Share

Menghajar Saputra Wijaya

“Menurut Papah?” jawab Arsenio ketus.

“Maaf jika sakitku ini menggangu aktivitasmu dan juga menambah beban pikiran.” Ucap Abraham dengan wajah sendu.

“Aku hanya kecewa karena kalian menyembunyikan ini,” jawab Arsenio mulai melunak lantaran tidak kuasa menahan jawaban Papahnya.

“Maafkan Papah namun ada hal yang sangat Papah pinta dan berharap kamu mengabulkannya, karena hanya kamu yang bisa melakukannya, Arsenio.” Ucap Abaraham terdengar sangat serius.

“Ap aitu Pah?” tanya Arsenio penasaran.

“Kamut ahu sendiri bagaimana kondisi Papahmu ini yang dimana semakin tua semakin merasa lemah, sudah tidak sekuat dan gagah seperti dulu. Bahkan handle pekerjaan saja rasanya tidak sanggup lagi, maka dari itu Papah berharap sekali kalau kamu nantinya mau meneruskan usaha yang sudah dibangun dengan penuh jerih payah dan dari nol. Tidak akan bosan Papah meminta ini kepadamu karena hanya kamulah satu-satunya harta paling berharga yang Papah miliki, kamu anak semata wayang Papah. Sebelum nantinya Papah
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status