Cahaya merah yang berkedip-kedip pada rudal nuklir biasanya merupakan indikator atau sensor yang menunjukkan status rudal tersebut. Martis menerka, bisa jadi cahaya tersebut menunjukkan bahwa sistem navigasi rudal telah terganggu atau berubah arah. Atau bisa juga menunjukkan bahwa rudal nuklir sedang aktif dan siap meledak. Dan sepertinya, dugaan yang kedua lah yang Martis anggap benar.Semakin rudal itu berbelok arah, semakin cepat pula ritma cahaya berwarna yang berkedip itu. Dan benar saja apa yang ada dalam pikiran Martis.Boom...!Rudal itu meledak di udara. Meskipun rusak itu terbang tinggi kiloan meter, namun getaran yang dirasakan orang-orang yang ada di bawah masih terasa.Sedangkan Martis yang posisinya berada tidak jauh dari rudal nuklir yang meledak itu, tubuhnya terhempas sangat jauh. Dan tubuhnya juga terkena dampak dari kuatnya saya kedak tidak nuklir. Kulit-kulit di beberapa bagian tubuh Martis melepuh. Wajahnya pun terasa sangat panas. Tidak, bukan hanya wajah, tapi s
Ferdi kemudian memberi tahu Alan bahwa meskipun Martis memiliki kemampuan regenerasi yang luar biasa, ia tidak bisa langsung sadar begitu saja. Alan merasa khawatir dan bertanya mengapa Martis belum juga sadar.Ferdi menjawab dengan penuh perhatian, "Tuan Alan, meskipun Martis memiliki kemampuan pemulihan yang hebat, tapi dalam kondisi seperti ini, proses penyembuhannya membutuhkan beberapa waktu. Tubuhnya ssat ini sedang berjuang untuk pulih sepenuhnya. Kita harus memberikan waktu dan kesempatan baginya untuk pulih dengan sendirinya."Alan mengangguk mengerti, tetapi masih merasa cemas. "Apakah ada sesuatu yang bisa kita lakukan untuk membantu Martis?"Ferdi berpikir sejenak sebelum menjawab, "Kita bisa menjaga kondisi sekitarnya tetap tenang dan nyaman. Mungkin juga bisa mencari informasi lebih lanjut tentang cara mempercepat proses penyembuhan atau memanggil ahli medis yang bisa membantu. Tapi yang terpenting, kita harus memberikan dukungan dan harapan kepada Martis agar ia bisa pu
Martis, dengan wajah penuh amarah dan kesedihan, berdiri tegak di tengah medan perang yang penuh asap dan debu. Dia melihat ke sekeliling, melihat teman-temannya yang gugur, dan kemudian menatap musuhnya dengan tatapan tajam."Kalian harus membayar nyawa teman-temanku!"Dengan gerakan cepat dan lincah, Martis mengeluarkan pedangnya. Dia berlari menuju musuh dengan kecepatan luar biasa, menyerang mereka dengan serangan bertubi-tubi. Setiap gerakan Martis begitu kuat dan cepat sehingga musuh tidak sempat bereaksi.Dia menggunakan teknik serangan yang diajarkan oleh kakeknya, menggabungkan kecepatan, kekuatan, dan ketepatan dalam setiap serangan. Dia bergerak seperti angin, cepat dan tak terduga. Musuhnya jatuh satu per satu, tidak mampu menahan serangan Martis.Tapi Martis tidak berhenti. Dia terus bergerak, terus menyerang, sampai tidak ada musuh yang tersisa. Dia berjuang dengan segala kekuatannya untuk teman-temannya yang telah gugur.Dan kemudian, saat Martis ingin menghancurkan ban
Kali ini Martis perlu memahami lebih dalam tentang teknik Pembatalan yang digunakan oleh musuhnya terlebih dahulu. 'Apakah teknik itu selalu aktif ata..., dia harus mengaktifkannya terlebih dahulu? Jika memang harus mengaktifkannya dulu, pasti ada jeda dan waktu tertentu di mana teknik itu tidak aktif. Baik, sepertinya aku bisa menyerangnya di saat itu,' gumam Martis.Selagi sambil berpikir, Martis juga mencoba untuk menggoda musuhnya agar menggunakan teknik Pembatalan. Dengan begitu, Martis bisa melihat pola atau kebiasaan musuhnya saat menggunakan teknik itu. 'Ternyata benar, ada gerakan dan tanda tertentu yang bisa aku manfaatkan. Tapi, itu memang sangat sulit.'Saat Martis mendapatkan kesempatan, ia kemudian maju untuk menyerang dari jarak jauh dan menggunakan teknik yang tidak berhubungan dengan kekuatan elemen, melainkan asli kekuatan fisik. Karena Martis sudah tahu bahwa ternyata teknik Pembatalan hanya bekerja pada serangan elemen saja. Jadi, serangan fisik atau jarak jauh bis
Martis tersenyum dengan percaya diri meski sedikit terengah-engah setelah pertempuran yang sengit. Dia menyadari bahwa musuhnya masih memiliki beberapa trik di bawah lengannya."Tentu saja aku tidak meremehkanmu," kata Martis dengan tenang. "Aku tahu bahwa kamu memiliki kekuatan yang luar biasa. Tapi aku juga tahu bahwa aku tidak akan menyerah begitu saja. Kau pikir aku juga tidak punya trik lain?"Martis kembali bersiap menghadapi apa pun yang akan musuhnya hadirkan. Dia mengumpulkan energi dan fokusnya untuk pertempuran selanjutnya. Meskipun lelah, semangatnya tidak pudar."Jadi, mari kita lanjutkan pertempuran ini," ucap Martis dengan penuh semangat. "Aku juga ingin melihat apa lagi yang kamu punya!"Musuh Martis, yang masih terperosok dalam lubang seperti kawah, bangkit dengan wajah penuh amarah. Dia mengeluarkan kekuatan yang lebih besar lagi, mengubah lingkungan sekitarnya menjadi gelap dan mencekam. Bayangan yang menakutkan muncul di sekelilingnya, menciptakan aura yang menyera
Martis tersenyum misterius, "Ada banyak cara untuk mengetahui identitas seseorang, Jendral Wiliam. Dan sepertinya, reputasimu telah mendahului kedatanganmu."Wajah Jendral Wiliam tampak semakin bingung, namun ia tetap berusaha untuk tetap tenang. "Baiklah, jika itu yang kau katakan. Tapi jangan berpikir bahwa mengetahui identitasku akan membuatmu menang.""Oh, tentu saja tidak," balas Martis dengan nada santai. "Tapi setidaknya, aku tahu siapa yang akan kuhadapi. Dan itu membuatku lebih siap."Jendral Wiliam menatap Martis dengan serius, menunjukkan bahwa ia tidak terpengaruh oleh pernyataan Martis. "Mengetahui identitasku mungkin memberimu sedikit keuntungan, tetapi itu tidak akan membuatmu lebih siap daripada aku," kata Jendral Wiliam dengan tegas. "Kemampuan dan strategi dalam pertempuranlah yang akan menentukan siapa yang akan keluar sebagai pemenang. Jadi, siapkanlah dirimu sebaik mungkin, Martis."Jendral Wiliam tampak percaya diri dan tidak tergoyahkan oleh pengetahuan Martis t
Kemampuan dan strategi Jendral Wiliam dalam menghadapi situasi di medan perang dapat bervariasi tergantung pada pengalaman dan keahliannya. Sebagai seorang Jendral Besar dari negara Kingdom Unaitit, Jendral Wiliam diharapkan memiliki keterampilan dan pengetahuan taktis yang luas.Jendral Wiliam memang memiliki kemampuan untuk menganalisis medan perang dengan cepat dan akurat, termasuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan musuh serta memanfaatkan kondisi geografis untuk keuntungan strategis. Ia juga memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai taktik militer dan strategi pertempuran yang efektif.Selain itu, Jendral Wiliam juga memiliki kemampuan kepemimpinan yang kuat, mampu mengkoordinasikan pasukan dengan baik dan membuat keputusan yang tepat di bawah tekanan. Ia juga mungkin pandai dalam mengatur strategi komunikasi dan membangun solidaritas di antara pasukannya.Namun, tanpa informasi yang lebih spesifik tentang karakteristik dan keahlian Jendral Wiliam, sulit untuk memb
Di tengah medan pertempuran yang luas, Jendral William dan Martis berdiri dengan saling berhadapan. Mata mereka saling bertatapan, sama-sama penuh dengan tekad dan keberanian yang kuat. Angin berhembus kencang, membawa debu dan pasir, namun tidak menggoyahkan keyakinan mereka untuk menang.Lalu, Jendral William yang dengan senyum sinis di wajahnya, mengangkat tangannya. Tiba-tiba, cahaya biru muda muncul di sekelilingnya, menandakan bahwa dia sedang mengumpulkan energi untuk serangan berikutnya. Dia melompat ke udara, dan dengan kecepatan kilat, dia melemparkan serangan energi ke arah Martis. Serangan itu meledak dengan kekuatan yang luar biasa, menciptakan gelombang kejut yang menghancurkan segala sesuatu di jalannya.Namun, Martis tidak gentar. Dia telah mempelajari pola serangan Jendral William dan telah mempersiapkan diri. Dia mengangkat pedangnya, yang berkilauan dengan cahaya merah terang, dan dengan gerakan cepat, dia membelah serangan energi itu menjadi dua. Serangan itu meles
Tubuh Martis yang tadinya terlihat lemah kini bangkit dan nampak sangat gagah. Kejadian ini membuat Black Rose marah. Hingga akhirnya ia langsung keluar menemui Martis. "Kurang ajar...!" teriak Black Rose seraya menyabetkan pecut yang ia pegang ke arah Martis. Martis yang merasakan adanya bahaya mendekat, tentu saja instingnya bekerja dengan cepat. "Aw...! Ampun! Aduh, atit...," ujar Martis mengejek Black Rose. "Sialan kau! Rupanya, kau pura-pura gila dan lemah selama ini hanya untuk mengungkap markas Hawa Vampire?!" Wajah Black Rose nampak sangat jelas bahwa saat ini ia sedang dalam emosi amarah tertinggi yang ia miliki. Padahal, Martis baru saja sadarkan diri. Akan tetapi, ia terus berlanjut mengerjakan tugas dan misi baru yang didapat dari sistem. "Apa kau bilang? Gila dan lemah?" Martis bingung dengan apa yang dikatakan oleh Black Rose. "Cih! Sudahlah, tak usah lagi berpura-pura. Selama ini dikatakan bahwa kau sempat depresi atas kehilangan dua temanmu yang berhas
Black Rose pergi ke suatu tempat. Nampaknya ia akan melakukan suatu ritual. "Bangkitlah...! Para pengikut ku...! Bangkit...!" Crash...! Sebilah pisau melukai tangan Black Rose, kemudian dengan adanya tetesan darah itu memancing sesuatu. Dan tak lama kemudian, datanglah puluhan wanita dengan paras cantik dan tubuh yang sexy. "Hahaha...! Bagus! Ini adalah saatnya kita untuk beraksi...!" Kemudian Black Rose mengawaikan tangannya tanda untuk ikut pergi mengikutinya. Dan tak lama kemudian, Black Rose tiba di sebuah bangunan yang ukurannya sangat besar. "Ini adalah Istana kita sekarang. Kemanapun kalian pergi, maka ke sinilah kalian akan kembali pulang. Apakah kalian semua mengerti...?!" ujar Black Rose dengan nada menggertak. "Siap! Mengerti...!" Tapi jawaban mereka benar-benar tetap kompak. "Bagus! Kalau begitu baiklah. Kita akan mengatur rencana dan strategi yang bertujuan untuk melawan manusia yang bernama Martis." Black Rose memberi penjelasan pada bawahannya. "Mart
Ternyata Martis melompat ke dalam bak mandi untuk berendam. Sedangkan yang ada di pikiran Emily bahwa Martis mau melakukan hal mesum padanya. Ternyata pikiran Emily terlalu berlebihan. Emily kemudian tertegun sejenak. 'Eh...? Heh...?' gumam Emily teriak dalam hatinya. Kemudian Emily menutup wajahnya sambil bergumam, 'Emily...! Kenapa kau bisa berpikiran sebodoh itu?!' Kemudian ia menghela nafasnya, 'Huft..., hampir saja. Kalau begitu baiklah, aku akan menyelesaikan pekerjaanku. Iya, benar! Kau harus fokus, Emily! Fokus!' Setelah itu barulah Emily membersihkan tubuh Martis. Kemudian, kondisi Martis yang awalnya nampak kacau kini telah lebih baik. Hanya saja, ia masih terlihat bengong. Namun ada Emily yang terus mengajaknya bicara hingga sampai akhirnya Martis tiba-tiba tersenyum setelah mendengar berbagai cerita lucu dari Emily. 'Eh...? Dia baru saja tersenyum?' gumam Emily. "Mia..., Lancelot...," ucap Martis dengan suara agak serak. "Apa...? Mia dan Lancelot? Ada apa dengan
"Kau memang layak menjadi Istriku, hahaha...!" Terdengar suara Raja Kegelapan tertawa puas.Rupanya, tadi Raja Kegelapan menyerang Isterinya secara tiba-tiba. Dan ternyata, serangan sambutan itu dapat dihindarinya dengan cepat."Masih saja meragukan ku...?!" Wanita itu menatap Raja Kegelapan dengan geram. Namun Raja Kegelapan menanggapinya dengan senyum bahagia yang lalu membuka lebar kedua tangannya.Srek...!Tubuh mungil nan seksi wanita itu pun melesat ke dalam pelukan sang Raja Kegelapan."Suamiku..., aku lindu...," ujar wanita itu dengan manja. Kenapa tiba-tiba ekspresinya berubah dalam sekejap? Apakah wanita ini masih waras? Entahlah, mungkin memang begitu temperatur seseorang saat sedang dalam keadaan jatuh cinta. Saat jatuh cinta, dunia seseorang bisa langsung jungkir balik tak karuan. Ternyata sikap seperti itu berlaku di semua umat."Istriku, aku juga lindu...," Tak disangka! Ternyata Raja Kegelapan yang sosoknya sangat menyeramkan juga bisa menjadi seperti ini ketika dimab
Martis mempercepat langkahnya untuk mendekati Freya dan Alpha. Dan saat Martis berada di sana, ada kejadian yang tak terduga.Srek...!Terdengar suara sesuatu, lalu menyulur aura kegelapan."Martis! Awas!" Alpha meneriaki Martis.Martis mengerutkan kedua alisnya, kemudian kedua matanya terbelalak. "Tidak...! Alpha...!" kini bergantian Martis yang berteriak.Jleb!Aura kegelapan itu menembus tubuh Alpha yang mendorong tubuh Martis.Martis terdiam. Kedua matanya melotot, tubuhnya terasa lemas. Lalu kedua lututnya menyentuh lantai. Tangan kanan Martis angkat ke depan, lalu ia berkata dengan samar-samar. "F—frey..., a...,?" Tangan itu kemudian ikut menyentuh lantai bersamaan dengan tangan Martis yang satunya. "Al—ph—a...? Hiks...!" Air mata pun menetes."Tidak...!" Martis berteriak histeris. "Tidak mungkin...! Kita bertiga akan terus bersama...!" Tubuh Martis bangkit, kemudian ia mendongakkan wajahnya ke langit lalu kembali berteriak. "Tidak mungkin...! Alpha...! Freya...!"Hal yang sanga
Rupanya Martis sejak tadi tidak hanya menghindar dan menghindar saja. Ternyata Martis telah menyiapkan strategi singkat untuk pertempurannya melawan Archon."Apa yang kau serang? Hem?" tanya Martis seraya menghindari satu serangan dari Archon."Kau hanya bisa lari, lari, dan lari...! Dasar Martis sialan! Akan aku habisi kau sekarang juga!" Archon terus menyerang sesuai kehendaknya. Tanpa disadari Oleh Archon, rupanya tiap titik tempat di mana ia menyerang adalah sesuai yang Martis inginkan. Ternyata Martis telah membaca secara detail tentang area sekitar dan ingin memanfaatkannya dalam pertarungan. Dan benar saja, saat ini sudah terlihat dengan jelas jejak pertarungan antara Martis melawan Archon terlihat banyak sekali lubang-lubang yang ukurannya bervariasi. Ada yang besar, kecil, bahkan sangat besar.Rupanya, Martis melakukan hal ini untuk membuat benteng perlindungan bagi mereka di sekitarnya. Dengan adanya area yang berlubang, maka dapat digunakan untuk bersembunyi ketika ada hem
Saat Martis maju menerjang sekelompok musuhnya, ia sempat terkejut ketika merasakan hawa keberadaan sosok yang sangat menyeramkan. 'Aura ini...?' gumam Martis seraya menatap ke arah kanan. 'Archon! Aku bisa merasakan aura kekuatan Archon. Akan tetapi..., kenapa sepertinya berbeda? Apakah dia melakukan hal buruk pada tubuhnya sendiri hanya demi kekuatan sesaat?' Martis menggelengkan kepalanya. 'Cih! Tidak heran, manusia-manusia yang serakah seperti Archon memang banyak di dunia ini. Inilah takdirku, takdir untuk menyelamatkan orang lemah dari kejahatan para orang serakah itu!' Martis menggunakan pukulan cahayanya untuk melindungi sekelompok anak kecil. Mereka tak menyangka karena akan adanya kejadian seperti ini. Anak-anak yang tak berdosa hampir saja menjadi korban keganasan para Iblis terkutuk yang haus akan wilayah kekuasaan. Setelah Martis membawa anak-anak itu ke tempat yang aman, ia segera bergegas ke arah di mana ia merasakan hawa keberadaan Archon yang seakan-akan sengaj
Martis dan Alpha saat ini masih tertegun, karena melihat ekspresi wajah dan sikap Freya yang tidak seperti biasanya. Setelah sempat hening dalam beberapa detik, akhirnya ada suara seseorang yang memecahkan heningnya suasana itu. "Sebenarnya Freya itu jatuh cinta kepada Alpha." Terdengar suara seseorang yang tak diketahui siapa dia. Mereka semua bingung. "Suara siapa tadi itu?" tanya Alpha seraya celingukan ke kanan dan ke kiri. Namun, setelah mereka sadar dari situasi yang aneh itu, mereka bertiga kompak berteriak. "Apa...?! Jatuh cinta...?!" Mereka tak sadar jika teriakan mereka menarik perhatian orang-orang di sekitar mereka sudah sejak awal tadi. Alhasil, saat orang-orang mendengar kata "Jatuh Cinta" mereka mengira sedang ada dalam moment bahagia. Sontak langsung ramai terdengar suara tepuk tangan dan bisikan-bisikan para penduduk setempat yang saat ini sedang saling bahu membahu untuk membangun pertahanan wilayah yang dihuni oleh mereka semua jika terjadi penyerangan nanti.
Ternyata, Ritual kegelapan yang dilakukan oleh Raja Kegelapan adalah dengan cara memakan tubuh manusia dan meminum darah yang masih perawan. Sungguh, ini adalah ritual paling keji yang pernah ada. Dan setelah Raja Kegelapan menyelesaikan Ritual itu, kekuatannya dengan sekejap langsung meningkat. "Argh...! Hahaha...! Hahaha...!" suara tawa Raja Kegelapan ini terdengar hingga ke seluruh kekuasaannya. Tawa dari Raja Kegelapan itu ternyata membangkitkan kembali para Roh Iblis dari tidur panjangnya yang dulu pernah dikalahkan oleh tiga Kesatria Suci. Dan pada saat ini, Di suatu tempat yang amat jauh dan jarang diketahui oleh manusia, ternyata ada sebuah pulau besar yang di mana semua penghuninya adalah prajurit dari Raja Kegelapan. Sebenarnya nama asli Raja Kegelapan ini ialah Dajjal Al-masih. Dia mendapatkan julukan yaitu The Lord Kitler. Nama The Lord Kitler ini sangat sensitif jika diucapkan di Pulau misterius ini. Dan hari ini, setelah sekian lamanya mereka menunggu, akhirnya me