Jenderal Tiberius memutuskan untuk menghubungi Martis, pemimpin Herupa, setelah dia yakin bahwa rahasia penyakit Thorne telah mulai menyebar dan menciptakan keraguan di kalangan rakyat dan pasukan Zephyria.Dia memilih waktu di malam hari, ketika istana sepi dan dia bisa berkomunikasi tanpa risiko ditangkap. Dia menggunakan Zara Cipher, metode komunikasi yang aman dan tidak bisa ditafsirkan kecuali oleh penerima yang mengetahui cara membaca pesannya."Pemimpin Herupa, Martis," tulis Tiberius dalam pesannya. "Saya memiliki informasi yang mungkin menarik bagi Anda. Saya percaya kita memiliki musuh yang sama dan mungkin kita bisa bekerja sama."Dia tidak menyebutkan namanya atau posisinya, tapi dia memberikan cukup petunjuk untuk memastikan bahwa Martis tahu siapa yang menghubunginya. Dia berharap bahwa Martis akan tertarik dan bersedia untuk berkomunikasi lebih lanjut.Setelah mengirim pesan, Tiberius menunggu dengan hati berdebar. Ini adalah langkah besar, dan jika berhasil, bisa mengub
Saat rencana Tiberius mulai berjalan, ketegangan meningkat di Zephyria. Berita tentang penyakit Thorne menyebar luas, dan rakyat mulai meragukan kemampuannya untuk memimpin mereka melalui perang. Sementara itu, pasukan Zephyria yang berusaha mengamankan Batu Takdir dan Elysium mengalami kekalahan demi kekalahan, seolah-olah musuh tahu setiap langkah mereka.Di tengah kekacauan ini, kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Lyra melancarkan serangan mendadak terhadap istana. Mereka berhasil menembus pertahanan dan menciptakan kepanikan di antara para penjaga. Dalam kekacauan tersebut, Thorne semakin lemah dan tidak mampu mengkoordinasikan pertahanan.Di saat yang sama, Tiberius memobilisasi pasukan yang loyal kepadanya. Dia berencana untuk mengambil keuntungan dari kekacauan yang diciptakan oleh serangan pemberontak dan mengambil alih istana. Namun, sebelum dia bisa melaksanakan rencananya, salah satu pengikut setianya, yang merasa tidak nyaman dengan pengkhianatan, mengungkapkan rencana
Martis, sebagai pemimpin Herupa, memainkan peran penting di medan perang. Dia adalah seorang pemimpin yang berani dan cerdas, yang selalu berada di garis depan pertempuran, memimpin pasukannya dengan keberanian dan kebijaksanaan.Dia memantau setiap gerakan pasukan Zephyria, mencoba memahami strategi mereka dan merumuskan rencana untuk mengalahkan mereka. Dia juga memastikan bahwa pasukannya tetap termotivasi dan bersemangat, sering memberikan pidato inspiratif dan menunjukkan keberanian dan kekuatan di medan perang.Namun, meski dia berusaha keras, Martis mulai merasakan frustrasi saat melihat pasukan Zephyria mulai membalikkan keadaan. Dia merasa dikhianati oleh Tiberius dan marah karena rencananya gagal.Namun, Martis tidak menyerah. Dia mengetahui bahwa perang ini lebih dari sekadar pertempuran untuk Batu Takdir dan Elysium. Ini adalah pertempuran untuk masa depan Herupa, dan dia bertekad untuk memenangkannya.Dia mulai merumuskan strategi baru, berharap untuk mengejutkan pasukan Z
Martis memiliki rencana lain di pikirannya. Dia tahu bahwa mengalahkan dua Jenderal terkuat Zephyria adalah langkah penting, tapi dia juga menyadari bahwa perang ini tidak akan berakhir sampai Presiden Thorne, pemimpin Zephyria, dikalahkan.Jadi, dengan kemenangan baru-baru ini di punggungnya, Martis memutuskan untuk mencari keberadaan Presiden Thorne. Dia tahu bahwa jika dia bisa menemukan dan mengalahkan Thorne, dia bisa menyelesaikan perang ini sekali dan untuk semua.Dia mengumpulkan sekelompok prajurit terpercaya, termasuk Roki, Reka, Letnan Odele, dan Letnan Martanto, dan memulai pencarian mereka. Mereka bergerak cepat dan hati-hati, berusaha menghindari deteksi oleh pasukan Zephyria sambil mencari petunjuk tentang keberadaan Thorne.Sementara itu, di Zephyria, Thorne menyadari bahwa dia dalam bahaya. Dia tahu bahwa Herupa akan mencarinya, dan dia mempersiapkan diri untuk pertempuran terakhir ini. Meski kondisinya memburuk, dia bertekad untuk melindungi Zephyria dan rakyatnya. Ti
Setelah perang berakhir, Martis dan pasukannya mulai bekerja untuk memulihkan Zephyria dan Herupa. Mereka berusaha keras untuk menyatukan kedua bangsa dan membangun kembali kehidupan mereka yang hancur akibat peperangan.Martis, bersama dengan Roki, Reka, Letnan Odele, dan Letnan Martanto, membentuk dewan pemimpin baru yang terdiri dari wakil dari kedua bangsa. Mereka bekerja sama untuk menciptakan peraturan dan sistem pemerintahan yang adil dan inklusif, yang memungkinkan rakyat Zephyria dan Herupa hidup bersama dalam damai dan harmoni.Mereka juga memutuskan untuk menyembunyikan keberadaan benda-benda berharga itu agar tidak menimbulkan konflik baru di masa depan, yaitu Elysium dan Orb Kehancuran.Di samping itu, Roki dan Reka juga berkembang. Mereka akhirnya menyadari betapa kuatnya perasaan yang mereka miliki satu sama lain dan memutuskan untuk menjalin hubungan anak dan ayah lebih erat lagi. Mereka menjadi pasangan bertarung yang saling mendukung dan bekerja bersama untuk membantu
Setelah beberapa minggu kemudian, rakyat Zephyria melihat betapa besar pengaruh dan kontribusi Martis dalam proses pemulihan dan pembangunan kembali. Mereka sangat menghargai kepemimpinan, kebijaksanaan, dan dedikasi Martis, sehingga memintanya untuk menjadi presiden baru mereka.Martis merasa terhormat dan tentunya juga sangat terkejut dengan permintaan tersebut. Sebenarnya dia tidak pernah mengharapkan untuk menduduki posisi yang begitu penting. Namun, setelah berbicara dengan Roki, Reka, Letnan Odele, dan Letnan Martanto, serta merenungkan tanggung jawab yang datang dengan jabatan tersebut, Martis memutuskan untuk menerima tawaran itu.Sebagai presiden baru Zephyria, Martis berjanji untuk terus melayani rakyatnya dengan tulus dan mengutamakan kepentingan mereka. Dia memastikan bahwa hubungan baik dengan Herupa akan tetap terjaga dan terus bekerja sama dengan dewan pemimpin untuk menciptakan kebijakan yang adil dan inklusif.Martis juga fokus pada pengembangan ekonomi, pendidikan, da
Nama Presiden Asteria adalah "Evelina Lancaster". Dia adalah seorang politisi yang cerdas dan berpengalaman, yang dikenal karena taktik diplomasi dan strateginya. Meskipun dia mungkin merasa terancam oleh Martis dan kekuatan baru Zephyria dan Herupa, Evelina memilih untuk menggunakan diplomasi dan komunikasi untuk mencapai tujuannya.Jadi, ternyata Evelina Lancaster juga mengincar Elysium dan Batu Takdir, dua artefak berharga yang Martis dan timnya temukan dan sembunyikan demi mencegah konflik baru. Evelina melihat Elysium dan Batu Takdir sebagai alat untuk meningkatkan kekuatan dan pengaruh Asteria. Dia berniat berusaha mencari informasi tentang lokasi dan cara menggunakan artefak-artefak ini, baik melalui mata-mata, negosiasi, atau bahkan taktik yang lebih agresif.Dan ternyata, Evelina Lancaster juga memiliki artefak kuno yang dikenal sebagai "Kristal Aurora". Kristal Aurora adalah benda berharga yang dikatakan memiliki kekuatan untuk mengendalikan dan memanipulasi energi alam. Arte
Presiden Evelina Lancaster, yang ingin mendapatkan informasi tentang Elysium dan Batu Takdir serta memantau kegiatan di Zephyria, memutuskan untuk mengirim mata-mata ke Akademi Militer Zephyria. Mata-mata ini akan menyamar sebagai prajurit baru dan mencoba mengumpulkan informasi serta mengamati tindakan Martis dan rekan-rekannya.Mata-mata ini, yang bernama Lena, berhasil masuk ke Akademi Militer Zephyria dan mulai menjalani pelatihan bersama prajurit lainnya. Lena berusaha menjalin hubungan dengan rekan satu timnya dan mencari tahu informasi tentang Elysium, Batu Takdir, dan rencana Martis. Sementara itu, Martis dan timnya tidak menyadari keberadaan mata-mata ini di akademi.Setelah beberapa minggu bekerja sebagai mata-mata di Akademi Militer Zephyria, Lena berhasil mengumpulkan beberapa informasi yang berguna bagi Presiden Evelina Lancaster. Dia menyusun laporan rinci tentang temuannya dan mengirimkannya kepada Evelina secara diam-diam.Dalam laporan tersebut, Lena mencatat aktivitas
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang