Setelah 3 hari bergabung dengan Herupa, Zara Cipher menerima panggilan darurat. Ternyata, sistem keamanan pusat data Herupa sedang diserang oleh hacker misterius. Hacker ini mencoba mencuri data penting dan merusak sistem, yang bisa mengancam keberadaan Herupa dan misi-misi mereka.Zara, dengan keahlian teknologi dan robotikanya, ditugaskan untuk melacak dan menghentikan hacker ini. Dia harus meretas balik sistem, melacak lokasi hacker, dan mencegah mereka mencuri data penting. Ini adalah misi yang sangat kritis dan membutuhkan kecepatan serta ketelitian.Namun, ini bukan tugas yang mudah. Hacker ini ternyata sangat cerdas dan memiliki banyak trik untuk melindungi diri mereka. Zara harus berpikir cepat dan menggunakan semua keahliannya untuk mengalahkan hacker ini.Sementara itu, anggota Herupa lainnya juga bekerja sama untuk melindungi data mereka dan memastikan bahwa sistem mereka tetap aman. Mereka juga harus siap untuk menghadapi kemungkinan serangan fisik jika hacker ini ternyata
Oh, ini semakin seru! Jadi, setelah berhasil melacak lokasi hacker, Martis memutuskan untuk bertindak langsung."Zara, kamu sudah melakukan pekerjaan yang luar biasa," kata Martis, "Tapi kita belum selesai. Kami perlu memastikan siapa yang berada di balik serangan ini dan apa tujuan mereka. Apakah kamu bisa memastikan lokasi hacker itu?"Zara mengangguk, "Tentu, Martis. Saya akan memeriksa lagi data yang saya miliki dan memastikan lokasi hacker itu."Setelah beberapa menit mengecek, Zara membalas, "Lokasinya sudah pasti, Martis. Hacker itu beroperasi dari sebuah gedung di pusat kota."Martis mengangguk, "Baiklah, kita harus bergerak cepat. Siapkan tim, kita akan menemui hacker ini dan mengetahui apa yang mereka inginkan."Mereka segera mempersiapkan segala yang diperlukan dan bergerak menuju lokasi yang ditentukan. Misi ini tidak hanya menjadi ujian untuk Zara, tetapi juga bagi seluruh tim Herupa. Mereka harus bekerja sama dan saling mengandalkan satu sama lain untuk menyelesaikan misi
Dalang di balik serangan ini ternyata adalah seorang mastermind cyber yang dikenal sebagai "The Puppeteer". The Puppeteer adalah seorang genius teknologi yang telah lama menjadi ancaman bagi banyak organisasi, termasuk Herupa. Dia terkenal karena kemampuannya untuk meretas sistem yang paling aman sekalipun dan mengendalikan orang-orang seperti pion di permainannya.Motivasi The Puppeteer untuk melakukan serangan ini sebenarnya adalah untuk menguji Herupa dan mencari kelemahan dalam sistem keamanan mereka. Dia ingin menunjukkan bahwa tidak ada sistem yang aman dari kemampuannya dan bahwa dia selalu berada selangkah di depan mereka. Selain itu, The Puppeteer juga pasti memiliki rencana jangka panjang yang melibatkan Herupa dan juga mencari cara untuk mengendalikan mereka.Dengan mengetahui identitas dalang di balik serangan ini, Herupa kini langsung bergerak untuk mengungkap rencana The Puppeteer dan menghentikannya sebelum dia bisa menyebabkan lebih banyak kerusakan. Ini adalah tugas ya
Martis, menyadari betapa besar ancaman yang dihadapi oleh Herupa, memutuskan bahwa saatnya telah tiba untuk mengumpulkan pasukan militer Herupa dan mempersiapkan mereka untuk pertempuran yang akan datang. Dia mengumpulkan para pemimpin dan anggota pasukan, termasuk Zara Cipher dan Alex, di ruang komando untuk membahas rencana mereka."Rekan-rekan Herupa," kata Martis dengan suara yang tegas dan penuh semangat, "kita dihadapkan pada ancaman yang belum pernah kita hadapi sebelumnya. The Puppeteer dan negara adidaya yang mendukungnya menginginkan kekuatan Batu Takdir dan Elysium yang kita miliki. Kita tidak bisa membiarkan mereka berhasil."Wajah para anggota Herupa penuh tekad dan keberanian. Mereka tahu betapa pentingnya misi ini dan siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang ada di depan mereka.Martis melanjutkan, "Kita akan kembali bertempur, dan kita akan melindungi Batu Takdir dan Elysium. Kita akan menghentikan The Puppeteer dan negara adidaya itu, dan kita akan memastikan bahwa
Setelah mendapatkan informasi tentang Zephyria dari Ririn, Martis merasa lebih siap untuk menghadapi tantangan yang akan datang. Dia tahu bahwa kekuatan Herupa harus ditingkatkan dan mereka harus bekerja keras untuk melindungi Batu Takdir dan Elysium.Martis mengumpulkan pasukan Herupa dan mulai menyusun strategi baru untuk menghadapi Negara Zephyria dan The Puppeteer. Dia mengajak Zara Cipher, Alex, dan para pemimpin lainnya untuk membahas rencana terperinci dan memastikan bahwa setiap anggota pasukan memiliki peran yang jelas dalam pertempuran yang akan datang.Pada saat yang sama, Herupa juga mencari bantuan dari negara-negara sekutu dan teman lama yang mungkin bersedia membantu mereka dalam perjuangan ini. Mereka berharap bahwa dengan dukungan yang lebih luas, mereka akan mampu menghadapi ancaman dari Zephyria dan The Puppeteer.Hari demi hari, persiapan terus berlangsung. Pasukan Herupa berlatih keras, memperkuat pertahanan mereka, dan mempersiapkan diri untuk pertempuran yang aka
"Mia, kamu benar," jawab Martis, matanya fokus pada medan pertempuran yang penuh kekacauan. "Ada sesuatu yang aneh di udara. Aku memang merasakan aura yang sangat kuat dan menakutkan, seperti ada kehadiran besar yang sedang mendekat."Mia mengangguk, wajahnya penuh kekhawatiran. "Kita harus berhati-hati, Martis. Kita tidak tahu apa yang mungkin akan kita hadapi."Sementara itu, di medan pertempuran, pertempuran semakin sengit. Pasukan Herupa dan Zephyria saling serang dengan kekuatan penuh, dan tanah di sekitar mereka bergetar di bawah kekuatan serangan mereka. Di tengah kekacauan, satu sosok muncul, aura kuatnya terasa jauh dan luas.Sosok itu adalah The Puppeteer. Dia berdiri di tengah medan pertempuran, mata merahnya memancarkan sinar dingin dan tajam. Aura kuat dan menakutkan yang dirasakan Martis berasal dari dia. The Puppeteer mengangkat tangannya, dan seketika, seluruh medan perang seakan membeku."Jadi, kau adalah The Puppeteer," kata Martis, berdiri tegak menghadapi musuhnya.
Jadi, The Puppeteer masih memiliki kartu as dalam lengan bajunya. Meskipun tampaknya telah dikalahkan, ternyata dia masih mampu bangkit kembali dan kali ini dengan trik baru yang membuat semua orang terkejut.The Puppeteer, dengan senyum sinis di wajahnya, berdiri perlahan. Dia menatap Martis dan berkata, "Kau pikir kau sudah menang? Tidak, pertarungan ini baru dimulai."Dengan itu, dia mengangkat tangannya dan sebuah cahaya biru muncul. Cahaya itu berubah menjadi portal, dan dari portal itu muncul pasukan baru yang belum pernah dilihat sebelumnya. Pasukan ini tampak lebih kuat dan lebih berbahaya dari pasukan sebelumnya, dan mereka langsung bergerak maju untuk menyerang Herupa.Martis dan pasukan Herupa terkejut, tetapi mereka segera pulih dari rasa terkejut itu dan kemudian mereka bersiap untuk menghadapi ancaman yang baru datang ini. Meskipun menghadapi tantangan yang semakin besar, mereka tidak menunjukkan rasa takut atau putus asa. Mereka tetap berdiri teguh, tetap bersiap untuk m
Ketika Martis menyadari bahwa The Puppeteer berencana melarikan diri dari pertempuran, dia tahu bahwa dia tidak bisa membiarkan musuh bebuyutan mereka lolos begitu saja. Jika The Puppeteer berhasil melarikan diri, dia akan memiliki kesempatan untuk pulih dan kembali mengancam Herupa, Batu Takdir, dan Elysium.Martis, dengan kecepatan dan ketangkasan yang diperoleh dari teknik Gale Blade Dance, segera bertindak untuk menghentikan The Puppeteer. "Kau terlalu lambat, Puppeteer!" seru Martis. "Kau tidak akan bisa melarikan diri dari ke manapun!"The Puppeteer, yang sadar bahwa pelariannya telah tercium, ia berusaha keras untuk menciptakan jarak antara dirinya dan Martis. Dia menggunakan bayangan yang tersisa untuk menciptakan dinding penghalang, berharap bisa menghentikan Martis.Namun, Martis tidak gentar. Dia menggunakan kekuatan angin dari teknik Gale Blade Dance untuk menerobos dinding bayangan dan terus mengejar The Puppeteer. Mereka berdua berlari melalui medan perang yang penuh keka
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon