"Eghh... eh maaf tuan." Melati bersendawa setelah menghabiskan semua makanan.
Rey hanya geleng kepala sambil tersenyum melihatnya, Rey hanya menghabiskan separuh saja karena jujur makanan itu tidak masuk dilidahnya tapi karen dia sangat menghargai makanan jadi dia memakannya tapi tidak menghabiskannya."Tuan kau sudah selesai makannya?". tanya Melati melihat nasi dan lauk dipiring Rey masih ada."Iya sudah." jawab Rey singkat."Itu masih ada." kata Melati sambil menunjuk."Aku sudah kenyang." balas Rey tanpa melihat."Sayang sekali biar aku habiskan." kata Melati sambil mengambil piring itu."Hey..." Rey ingin mencegah Melati yang ingin menghabiskan sisa makanannya."Kenapa tuan? ini sayang jangan dibuang tuan juga makannya rapi jadi tidak jorok.""Tapi bukannya kau sudah kenyang." Alibi Rey hanya alasan kenapa Melati mau makan sisa makanan nya."Hehehe tidak apa-apa! demi tuan aku rela makan lHafsa terbangun lebih dulu tidurnya nyenyak namun kesakitan dibagian inti paha mungkin Elang terlalu bersemangat.Saat Hafsa ingin bangun sepasang tangan kekar memeluknya dari belakang dengan lembut."Kau mau kemana?" Elang bertanya dengan suara khas bangun tidur, matanya masih sayup-sayup."Aku ingin mandi, ini sudah siang." jawab Hafsa. Sebenarnya masih tidak percaya dengan perlakuan Elang pada dirinya selama ini namun Elang belum pernah mengatakan cinta."Nanti saja mandinya denganku, aku masih ingin memelukmu." ujar Elang lalu langsung menarik Hafsa dalam pelukannya."Aaa.." Hafsa reflek menjerit karena memeluknya seperti bantal guling."Kak Elang bolehkah aku hari minta jalan-jalan." pinta Hafsa sebenarnya untuk menghindari dari sesuatu yang bangun dibawah sana."Jalan-jalan kemana?" tanya Elang, matanya langsung terbuka mendengar kata jalan-jalan.Dan Hafsa berhasil fokus Elang jadi pada dirinya."Aku
"Hafsa....!" teriak Melati sambil berlarian tak peduli dengan tatapan para manusia disekitarnya."Melati...!" balas Hafsa ikut berlari sambil merentangkan tangan.Elang dan Rey hanya geleng kepala melihatnya mungkin memang begini jika dua sahabat perempuan bertemu setelah tragedi menegangkan."Aku rindu sekali denganmu." ucap Melati."Aku juga."."Kenapa kau pergi meninggalkan aku? aku kesepian.""Aku tidak pergi, tidak mungkin aku meninggalkanmu aku juga kesepian.""Aku mencari mu dan terus memikirkan mu.Apa kau juga begitu?"."Sudah pasti aku begitu tidak mungkin tidak."Mereka berpelukan layaknya Teletubbies lepas lagi peluk lagi sambil berceloteh tidak jelas seperti pasangan kekasih sampai membuat telinga Elang dan Rey merasa panas dan geli.Bisa-bisanya Hafsa dan Melati mengabaikan dua pria tampan disampingnya hanya karena rindu."Sampai kapan kalian terus begitu, pesawat aka
Mereka berempat setelah mendapat penginapan hanya beristirahat sebentar, lalu dua wanita itu merengek meminta keluar untuk bermain dan mengabadakin momennya.Hafsa dan Melati keluar secara bersamaan membuat mereka berpelukan sambil berteriak membuat dua pria hanya bisa menggelengkan kepala.Tanpa berkata mereka langsung keluar dengan sudah memakai jaket tebal, sepatu juga topi untuk menghangatkan tubuh mereka, karena udara sangat dingin sekali."Hafsa kita ke sana yuk! sepertinya di sana lebih banyak saljunya." ucap Melati sambil menunjuk di depann nya."Iya ayo." Hafsa antusias dengan ajakan Melati.Mereka kemudian setengah berlari menuju tempat dibawah pohon sakura, terlihat seperti anak kecil memang dan dua pria yang mengikuti hanya mengawasi saja sambil melihat aktifitasnya."Ah aku lupa sesuatu, kau tunggu disini yah!" Hafsa menyuruh Melati menunggunya dan Melati mengiyakan dengan mengacungkan dua jempolnya.Kemudia
Mereka berdua terdiam di kala Elang menyebut status dirinya kemudian mereka pergi begitu saja dengan kecewa."Kalian tidak apa-apa?" tanya Elang pada Hafsa dan Melati."Aku tidak apa-apa.""Tidak apa-apa tuan terimakasih." kata Melati bersyukur Elang cepat ada."Lain kali berhati-hatilah kalian orang baru mudah untuk ditebak maka dari itu kalian jangan terlalu menampakan diri." nasihat Elang yang tentu saja membuat dua gadis itu tidak mengerti."Maksudnya tuan." tanya Melati begitu juga Hafsa yang ikut mengangguk."Ya sudah kalau tidak mengerti, aku malas menjelaskan." Elang malah berlalu pergi membuat Hafsa dan Melati cemberut plus kesal."Suamimu itu gimana sih Sa ngasih tau tapi tidak memberi tahu." kata Melati bersungut-sungut."Aku juga tidak tau." kata Hafsa sambil mengikuti suaminya."Hah sebelas dua belas memang." Melati melongo dengan jawaban Hafsa kemudian mengikuti Hafsa dibelakang.
"Selain itu kau juga pintar mengambil hati tuan Rey sampai dia membelikan ponsel baru untukmu padahal bukan siapa-siapa." lanjut Hafsa ikut senang dengan keberhasilan temannya."Oh iya dong aku kan pernah bilang mau mengambil hati tuan Rey, sekarang aku memang bukan siapa-siapa nya tapi percaya tidak kalau besok aku pasti akan jadi nyonya Rey, hehehe." kata Melati begitu yakin."Hah yakin sekali kamu, memangnya tuan Rey suka padamu." Hafsa meledek Melati."Hem... kau ini temanku bukan, harusnya menyemangati ku." Melati merajuk sambil memanyunkan bibirnya."Oh cup cup maaf yah, tapi yang aku lihat dari tuan Rey sepertinya dia memang mulai membuka hati untukmu dan aku juga yakin kalau kau adalah gadis pertama dalam hidupnya." rayu Hafsa sambil merengkuh Melati."Nah begitu dong kan aku nya jadi semangat lagi buat ngejar tuan Rey." Melati tersenyum sambil memukul lengan Hafsa pelan."Ah kau ini maunya dipuji-puji terus.""T
"Tuan, kita makan disini saja." ucap Melati menunjuk kedai makan dipinggir jalan."Kau yakin disini, kenapa tidak di restoran saja?". tanya Rey."Yang aku tau kalau di restoran luar negri itu mahal tuan, jadi kita makan dipinggir jalan saja karena sudah pasti murah dan enak." kata Melati, hal itu yang dia tau."Memangnya kau sudah pernah bilang murah dan enak.""Tuan ini bagaimana malah nanya, karena belum pernah makanya aku ngajakin kesini. Ayo, biar tau murah dan enaknya." kata Melati dengan lugunya.Rey sampai tak bisa berkata, Melati seperti menjebaknya. Akhirnya Rey pun mengikutinya."Eh tunggu disini halal tidak." kata Melati sebelum masuk kedai.Rey tersenyum karena Melati tidak asal makan diluar negri."Meski kau ceroboh tapi kebetulan pilihanmu ini benar disini halal." jawab Rey memang benar karena ada tulisan halal di logo kedainya."Wah... senangnya ayo kita masuk aku pengen cobain." Melati p
Elang dan Hafsa sudah kembali diner mereka namun bukan kembali ke penginapan Elang mengajak Hafsa ketempat pemandian air panas yang tersedia di penginapan itu."Kak Elang kita mau kemana seingat ku ini bukan tempat ke kamar kita." kata Hafsa yang bingung."Memang bukan, kita akan berendam." jawab Elang santai."Hah.. berendam." Hafsa sampai terkejut."Tapi kak ini sudah malam buat apa kita berendam.""Sudah kau diam saja dan nikmati." kata Elang sambil mengerlingkan matanya.Hafsa jadi curiga jika Elang sudah seperti itu dia jadi memutuskan untuk kabur darinya."Kak Elang sepertinya aku meninggalkan sesuatu dikamar aku ambil dulu yah.!" kata Hafsa namun Elang menarik tangannya."Kau jangan beralasan istri kecilku, mau dimana pun tempatnya tetap saja kau akan habis olehku." bisik Elang tersenyum smirk.Benar juga dimana pun tempatnya dia pasti akan kena juga jadi untuk apa kabur.Hafsa jadi menu
Sudah hampir satu minggu mereka berlibur menghabiskan waktu di negara j banyak sekali tempat yang mereka kunjungi, baik berdua saja maupun berempat.Tempat wisata, wahana museum sampai tempat kuliner pun mereka kunjungi, Melati dan Hafsa sangat puas sekali dan tentu saja mereka berdua sangat senang dan momen ini akan terus melekat diingatan mereka.Dan Melati yang merasa sangat beruntung karena dia jadi ikutan kecipratan liburan padahal dia hanya pelayan hanya karena dia sahabat dari Hafsa yang kini menjadi majikannya.Eh tapi memang sebelum jadi nona mereka berdua kan sudah bertemu dan berteman jadi mungkin wajar jika Melati jadi diistimewakan.Sudah tak terasa waktu bergulir begitu cepat ingin rasanya menghentikan waktu supaya liburan ini terasa semakin lama tapi itu tidak mungkin karena hidup pun terus berjalan.Dan hari ini hari terakhir mereka dinegara j, Elang menyuruh Hafsa untuk berbelanja sesuka hatinya membeli apapun yang dia ma