Entah apa yang Martis pikirkan, bisa-bisanya ia memikirkan bahwa ia kan menciptakan peliharaan berupa hewan. Dan hewan yang ada dalam benak Martis adalah berupa hewan legendaris, yaitu Naga. Padahal, untuk membuat makhluk seperti itu rasanya sangatlah mustahil. Sebab, dari teori yang Martis baca, saat ingin menciptakan makhluk berupa hewan dari sistem, maka kita harus memiliki salah satu bagian tubuh dari hewan itu. Semakin banyak bagian tubuh hewan yang di ekstrak, maka akan semakin nampak nyata pula hewan yang diciptakan. Baik itu dari segi fisik maupun sifatnya. Kelebihannya, kita dapat mengontrol hewan peliharaan itu nantinya sesuai keinginan kita. Apa yang kita perintahkan, maka makhluk ciptaan berupa hewan itu akan dengan patuh menurutinya.Namun, apakah benar Martis ingin menciptakan makhluk yang rumornya hanyalah sebuah mitos belaka seperti itu? Ada-ada saja.'Tapi..., ke mana aku harus mencari bagian tubuh dari Naga seperti itu ya? Atau..., aku mencari ide lain saja? Haish...
Martis benar-benar terkejut. Ternyata suara yang ia dengar itu adalah suara Odanto. Bagaimana bisa Odanto berada di sini? Ditambah lagi, saat ini situasinya sedang dalam bahaya.Sedangkan Martanto, sebagai ayah dari Odanto hanya bisa menahan amarahnya. Setelah ditanya, akhirnya Odanto mengaku kalau ia menyelinap di salah satu kapal yang mereka tumpangi menuju negara Pilastain."Sudahlah, Paman. Mau bagaimana lagi? Memarahinya pun percuma. Yang jelas, kita harus melindunginya," ujar Martis."Tidak, Kak Martis! Aku akan melindungi diriku sendiri. Jadi, Ayah dan Kak Martis tidak usah khawatir dengan diriku. Lagipula, sebenarnya aku ikut bertempur bersama pasukan yang Ayah pimpin ketika perjalanan kita sempat terhambat adanya serangan musuh secara dadakan kemarin itu." Dengan sangat percaya dirinya Odanto mengucapkan kata-katanya itu."Jangan sombong! Kau itu belum memiliki pengalaman yang cukup di Medan perang, Odanto! Jadi, dengarkanlah instruksi dari kami. Terutama Kakakmu ini, oke?" M
'Apa maksudnya ini?' gumam Martis.Ternyata sistem memberitahu Martis bahwa ada musuh yang cukup kuat. Akan tetapi, sistem juga menganjurkan Martis agar menyuruh Odanto lah yang melawan orang itu. Yang jadi pertanyaan Martis, kenapa sistem yang ia miliki ini terasa seperti sudah terhubung dengan diri Odanto?"Kak Martis, ada apa? Kenapa Kak Martis malah melamun?" tanya Odanto."Hem..., tidak. Oh, iya Odanto, apakah kau tahu orang itu? Orang itulah yang baru saja menyerangmu. Kira-kira, jika aku biarkan kau untuk melawannya, apakah kau mampu? Hem?"Mendengar pertanyaan Martis ini membuat Odanto menyipitkan kedua matanya untuk memperhatikan orang yang Martis maksudkan.Jika Martis mau, orang itu bisa saja ia kalahkan dengan cepat. Namun Martis penasaran, kenapa sistem menganjurkan Martis hanya untuk menonton pertarungan Adik sepupunya ini?"Kak Martis tenang saja. Aku bisa kok, mengalahkan orang itu. Lihat saja, oke?" Odanto mengedipkan sebelah matanya seraya mengacungkan jempol pada Ma
Ketiga jendral tertinggi itu sebenarnya tidak menyangka kalau strategi yang telah mereka rencanakan berjalan tidak sesuai keinginan mereka. Awalnya, mereka bertiga berniat ingin melawan Martis secara bersamaan. Namun sayangnya, justru Martis bertindak satu langkah lebih cepat dibandingkan mereka bertiga.Kedatangan Martis bersama Reka dan ayahnya sebenarnya membuat ketiga jendral itu sangat terkejut. Padahal, mereka berniat ingin mencari Martis, namun kenyataannya? Justru Martis sendirilah yang mencari mereka bertiga.Kemudian, Roki yang sedang menghadapi Jendral Crocodile sempat merasakan sesuatu yang aneh. Tadi, ketika ia beradu tinju beberapa kali dengan jendral Crocodile, ia merasakan seperti ada sesuatu yang masuk ke dalam tubuhnya. Dan ternyata dugaannya itu benar. Roki melihat ada butiran-butiran pasir yang masuk ke dalam selah-selah tubuhnya. Tentu saja pasir-pasir itu pasti akan mempengaruhi kontrol tubuh Cyborgnya."Ternyata kau licik juga, ya?" Namun sepertinya Roki tidak g
Namun, sekuat hati Martis meyakinkan pikirannya bahwa Roki pasti akan baik-baik saja, tetap saja ia merasa gelisah. Sebab, sejak tadi Martis belum juga melihat adanya tanda-tanda Roki yang kembali bangkit dari dalam lubang tanah yang membenamkan tubuhnya itu. Ditambah lagi, Jendral Crocodile juga terlihat seperti orang gila yang terus menerus menyerang tubuh Roki.Suara tawa Jendral Crocodile membuat Martis dan Reka menjadi sangat geram."Hahaha...! Apanya yang Cyborg terkuat? Kenyatannya, tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatanku! Cuih!" Ucapan ini benar-benar ditujukan untuk menghina Roki agar Reka dan Martis dapat mendengarnya.Sedangkan Reka yang masih berhadapan dengan Jendral Rijiek, fokus bertarungnya akhirnya terganggu. Jelas saja Reka akan kehilangan konsentrasi, sebab, orang yang sedang dihina itu adalah ayah kandungnya.Dan akibat Reka yang kurang fokus, ia pun akhirnya mendapat satu serangan dari Jendral Rijiek. Untungnya, serangan itu tidak langsung mengenai org
Martis langsung mendekati Reka karena ia melihat Reka yang mulai nampak kelelahan. Yah, beginilah efek samping yang akan Reka terima jika ia memaksa terus menerus menggunakan kekuatan elemen cahaya miliknya. "Reka, sebaiknya kau beristirahat saja dulu. Serahkan orang itu kepadaku," ujar Martis."Tidak, Kak! Aku..., aku ingin membalaskan kekalahan Ayah!" jawab Reka dengan tatapan mata yang penuh amarah, padahal tubuhnya sudah sangat lemas."Kau ini yah!" Martis langsung menjitak kepala Reka guna membuat Reka pingsan. Kemudian Martis segera membawa tubuh Reka di tempat yang cukup jauh.Martis sebelumnya belum menyadari kalau tubuh Reka yang ia bawa ke tempat aman ini ternyata ini adalah tempat terpentalnya tubuh Jendral Simon tadi. Martis baru menyadarinya ketika ia melihat ada tembok bangunan yang runtuh dan terdapat tubuh seseorang, yaitu Jendral Simon. Martis juga sempat memastikan apakah Jendral Simon masih hidup atau sudah tewas. Dan ternyata Jendral Simon masih hidup, namun ia sed
Keadaan saat ini mulai berbalik. Roki yang tadinya dibuat tidak berkutik sama sekali oleh Jendral Crocodile kini mampu membalikkan keadaan. Itu semua berkat teknik baru yang bangkit dengan sendirinya. Teknik Gir Dua milik Roki ternyata adalah teknik yang memiliki tahapan kelanjutan. Tentu saja itu membutuhkan proses latihan, namun Roki juga tidak menyangka kalau teknik Gir Dua miliknya ini justru bangkit secara tidak sengaja. Padahal, tadi ka sudah berpikir kalau dirinya akan mati. Namun sepertinya Tuhan masih belum menginginkan dirinya kembali pada-Nya."Aku akan membalas semua apa yang kau lakukan terhadapku tadi," ujar Roki dengan tatapan mata yang sangat tajam.Bam, bam, bam!Roki benar-benar memukul tubuh Jendral Crocodile tanpa henti sesuai apa yang ia katakan. Yah, begitulah Roki. Ia adalah orang yang memiliki sifat tingkat konsistensi yang amat tinggi.Jendral Crocodile yang baru saja ingin meningkatkan kekuatannya tidak diberi kesempatan sedikitpun oleh Roki untuk melakukanny
Ternyata orang yang memergoki Jendral Simon adalah Martanto. Martanto tadi sengaja mengikuti ke mana perginya Jendral Simon saat ia dimintai tolong oleh Martis tadi."Si-siapa kau?" Dengan susah payah Jendral Simon berucap tanya pada Martanto."Seharusnya kau tidak usah bertanya lagi. Kau bisa melihat seragam yang aku kenakan ini, sama tidak dengan dia?" Martanto menunjuk ke arah Roki.Bugh!Kemudian Martanto meninju perut Jendral Simon.Jendral Simon yang memang sudah mendapat banyak luka, ia pun semakin dibuat tak berdaya oleh Martanto. Setelah itu Martanto menyeret tubuh Jendral Simon yang sudah sangat lemas itu untuk menemui Roki.Gedebugh!Martanto melemparkan tubuh Jendral Simon di samping tubuh Jendral Crocodile."Eh? Kau rupanya ya? Dari mana saja kau? Kenapa kau bisa menangkap cecunguk ini?" tanya Roki menoleh ke arah belakang."Hanya tidak sengaja saja aku melihat orang ini tadi, lalu aku mengikutinya. Ternyata benar dugaanku, ia pasti menuju ke tempat kalian bertarung," jaw
Martis dengan cepat menebas kepala pemimpin hewan liar itu."Memangnya, apa yang aku dapatkan jika aku mengalahkanmu, hah?" tanya Martis seraya menendang kepala iblis yang mirip kepala anjing.Berp...!Akan tetapi, Martis mendengar suara berderap.Ketika Martis berbalik badan, ia melihat semua hewan liar iblis di sana tunduk padanya."Eh...? Kok, kalian...?" Martis menggaruk kepalanya karena bingung dengan adegan ini.Kemudian, munculah sesosok iblis wanita dengan penampilan yang menawan."Hormat, Hamba, pada Bos...!"Martis semakin bingung, tapi ia segera menemukan ide cemerlang."Kalian semua, bangunlah."Setelah Martis memerintahkan mereka bangkit dari sujudnya, barulah mereka berdiri."Namaku adalah Martis! Aku Bos di sini sekarang! Bagi siapa yang menentangku, silahkan temui aku, dan aku siap menghadapinya!"Ternyata, Martis tiba pertama kali di alam iblis berada di sebuah desa yang lumayan besar. Kawanan hewan yang nampak liat tadi ternyata adalah salah satu garis pertahanan des
Setelah menempuh ruang dimensi yang sistem ciptakan, akhirnya Martis Tiba di dunia iblis."Wah..., pemandangannya tidak jauh beda dengan dimensi kami.""Roar...! Hargh...!"Tiba-Tiba Martis di seruduk oleh sekor binatang buas."Wow...! A-apakah semua hewan liar di alam iblis ini semuanya besar seperti ini?" ujar Martis seraya menghindari serangan dari hewan liar tadi."Baru juga sampai, langsung disambut dengan beginian...? Hadeh...!" Martis sedikit mengeluh.Awalnya, Martis berharap saat tiba di alam iblis akan mendapatkan suatu hal menarik yang berbeda dari dunianya. Dan ternyata..., ya memang benar berbeda. Sungguh sangat berbeda sekali dengan keadaan di dunianya.Martis yang diserang hewan liar tentunya tidak akan diam saja. Dia memperhatikan area sekitarnya sesaat, kemudian mengatur siasat untuk pertarungan. "Ternyata benar dugaanku...," ujar Martis, di mana saat ini ia tengah di kelilingi oleh gerombolan hewan liar yang penampilannya sedikit mirip seperti anjing, tapi ada yang
Martis kemudian menarik nafasnya dalam-dalam, kemudian membuangnya secara perlahan. "Huft...! Baiklah kalau begitu. Yang pasti, Ririn, aku mengucapkan banyak terima kasih padamu. Berkat adanya kehadiran dirimu dalam hidupku, semuanya berubah total. Dan semuanya berubah menjadi jauh lebih baik, dan tidak pernah sekali pun aku merasakan perubahan yang dampaknya buruk dalam hidupku selama ini." Meskipun Martis tahu, bahwasanya Ririn yang tampilannya tidak dapat nyata seutuhnya, tapi Martis tetap menganggap bahwa sistem adalah kunci dari semua keberhasilannya selama ini. Kemudian, Martis memperhatikan Ririn yang nampak akan melakukan sesuatu. "Ririn..., apa yang akan kau lakukan...? Apakah jangan-jangan..., kamu...?" Ririn menjawab dengan senyuman, tidak, saat ini tubuh visual Ririn bentuknya sama persis dengan Mia. Jadi, yang Martis rasakan saat ini adalah melihat senyuman dari seorang Mia, Istri tercintanya Martis seorang. Kemudian Martis merasakan ruangan di sekitarnya berubah
Tiba-tiba, Martis terpikirkan suatu hal di masa lalu. 'Oh, iya, Sistem, eh, tidak! Ririn..., apakah kau ingat dengan nama itu?' Tring! "Sistem tidak akan pernah lupa dengan apapun yang telah dilakukan oleh User setiap detik pun. Benar, aku adalah Ririn." Martis senang mendengar jawaban dari Ririn. "Apakah Martis masih memiliki pertanyaan dan keluh kesah lainnya? Ririn akan siap membantu mencari solusi terbaik untuk Martis. Karena itu adalah tugas dan kewajiban Ririn sebagai Sistem." Entah kenapa, Martis merasa terharu setelah membaca jawaban balasan dari Ririn. Sepertinya Martis merasa bahwa Ririn adalah sahabat terbaik yang pernah ia miliki sepanjang hidupnya. Tanpa Sistem, Martis tidak akan bisa jadi sepertinya orang yang sampai saat ini terbilang kehidupannya sangat didambakan oleh banyak orang. "Em..., Ririn, bisakah kau membuat visualisasi tubuh? Aku akan merasa lebih senang jika kau dapat melakukannya." Permintaan Martis ada-ada saja, ya? Dia sudah dapat berkomuni
Kemudian Martis berpikir sejenak. "Aku...? Aku bisa menggunakan gelar Raja Kegelapan karena telah mengalahkan Raja Kegelapan yang sebelumnya? Jadi..., itu artinya..., em...?" Martis termenung, ia sedang berpikir apa yang akan ia lakukan dengan gelar itu. Ia pun bergumam, 'Apakah berati aku setara dengan Raja Iblis? Tapi..., bukankah Raja Kegelapan jauh lebih tinggi dibanding Raja Iblis? Benar, tidak, sih? Ah..., aku jadi penasaran. Bagaimana jika aku masuk dalam dimensi dunia kegelapan? Apakah di sana aku akan dapat pencerahan? Sebab di masa lalu, aku ingat betul, bahwa aku pernah mengalahkan Lord dan blablabla...,' ungkap Martis dalam hatinya yang saat ini sedang berkecamuk. 'Tapi..., jika dipikir lebih jeli lagi, sebenarnya gelar-gelar itu tidaklah sesuai dengan keadaannya.' Martis memuntahkan secangkir teh hangat dan lanjut bertarung dengan pikirannya. 'Kalau begitu..., inilah arti dari pribahasa tong kosong nyaring bunyinya. Kelurahan Raja Kegelapan, aku kira sangatlah ku
Nampak ada lingkaran cahaya yang makin lama semakin membesar. Lingkaran cahaya itu sangat bulat, dan ada pancaran kehangatan bagi orang di sekitar yang dapat merasakannya. 'Kehangatan itu terasa sangat nyaman,' Bahkan, Martis sekalipun merasakan kenyamanan saat ia akan melakukan Teknik Legendaris ini. Kemudian, Martis yang tengah mengangkat kedua tangannya seperti menadah ke udara, ia lalu menggerakkan kedua tangannya. Lantas, lingkaran cahaya yang berbentuk bulat dan mengambang di atas kepala Martis tadi itu bergerak, dan gerakannya sesuai dengan apa yang Martis pikirkan. "Hiyat...!" teriak Martis, dengan tubuhnya yang saat ini langsung dibanjiri oleh keringat. "Denki Gama...!" Sekali lagi Martis berteriak dengan keras. Teriakan itu adalah kode, sebagaimana kuatnya usaha Martis dalam melakukan teknik sekuat ini. Lingkaran cahaya bulat yang berwarna kuning keputihan itu kemudian melesat ke arah Raja Kegelapan. "Jurus apa ini?! Selama ratusan tahun ku hidup di dunia ini
Pertarungan Martis melawan Raja Kegelapan masih berlanjut. Tapi kali ini, Martis nampak biasa saja. Karena sekarang sistem miliknya sudah pulih seperti semula. Jadi, semua terasa mudah bagi Martis. "Martis...! Kenapa kekuatanmu jauh berbeda dibanding saat terakhir kali kita bertemu?!" Raja Kegelapan akhirnya sadar, ternyata Martis jauh lebih kuat darinya. "Kenapa? Apakah sekarang kau mulai merasa takut? Hem?" Martis bertingkah santai. Ia sengaja menahan semua serangan dari Raja Kegelapan. "Jangan sembarangan, kau! Aku...? Takut padamu?! Mimpi...!" Raja Kegelapan kali ini benar-benar melupakan seluruh kekuatan dan kemampuan miliknya demi menghadapi Martis. Sudah ratusan tahun Raja Kegelapan hidup, namun baru hari ini ia menghadapi seorang manusia yang seperti Martis. Namun, walaupun ia tahu Martis adalah manusia yang kuat, rasa gengsi yang sangat besar dalam dirinya tak membuatnya takut. Ia berpikir ini mempertaruhkan harga dirinya. Apa kata orang nantinya, jika tahu Raja Kegelapan
Saat Emily dan Phynoglip berbicara, mereka tidak menyadari bahwa Martis sedang melakukan sesuatu yang sangat penting. Martis berjalan ke arah sebuah ruangan yang tersembunyi di balik sebuah pintu rahasia. Di dalam ruangan tersebut, Martis menemukan sebuah perangkat yang sangat canggih. Perangkat tersebut adalah sebuah alat yang dapat mendeteksi keberadaan Raja Kegelapan. Martis telah mencari alat tersebut selama bertahun-tahun, dan akhirnya ia menemukannya. Martis mengaktifkan alat tersebut dan menunggu beberapa saat hingga alat tersebut menunjukkan hasilnya. Saat hasilnya muncul, Martis terkejut. Raja Kegelapan ternyata berada di sebuah tempat yang sangat dekat dengan mereka. Martis tidak menyangka bahwa Raja Kegelapan akan berada di tempat yang begitu dekat. Martis segera mematikan alat tersebut dan berjalan keluar dari ruangan tersebut. Ia harus segera memberitahu Emily dan Phynoglip tentang hasilnya. Saat Martis kembali ke tempat Emily dan Phynoglip, ia melihat bahwa mer
Dalam benaknya, Martis terus berpikir. Dengan konsentrasinya yang sangat baik, Martis mencoba menelaah tentang kejadian hari ini. Dan pada saat ini, Mia sedang berjalan ke arah pintu yang tersembunyi di belakang tirai, dengan Phynoglip dan Emily mengikuti di belakangnya. Martis juga mengikuti mereka, dengan rasa penasaran yang semakin besar. Saat mereka mencapai pintu tersebut, Mia berhenti dan menatap Martis dengan senyumannya yang lembut. "Aku akan menunjukkan kamu bahwa kita tidak memiliki apa-apa yang berharga," ucap Mia. Dan tiba-tiba saja, ada kejadian aneh. Mia menghilang begitu saja di hadapan mereka. Phynoglip serta Emily terkejut dan menatap bayangan tersebut dengan rasa penasaran. "Apa yang terjadi?" tanya Phynoglip heran. "Aku tidak tahu," ucap Emily yang sama herannya. "Tapi aku rasa Mia yang kita lihat sebelumnya bukanlah Mia yang sebenarnya." Dan selang beberapa menit kemudian, Mia muncul kembali. Ternyata..., sosok yang mengaku sebagai Mia ini hanyalah bayang