Setelah memastikan mantan majikannya keluar, Arsenio segera menanyakan hal yang sudah menganggu pikirannya. “Ada rahasia apa diantara kalian berdua?” tanya Arsenio mengintimidasi.“Kalian berdua? Siapa yang anda maksud, bos?” tanya balik Jack tidak mengerti.“Antara kamu dan wanitaku-Eve! Kamu memiliki rasa kepadanya, kan?” tebak Arsenio membuat Jack terdiam sejenak lantaran kaget.“Anda bicara apa, bos! Mana berani saya memiliki perasaan kepada wanita anda. Kami tidak ada hubungan apapun, saya pastikan itu.” Jawab Jack dengan tegasnya.“Baiklah, kali ini saya pegang ucapanmu! Lalu kalian keluar ruangan untuk membahas sesuatu, apa yang sedang di bahas?” tanya Arsenio penasaran.“I….itu, ada hal yang harus nyonya Eve tahu namun dia memberontaknya. Saya akan memberitahukannya nanti jika anda sudah sembuh, bos.” Jawab Jack bingung harus menjawab apa.Feeling bosnya m
Pelaku pelempar bom diam membisu lantaran sudah dibayar mahal untuk tidak menyebutkan siapa orangnya, tapi di satu sisi mereka juga bingung. Jika tidak mengatakan yang sebenarnya malah mereka semakin remuk bahkan bisa saja ma-ti di tempat saat ini juga mengingat jumlah anak buah yang sangat banyak.“Katakan!” teriak Jack seraya menendang mereka dengan keras hingga terjungkal. Emosinya juga tak kalah tinggi karena sudah berani-berani membuat kekacauan di singgah sana bosnya.“Kami di utus Tuan Emir Ansel melemparkan bom ke rumah anda sebagai bentuk peringatan lantaran kalian terlalu berani ikut campur.” Ucap pelempar bom akhirnya membuka suara.“Oh…. Anak ingusan itu lagi! Rupanya dia tidak jera! Bahkan semenjak kejadian itu, tak pernah lagi aku mengurusi hidupnya. Dalam hal apa aku ikut campur?” tanya Arsenio bingung namun emosinya semakin meninggi.“Katakan pada Emir Ansel!!! Temui saya di markas lama beso
Lalu Emir menghubungi Saputra Wijaya untuk menanyakan hal ini, benar saja…. Saputra membenarkan jika dirinya sudah mengadu domba dirinya dengan Arsenio supaya semakin bermusuhan dan nantinya mudah baginya mencari celah menghancurkan keduanya.“Ternyata kamu cerdas juga, mengapa langsung mengarahkan perkelahian kalian denganku?” tanya Saputra Wijaya dengan begitu sombongnya.“Aku sudah mengatakan jika berhenti menghancurkan Arsenio! Mengapa masih saja menggunakan aku sebagai kambing hitamnya!” pekik Emir Ansel sangat murka.“Haha…. Seseorang tidak terlalu kuat memang mudah dijadikan alat!” jawab Saputra tertawa bahagia setelah itu panggilan terputus.“Sial!!!!! Lagi-lagi Saputra Wijaya!” teriak Arsenio murka lalu mengajak anak buahnya menemui Saputra saat itu juga baik nantinya di kantor maupun di rumah.“Tidak akan ada ampun lagi bagimu, Saputra!”
“Anak semata wayang dari Saputra Wijaya yang dulunya terkenal tidak berani membantah, kini sering sekali berdebat dengan ayah kandungnya sendiri yang sudah membesarkannya dengan bergelimang harta. Karena skandal dengan mantan pengawalmu membuatmu menjadi manusia tidak memiliki etika! Puas kau, Arsenio? Setelah ini apalagi yang ingin kau ubah dari anakku, ha?” pekik Saputra Wijaya dengan lantangnya.“Setelah ini antara aku dengan Arsenio akan menjadi kita dan sebuah keluarga kecil.” Jawab Eve sangat serius hingga membuat semuanya tidak mengerti.“Apa maksudnya, Eve?” tanya Arsenio menatap mantan majikannya dengan penuh tanya.Lalu Eve meletakkan tangan Arsenio di perutnya yang masih rata sembari berkata, “Sebentar lagi akan ada keluarga kecil dan nantinya kamu dan aku menjadi kita, rasakan, Arsenio. Aku hamil.” Jawab Eve dengan tatapan berbinar sembari menahan haru sedangkan Saputra Wijaya yang mendengarnya merasa s
“Dulu, Papah memiliki rekan kerja yang tujuan awalnya ingin sukses bersama dengan mendirikan perusahaan dari uang tabungan yang di punya, namun ketika usaha berkembang dengan baik dan stabil. Rekan kerja Papah mengkhianati dan berbuat curang dengan mengakusisi perusahaan tersebut, tidak hanya itu saja. Dia memfitnah jika Papah korupsi dana perusahaan dalam jumlah yang besar hingga akhrinya masuk dalam jeruji besi, mengingat hal itu membuat kebencian dalam diri ini bergejolak hebat, ingin sekali membalaskan dendam namun rasanya sia-sia saja jika hanya balas dendam tapi kehidupan Papah jauh di bawahnya. Maka dari itu, setelah terbukti tidak bersalah dan bebas, Papah putus komunikasi dengannya dan bekerja keras membangun usaha hingga akhirnya tegak seperti sekarang ini. Ada satu momen dimana dia mengetahui betapa suksesnya Papah sekrang bahkan usaha illegal yang dimiliki pun sampai tidak bisa tersentuh hukum, hal itu membuatnya murka dan berniat mencuri dari Papah. Itulah sebabny
“Kamu adalah biang dari semuanya!!! Selain Emir Ansel, kamu juga turut menjadi hancurnya anak semata wayangku! Meskipun sudah menjadi menantu, jangan harap aku akan menerimamu!” bisik Saputra ketika Arsenio bersalaman dengannya.“Tidak masalah jika anda tidak menganggap saya menantu! Bukan menjadi persoalan besar bagi hidup saya! Yang terpenting aib anak anda saat ini aman!” jawab Arsenio dengan tenangnya.“Sekarang kamu sudah hancur bahkan dengan langsung aku bisa menyaksikannya, sebuah pembalasan yang berakhir dengan indah!” batin Arsenio tersenyum puas.Setelah mengatakan itu, Arsenio dan Eve pulang ke rumah lantaran ayahnya tidak menanggapi pernikahan mereka dengan baik. Daripada merasa tidak nyaman, lebih baik pulang, itu pemikiran Eve saat ini. “Jaga kesehatan ya, Pah. Eve pamit pulang dulu,” pamit Eve mencium tangan Saputra Wijaya yang sama sekali enggan menatap anak semata wayangnya.&l
Tidak membutuhkan waktu lama, dua hari kemudian sudah bisa mengetahui siapa dalang yang sudah membuat kekacauan di perusahaan ayahnya.“Panggil orangnya ke sini, jangan katakan jika pelakunya terungkap!” perintah Arsenio kepada Sammy.“Baik, Tuan.” Jawab Sammy lalu menuju ruangan Surya untuk memberitahu jika dipanggil atasan.Surya yang tidak mengetahui jika kebusukannya sudah diketahui, berjalan dengan sangat percaya diri dengan membusungkan dada. Dalam pemikirannya, mungkin anak dari CEO perusahaan ingin mendengarkan penjelasannya.“Selamat pagi, Tuan. Apakah anda memanggil saya?” tanya Surya basa-basi.Arsenio hanya menganggukkan kepala setelah itu meminta duduk, barulah map yang berisi data sebenarnya dilemparkan secara kasar, “Baca dengan baik dan jelaskan sejelas-jelasnya!”Surya yang tidak tahu apa-apa dengan perlahan membuka map yang dilempar anak bosnya lalu membaca denga
Resmi menjadi suami istri nyatanya tidak membuat permasalahan mereka selesai begitu saja malah justru semakin bertambah. Seperti halnya hari ini, perusahaan Arsenio mengalami penurunan yang signifikan dan juga markas lamanya kebakaran, kejadian yang terjadi secara bersamaan membuat konsentrasinya terganggu.Apalagi perusahaan Papahnya juga sama, hanya usaha illegal saja yang dari dulu sampai sekarang masih bertahan dengan baik.“Sebentar lagi akan ada berita besar yang membuat kekayaan keluargamu menurun drastis!” ancam Saputra Wijaya melalui sambungan telepon.“Apa yang sedang anda rencanakan, wahai Ayah mertua?” tanya Arsenio geram.“Let’s see….” Jawab Saputra setelah itu panggilan terputus.****Saputra beberapa hari yang lalu menemui ketua kepolisian untuk membicarakan sebuah kerja sama yang sangat menguntungkan kedua belah pihak.“Sel
“Kami sadar diri makanya tidak mau memakai uang yang bukan menjadi hak ku! Sebelum kami pergi, ijinkanlah untuk bertemu dengan Justin. Dimana dia?” ucap Joanna sembari menahan pedih di dadanya.“Buat apa mencari anakku? Ingin kembali padanya supaya uang lima miliar ini kembali padamu?” sindir Eve.“Bukan! Saya ingin mengucapkan salam perpisahan karena mau bagaimana pun juga pertemuan awal kami secara baik-baik, setidaknya berpisah juga baik-baik.” Jawab Joanna sangat dewasa.“Justin tidak ada di rumah ini, setelah kejadian itu. Kami sepakat membawanya ke RSJ agar mendapat penanganan yang baik.” Ucap Arsenio membuat terkejut semua.“Kenapa harus mengatakan itu pada mereka! Bikin malu saja! Turun harga diri kita” bisik Eve di telinga suaminya namun masih bisa terdengar oleh Maya juga Joanna.“Apa alasan kalian dengan tega membawa dia ke sana?” tanya Joanna penasaran.&ldqu
“Terus rencana kalian apa? Aku bisa bantu bagaimana, mbak?” tanya Meta ingin tau.“Semnetara ijinkan kami tinggal di sini karena tidak mungkin terus tinggal di sana, aku gak mau anak buah Justin berbuat hal yang lebih nekat lagi. Waktu kita berhasil kabur saja Justin sangat marah dan mengamuk.” Jawab Maya.“Baiklah kalau begitu, kalian boleh tinggal di sini selama mungkin. Nanti akan aku carikan rumah yang sekiranya aman. Memang ya keluarga Arsenio sejak dulu selalu menganggu dan meresahkan saja bisanya!!!! Sudah cukup bagi kalian untuk mengalah, waktunya melawan namun tidak dengan berhadapan langsung.” Ucap Meta ikut geram.“Kamu benar, jika semisal masih tinggal di sektar sini kurang aman. Aku nantinya akan membawa Joanna tinggal di luar negeri saja,” jawab Maya sudah mempertimbangkan sangat jauh dan dengan baik.“Bu, tinggal di luar negeri butuh biaya yang besar. Apa kita mampu? Joanna juga baru saj
Setelah tiba di rumah, kini mereka bergegas menuju kamar masing-masing untuk mengemasi barang yang sekiranya perlu juga penting. Maya tidak membawa banyak barang, karena yang penting baginya adalah pakaian, alat merajut, surat berharga dan juga uang yang tersimpan di brankas.Sedangkan Joanna tidak bisa untuk memilah barang untuk nantinya di tinggal, baginya semua sangat penting. “Jika semuanya di bawa, bagaimana nanti mengangkutnya?”“Joanna, apakah sudah selesai?” tanya Maya sembari mengetuk pintu.“Belum, Bu…. Masuklah,” jawabnya dari dalam kamar.Maya yang melihat banyaknya barang yang akan dibawa merasa heran, “Semua ini akan kamu bawa? Kita nantinya naik taksi.”“Habisnya bingung mau memilah yang mana, semua penting.” Jawab Joanna garuk-garuk kepalanya yang tidak gatal.“Pemberian dari Justin jangan ada satu pun yang dibawa!” tegur Maya.“I-iya,
“Aku sebenarnya terpaksa, Justin. Aku di sini ketakutan, jika terus menerus melawan, yang ada nanti kamu serta anak buahmu akan berbuat nekat kepadaku.” Jawab Joanna berlinang air mata.“Jadi, sudah tidak ada rasa sayangmu kepadaku, Joanna? Janji yang sudah pernah kita rangkai dengan indah kini menguap begitu saja dalam hidupmu?” tanya Justin dengan wajah sendu.“Perasaan itu aku yakin akan terkikis dengan sendirinya jika kita berdua sama-sama bertekad untuk menerima takdir yang ada. Perihal janji serta impian yang pernah dirangkai bersama, anggap saja sebuah angin lalu yang tidak pernah terjadi.” Jawab Joanna terpaksa mengatakan ini agar Justin sadar.“CUKUP! AKU BENCI MENDENGARNYA! KALIAN SEMUA JAHAT! JIKA MAUMU BEGITU, MARI KITA MA-TI BERSAMA AGAR TIDAK ADA PRIA LAIN YANG MEMILIKIMU!” pekik Justin berhasil menarik Joanna berada dalam pelukannya lalu ia merogoh saku celananya yang ternyata ada pisau
“TIDAK ADA KATA BAIK-BAIK SAJA JIKA SUDAH MASUK TINDAKAN KRIMINAL! JIKA POSISINYA YANG MENJADI KORBAN ADALAH ANAKMU, APA BAKAL TETAP INGIN BAIK-BAIK SAJA, HA? AKU ORANG TUA DARI JOANNA! RASA KHAWATIR JUGA KETAKUTANKU SANGAT BESAR! JIKA MEMANG KAMU MEMILIKI JIWA NALURI SEORANG IBU SEHARUSNYA MENGERTI!” Bnetak Maya lalu berlari ke kamar yang ada di sana untuk mencari keberadaan Joanna.“Tante! Jangan asal masuk ruangan orang!” tegur Justin geram. Ingin mencegah, namun sayangnya kini Joanna melihat ibunya ada di sini.“I-ibu….” Panggil Joanna yang sedang di rias dan sudah menggunakan gaun pernikahan. Air matanya langsung berlinang dengan deras ketika mengetahui ada ibunya di sini.“Joanna…. Kenapa akhirnya kamu menerima ajakan dia untuk menikah?” tanya Maya kecewa, air matanya tak kalah mengalir dengan deras.“Joanna terpaksa, Bu! Justin terus memaksaku bahkan sampai tega menculikku di sini
Kini Joanna sudah berada di kamarnya. Tidak berselang lama Justin pun juga sudah kembali.Salah satu anak buahnya segera memberikan laporan kepadanya. “Tadi nona hampir kabur melalui kamar mandi, bos.”“APA???” pekik Justin seketika emosi.“JOANNAAAAA………” Teriak Justin yang sangat menggema seluruh ruangan terlebih saat ini kamarnya tengah terbuka.“Mampus…. Ketahuan deh!” batinnya gugup.Terdengar suara langkah semakin berjalan mendekat ke kamar, perasaannya pun semakin berdegup kencang karena harus mempersiapkan diri dengan amukan Justin.“Joanna… apa benar kamu mau coba-coba kabur?” tanya Justin mengintimidasi.“Apaan sih, gak ada aku punya niatan seperti itu!” bantah Joanna memasang wajah kesal.“Tadi salah satu anak buahku mengatakan kalau kamu mau mencoba kabur.” Jawab Justin dengan menatap t
Sedangkan di markas, Justin tengah menanti kabar anak buahnya sembari memastikan Joanna makan dengan baik agar tidak sakit. “Ayo makan dulu, sayang…. Ini tidak ada racunnya.”“Aku tidak sudi makan! Lebih baik ma-ti ketimbang menikah dengan saudara sendiri!” tolak Joanna mentah-mentah.“Rupanya kamu suka sekali dipaksa ya, jadi gemas!” sindir Justin lalu memaksa mulut Joanna agar terbuka.Tok… tok…. Tok…. Suara ketukan pintu menghentikan aksi Justin. “MASUK!” teriaknya emosi.“Bos, kami sudah menemukan penghulu yang bersedia menikahkan kalian berdua besok pagi pukul tujuh.” Jawab Alex membuat senyum di bibir Justin mengembang dengan sempurna. Emosi yang tadi mendidih kini sirna seketika.“Kerja bagus, segera persiapkan semuanya. Dekor ruangan depan dengan sangat cantik.” Perintah Justin membuat Joanna tidak habis pikir.Setelah an
Dengan beberapa kali mengatur nafas supaya lebih tenang namun rupanya tidak bisa, jawaban mantan kekasihnya terus terngiang hingga membuat hatinya sakit. Akhirnya, ia tidak mau berbicara dengan cara baik-baik.“Bela terus anak kesayanganmu itu yang kamu besarkan dengan penuh kemewahan juga kasih sayang dan manja! Yang harus kamu tau, Joanna juga anak kamu!!! Aku mendapatkan informasi terebut dari pihak kepolisian! Tadi siang anakku diculik oleh geng motor, setelah ditelusuri ketuanya adalah Justin! Berulang kali aku sudah menghubunginya namun tidak aktif, makanya terpaksa aku menghubungimu!!!! Percaya tidak percaya, tolong selamatkan Joanna!! Sebelum kejadian penculikan ini, dia sempat bertemu dengan anakmu di kafe, di sana mereka berdebar hebat lantaran Joanna menolak keras permintaan anakmu yang menginginkan untuk mengajak kawin lari! Dalam pikirannya, mereka bukan saudara serahim jadi sah untuk menikah!” pekik Maya tidak bisa menahan emosin
“Carikan penghulu sekitar sini, besok saya akan menikah dengan Joanna.” Perintah Justin kepada anak buahnya.“Apa tidak terlalu cepat, bos?” tanya anak buahnya bernama Alex.“Siapa kamu beraninya mengatur saya!” jawab Justin emosi.“Bu-bukan begitu, Bos… menikah juga perlu saksi.” Jawab Alex memberitahu.“Kalian semua besok menjadi saksi pernikahanku dengan Joanna, tidak masalah jika menikah siri terlebih dahulu, yang terpenting dia menjadi milikku seutuhnya.” Jawab Justin keras kepala.Anak buahnya tidak berani membantah lagi, akhirnya saat itu juga mereka mencari informasi apakah ada penghulu yang bersedia menikahkan Justin dan Joanna besok.“Keinginan orang kaya memang meresahakan, menculik wanita demi ingin menikahinya. Mengapa tidak meminta secara langsung kepada orang tuanya?” tanya Alex tidak habis pikir.“Mungkin pihak keluarga perempuan