Kali ini Martis perlu memahami lebih dalam tentang teknik Pembatalan yang digunakan oleh musuhnya terlebih dahulu. 'Apakah teknik itu selalu aktif ata..., dia harus mengaktifkannya terlebih dahulu? Jika memang harus mengaktifkannya dulu, pasti ada jeda dan waktu tertentu di mana teknik itu tidak aktif. Baik, sepertinya aku bisa menyerangnya di saat itu,' gumam Martis.Selagi sambil berpikir, Martis juga mencoba untuk menggoda musuhnya agar menggunakan teknik Pembatalan. Dengan begitu, Martis bisa melihat pola atau kebiasaan musuhnya saat menggunakan teknik itu. 'Ternyata benar, ada gerakan dan tanda tertentu yang bisa aku manfaatkan. Tapi, itu memang sangat sulit.'Saat Martis mendapatkan kesempatan, ia kemudian maju untuk menyerang dari jarak jauh dan menggunakan teknik yang tidak berhubungan dengan kekuatan elemen, melainkan asli kekuatan fisik. Karena Martis sudah tahu bahwa ternyata teknik Pembatalan hanya bekerja pada serangan elemen saja. Jadi, serangan fisik atau jarak jauh bis
Martis tersenyum dengan percaya diri meski sedikit terengah-engah setelah pertempuran yang sengit. Dia menyadari bahwa musuhnya masih memiliki beberapa trik di bawah lengannya."Tentu saja aku tidak meremehkanmu," kata Martis dengan tenang. "Aku tahu bahwa kamu memiliki kekuatan yang luar biasa. Tapi aku juga tahu bahwa aku tidak akan menyerah begitu saja. Kau pikir aku juga tidak punya trik lain?"Martis kembali bersiap menghadapi apa pun yang akan musuhnya hadirkan. Dia mengumpulkan energi dan fokusnya untuk pertempuran selanjutnya. Meskipun lelah, semangatnya tidak pudar."Jadi, mari kita lanjutkan pertempuran ini," ucap Martis dengan penuh semangat. "Aku juga ingin melihat apa lagi yang kamu punya!"Musuh Martis, yang masih terperosok dalam lubang seperti kawah, bangkit dengan wajah penuh amarah. Dia mengeluarkan kekuatan yang lebih besar lagi, mengubah lingkungan sekitarnya menjadi gelap dan mencekam. Bayangan yang menakutkan muncul di sekelilingnya, menciptakan aura yang menyera
Martis tersenyum misterius, "Ada banyak cara untuk mengetahui identitas seseorang, Jendral Wiliam. Dan sepertinya, reputasimu telah mendahului kedatanganmu."Wajah Jendral Wiliam tampak semakin bingung, namun ia tetap berusaha untuk tetap tenang. "Baiklah, jika itu yang kau katakan. Tapi jangan berpikir bahwa mengetahui identitasku akan membuatmu menang.""Oh, tentu saja tidak," balas Martis dengan nada santai. "Tapi setidaknya, aku tahu siapa yang akan kuhadapi. Dan itu membuatku lebih siap."Jendral Wiliam menatap Martis dengan serius, menunjukkan bahwa ia tidak terpengaruh oleh pernyataan Martis. "Mengetahui identitasku mungkin memberimu sedikit keuntungan, tetapi itu tidak akan membuatmu lebih siap daripada aku," kata Jendral Wiliam dengan tegas. "Kemampuan dan strategi dalam pertempuranlah yang akan menentukan siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Jadi, siapkanlah dirimu sebaik mungkin, Martis."Jendral Wiliam tampak percaya diri dan tidak tergoyahkan oleh pengetahuan Martis t
Kemampuan dan strategi Jendral Wiliam dalam menghadapi situasi di medan perang dapat bervariasi tergantung pada pengalaman dan keahliannya. Sebagai seorang Jendral Besar dari negara Kingdom Unaitit, Jendral Wiliam diharapkan memiliki keterampilan dan pengetahuan taktis yang luas.Jendral Wiliam memang memiliki kemampuan untuk menganalisis medan perang dengan cepat dan akurat, termasuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan musuh serta memanfaatkan kondisi geografis untuk keuntungan strategis. Ia juga memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai taktik militer dan strategi pertempuran yang efektif.Selain itu, Jendral Wiliam juga memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat, mampu mengkoordinasikan pasukan dengan baik dan membuat keputusan yang tepat di bawah tekanan. Ia juga mungkin pandai dalam mengatur strategi komunikasi dan membangun solidaritas di antara pasukannya.Namun, tanpa informasi yang lebih spesifik tentang karakteristik dan keahlian Jendral Wiliam, sulit untuk memb
Di tengah medan pertempuran yang luas, Jendral William dan Martis berdiri dengan saling berhadapan. Mata mereka saling bertatapan, sama-sama penuh dengan tekad dan keberanian yang kuat. Angin berhembus kencang, membawa debu dan pasir, namun tidak menggoyahkan keyakinan mereka untuk menang.Lalu, Jendral William yang dengan senyum sinis di wajahnya, mengangkat tangannya. Tiba-tiba, cahaya biru muda muncul di sekelilingnya, menandakan bahwa dia sedang mengumpulkan energi untuk serangan berikutnya. Dia melompat ke udara, dan dengan kecepatan kilat, dia melemparkan serangan energi ke arah Martis. Serangan itu meledak dengan kekuatan yang luar biasa, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan segala sesuatu di jalannya.Namun, Martis tidak gentar. Dia telah mempelajari pola serangan Jendral William dan telah mempersiapkan diri. Dia mengangkat pedangnya, yang berkilauan dengan cahaya merah terang, dan dengan gerakan cepat, dia membelah serangan energi itu menjadi dua. Serangan itu meles
Wow, tampaknya Jendral William memiliki kekuatan yang luar biasa! Meskipun terlihat terluka dan terbaring, dia masih memiliki semangat dan kegigihan untuk melawan. Dia bangkit kembali dengan tekad yang kuat, menunjukkan bahwa pertempuran ini belum berakhir.Dengan gerakan yang cepat, Jendral William melompat ke udara dan mengumpulkan energi di sekelilingnya. Cahaya biru muda kembali menyelimuti tubuhnya, menandakan bahwa dia sedang mempersiapkan serangan pamungkas."Kau mungkin telah berhasil melumpuhkanku, Martis," ucap Jendral William dengan suara yang penuh kepercayaan diri. "Namun, aku tidak akan menyerah begitu saja!"Dengan serangan terakhirnya, Jendral William melepaskan gelombang energi yang begitu kuat, meluncur ke arah Martis dengan kecepatan yang mengagumkan. Serangan itu mengguncang medan pertempuran, menciptakan ledakan yang menghebohkan.Martis, yang terkejut dengan kekuatan serangan ini, berusaha dengan sekuat tenaga untuk menghindari serangan tersebut. Dia melompat ke
Itu adalah momen yang indah dan menginspirasi, ketika kedua pihak yang bertempur bisa menemukan kedamaian dan saling menghargai. Pertempuran memang bisa mengajarkan kita banyak hal dan membantu kita tumbuh sebagai individu.Sang tua bijak pasti memiliki pengaruh yang besar dalam membantu Martis dan Jendral William menemukan jalan damai. Kadang-kadang, kita membutuhkan pandangan dari orang lain untuk melihat bahwa ada cara lain untuk menyelesaikan konflik selain dengan kekerasan.Pengalaman dan pelajaran berharga yang mereka bawa dengan mereka akan membantu mereka tumbuh dan berkembang di masa depan. Semoga mereka bisa menerapkan nilai-nilai damai dan saling menghargai yang mereka pelajari dalam pertempuran ini dalam kehidupan sehari-hari mereka."Martis, aku menantikan pertarungan kita yang selanjutnya. Aku akui bahwa saat ini aku hampir kalah darimu. Namun aku berjanji, aku akan lebih kuat dari ini ketika menghadapimu di masa depan." Sebelum pergi, Jendral Wiliam menegaskan pada Marti
Ketika Martis mendapat pemberitahuan bahwa sistemnya sedang bermasalah, itu berarti ada sesuatu yang tidak berfungsi dengan baik pada sistemnya. Namun, tanpa informasi lebih lanjut, sulit untuk mengetahui secara pasti apa yang wdmenyebabkan masalah tersebut.'Ada apa ini!?' tanya Martis yang mulai panik melihat tampilan sistemnya acak-acakan. 'Mungkinkah ada kaitannya dengan Pak Tua ini? Atau Mungkin saja Pak Tua memiliki pengetahuan dan kekuatan yang tidak biasa yang mampu mempengaruhi sistemku?'Untuk mengetahui lebih lanjut tentang masalah sistemnya, Martis kemudian mencoba mengecek pesan atau pemberitahuan lain yang muncul pada sistemnya. Jika ada pesan atau petunjuk yang lebih spesifik, mungkin itu bisa memberikan petunjuk tentang apa yang menyebabkan masalah tersebut. Begitulah yang Martis pikirkan."Martis, aku dapat merasakan apa yang saat ini tengah kalu lakukan." Pak tua itu kemudian mengucapkan beberapa kata, yang di mana itu membuat Martis menjadi waspada padanya.Sambil m
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang