Roki yang tadi sempat khawatir dengan Martanto akhirnya mulai merasa lega saat ia melihat Martanto berhasil memukul Jendral Lehman dengan telak. Akan tetapi, kini justru Roki lah yang harus menghawatirkan dirinya sendiri. Sebab, sampai saat ini Roki belum menemuka cara bagaimana untuk mengalahkan Jendral Rhino. Padahal, teknik Gir Dua miliknya itu adalah teknik terkuat yang ia miliki untuk saat ini. Namun, walaupun Roki belum berhasil mengalahkan Jendral Rhino, ia tidak akan pernah berhenti bertarung hingga titik darah penghabisan.Lalu, selagi Roki sedang mencoba mengatur nafasnya, ia kembali dikejutkan dengan kemunculan Jendral Rhino yang sudah berada tepat di hadapannya.Bam!Satu pukulan yang terasa sangat berat kembali Roki terima sehingga tubuhnya kembali terpental puluhan meter.Cekrak, cekrak...!Akan tetapi setelah tubuh Roki terpental, tubuh Roki mengeluarkan sesuatu dari punggungnya.Ternyata Roki mengeluarkan senjata pamungkasnya. Senjata itu langsung menancap ke tanah kemu
Kembali pada pertarungan Reka dan yang lainnya. Saat ini, Reka cukup percaya diri ketika menghadapi Jendral Kaori karena ia telah membagikan beberapa barang baru canggih yang sangat bagus kualitasnya kepada Odele dan yang lainnya. Odele yang memang mahir menggunakan pedang, ia diberi sebuah pedang yang bernama Light Saber. Sedangkan untuk Mia, Layla, dan juga Selena, mereka bertiga diberikan satu senjata berupa sebuah pistol laser.Barang-barang itu tentu saja tidak Reka dapatkan secara cuma-cuma. Reka membelinya pada menu penjualan sistem dengan harga yang cukup menguras isi saldonya."Baiklah, Reka, kau bantu Bibi untuk menyerang orang sialan ini. Bibi akan mencoba maju untuk menyerangnya dengan pedang ini." Odele langsung melesat setelah memberikan sedikit instruksi pada Reka.Dengan anggunnya Odele mengayunkan pedang Light Saber baru miliknya itu untuk menebas Jendral Kaori yang bergerak ke sana kemari. Namun usaha Odele ini nampaknya hanyalah untuk sekedar mengalihkan perhatian m
Jendral Kaori tidak menyangka kalau dirinya akan tersudut seperti ini. Dan Jendral Kaori juga cukup terkejut saat ia mengetahui bahwa Reka juga adalah orang yang menggunakan sistem juga, sama seperti yang ia miliki."Jadi, kau pengguna sistem juga ?! Cih! Pantas saja kau kuat!" Tatapan mata Jendral Kaori kali ini terlihat sangat marah dan juga sinis."Memangnya kenapa? Kau pikir, hanya dirimu sajalah orang hebat di dunia ini? Kau terlalu melebih-lebihkan dirimu sendiri! Asal kau tahu saja ya, aku ini belumlah seberapa jika dibandingkan dengan Kakakku!" jawab Reka dengan sinis pula.Lalu Jendral Kaori terlihat mengeluarkan sesuatu dari tas penyimpanan sistemnya. Dan ternyata, yang dikeluarkan adalah berupa alat seperti papan seluncur. Papan itu ternyata dapat digunakan untuk terbang. Dan kecepatan yang dimiliki alat itu juga sangatlah cepat."Di mana dia?!" Odele melihat ke sana kemari untuk mencari keberadaan Jendral Kaori."Argh...!" Namun ada suara teriakan dari Layla. Tenyata Jendr
Kelima wanita ini ternyata berhasil membuat kepala Jendral Kaori pusing. Jendral Kaori tidak menyangka kalau ia akan dibuat repot seperti ini oleh mereka berlima. Bahkan, saat ini armor yang dikenakannya sudah terlihat ada beberapa bagian yang hancur akibat tak sanggup menahan kuatnya pukulan dari Odele.Jendral Kaori sempat memiliki pikiran untuk mundur. Namun ia memikirkan tentang berapa jatuhnya harga dirinya jika ia kabur dari pertarungan ini. Jika ia mundur sekarang, akan di letakkan ke mana wajahnya nanti ketika bertemu teman-temannya? Alangkah malunya Jendral Kaori jika ia sampai kabur melarikan diri karena tidak berhasil mengalahkan Reka dan yang lainnya. Yang membuat Jendral Kaori sangat malu karena lawannya ini adalah para wanita. Sebab, bagi Jendral Kaori, ia menganggap wanita adalah kaum yang lemah. Jika saja musuh yang ia hadapi ini laki-laki, kemungkinan besar sejak tadi Jendral Kaori sudah pergi untuk melarikan diri."Reka...! Sekarang...!" Odele berteriak dengan sangat
Setiap pukulan yang diterima Roki membuat tubuhnya makin lama semakin mendapat banyak kerusakan di bagian tubuh Cyborgnya.Dan akhirnya, Jendral Rhino memutuskan untuk mengakhiri pertarungan ini. Jendral Rhino juga sebenarnya sudah merasa sangat lelah karena bertarung melawan Roki kali ini benar-benar memaksanya untuk menggunakan seluruh tenaga dan kemampuan yang ia miliki.Trap!Leher Roki dicengkeram oleh Jendral Rhino."Apakah ada kata-kata terakhir? Hem?" Jendral Rhino kembali menatap Roki dengan wajah merendahkan. Dan Roki hanya mampu memberontak sebisanya. Rasanya, untuk berbicara saja sudah sangat sulit bagi Roki. Akan tetapi, Roki masih mampu memperlihatkan seringainya."Eh? Apakah otakmu sudah ikut rusak juga? Dasar kau, Cyborg bodoh?! Ada apa dengan ekspresi wajahmu ini?! Membuatku merasa mual saja! Cih!" Jendral Rhino tidak langsung membunuh Roki, ia sempat memukul perut Roki terlebih dahulu beberapa kali dan membantingkan tubuh Roki ke tanah beberapa kali juga.Namun beber
Pertempuran pun masih berlanjut. Setelah berjam-jam pertempuran tanpa henti mereka berlanjut sampai hari ini langit mulai menggelap lagi. Akhirnya Martis mulai merasakan kelelahan, tapi dia tahu dia tidak bisa menyerah. Dia melihat ke dalam dirinya dan mencoba mencari sesuatu yang bisa dia gunakan melawan Jendral Sugharman.Tiba-tiba, dia teringat akan sesuatu. Sebuah teknik pengendalian sistem yang dia pelajari dulu, yang sangat sulit dan membutuhkan banyak energi, tapi sangat kuat. Teknik ini bisa membalikkan arah aliran energi dalam sistem, membuat pengguna lainnya kehilangan kendali.Dengan segala kekuatan yang tersisa, Martis mulai menggunakan teknik ini. Energi mengalir melalui tubuhnya, memenuhi sistem dan mengubah aliran energi. Jendral Sugharman terkejut dan berusaha melawan, tapi dia merasa kendalinya mulai melemah.Akhirnya, dengan usaha terakhir, Martis berhasil membalikkan aliran energi dan mengambil alih kendali sistem. Jendral Sugharman terjatuh, kehilangan kekuatannya
Setelah mempersiapkan diri dan mengumpulkan timnya, Martis memutuskan bahwa saatnya telah tiba untuk menghadapi ancaman baru ini. Dia tahu bahwa semakin lama mereka menunggu, semakin kuat musuh akan menjadi. Jadi, setelah beberapa hari istirahat dan persiapan, mereka berangkat.Perjalanan ke markas musuh tidak mudah. Mereka harus melewati hutan-hutan lebat, menyeberangi sungai-sungai berbahaya, dan menghadapi berbagai tantangan. Namun, Martis dan timnya tetap semangat. Mereka saling mendukung dan bekerja sama untuk mengatasi setiap rintangan yang mereka hadapi.Akhirnya, setelah beberapa hari perjalanan, mereka tiba di markas musuh. Mereka bisa merasakan kekuatan yang kuat dan menakutkan dari dalam. Tapi mereka tidak gentar. Mereka telah bersiap dan mereka tahu apa yang harus mereka lakukan.Dengan tekad yang kuat, Martis memimpin timnya masuk ke dalam markas musuh. Mereka siap untuk bertarung, siap untuk melindungi negeri mereka, dan siap untuk menghadapi apa pun yang mungkin mereka
Saat mereka mendekati markas musuh, Martis dan timnya telah merencanakan strategi mereka dengan hati-hati. Mereka tahu bahwa mereka harus bekerja sama dan menggunakan semua kekuatan dan keterampilan mereka untuk berhasil.Martis, sebagai pemimpin, berada di garis depan. Dengan kekuatan sistemnya yang kuat dan keahlian dalam pertempuran, dia mampu meredam serangan musuh dan melindungi timnya. Dia menggunakan teknik pengendalian sistemnya untuk mengendalikan medan pertempuran dan memanipulasi lingkungan sekitar untuk keuntungan mereka.Odele, dengan kecerdasannya, bertindak sebagai koordinator pertempuran. Dia memantau situasi dan memberikan instruksi kepada tim, memastikan bahwa mereka selalu satu langkah di depan musuh. Dia juga menggunakan pengetahuannya tentang sistem untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi titik lemah musuh.Lalu Martanto, dengan kekuatan fisik dan keahlian bela dirinya, bertindak sebagai pelindung tim. Dia berada di garis depan bersama Martis, melawan musuh dan