yang ada di bawah masih terasa.Sedangkan Martis yang posisinya berada tidak jauh dari rudal nuklir yang meledak itu, tubuhnya terhempas sangat jauh. Dan tubuhnya juga terkena dampak dari kuatnya saya kedak tidak nuklir. Kulit-kulit di beberapa bagian tubuh Martis melepuh. Wajahnya pun terasa sangat panas. Tidak, bukan hanya wajah, tapi s
Ferdi kemudian memberi tahu Alan bahwa meskipun Martis memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa, ia tidak bisa langsung sadar begitu saja. Alan merasa khawatir dan bertanya mengapa Martis belum juga sadar.Ferdi menjawab dengan penuh perhatian, "Tuan Alan, meskipun Martis memiliki kemampuan pemulihan yang hebat, tapi dalam kondisi seperti ini, proses penyembuhannya membutuhkan beberapa waktu. Tubuhnya ssat ini sedang berjuang untuk pulih sepenuhnya. Kita harus memberikan waktu dan kesempatan baginya untuk pulih dengan sendirinya."Alan mengangguk mengerti, tetapi masih merasa cemas. "Apakah ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk membantu Martis?"Ferdi berpikir sejenak sebelum menjawab, "Kita bisa menjaga kondisi sekitarnya tetap tenang dan nyaman. Mungkin juga bisa mencari informasi lebih lanjut tentang cara mempercepat proses penyembuhan atau memanggil ahli medis yang bisa membantu. Tapi yang terpenting, kita harus memberikan dukungan dan harapan kepada Martis agar ia bisa pu
Martis, dengan wajah penuh amarah dan kesedihan, berdiri tegak di tengah medan perang yang penuh asap dan debu. Dia melihat ke sekeliling, melihat teman-temannya yang gugur, dan kemudian menatap musuhnya dengan tatapan tajam."Kalian harus membayar nyawa teman-temanku!"Dengan gerakan cepat dan lincah, Martis mengeluarkan pedangnya. Dia berlari menuju musuh dengan kecepatan luar biasa, menyerang mereka dengan serangan bertubi-tubi. Setiap gerakan Martis begitu kuat dan cepat sehingga musuh tidak sempat bereaksi.Dia menggunakan teknik serangan yang diajarkan oleh kakeknya, menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketepatan dalam setiap serangan. Dia bergerak seperti angin, cepat dan tak terduga. Musuhnya jatuh satu per satu, tidak mampu menahan serangan Martis.Tapi Martis tidak berhenti. Dia terus bergerak, terus menyerang, sampai tidak ada musuh yang tersisa. Dia berjuang dengan segala kekuatannya untuk teman-temannya yang telah gugur.Dan kemudian, saat Martis ingin menghancurkan ban
Kali ini Martis perlu memahami lebih dalam tentang teknik Pembatalan yang digunakan oleh musuhnya terlebih dahulu. 'Apakah teknik itu selalu aktif ata..., dia harus mengaktifkannya terlebih dahulu? Jika memang harus mengaktifkannya dulu, pasti ada jeda dan waktu tertentu di mana teknik itu tidak aktif. Baik, sepertinya aku bisa menyerangnya di saat itu,' gumam Martis.Selagi sambil berpikir, Martis juga mencoba untuk menggoda musuhnya agar menggunakan teknik Pembatalan. Dengan begitu, Martis bisa melihat pola atau kebiasaan musuhnya saat menggunakan teknik itu. 'Ternyata benar, ada gerakan dan tanda tertentu yang bisa aku manfaatkan. Tapi, itu memang sangat sulit.'Saat Martis mendapatkan kesempatan, ia kemudian maju untuk menyerang dari jarak jauh dan menggunakan teknik yang tidak berhubungan dengan kekuatan elemen, melainkan asli kekuatan fisik. Karena Martis sudah tahu bahwa ternyata teknik Pembatalan hanya bekerja pada serangan elemen saja. Jadi, serangan fisik atau jarak jauh bis
Martis tersenyum dengan percaya diri meski sedikit terengah-engah setelah pertempuran yang sengit. Dia menyadari bahwa musuhnya masih memiliki beberapa trik di bawah lengannya."Tentu saja aku tidak meremehkanmu," kata Martis dengan tenang. "Aku tahu bahwa kamu memiliki kekuatan yang luar biasa. Tapi aku juga tahu bahwa aku tidak akan menyerah begitu saja. Kau pikir aku juga tidak punya trik lain?"Martis kembali bersiap menghadapi apa pun yang akan musuhnya hadirkan. Dia mengumpulkan energi dan fokusnya untuk pertempuran selanjutnya. Meskipun lelah, semangatnya tidak pudar."Jadi, mari kita lanjutkan pertempuran ini," ucap Martis dengan penuh semangat. "Aku juga ingin melihat apa lagi yang kamu punya!"Musuh Martis, yang masih terperosok dalam lubang seperti kawah, bangkit dengan wajah penuh amarah. Dia mengeluarkan kekuatan yang lebih besar lagi, mengubah lingkungan sekitarnya menjadi gelap dan mencekam. Bayangan yang menakutkan muncul di sekelilingnya, menciptakan aura yang menyera