Presiden Evelina Lancaster, yang ingin mendapatkan informasi tentang Elysium dan Batu Takdir serta memantau kegiatan di Zephyria, memutuskan untuk mengirim mata-mata ke Akademi Militer Zephyria. Mata-mata ini akan menyamar sebagai prajurit baru dan mencoba mengumpulkan informasi serta mengamati tindakan Martis dan rekan-rekannya.Mata-mata ini, yang bernama Lena, berhasil masuk ke Akademi Militer Zephyria dan mulai menjalani pelatihan bersama prajurit lainnya. Lena berusaha menjalin hubungan dengan rekan satu timnya dan mencari tahu informasi tentang Elysium, Batu Takdir, dan rencana Martis. Sementara itu, Martis dan timnya tidak menyadari keberadaan mata-mata ini di akademi.Setelah beberapa minggu bekerja sebagai mata-mata di Akademi Militer Zephyria, Lena berhasil mengumpulkan beberapa informasi yang berguna bagi Presiden Evelina Lancaster. Dia menyusun laporan rinci tentang temuannya dan mengirimkannya kepada Evelina secara diam-diam.Dalam laporan tersebut, Lena mencatat aktivitas
Ketika Lena menerima informasi bahwa pasukan elite Asteria akan segera tiba untuk membantunya, dia mulai merasa gugup namun penuh semangat. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan terbaik mereka untuk memasuki ruang penyimpanan Elysium dan Batu Takdir, dan dia harus memastikan bahwa rencana mereka berjalan dengan lancar.Setelah pasukan elite tiba, mereka bertemu dengan Lena di lokasi yang aman dan tersembunyi di dalam hutan. Mereka membahas rencana secara rinci, memastikan bahwa setiap anggota tim memahami peran mereka dan tahu apa yang harus dilakukan.Malam itu, mereka mulai melaksanakan rencana mereka. Pasukan elite, yang sangat terlatih dan efisien, berhasil menghindari deteksi dan mengakses sistem keamanan yang melindungi Elysium dan Batu Takdir. Sementara itu, Lena menggunakan hubungannya dengan personel kunci untuk menciptakan diversi, sehingga pasukan elite bisa bekerja tanpa gangguan.Dalam waktu singkat, pasukan elite berhasil menonaktifkan sistem pengamanan dan membuka pintu r
Wow, betapa mengejutkannya! Ternyata Martis telah merencanakan skenario yang rumit ini untuk mengelabui Presiden Asteria dan seluruh anak buahnya.Martis, yang ternyata memiliki motif tersembunyi, telah bekerja sama dengan Zara Cipher dan Alex untuk menciptakan situasi yang membuat Lena dan tim elite Asteria percaya bahwa mereka telah berhasil mendapatkan Elysium dan Batu Takdir. Sebenarnya, Martis telah menyembunyikan artefak asli dan menggunakan Zara Cipher dan Alex sebagai kambing hitam untuk mengalihkan perhatian dari dirinya.Ketika kebenaran terungkap, Presiden Evelina Lancaster dan seluruh negara merasa sangat terkejut dan dikhianati. Mereka tidak pernah menduga bahwa Martis, yang selama ini sebenarnya adalah dalang di balik semua ini.Presiden Evelina Lancaster segera memerintahkan Lena dan tim elite Asteria untuk menangkap Martis dan mengambil kembali Elysium dan Batu Takdir yang sebenarnya. Mereka harus merencanakan strategi baru, karena Martis mungkin memiliki rencana lain y
Presiden Asteria sangat terkejut melihat Martis berdiri di ruangannya. "Martis?! Ba-bagaimana kamu bisa masuk ke sini?" kata Presiden Asteria, tampak terkejut namun berusaha tetap tenang. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Setelah mendengar penjelasan Martis, Presiden Asteria menjawab, "Jadi, kamu tahu tentang rencana saya. Tapi kamu salah, Martis. Elysium dan Batu Takdir adalah kunci untuk masa depan kita, dan saya akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan masa depan itu." Ia mencoba mencari alibi.Presiden Asteria sebenarnya merasa marah dan terancam oleh kedatangan Martis, tetapi dia juga merasa penasaran tentang bagaimana Martis mengetahui rencananya dan bisa masuk ke ruangannya. Dia saat ini memutuskan untuk bermain-main dulu dengan Martis, mencoba mencari tahu lebih banyak sebelum membuat langkah berikutnya.Setelah mendengar jawaban Presiden Asteria, Martis senakin merasa perlu untuk menegaskan posisinya. "Saya mengerti tujuan Anda, Presiden Asteria," kata Martis de
Masyarakat Asteria pasti merasa terkejut dan bingung dengan konflik antara Martis dan Presiden Evelina Lancaster. Bagi sebagian besar orang, mereka berdua adalah pemimpin yang mereka kenal dan percayai, jadi melihat mereka berkonflik pasti menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran.Beberapa lapisan masyarakat merasa takut dan bingung, tidak yakin siapa yang harus mereka dukung atau apa yang akan terjadi pada negara mereka. Mereka juga merasa tidak aman dan khawatir tentang masa depan mereka dan keluarga mereka.Namun, ada juga yang merasa marah dan kecewa dengan Presiden Evelina Lancaster setelah mengetahui tentang niatnya terhadap Elysium dan Batu Takdir. Mereka mungkin akan mendukung Martis dan percaya bahwa dia melakukan hal yang benar untuk melindungi artefak-artefak tersebut.Ada juga yang merasa simpati terhadap Lena dan tim elite Asteria, yang terjebak di tengah konflik ini dan merasa terpecah antara kesetiaan mereka kepada Presiden Evelina Lancaster dan rasa keadilan merek
"Terima kasih, Martis," balas Evelina dengan senyum sinis. "Tapi jangan berharap aku akan memberimu kelonggaran."Martis, yang juga memiliki keahlian bertarung yang hebat, tidak terintimidasi oleh serangan awal Evelina. Dia menghindari serangannya dengan gerakan yang gesit dan lincah, menunjukkan kelihaian dan kecepatannya dalam menghadapi lawan yang tangguh.Kemudian, Martis melancarkan serangan baliknya, menggunakan kekuatan dan ketangkasan yang luar biasa untuk mencoba menaklukkan Presiden Evelina Lancaster. Dia menyerang dengan kombinasi pukulan Golem dan tendangan Elemen Tanah yang kuat, masing-masing dilakukan dengan kekuatan penuh dan keakuratan yang mematikan.Evelina terkejut dengan kekuatan Martis, tetapi dia tidak menunjukkan rasa takut atau keraguan. Sebaliknya, dia menghadapi serangan Martis dengan keberanian. Ia lalu menggunakan teknik bertahan dan menghindar untuk menjaga dirinya dari bahaya.Duel itu berlangsung sengit, dengan kedua pemimpin ini saling menguji kekuatan
Setalah dirasa pulih sepenuhnya, Martis kembali menemukan kekuatan dalam dirinya untuk bangkit dan melanjutkan pertarungan. Dia tidak ingin membiarkan Evelina melarikan diri dan terus menyebabkan kekacauan. Martis memanggil semua kekuatan dan keberaniannya, lalu melompat ke arah Evelina sebelum dia sempat pergi jauh."Kamu tidak akan pergi begitu saja, Evelina!" teriak Martis dengan tekad. "Kita harus menyelesaikan ini sekarang, demi Elysium dan Batu Takdir!"Evelina, yang sedikit terkejut dengan kebangkitan Martis, merasa terdesak. Dia tahu bahwa dia harus menghadapi Martis sekali lagi, kali ini tanpa tipu muslihat atau pengkhianatan.Pertarungan antara Martis dan Evelina berlanjut dengan intensitas yang lebih tinggi. Keduanya saling serang dengan kekuatan penuh, menunjukkan tekad mereka untuk menyelesaikan konflik ini. Orang-orang di sekitar mereka, termasuk Alex, Zara Cipher, Lena, dan tim elite Asteria, menyaksikan dengan penuh perhatian dan cemas, berharap Martis dapat mengalahkan
Evelina, meski terkejut dengan serangan kuat Martis, tidak menyerah. Dia merasakan kekuatan Kristal Aurora dalam dirinya, membanjiri tubuhnya dengan energi yang membuatnya merasa lebih kuat dan lebih kuat dari sebelumnya. Dia berdiri tegak, wajahnya memancarkan determinasi dan kegigihan."Kamu pikir itu cukup untuk mengalahkanku, Martis?" teriak Evelina, suaranya menggelegar di seluruh medan pertempuran. "Aku belum selesai!"Dengan kekuatan baru ini, Evelina melancarkan serangan baliknya. Dia menyerang Martis dengan kecepatan dan kekuatan yang luar biasa, menghasilkan serangkaian serangan energi yang kuat dan cepat yang memaksa Martis untuk bergerak mundur. Martis lalu terkejut saat melihat peningkatan kekuatan Evelina dan akan tetap fokus. Dia menghindari serangan Evelina dengan gerakan yang gesit dan lincah pula. Ia berusaha untuk menemukan celah dalam serangannya.Pertarungan antara Martis dan Evelina menjadi brutal. Keduanya bertarung dengan segala kekuatan yang mereka miliki, bert
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang