Share

Di jadikan alat oleh Saputra Wijaya

Pelaku pelempar bom diam membisu lantaran sudah dibayar mahal untuk tidak menyebutkan siapa orangnya, tapi di satu sisi mereka juga bingung. Jika tidak mengatakan yang sebenarnya malah mereka semakin remuk bahkan bisa saja ma-ti di tempat saat ini juga mengingat jumlah anak buah yang sangat banyak.

“Katakan!” teriak Jack seraya menendang mereka dengan keras hingga terjungkal. Emosinya juga tak kalah tinggi karena sudah berani-berani membuat kekacauan di singgah sana bosnya.

“Kami di utus Tuan Emir Ansel melemparkan bom ke rumah anda sebagai bentuk peringatan lantaran kalian terlalu berani ikut campur.” Ucap pelempar bom akhirnya membuka suara.

“Oh…. Anak ingusan itu lagi! Rupanya dia tidak jera! Bahkan semenjak kejadian itu, tak pernah lagi aku mengurusi hidupnya. Dalam hal apa aku ikut campur?” tanya Arsenio bingung namun emosinya semakin meninggi.

“Katakan pada Emir Ansel!!! Temui saya di markas lama beso

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status