Home / Romansa / Pengasuh Kesayangan Tuan Duda / Mempercayai Seseorang

Share

Mempercayai Seseorang

Author: Agura Senja
last update Last Updated: 2024-08-13 23:56:18

Pertanyaan Raga membuat Claudia tidak bisa langsung bereaksi. Raga memang pernah mengatakan sesuatu yang mirip beberapa malam lalu, tapi saat itu ia mengatakannya sebelum terlelap, jadi Claudia hanya menganggap itu sebagai kata-kata yang diucap asal menjelang tidur. Tapi, bagaimana dengan sekarang?

Claudia berdeham pelan, mengecup tangan kecil Raga di genggamannya sebelum menatap lembut anak yang juga sedang menatapnya dengan pandangan penuh tanya.

"Kalau kamu jadi anak Kakak, kamu tidak bisa lagi jadi putranya Elodia dan Malven, yakin? Kakak sudah pernah sedikit menjelaskan tentang adopsi, kan? Kalau pun misal Kakak mendapat izin untuk mengadopsi Raga sebagai anak, Kakak tidak akan pernah mengizinkan Raga untuk kembali ke kediaman Pranaja lagi, dan jika Kakak menikah nanti, maka kamu akan punya ayah baru. Sungguh mau?" Claudia bertanya dengan raut serius.

Sejujurnya Claudia hampir berdebar dan berharap mendengar pertanyaan Raga, tapi menjadi ibu seseorang tidak harus menikah dulu de
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Kelas Pewaris

    Malven menahan lengan Claudia yang hampir pergi. Sejak datang bersama Raga tadi, Claudia memang bertingkah aneh. Tidak hanya menolak saat Malven ingin memegang tangannya tadi, Claudia juga menghindari tatapan Malven. Mereka bahkan belum sempat bicara berdua sejak pagi ini, jadi Malven tidak mengerti dengan sikap Claudia sekarang. "Apa aku melakukan kesalahan? Daripada menghindar tanpa mengatakan apa-apa, bukankah jauh lebih baik kalau kamu bicara? Claudi, aku tidak akan mengerti kalau kamu tidak mengatakan letak salahku." Malven berucap lembut, menarik Claudia lebih dekat dan mengernyit saat merasakan penolakan jelas wanita itu."Maaf, Pak, kita di depan umum. Ada banyak mata di sini, dan yang lebih penting ... Raga sedang melihat." Claudia berbisik sembari melepaskan tangan Malven dari lengannya. "Kalau begitu saya permisi," ucap Claudia lagi, kali ini bergerak lebih cepat dan meninggalkan Malven bersama Raga.Malven yang ditinggalkan tanpa mendengar jawaban apa pun hanya bisa meng

    Last Updated : 2024-08-14
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Orang Gila

    Panggilan itu membuat tubuh Claudia menegang. Ia memang sudah menyiapkan diri jika suatu saat bertemu lagi dengan masa lalunya seperti ketika bertemu Selena waktu itu, tapi Claudia tidak pernah membayangkan akan menemuinya sekarang."Ternyata benar kamu, Cla? Aku mencarimu ke mana-mana, ternyata kamu di sini, di tempat di mana seharusnya kita bulan madu?" Seseorang yang tiba-tiba memanggil itu adalah Deon, pria yang telah menghancurkan kepercayaan Claudia hingga tak berbentuk. Claudia merasakan dadanya berdenyut nyeri pada kenyataan yang kembali Deon ingatkan, karena hotel tempatnya menginap sekarang memang tempat yang ia dan Deon pilih untuk bulan madu mereka, salah satu hotel terbaik di pusat Tokyo.Kenapa Deon bisa ada di sini dari semua tempat di dunia?"Nona Claudia, apa Anda mengenal orang ini?" Sean dengan cepat menghadang di depan Claudia, melindungi wanita yang tampak tertegun dengan wajah pucat. Sean tidak tahu apa hubungan Claudia dengan pria itu, tapi melihat gelagat tida

    Last Updated : 2024-08-15
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mantan Tidak Waras

    Suara yang datang menyela membuat Claudia hampir berlari dan memeluk sosok yang baru saja datang dari arah lift, beruntung kendali atas tubuhnya masih berfungsi dengan baik. Deon menoleh ke arah Malven, terkejut melihat keberadaan pemimpin keluarga Pranaja itu ada di sini. Tentu saja Deon tahu tentang Malven, karena wajah pria itu rajin menjadi cover majalah bisnis dan prestasinya selalu menjadi tolak ukur bagi mereka yang ingin menjadi seorang pebisnis. Meski terkesan melanjutkan tahta, nyatanya banyak hal yang Pranaja capai hanya ketika Malven memegang jabatan sebagai pemimpin."Jadi, ada keributan apa di sini? Aku mendapat telepon dari pengawal putraku," ucap Malven lagi, sengaja menatap Claudia dengan pandangan menusuk."Maaf Tuan Malven, saya tidak bermaksud membuat keributan." Claudia langsung membungkuk sopan, sambil berharap Malven tidak mengatakan apa pun tentang posisi Claudia sebagai pengasuh Raga.Deon yang melihat Claudia langsung menurunkan nada suara dan bersikap sopan

    Last Updated : 2024-08-16
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Tidak Bisa Diketuk

    Claudia tidak tahu harus terharu atau tertawa atas kata-kata Malven, jadi yang bisa dilakukannya adalah memeluk pria itu dan menangis. Padahal baru sekali bertemu Deon setelah berbulan-bulan sejak menjadi pengasuh Raga, tapi rasanya seluruh kekuatan meninggalkan tubuh Claudia hanya dengan satu pertemuan. Padahal Deon yang selama ini Claudia kenal adalah orang yang cerdas. Meski bukan berasal dari keluarga berada, tapi Deon menggunakan otaknya dengan baik mendapat beasiswa penuh, menyelesaikan pendidikan hingga ke jenjang tinggi dan mendapat posisi sebagai manajer di perusahaan hanya dalam dua tahun sejak ia mulai bekerja. Sosok Deon yang cerdas, pekerja keras dan pantang menyerah pada akhirnya diakui 'pantas' bersanding bersama Claudia, tapi kenapa jadi begini?Claudia bisa memaklumi kalau Deon bosan padanya dan jatuh hati pada Selena, lalu seharusnya pria itu sudah tahu konsekuensi dari mengkhianati kepercayaan Claudia, tapi bagaimana Deon menjadi tidak tahu malu seperti itu? Claudi

    Last Updated : 2024-08-17
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Kamu Cemburu?

    Ugh! Claudia merasa mual, suara Malven terdengar dingin saat mengatakan kalimat menakutkan seperti itu. "Aku tidak akan mengkhianatimu dan melarikan diri, Pak Malven!" ujar Claudia menanggapi, membayangkan kakinya dipatahkan secara paksa hanya untuk membuatnya tidak bisa kabur saja sudah sangat menakutkan, apalagi kalau benar terjadi. "Hmm, baguslah." Gumaman Malven membuat Claudia cemberut, tapi entah kenapa hatinya jadi menghangat, karena obrolan tentang mematahkan kaki itu membuat perasaan sedih dan marahnya pada Deon sudah berkurang banyak. "Aku sudah tidak apa-apa, kamu sebaiknya kembali ke kamar, Raga akan kebingungan kalau kamu tidak ada saat bangun nanti." Claudia menjauhkan tubuhnya, berusaha melepas dekapan Malven padanya. Tapi, usahanya sia-sia karena Malven terlihat tidak berniat melepaskan. "Aku mau mandi dan tidur, Malven, tolong lepaskan aku dan pergi dari sini!" ujar Claudia sembari terus berusaha melepaskan diri. Malven menghela napas, membiarkan Claudia

    Last Updated : 2024-08-22
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Menelepon Aira

    Claudia berdecak saat menatap pantulan dirinya di cermin. Semalam Malven benar-benar melaksanakan keinginannya, melukis di banyak tempat dan tidak meninggalkan ruang kosong di tubuh Claudia. Entah Claudia harus merasa lega atau tidak pada kenyataan bahwa satu-satunya yang bersih dari tanda yang Malven tinggalkan hanyalah lehernya.Wanita itu menghela napas sebelum merapatkan kimononya. Saat Claudia terbangun, matahari sudah tinggi dan ia tidak menemukan Malven di sisinya. Seperti biasa, pria itu hanya meninggalkan catatan kecil di atas bantal."Aku lapar ...." Claudia bergumam sembari mengelus perutnya, sungguh suatu keajaiban dia bisa bangun dari tempat tidur, mandi dan berganti pakaian dalam keadaan kelaparan, apalagi setelah menghabiskan semua energinya sepanjang malam. Sebenarnya Claudia ingin keluar dan mengajak Raga makan di restaurant hotel, tapi ia khawatir Deon akan menunggu di depan kamarnya. Memesan makanan pun Claudia tidak berani, takut saat membuka pintu untuk menerima

    Last Updated : 2024-08-24
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Status Hubungan

    Claudia memutar bola mata. Di mana lagi coba ada atasan yang dikatakan ‘bodoh’ oleh karyawannya sendiri selain Claudia?“Kututup telponnya, pekerjaanku banyak berkat seseorang. Jangan terlalu dipikirkan tentang Deon, tapi tetaplah berhati-hati.”Sambungan telpon benar-benar diputus setelahnya sebelum Claudia sempat mengatakan apa-apa. Wanita itu menggeleng tidak habis pikir, tangannya menggulir layar untuk mencari nomor Malven, berniat menghubungi pria itu untuk mengajaknya makan bersama. Tapi belum sempat Claudia melakukan apa-apa, nama pria itu sudah tertera lebih dulu di ponselnya, bersamaan dengan suara bel kamar yang ditekan.“Aku di depan kamarmu bersama Raga,” ucap Malven begitu Claudia mengangkat telponnya.Claudia cepat-cepat membuka pintu dan tersenyum lebar saat Raga langsung menghambur ke pelukannya.“Sayang!” panggil Claudia sembari memeluk Raga, tapi tatapannya terarah pada Malven.Malven mengernyit, satu ingatan tentang janji Claudia jika wanita itu akan memanggil ‘saya

    Last Updated : 2024-08-31
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Kado dari Kakek

    “DERAAA … AKU PULANG!” Raga berteriak saat keluar dari mobil, langsung berlari ke arah Dera dan mengulurkan tangan. “Hadiah dari Opa mana?” tanyanya tidak sabar.Mereka akhirnya kembali ke kediaman Pranaja, meski hanya Raga dan Claudia karena Malven masih belum kembali sejak pria itu pamit untuk pekerjaan dua hari lalu. Claudia cukup terkejut saat dalam perjalanan dari bandara tadi, mereka harus berpisah dari Vall dan Sean karena ada sopir lain yang akan menjemput. Claudia tidak mengerti kenapa dua orang yang telah menemani Claudia dan Raga selama di Jepang itu tidak ikut sampai rumah.Tidak hanya itu, Claudia diminta untuk menandatangani perjanjian ‘lupa’ di mana ia tidak akan mengatakan apa pun tentang Sean mau pun Vall, juga keberadaan Phantom. Tidak mau memikirkan sesuatu yang rumit, Caudia dengan mudah menandatanginya, karena ia juga bukan orang yang mudah menceritakan sesuatu, jadi hal seperti itu tidak sulit dikabulkan.“Tuan Muda, Anda tidak boleh berlari seperti itu. Bagaiman

    Last Updated : 2024-08-31

Latest chapter

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Calon Suami

    Selama menunggu Malven dan Regan bicara, Claudia menunggu di ruang keluarga. Sudah dua jam sejak Malven memasuki ruang kerja Regan, tapi hingga kini belum ada tanda-tanda akan keluar. Claudia menghela napas panjang, sedikit khawatir.Kalau saja ayahnya tidak melarang, Claudia pasti sudah menemani Malven saat ini. Tapi, Regan mengatakan jika itu adalah pembicaraan antar laki-laki, jadi Claudia dilarang ikut campur.“Berapa lama lagi ayah akan mengintrogasinya?” Claudia menarik napas pelan, matanya melirik pada jam yang tertera di ponsel. Awalnya Claudia tidak sendirian karena Raga menemaninya bermain, tapi anak itu akhirnya tertidur setelah hampir satu jam, jadi Claudia memindahkannya ke kamar dan kembali ke ruang keluarga untuk menunggu Malven.“Tapi, kenapa lama sekali?” Claudia kembali mengeluh sembari menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap lampu gantung yang malam ini terlihat lebih jauh.Claudia sebenarnya merasa lelah dan perutnya sedikit kram. Mengingat perjalanan panjang yang

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Permintaan Raga

    “Raga, Kakak pulang!” Claudia berseru setelah memasuki ruang keluarga, membuat Raga dan Regan yang sedang menyusun puzzle besar, langsung menoleh bersamaan. “Iya, selama datang kembali, Kak.” Raga membalas sapaan Claudia sebelum kembali fokus pada mainannya.Claudia cemberut pada rendahnya antusias Raga. Apa anak itu tidak merindukannya?“Raga … Kakak bawa sesuatu lho,” ucap Claudia sembari mendekat dan menggoyangkan kresek putih di tangannya. Claudia sempat mampir ke mini market untuk membeli beberapa es krim dan camilan kesukaan Raga. Biasanya Raga akan sangat senang karena ia jarang diizinkan makan makanan instan seperti itu. Tapi … kenapa tidak ada reaksi berarti?Raga hanya menoleh sebentar dan mengatakan ‘oh ya’ sebelum kembali berusaha menyusun puzzle, sama sekali tidak menyadari wajah keruh Claudia. Wanita itu meletakkan barang bawaannya sebelum mendekati Raga dan langsung menusuk pipi anak itu menggunakan jari telunjuknya.“Apa ini … Raga mengabaikan Kakak?” Claudia mengelua

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mendapatkan Restu Ayah

    “Biar aku yang menghubungi Devan, kalian tinggal yakinkan anak nakal itu saja.” Adhamar berkata saat mengantarkan Claudia dan Malven ke halaman, keduanya akan meninggalkan kediaman Adhamar hari ini.“Tapi, kalau ayah masih tidak mau memberi restu bagaimana?” Claudia bertanya pelan, agak cemas.“Kenapa menanyakan hal yang sudah jelas? Tentu saja kalian tidak akan bisa menikah. Meski aku masih tidak menyukai anak nakal itu, bukan berarti aku tidak mendengarkan pendapatnya. Berusahalah lebih giat, tapi aku yakin dia akan segera merestui. Dia bukan orang yang keras kepala.”Claudia menghela napas panjang. Anak nakal yang disebut kakeknya adalah Regan, meski Claudia tidak mengerti kenapa Adhamar selalu menyebut menantunya seperti itu.“Kalau begitu kami permisi dulu, Tuan Adhamar.” Malven mengangguk hormat, membukakan pintu mobil dan membiarkan Claudia masuk lebih dulu.Setelah memeluk kakeknya, Claudia langsung memasuki mobil dan segera disusul oleh Malven. Hari ini mereka akan kembali ha

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Membuat Kenangan Baru

    Setelah memberitahu pelayan tentang tujuan mereka, Claudia dan Malven menelusuri jalan setapak dengan pohon-pohon besar di sepanjang jalan. Seperti yang Claudia katakan, hutan ini sangat rimbun dan terlihat seperti hutan sungguhan yang tidak terbatas luasnya.Meski begitu, Malven bisa melihat beberapa ranting dan daun bergoyang secara tidak wajar. “Apa di hutan ini ada ‘penunggu’ juga?” tanyanya sembari menatap lembut Claudia.Claudia yang tidak pernah melepas genggamannya dari Malven, mendongak dan tersenyum lebar. Sekarang ia mengerti apa maksud dari kata ‘penunggu hutan’ yang pernah Malven dan Arfa bicarakan. Orang-orang yang dilatih dan bekerja di bawah Adhamar, bertugas untuk menjaga keamanan tempat ini dengan memperhatikan siapa pun tamu yang datang.Tapi, meski Claudia bukan tamu asing, sejak kecil ia memang sudah dijaga diam-diam. Ada kalanya Claudia tersesat saat mengeksplor hutan dan salah satu penjaganya akan berpura-pura tidak sengaja lewat lalu membawa Claudia kembali ke

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Bagian Dari Claudia

    Claudia memilih menunggu di ruang keluarga yang tidak jauh dari ruang kerja kakeknya, sedikit gugup dengan pembicaraan yang akan dilakukan Adhamar dan Malven. Bagaimana kalau kakeknya bersikeras tidak akan merestui seperti saat bersama Deon dulu?“Ah, harusnya aku tidak menurut begitu saja dan meninggalkan mereka.” Claudia bergumam sembari menggoyangkan kaki, tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.“Minum tehnya dulu, Nona. Apa perlu saya bawakan camilan lain? Atau Nona ingin makan?”Pertanyaan pelayan yang menghampiri sambil membawa nampan berisi secangkir teh dan sepiring kukis, membuat Claudia menghela napas pendek. Benar, tidak ada yang akan berubah hanya karena ia bergumam sendirian di sini, jadi lebih baik mengisi perutnya dengan sesuatu yang hangat.“Terima kasih, tapi bisakah ganti tehnya dengan kopi? Aku ingin kopi hitam tanpa gula,” ucap Claudia saat menyadari bahwa perutnya mual mencium harum yang menguar dari teh. “Lalu, aku sedang tidak ingin kukis. Bawakan saja sesuatu

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Meminta Restu

    Sindiran tajam dan dengusan Adhamar membuat suasana ruangan itu hening. Tidak ada yang bisa membantah, baik Claudia maupun Malven tahu pasti apa yang Adhamar maksud.“Memang benar kalau saya jatuh cinta padanya, tapi saya tidak pernah mengatakan itu, dan dia pun sama. Kami saling mencintai, tapi tidak sempat menyatakan perasaan masing-masing. Saya sibuk dengan beberapa urusan, lalu Zheva yang kebetulan punya pekerjaan di sini dan mengkhawatirkan kondisi saya, datang dan membuat hubungan kami berakhir dengan kesalahpahaman.”Malven menghela napas pelan. “Dia pergi meninggalkan saya tanpa sepatah kata. Saya membuatnya menangis patah hati, karena kekurangan saya dalam berkomunikasi membuatnya berpikir jika Zheva adalah wanita yang akan dijodohkan dengan saya. Satu bulan lalu, saya kehilangan arah karena wanita itu menghilang tiba-tiba.”Claudia menatap penuh perhatian pada Malven, berharap waktu yang akan mereka habiskan ke depannya akan menghapus sedikit demi sedikit rasa sakit karena k

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Cerita Picisan

    Claudia menarik napas panjang saat pria berusia tujuh puluhan itu mengangkat pandangan dari buku di tangan. Adhamar tentu saja mengernyit melihat kedatangan cucunya yang tiba-tiba, apalagi setelah melihat tangan Claudia yang melingkari lengan Malven.Adhamar meletakkan bukunya di meja dan berdiri, menghampiri dua orang yang masih mematung tanpa mengatakan apa-apa.“Ayo bicara di dalam.” Claudia dan Malven segera menunduk sopan saat Adhamar berjalan lebih dulu sebelum mengekor di belakang. Tidak ada yang bicara selama perjalanan melewati beberapa koridor, ruang keluarga dan anak tangga menuju ruang kerja Adhamar. Sudah menjadi aturan tak tertulis untuk membicarakan hal penting hanya di ruang kerja Adhamar, tempat di mana tidak ada seorang pun yang akan menguping. Setelah memasuki ruang kerja dan pintu tertutup, Claudia segera melepas lengan Malven dan berjalan menuju sofa yang telah diduduki kakeknya. Ini adalah hal yang harus Claudia lakukan sekarang, duduk di sisi kakeknya dan mem

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mengunjungi Kakek

    Setelah perjalanan panjang yang cukup melelahkan, akhirnya Claudia dan Malven tiba di kediaman Adhamar. Gerbang besar terbuka perlahan, menampakkan halaman luas dengan arsitektur klasik yang mencerminkan wibawa pemiliknya.Bangunan besar dengan arsitektur klasik itu selalu berdiri anggun, dikelilingi tamanluas yang tertata rapi. Meski Claudia tidak asing dengan tempat ini, tapi perasaanya saat ini lebih tegang dan mendebarkan.Claudia melirik ke samping dan tersenyum melihat Malven yang duduk diam dengan wajah sedikit kaku, tentu saja pria itu juga sedang sangat tegang sekarang. Claudia bisa melihat jari-jari Malven saling tertaut erat di pangkuan, napasnya pun terdengar lebih berat dari biasanya. Claudia masihtersenyum saat meraih tangan Malven dan menggenggamnya erat.“Jangan terlalu tegang, Malven,” bisik Claudia lembut, mencoba menenangkan. “Kakekku tidak akan menelanmu, kok.”Malven menoleh ke arah Claudia dan mengernyit mellihat senyum jahil wanita itu. Tentu saja Adhamar tidak

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Orang Baik

    Pria yang wajahnya nyaris tidak lagi bisa dikenali itu, Deon, semakin gemetar saat Malven berjalan mendekat. Malven memang menangkap dan menyerahkan Deon pada pihak berwajib, tapi tidak ada yang tahu jika yang akan ‘mengadili’ Deon adalah Malven sendiri. “Ugh! Ggh!”“Hm? Kau bilang apa? Coba katakana dengan jelas agar aku mengerti keinginanmu,” ucap Malven sembari berjalan menuju sebuah meja panjang, di atasnya terdapat banyak alat yang biasa Malven gunakan untuk bermain.Pria itu memilih sebuah belati kecil hari ini. Kemarin ia bermain menggunakan besi panjang yang dipanaskan, berpikir jika itu menyenangkan, tapi nyatanya tidak. Malven lebih suka jika ada warna merah yang menghiasi mainannya, itulah kenapa ia hanya sempat menggunakan besi panas itu satu kali. Alat itu membosankan.Malven melepas jas hitamnya, menukarnya dengan sebuah padding hitam panjang yang tersedia di gantungan. Pria itu tidak lupa menggulung lengan kemejanya, khawatir akan ada noda yang menempel seperti kemari

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status