Keadaan saat ini mulai berbalik. Roki yang tadinya dibuat tidak berkutik sama sekali oleh Jendral Crocodile kini mampu membalikkan keadaan. Itu semua berkat teknik baru yang bangkit dengan sendirinya. Teknik Gir Dua milik Roki ternyata adalah teknik yang memiliki tahapan kelanjutan. Tentu saja itu membutuhkan proses latihan, namun Roki juga tidak menyangka kalau teknik Gir Dua miliknya ini justru bangkit secara tidak sengaja. Padahal, tadi ka sudah berpikir kalau dirinya akan mati. Namun sepertinya Tuhan masih belum menginginkan dirinya kembali pada-Nya."Aku akan membalas semua apa yang kau lakukan terhadapku tadi," ujar Roki dengan tatapan mata yang sangat tajam.Bam, bam, bam!Roki benar-benar memukul tubuh Jendral Crocodile tanpa henti sesuai apa yang ia katakan. Yah, begitulah Roki. Ia adalah orang yang memiliki sifat tingkat konsistensi yang amat tinggi.Jendral Crocodile yang baru saja ingin meningkatkan kekuatannya tidak diberi kesempatan sedikitpun oleh Roki untuk melakukanny
Ternyata orang yang memergoki Jendral Simon adalah Martanto. Martanto tadi sengaja mengikuti ke mana perginya Jendral Simon saat ia dimintai tolong oleh Martis tadi."Si-siapa kau?" Dengan susah payah Jendral Simon berucap tanya pada Martanto."Seharusnya kau tidak usah bertanya lagi. Kau bisa melihat seragam yang aku kenakan ini, sama tidak dengan dia?" Martanto menunjuk ke arah Roki.Bugh!Kemudian Martanto meninju perut Jendral Simon.Jendral Simon yang memang sudah mendapat banyak luka, ia pun semakin dibuat tak berdaya oleh Martanto. Setelah itu Martanto menyeret tubuh Jendral Simon yang sudah sangat lemas itu untuk menemui Roki.Gedebugh!Martanto melemparkan tubuh Jendral Simon di samping tubuh Jendral Crocodile."Eh? Kau rupanya ya? Dari mana saja kau? Kenapa kau bisa menangkap cecunguk ini?" tanya Roki menoleh ke arah belakang."Hanya tidak sengaja saja aku melihat orang ini tadi, lalu aku mengikutinya. Ternyata benar dugaanku, ia pasti menuju ke tempat kalian bertarung," jaw
Tanpa pikir panjang lagi, Jendral Sugharman langsung pergi menggunakan kendaraan tempur pribadinya. Kendaraan itu memiliki teknologi mutakhir yang sangat canggih. Kendaraan yang hanya ada satu di dunia itu ternyata adalah ciptaannya sendiri. Jendral Sugharman memang terkenal akan kehebatannya dalam bidang ilmu pengetahuan dan tekhnologinya juga selain kehebatannya dalam ilmu seni bela diri.Sedangkan untuk keempat Jendral yang lainnya, tidak ada yang mau menghentikan kepergian Jendral Sugharman. Karena mereka tidak mau berdebat dengannya. Sebab, jika Jendral Sugharman sudah memutuskan akan berbuat apa, maka yang ingin mencegahnya akan ia anggap sebagai musuh seketika. Keempat Jendral yang lainnya tidak mau repot-repot bertarung dengannya karena hanya akan menguras tenaga saja.Dan akhirnya, keempat Jendral yang masih berada di markas utama memutuskan untuk berdiskusi terlebih dahulu sebelum mereka maju. Dan pikiran mereka berempat sepertinya kali ini memiliki kecocokan. Mereka berenca
Martis hanya merasa terkejut saja, Martis bukanlah merasa takut saat melihat kendaraan hebat itu yang ternyata disimpan ke dalam tas penyimpanan sistem."Apakah kau memiliki sebuah sistem tiruan juga?" tanya Martis yang penasaran."Oh..., ternyata kau mengetahui tentang sistem juga ya? Em..., apakah kau juga pengguna sistem sepertiku? Wah...! Pantas saja kau sangat kuat." Jendral Sugharman menyeringai dan lagi-lagi ada tatapan merendahkan kepada Martis."Oh..., jadi begitu. Pantas saja aku merasakan kekuatan yang besar padamu." Martis menanggapinya dengan santai.Mereka berdua saat ini masih berdiri saling berhadapan dengan jarak sekitar sepuluh meter. Dann mereka berdua masih belum juga melakukan pergerakan apapun sampai beberapa belas menit ke depan. Mereka hanya saling pandang dan memperhatikan satu sama lain. Mereka berdua sedang mencoba membaca seberapa kuat kekuatan musuh masing-masing. Hembusan angin yang semilir membuat suasana hening menjadi lebih menegangkan.Dor!Namun, ada
Mendengar ucapan provokasi dari Jendral Sugharman, rasanya Martis sangat ingin segera memukul wajahnya. Baru kali ini Martis terpancing oleh provokasi musuhnya.Beberapa menit kemudian Jendral Sugharman menemukan satu selah untuk menyerang. Martis yang baru saja memukul Jendral Sugharman, pertahannya jadi terbuka, disaat itulah Jendral Sugharman membalut kedua telapak tangannya dengan kekuatan elemen es dan kekuatan elemen api tingkat tertingginya."Uhuk..., uhuk...!" Martis benar-benar tidak dapat menghindar dari pukulan mematikan itu. Tubuh Martis benar-benar merasakan sensasi yang aneh. Ada rasa dingin yang luar biasa pada bagian tubuh organ dalamnya, namun ada pula hawa panas yang sangat menyakitkan membakar di bagian dadanya.Selagi Martis mencoba mengatur nafasnya, Jendral Sugharman tidak mau kehilangan kesempatan lagi, ia pun kembali menyerang Martis."Tamatlah riwayatmu...!" teriak Jendral Sugharman dengan sangat percaya diri kalau serangannya ini akan membuat Martis tewas.Blu
Selanjutnya, tubuh Jendral Moh Sugharman terlihat berubah. Tubuhnya yang semula memang sudah memiliki postur tubuh yang besar dan tinggi, kini tubuhnya menjadi lebih besar lagi. Dan otot-otot pada tubuhnya terlihat lebih jelas lagi.'Pukulannya yang tadi itu bukanlah pukulan yang dapat dilakukan oleh orang biasa. Aku harus mengeluarkan kekuatan penuhku, aku tidak boleh lengah. Aku yakin ia msih menyembunyikan kekuatan yang sebenarnya,' gumam Jendral Moh Sugharman.Ternyata, pukulan Martis yang tadi bukan tidak berdampak sama sekali pada tubuh Jendral Moh Sugharman. Walaupun tidak mendapat luka yang serius, Jendral Moh Sugharman tahu kalau pukulan Martis tadi sangatlah berbahaya jika ia lengah. Untungnya tadi Martis memukul bukan pada bagian vital.'Ririn, apakah kau memiliki pendapat untuk mengalahkan Monster ini?' Baru kali ini Martis merasa panik.Tring!"Sistem belum mendapat jawaban." Dan jawaban sistem membuat Martis semakin resah.Pertarungan Martis melawan Jendral Moh Sugharman
Roki langsung mencoba untuk mendekati Martanto namun sayangnya ia dihalangi oleh Jendral Rhino. Nampaknya kedua Jendral ini sudah sepakat memilih siapa lawan mereka masing-masing."Kau justru mengkhawatirkan orang lain, padahal nyawamu sendiri sedang dalam bahaya. Kau benar-benar manusia naif yang sangat konyol!" Jendral Rhino kembali melancarkan serangannya.Bam!Roki merasa kalau serangan yang diterimanya kali ini terasa seperti ada sebuah gunung besar yang menghantam bagian dadanya."Uhuk, uhuk!" Roki memegangi dadanya yang terasa sesak. Padahal, tubuh Cyborg Roki sudah mendapat modifikasi dengan teknologi yang sangat canggih agar bisa mengurangi dampak dari serangan yang kuat. Namun kenyataannya, tubuh Cyborg Roki tak mampu menahan kuatnya pukulan Jendral Rhino.Namun tentu saja Roki tidak akan berdiam diri saja ketika ia sedang terpojok seperti saat ini. Roki kemudian mengaktifkan teknik Gir Dua miliknya. Dan seketika, kecepatan Roki membuat Jendral Rhino cukup kesulitan untuk me
Roki yang tadi sempat khawatir dengan Martanto akhirnya mulai merasa lega saat ia melihat Martanto berhasil memukul Jendral Lehman dengan telak. Akan tetapi, kini justru Roki lah yang harus menghawatirkan dirinya sendiri. Sebab, sampai saat ini Roki belum menemuka cara bagaimana untuk mengalahkan Jendral Rhino. Padahal, teknik Gir Dua miliknya itu adalah teknik terkuat yang ia miliki untuk saat ini. Namun, walaupun Roki belum berhasil mengalahkan Jendral Rhino, ia tidak akan pernah berhenti bertarung hingga titik darah penghabisan.Lalu, selagi Roki sedang mencoba mengatur nafasnya, ia kembali dikejutkan dengan kemunculan Jendral Rhino yang sudah berada tepat di hadapannya.Bam!Satu pukulan yang terasa sangat berat kembali Roki terima sehingga tubuhnya kembali terpental puluhan meter.Cekrak, cekrak...!Akan tetapi setelah tubuh Roki terpental, tubuh Roki mengeluarkan sesuatu dari punggungnya.Ternyata Roki mengeluarkan senjata pamungkasnya. Senjata itu langsung menancap ke tanah kemu