Nama Presiden Asteria adalah "Evelina Lancaster". Dia adalah seorang politisi yang cerdas dan berpengalaman, yang dikenal karena taktik diplomasi dan strateginya. Meskipun dia mungkin merasa terancam oleh Martis dan kekuatan baru Zephyria dan Herupa, Evelina memilih untuk menggunakan diplomasi dan komunikasi untuk mencapai tujuannya.Jadi, ternyata Evelina Lancaster juga mengincar Elysium dan Batu Takdir, dua artefak berharga yang Martis dan timnya temukan dan sembunyikan demi mencegah konflik baru. Evelina melihat Elysium dan Batu Takdir sebagai alat untuk meningkatkan kekuatan dan pengaruh Asteria. Dia berniat berusaha mencari informasi tentang lokasi dan cara menggunakan artefak-artefak ini, baik melalui mata-mata, negosiasi, atau bahkan taktik yang lebih agresif.Dan ternyata, Evelina Lancaster juga memiliki artefak kuno yang dikenal sebagai "Kristal Aurora". Kristal Aurora adalah benda berharga yang dikatakan memiliki kekuatan untuk mengendalikan dan memanipulasi energi alam. Arte
Presiden Evelina Lancaster, yang ingin mendapatkan informasi tentang Elysium dan Batu Takdir serta memantau kegiatan di Zephyria, memutuskan untuk mengirim mata-mata ke Akademi Militer Zephyria. Mata-mata ini akan menyamar sebagai prajurit baru dan mencoba mengumpulkan informasi serta mengamati tindakan Martis dan rekan-rekannya.Mata-mata ini, yang bernama Lena, berhasil masuk ke Akademi Militer Zephyria dan mulai menjalani pelatihan bersama prajurit lainnya. Lena berusaha menjalin hubungan dengan rekan satu timnya dan mencari tahu informasi tentang Elysium, Batu Takdir, dan rencana Martis. Sementara itu, Martis dan timnya tidak menyadari keberadaan mata-mata ini di akademi.Setelah beberapa minggu bekerja sebagai mata-mata di Akademi Militer Zephyria, Lena berhasil mengumpulkan beberapa informasi yang berguna bagi Presiden Evelina Lancaster. Dia menyusun laporan rinci tentang temuannya dan mengirimkannya kepada Evelina secara diam-diam.Dalam laporan tersebut, Lena mencatat aktivitas
Ketika Lena menerima informasi bahwa pasukan elite Asteria akan segera tiba untuk membantunya, dia mulai merasa gugup namun penuh semangat. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatan terbaik mereka untuk memasuki ruang penyimpanan Elysium dan Batu Takdir, dan dia harus memastikan bahwa rencana mereka berjalan dengan lancar.Setelah pasukan elite tiba, mereka bertemu dengan Lena di lokasi yang aman dan tersembunyi di dalam hutan. Mereka membahas rencana secara rinci, memastikan bahwa setiap anggota tim memahami peran mereka dan tahu apa yang harus dilakukan.Malam itu, mereka mulai melaksanakan rencana mereka. Pasukan elite, yang sangat terlatih dan efisien, berhasil menghindari deteksi dan mengakses sistem keamanan yang melindungi Elysium dan Batu Takdir. Sementara itu, Lena menggunakan hubungannya dengan personel kunci untuk menciptakan diversi, sehingga pasukan elite bisa bekerja tanpa gangguan.Dalam waktu singkat, pasukan elite berhasil menonaktifkan sistem pengamanan dan membuka pintu r
Wow, betapa mengejutkannya! Ternyata Martis telah merencanakan skenario yang rumit ini untuk mengelabui Presiden Asteria dan seluruh anak buahnya.Martis, yang ternyata memiliki motif tersembunyi, telah bekerja sama dengan Zara Cipher dan Alex untuk menciptakan situasi yang membuat Lena dan tim elite Asteria percaya bahwa mereka telah berhasil mendapatkan Elysium dan Batu Takdir. Sebenarnya, Martis telah menyembunyikan artefak asli dan menggunakan Zara Cipher dan Alex sebagai kambing hitam untuk mengalihkan perhatian dari dirinya.Ketika kebenaran terungkap, Presiden Evelina Lancaster dan seluruh negara merasa sangat terkejut dan dikhianati. Mereka tidak pernah menduga bahwa Martis, yang selama ini sebenarnya adalah dalang di balik semua ini.Presiden Evelina Lancaster segera memerintahkan Lena dan tim elite Asteria untuk menangkap Martis dan mengambil kembali Elysium dan Batu Takdir yang sebenarnya. Mereka harus merencanakan strategi baru, karena Martis mungkin memiliki rencana lain y
Presiden Asteria sangat terkejut melihat Martis berdiri di ruangannya. "Martis?! Ba-bagaimana kamu bisa masuk ke sini?" kata Presiden Asteria, tampak terkejut namun berusaha tetap tenang. "Apa yang kamu lakukan di sini?"Setelah mendengar penjelasan Martis, Presiden Asteria menjawab, "Jadi, kamu tahu tentang rencana saya. Tapi kamu salah, Martis. Elysium dan Batu Takdir adalah kunci untuk masa depan kita, dan saya akan melakukan apa pun yang diperlukan untuk memastikan masa depan itu." Ia mencoba mencari alibi.Presiden Asteria sebenarnya merasa marah dan terancam oleh kedatangan Martis, tetapi dia juga merasa penasaran tentang bagaimana Martis mengetahui rencananya dan bisa masuk ke ruangannya. Dia saat ini memutuskan untuk bermain-main dulu dengan Martis, mencoba mencari tahu lebih banyak sebelum membuat langkah berikutnya.Setelah mendengar jawaban Presiden Asteria, Martis senakin merasa perlu untuk menegaskan posisinya. "Saya mengerti tujuan Anda, Presiden Asteria," kata Martis de
Masyarakat Asteria pasti merasa terkejut dan bingung dengan konflik antara Martis dan Presiden Evelina Lancaster. Bagi sebagian besar orang, mereka berdua adalah pemimpin yang mereka kenal dan percayai, jadi melihat mereka berkonflik pasti menimbulkan banyak pertanyaan dan kekhawatiran.Beberapa lapisan masyarakat merasa takut dan bingung, tidak yakin siapa yang harus mereka dukung atau apa yang akan terjadi pada negara mereka. Mereka juga merasa tidak aman dan khawatir tentang masa depan mereka dan keluarga mereka.Namun, ada juga yang merasa marah dan kecewa dengan Presiden Evelina Lancaster setelah mengetahui tentang niatnya terhadap Elysium dan Batu Takdir. Mereka mungkin akan mendukung Martis dan percaya bahwa dia melakukan hal yang benar untuk melindungi artefak-artefak tersebut.Ada juga yang merasa simpati terhadap Lena dan tim elite Asteria, yang terjebak di tengah konflik ini dan merasa terpecah antara kesetiaan mereka kepada Presiden Evelina Lancaster dan rasa keadilan merek
"Terima kasih, Martis," balas Evelina dengan senyum sinis. "Tapi jangan berharap aku akan memberimu kelonggaran."Martis, yang juga memiliki keahlian bertarung yang hebat, tidak terintimidasi oleh serangan awal Evelina. Dia menghindari serangannya dengan gerakan yang gesit dan lincah, menunjukkan kelihaian dan kecepatannya dalam menghadapi lawan yang tangguh.Kemudian, Martis melancarkan serangan baliknya, menggunakan kekuatan dan ketangkasan yang luar biasa untuk mencoba menaklukkan Presiden Evelina Lancaster. Dia menyerang dengan kombinasi pukulan Golem dan tendangan Elemen Tanah yang kuat, masing-masing dilakukan dengan kekuatan penuh dan keakuratan yang mematikan.Evelina terkejut dengan kekuatan Martis, tetapi dia tidak menunjukkan rasa takut atau keraguan. Sebaliknya, dia menghadapi serangan Martis dengan keberanian. Ia lalu menggunakan teknik bertahan dan menghindar untuk menjaga dirinya dari bahaya.Duel itu berlangsung sengit, dengan kedua pemimpin ini saling menguji kekuatan
Setalah dirasa pulih sepenuhnya, Martis kembali menemukan kekuatan dalam dirinya untuk bangkit dan melanjutkan pertarungan. Dia tidak ingin membiarkan Evelina melarikan diri dan terus menyebabkan kekacauan. Martis memanggil semua kekuatan dan keberaniannya, lalu melompat ke arah Evelina sebelum dia sempat pergi jauh."Kamu tidak akan pergi begitu saja, Evelina!" teriak Martis dengan tekad. "Kita harus menyelesaikan ini sekarang, demi Elysium dan Batu Takdir!"Evelina, yang sedikit terkejut dengan kebangkitan Martis, merasa terdesak. Dia tahu bahwa dia harus menghadapi Martis sekali lagi, kali ini tanpa tipu muslihat atau pengkhianatan.Pertarungan antara Martis dan Evelina berlanjut dengan intensitas yang lebih tinggi. Keduanya saling serang dengan kekuatan penuh, menunjukkan tekad mereka untuk menyelesaikan konflik ini. Orang-orang di sekitar mereka, termasuk Alex, Zara Cipher, Lena, dan tim elite Asteria, menyaksikan dengan penuh perhatian dan cemas, berharap Martis dapat mengalahkan
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang
Mia berjalan ke arah Martis, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu ingin lakukan, Mia?" tanya Martis dengan suara yang keras. Mia tetap tersenyum lembut, kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku ingin menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Martis menatap Mia dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang kamu maksud?!" tanya Martis dengan suara yang keras. Dengan senyum lembutnya, Mia kemudian berbicara dengan suara yang pelan. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita hanya memiliki puisi yang tidak berharga," ucap Mia dengan suara yang masih sama pelannya. Mia kemudian mengambil kertas yang memiliki puisi yang tertulis di dalamnya dari Emily, kemudian memberikannya kepada Martis. Martis menatap kertas tersebut dengan rasa penasaran, kemudian berbicara dengan suara yang keras. "Apa yang
Mia memimpin mereka ke arah mesin tersebut, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Saat mereka mendekati mesin tersebut, mereka melihat bahwa mesin tersebut memiliki sebuah layar yang besar dan beberapa tombol yang berkilauan. Mia menekan salah satu tombol tersebut, dan layar mesin tersebut langsung menyala. Phynoglip dan Emily terkejut melihat bahwa layar tersebut menampilkan sebuah gambar yang aneh, seperti sebuah peta yang kompleks. "Apa ini?" tanya Phynoglip dengan suara yang penasaran. Mia menjawab, "Ini adalah peta sistem yang kita gunakan untuk mengontrol dunia ini," ucap Mia dengan suara yang pelan. "Dengan peta ini, kita dapat melihat bagaimana sistem tersebut bekerja dan bagaimana kita dapat mengubahnya." Emily kemudian menatap peta tersebut dengan rasa penasaran. "Bagaimana kita dapat mengubahnya?" tanya Emily dengan suara yang pelan. Mia memandang Emily dengan mata yang berbinar. "Kita dapat mengubahnya dengan menggunakan kode yang tepat," ucap Mia
Phynoglip mengangguk, kemudian menatap sekeliling tempat mereka berada. "Tempat ini aneh," ucap Phynoglip dengan suara yang pelan. "Aku merasa seperti berada di dalam komputer atau sesuatu." "Aku juga merasa seperti itu. Sepertinya kita berada di dalam sistem atau dimensi lain." jawab Emily dengan nada yang sama dengan Phynoglip. Keduanya terdiam sejenak, kemudian Phynoglip bertanya lagi. "Kamu pikir apa yang disembunyikan oleh Martis?" Emily memandang Phynoglip dengan serius. "Aku pikir Tuan Martis menyembunyikan sesuatu hal yang sangat penting." Phynoglip mengangguk, kemudian keduanya terdiam lagi. Akan tetapi, kali ini tiba-tiba, Phynoglip berbicara dengan nada yang berbeda. "Emily, aku merasa ada sesuatu yang aneh di sini. Sepertinya kita tidak sendirian." Emily menatap Phynoglip dengan heran, kemudian menoleh ke sekeliling. Tiba-tiba, dia melihat bayangan yang bergerak di kejauhan. "Apa itu?" bisik Emily dengan suara yang pelan. Kemudian Phynoglip berjalan menuju bayangan te
Martis hari ini dipusingkan dengan tingkah laku kedua bayi besarnya, yaitu Emily dan Phyno. Dan tanpa diduga, saat Martis menatap wajah Emily, lagi-lagi ia teringat akan raut wajah istrinya. Sampai tanpa sadar dia berucap, "Mia...?" Martis kemudian tiba-tiba memeluk tubuh Emily. "Maafkan aku, Mia..., aku pasti akan kembali," ucap Martis yang mempererat pelukannya pada Emily. "Aku bersumpah! Akan menemukan cara untuk kembali pada mereka. Tapi kira-kira, apakah mereka masih mengingatku?" Emily yang tidak mengerti apa yang terjadi, menatap wajah Martis dengan heran. la merasa tidak nyaman dengan pelukan Martis yang terlalu erat. Sementara itu, Phyno yang ada di sebelahnya, menatap Martis dengan rasa penasaran. "Martis, apa yang terjadi?" tanya Phyno dengan suara yang pelan. Martis tersadar dari lamunannya dan melepaskan pelukannya pada Emily. la memandang wajah Emily dan tersenyum. "Maaf, Emily," ucap Martis dengan suara yang lembut. "Aku hanya..., teringat pada seseorang yang
Rupanya, Raja Kegelapan telah mempersiapkan strategi untuk menghadapi Martis. Saat ini ia memutuskan bahwa dia dan anaknya masih harus berada di dalam gunung berapi tempat mereka berada saat ini untuk sementara waktu. Nampaknya Raja Kegelapan kali ini lebih waspada dalam menghadapi Martis. Dia telah kehilangan Black Rose karena kala itu telah meremehkan Martis. Padahal ia berpikir bahwa Black Rose akan dapat mengalahkan Martis dengan mudah. Namun kenyataannya, justru sebaliknya. Kekalahan Black Rose sangat membuatnya rugi besar. Sebab, Black Rose beserta semua pengikutnya telah diberantas habis oleh Martis sampai tak tersisa satupun. Sementara Raja Kegelapan masih bersembunyi di dalam gunung berapi, beberapa Minggu kemudian Martis dan yang lainnya kini telah kembali pulih. Dan ternyata, Martis tengah berusaha memisahkan aura kegelapan yang tersisa dalam tubuh Phynoglip. Namun usahanya belum membuahkan hasil. Memang benar, dalam beberapa hari ini ia telah berhasil membuang sebagian
Raja Kegelapan sangat marah karena merasakan hawa keberadaan Black Rose yang terhubung dengan jiwanya kini telah menghilang."Black Rose...? Ti-tidak...!" Raja Kegelapan berteriak histeris di dalam ruangan persembunyiannya."Tidak akan aku maafkan! Black Rose mati dikalahkan oleh manusia bernama Martis itu! Aku tidak boleh bersantai-santai. Yah..., aku akan membalaskan semua yang telah dilakukan oleh Martis! Terutama atas kematian Black Rose!" Raja Kegelapan kemudian bangkit dari tempatnya. Kali ini amarahnya benar-benar berada di puncaknya. Hal yang membuat ia sangat marah tentu saja atas kematian Black Rose, wanita yang sangat dicintainya.Kemudian Raja Kegelapan pergi ke suatu tempat. Tempat itu adalah gunung berapi yang ada di ujung wilayah barat. Gunung berapi ini adalah tempat di mana Raja Kegelapan pernah berlatih bersama Black Rose.Dan rupanya, di gunung berapi ini juga Black Rose pernah menyimpan benih. Benih itu adalah hasil dari perkawinan mereka berdua. Dan selama ini, be
Dan akhirnya, Martis tumbang juga. Setelah energi dan stamina terkuras habis, waktu kembali normal. Dan mereka tetap berada di tempat terakhir kalinya. Gedebugh...! Tubuh Martis yang terkulai lemas akhirnya terkapar di lantai. Karena mendengar ada suara aneh, Emily yang ada di atas ranjang menoleh ke arah sumber suara. Dan ia melihat di sana ada tubuh Martis yang tergeletak di lantai tak sadarkan diri. "Tu-tuan Martis...?" ucap Emily yang kemudian ia turun dari ranjang dan segera memeriksa keadaan Martis. Ia sudah ingat dengan apa yang terjadi. "Martis...? Wah, iya, aku harus membantunya." Begitu pula dengan Phynoglip yang baru sadar dan ingat semaunya. Ia bergegas membantu Emily untuk mengangkat tubuh Martis ke atas ranjang. "Hey, tubuhku masih terluka, tapi aku bisa kok, menjaga Martis agar tetap stabil. Aku akan berbaring di sampingnya sampai ia kembali pulih. Aku tidak keberatan berbagi energi dengan dirinya. Aku bisa melakukan teknik Transfer Energi melalui genggaman
Akhirnya Martis menunda untuk menyelidiki apa yang terjadi sebenarnya.Dan pada esok paginya, barulah Martis kembali menemui mereka berdua di kamar yang sama."Kalian sudah membaik?" sapa Martis seraya mengambil kursi untuk duduk di dekat ranjang yang mereka berdua gunakan untuk tidur."Menurutmu?" Phynoglip menjawab, namun malah balik bertanya."Kalau aku, sudah merasa lebih baik dari kemarin. Rasa pusing di kepala sudah hilang. Kalau kemarin, saat melirik saja kepala langsung terasa pusing." Namun tidak dengan Emily, ia menjawab dan menjalankan keadaannya dengan apa yang ia rasakan saat ini."Baiklah, syukur kalau memang kau merasa lebih baik. Nah sekarang, aku ingin mengatakan sesuatu pada kalian berdua," ungkap Martis menjelaskan maksud dan tujuannya hari ini datang pada mereka berdua.Martis mengatakan bahwa dia telah memiliki sebuah teknik yang dapat memutar waktu. Namun ada resiko yang sangat besar, yaitu kehabisan stamina dan energi setelah berhasil menggunakan teknik itu. Kon