"Mia, kamu benar," jawab Martis, matanya fokus pada medan pertempuran yang penuh kekacauan. "Ada sesuatu yang aneh di udara. Aku memang merasakan aura yang sangat kuat dan menakutkan, seperti ada kehadiran besar yang sedang mendekat."Mia mengangguk, wajahnya penuh kekhawatiran. "Kita harus berhati-hati, Martis. Kita tidak tahu apa yang mungkin akan kita hadapi."Sementara itu, di medan pertempuran, pertempuran semakin sengit. Pasukan Herupa dan Zephyria saling serang dengan kekuatan penuh, dan tanah di sekitar mereka bergetar di bawah kekuatan serangan mereka. Di tengah kekacauan, satu sosok muncul, aura kuatnya terasa jauh dan luas.Sosok itu adalah The Puppeteer. Dia berdiri di tengah medan pertempuran, mata merahnya memancarkan sinar dingin dan tajam. Aura kuat dan menakutkan yang dirasakan Martis berasal dari dia. The Puppeteer mengangkat tangannya, dan seketika, seluruh medan perang seakan membeku."Jadi, kau adalah The Puppeteer," kata Martis, berdiri tegak menghadapi musuhnya.
Jadi, The Puppeteer masih memiliki kartu as dalam lengan bajunya. Meskipun tampaknya telah dikalahkan, ternyata dia masih mampu bangkit kembali dan kali ini dengan trik baru yang membuat semua orang terkejut.The Puppeteer, dengan senyum sinis di wajahnya, berdiri perlahan. Dia menatap Martis dan berkata, "Kau pikir kau sudah menang? Tidak, pertarungan ini baru dimulai."Dengan itu, dia mengangkat tangannya dan sebuah cahaya biru muncul. Cahaya itu berubah menjadi portal, dan dari portal itu muncul pasukan baru yang belum pernah dilihat sebelumnya. Pasukan ini tampak lebih kuat dan lebih berbahaya dari pasukan sebelumnya, dan mereka langsung bergerak maju untuk menyerang Herupa.Martis dan pasukan Herupa terkejut, tetapi mereka segera pulih dari rasa terkejut itu dan kemudian mereka bersiap untuk menghadapi ancaman yang baru datang ini. Meskipun menghadapi tantangan yang semakin besar, mereka tidak menunjukkan rasa takut atau putus asa. Mereka tetap berdiri teguh, tetap bersiap untuk m
Ketika Martis menyadari bahwa The Puppeteer berencana melarikan diri dari pertempuran, dia tahu bahwa dia tidak bisa membiarkan musuh bebuyutan mereka lolos begitu saja. Jika The Puppeteer berhasil melarikan diri, dia akan memiliki kesempatan untuk pulih dan kembali mengancam Herupa, Batu Takdir, dan Elysium.Martis, dengan kecepatan dan ketangkasan yang diperoleh dari teknik Gale Blade Dance, segera bertindak untuk menghentikan The Puppeteer. "Kau terlalu lambat, Puppeteer!" seru Martis. "Kau tidak akan bisa melarikan diri dari ke manapun!"The Puppeteer, yang sadar bahwa pelariannya telah tercium, ia berusaha keras untuk menciptakan jarak antara dirinya dan Martis. Dia menggunakan bayangan yang tersisa untuk menciptakan dinding penghalang, berharap bisa menghentikan Martis.Namun, Martis tidak gentar. Dia menggunakan kekuatan angin dari teknik Gale Blade Dance untuk menerobos dinding bayangan dan terus mengejar The Puppeteer. Mereka berdua berlari melalui medan perang yang penuh keka
Karena Martis sangat menghargai pendapat dan nasihat dari bibi dan pamannya, Letnan Odele dan Letnan Martanto, yang keduanya adalah veteran perang dan memiliki pengalaman dan pengetahuan yang luas tentang strategi dan taktik militer, dia pun meminta mereka untuk bergabung dalam pertemuan strategis dan meminta pandangan mereka tentang langkah selanjutnya.Letnan Odele, yang dikenal karena kebijaksanaan dan keberanian, menyarankan Martis untuk berhati-hati dalam melawan negara adidaya seperti Zephyria ini. "Kita harus mempersiapkan diri untuk segala kemungkinan," katanya. "Zephyria memiliki teknologi dan aliansi baru, tetapi kita memiliki keberanian, kekuatan, dan tekad. Kita harus menggunakan keunggulan kita ini."Sementara itu, Letnan Martanto, yang dikenal karena kecerdasan dan keterampilan strategisnya, menyarankan Martis untuk mencari cara untuk mengejutkan Zephyria. "Kita harus menciptakan serangan kejutan," katanya. "Mungkin kita bisa menggunakan informasi yang kita dapatkan dari
Presiden Negara Zephyria adalah Presiden Valerius Thorne. Dia dikenal sebagai pemimpin yang karismatik, cerdas, dan berpengaruh. Kekuatannya terletak pada kemampuannya untuk memimpin dan menginspirasi rakyat Zephyria, serta mengkoordinasikan strategi militer dan politik yang efektif.Selain itu, Presiden Valerius Thorne memiliki kekuatan khusus yang dikenal sebagai "Mind Link," yang memungkinkan dia untuk berkomunikasi telepati dengan orang-orang yang dipilihnya. Kekuatan ini memungkinkan dia untuk mengumpulkan informasi dengan cepat, mengkoordinasikan pasukan, dan membuat keputusan strategis dalam situasi yang kritis. Kekuatan ini juga membantunya dalam negosiasi dan diplomasi, karena dia dapat merasakan niat dan perasaan orang lain.Meskipun Presiden Valerius Thorne adalah pemimpin yang kuat, dia juga memiliki ambisi yang besar dan kadang-kadang bersikap otoriter. Ini bisa menjadi kelemahan bagi Zephyria, karena kebijakannya yang agresif dan dominasi politiknya dapat menimbulkan kete
Sementara para jenderal bergerak cepat untuk melaksanakan perintah Presiden Thorne, ada kegelisahan di dalam istana. Ada desas-desus bahwa salah satu dari mereka, Jenderal Tiberius, mungkin tidak setia kepada Thorne. Tiberius dikenal sebagai sosok yang ambisius dan memiliki pengikut yang kuat di antara pasukan.Seiring waktu, Thorne mulai merasakan gejala yang tidak bisa diabaikan. Dia merasa lemah dan sering merasa pusing. Dokter istana mendiagnosisnya dengan penyakit langka yang mematikan dan hanya ada sedikit waktu tersisa untuknya. Thorne memutuskan untuk menyembunyikan penyakitnya dari publik dan para jenderal, takut akan kekacauan dan keraguan yang mungkin timbul.Sementara itu, Batu Takdir dan Elysium terbukti lebih sulit untuk dikuasai daripada yang diperkirakan Thorne. Pasukan elit Zephyria yang dikirim untuk mengamankannya mengalami perlawanan keras dari Herupa dan kekuatan misterius Batu Takdir dan Elysium tampaknya melindungi diri mereka sendiri.Di dalam Zephyria, kelompok
Jenderal Tiberius memutuskan untuk menghubungi Martis, pemimpin Herupa, setelah dia yakin bahwa rahasia penyakit Thorne telah mulai menyebar dan menciptakan keraguan di kalangan rakyat dan pasukan Zephyria.Dia memilih waktu di malam hari, ketika istana sepi dan dia bisa berkomunikasi tanpa risiko ditangkap. Dia menggunakan Zara Cipher, metode komunikasi yang aman dan tidak bisa ditafsirkan kecuali oleh penerima yang mengetahui cara membaca pesannya."Pemimpin Herupa, Martis," tulis Tiberius dalam pesannya. "Saya memiliki informasi yang mungkin menarik bagi Anda. Saya percaya kita memiliki musuh yang sama dan mungkin kita bisa bekerja sama."Dia tidak menyebutkan namanya atau posisinya, tapi dia memberikan cukup petunjuk untuk memastikan bahwa Martis tahu siapa yang menghubunginya. Dia berharap bahwa Martis akan tertarik dan bersedia untuk berkomunikasi lebih lanjut.Setelah mengirim pesan, Tiberius menunggu dengan hati berdebar. Ini adalah langkah besar, dan jika berhasil, bisa mengub
Saat rencana Tiberius mulai berjalan, ketegangan meningkat di Zephyria. Berita tentang penyakit Thorne menyebar luas, dan rakyat mulai meragukan kemampuannya untuk memimpin mereka melalui perang. Sementara itu, pasukan Zephyria yang berusaha mengamankan Batu Takdir dan Elysium mengalami kekalahan demi kekalahan, seolah-olah musuh tahu setiap langkah mereka.Di tengah kekacauan ini, kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Lyra melancarkan serangan mendadak terhadap istana. Mereka berhasil menembus pertahanan dan menciptakan kepanikan di antara para penjaga. Dalam kekacauan tersebut, Thorne semakin lemah dan tidak mampu mengkoordinasikan pertahanan.Di saat yang sama, Tiberius memobilisasi pasukan yang loyal kepadanya. Dia berencana untuk mengambil keuntungan dari kekacauan yang diciptakan oleh serangan pemberontak dan mengambil alih istana. Namun, sebelum dia bisa melaksanakan rencananya, salah satu pengikut setianya, yang merasa tidak nyaman dengan pengkhianatan, mengungkapkan rencana
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang