Share

Aku Mencintaimu

Penulis: Agura Senja
last update Terakhir Diperbarui: 2024-07-17 22:37:01

“Siapa, Ra?” Claudia bertanya saat melihat Aira hanya berdiri diam di depan pintu.

“Seseorang yang katanya ingin kamu kenal,” ucap Aira pelan, menghela napas panjang sebelum tangannya terulur dan membuka pintu. “Tapi, sebaiknya tidak berkenalan sekarang, Cla, situasinya kurang memungkinkan,” lanjutnya lirih sebelum keluar dari kamar.

Claudia mengernyitkan dahi saat Aira malah meninggalkannya, bukannya menyuruh tamu untuk masuk.

“Seseorang yang ingin kukenal itu … Lintang, kan?” Claudia bergumam sembari melirik pada layar kecil di dinding, penasaran ingin melihat seperti apa sosok yang selalu Aira ceritakan dulu. Tapi, mengingat kata-kata Aira tentang situasi yang kurang memungkinkan membuat niat Claudia untuk mengintip langsung urung. Dia percaya pada Aira dan seperti Aira juga yang selalu menunggu hingga Claudia bicara, maka Claudia juga harus melakukan hal yang sama.

Di luar kamar, Aira yang kembali berhadapan dengan Alvito menaikkan satu alisnya melihat wajah pria itu tampak pucat
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rahayu SR
Lanjut kak. Bagian clau dan Malven dong kak udh mulai panas nih
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Tidak Pernah Ada

    “Tidak sekarang, setidaknya sampai aku siap untuk menjengukmu setiap hari di penjara, baru kamu boleh membunuhnya.”Claudia tersenyum simpul. Intinya Aira masih sanggup menghadapi Deon dan Claudia masih boleh istirahat di kediaman Pranaja. “Terima kasih, Ra. Sungguh, aku tidak tahu harus bagaimana membalas kebaikanmu.”“Jangan menangis,” ucap Aira cepat, tatapannya masih tidak teralih dari layar televisi. “Cukup jangan terluka dan menangis lagi, itu satu-satunya hal yang harus kamu lakukan untuk balas budi padaku.”Claudia tidak bisa menjawab dengan pasti. Entah kenapa wajah Malven tiba-tiba terbayang di benaknya. Bisakah Claudia mencintai pria itu tanpa terluka dan berakhir patah hati lagi nanti? Claudia tidak yakin bisa melepaskan Malven begitu saja setelah semua ini selesai. Tapi, tidak menutup kemungkinan jika Claudia berhasil membuat Malven mencintainya selama waktu tersisa, kan?“Aku akan berusaha, Ra, kali ini tidak akan menangis patah hati.”Aira menghela napas mendengar jawab

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-18
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Alasan Masuk Akal

    Claudia tertegun, rasa sedihnya atas kata-kata yang diucap Selena waktu itu seolah sirna setelah mendengar perkataan Aira. Wanita itu menoleh pada sahabatnya yang tampak murung."Kamu ini bicara apa, Ra? Apa yang terjadi padaku atau siapa pun di dunia ini, sama sekali bukan salahmu. Jangan meminta maaf untuk kesalahan yang tidak kamu lakukan. Apa aku pernah menyalahkanmu sekali pun saat Selena dan Deon mengkhianatiku? Tidak, kan?! Kenapa kamu ... kenapa kamu mengatakan sesuatu seperti itu?"Claudia menangis, air matanya tidak bisa ditahan melihat tatapan Aira yang tampak rapuh. Seseorang yang selalu tegas dan dipenuhi kekuatan di matanya, sedang menunjukkan sesuatu yang belum pernah Claudia lihat.Aira yang tidak menyangka jika Claudia akan menangis juga sama terkejutnya. Tidak ada yang bisa ia lakukan selain memeluk Claudia dan menenangkannya, karena kalau Aira membela diri sekarang, Claudia akan menangis semakin kencang. Lalu, kata-kata Claudia menyadarkan Aira jika ia telah mengata

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-20
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Numpang Menginap

    Claudia mengikuti permintaan Sean meski keningnya mengernyit tidak mengerti. Tentu saja Claudia tahu jika Raga sebagai pewaris Pranaja akan berada dalam situasi berbahaya jika tidak dijaga, tapi Claudia 'kan tidak sedang bersama Raga! Bahaya apa yang akan terjadi pada seorang pengasuh yang tidak tahu apa-apa?"Sean, apa aku boleh bertanya?" Claudia mengikuti Sean ke dalam dan berdiri diam saat Sean tidak bergerak dari tempat meski mereka sudah sampai di dekat sofa."Silakan duduk, Nona. Apa ada minuman yang Anda inginkan? Lalu, tentu saja Nona Claudia boleh menanyakan apa pun, saya akan menjawab sebisa mungkin." Claudia mengerjap, "Lalu kamu? Kenapa kamu hanya berdiri?" tanyanya, tidak mengerti kenapa pemilik kamar hanya mempersilakan seorang tamu untuk duduk padahal dirinya sendiri masih berdiri."Saya akan berdiri saja," ucap Sean tegas, tangannya mempersilakan Claudia untuk segera duduk."Kenapa? Kamu tidak nyaman denganku? Tadinya aku ingin numpang tidur karena belum memesan kama

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-21
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Sekretaris Direktur

    Malven yang mendengar seruan Claudia, menaikkan satu alis, apalagi saat melihat raut panik wanita itu. "Aku belum setua itu untuk lupa kalau kamu sedang datang bulan, kenapa tiba-tiba mengatakan itu?" Malven bertanya sembari mendekat pada Claudia, menatap lurus pada wanita yang sedang menyilangkan kedua tangannya di dada. "Ha-habisnya kamu menatapku begitu!" ujar Claudia seraya berdiri, menyambut Malven dengan menegakkan tubuh. "Aku bisa jelaskan masalah tadi! Aku benar-benar minta maaf karena membawa Raga tanpa pengawalan, aku janji tidak akan mengulanginya lagi!"Malven menghela napas, duduk di sofa dan memberi isyarat pada Claudia untuk menempati pangkuannya. Claudia menatap Malven yang memberi isyarat sambil menunjuk pada pahanya. Saat Claudia mengedarkan pandangan, ia tidak menemukan keberadaan Sean, sepertinya wanita itu keluar kamar saat Malven datang."Claudi," panggil Malven pelan.Claudia merengut, mau tidak mau naik ke pangkuan Malven saat pria itu memanggilnya dengan na

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-22
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Perasaan Familiar yang Asing

    Malven tidak mengerti kenapa tangisan Claudia membuat dadanya tidak nyaman dan dipenuhi amarah. Tidak hanya sekarang, setiap kali wanita itu sedih dan menangis gara-gara sepupu atau mantan tunangannya, perasaan Malven kacau. Rasanya seolah ia ingin menghancurkan semua hal yang menjadi penyebab tangis Claudia.Perasaan ingin melindungi yang mirip seperti ketika Malven bersama Elodia, tapi tidak sama, meski Malven sendiri tidak tahu dan tidak tahu di mana letak perbedaannya. Hal itu juga membuat Malven kadang tidak bisa berlama-lama bersama Claudia, perasaan tidak dikenal yang seolah membuatnya menjadi lemah, sejujurnya Malven tidak menyukainya.Termasuk keinginan spontan untuk menjadikan Claudia sekretarisnya, Malven juga tidak mengerti, padahal ia yang paling anti dengan hal-hal seperti mendapat posisi dengan menjajakan tubuh, tapi hanya dengan membayangkan Claudia berada di sisinya setiap waktu dan Malven bisa melihat wanita itu saat sedang bekerja, membuat dada Malven dipenuhi kebah

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-23
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Hadiah untuk Raga

    Pria itu terkekeh saat Claudia mencubit perutnya. "Tidak sekalian turun lebih ke bawah tanganmu?" tanyanya dengan nada main-main.Claudia merengut, dengan cepat menarik tangannya. "Aku mau tidur," ucapnya tegas. "Selamat tidur, Claudi." Malven mengecup lembut kening Claudia, merengkuh wanita itu lebih dekat dan mengusap-usap punggungnya. Claudia menyukai suasana saat ini. Saat ia memejamkan mata, ada seseorang yang memeluknya dengan hangat, mengucapkan selamat tidur dan mengecup keningnya. Bisakah kenyamanan dan kebahagiaan ini bertahan setelah tiga bulan masa perjanjian mereka berakhir? Claudia tidak tahu dan sedang tidak ingin membayangkannya."Mimpi indah, Malven." Claudia tersenyum di tengah-tengah kesadarannya yang hampir hilang."Apa itu artinya aku harus menemuimu di mimpi? Sesuatu yang indah hanyalah wajahmu," ucap Malven pelan sebelum memejamkan mata, bibirnya menyunggingkan senyum, agak geli dengan kata-katanya sendiri. Pagi harinya, ketika Claudia terbangun karena suara

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-24
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Peninggalan Elodia

    Claudia mengerjap pelan, sepertinya telinganya bermasalah, mungkin efek dari datang bulan. “Aku salah dengar tadi, tapi apa hadiahmu?” tanyanya lagi, memastikan jika ia memang tidak salah persepsi. “Lima persen saham dari salah satu hotel bintang lima di Phu Quoc, Vietnam. Tidak terlalu mahal sih, tapi kupikir itu cukup untuk hadiah ulang tahun Raga yang ke lima. Bukankah keren, lima persen saham di hotel bintang lima pada usia lima tahun?” Jawaban detail yang Malven berikan membuat Claudia tidak bisa berkata-kata. Sudah pasti dia tidak salah dengar. Claudia bahkan tidak tahu berapa banyak uang yang akan dihadilkan dari lima persen saham itu, apalagi di sebuah hotel di pulau yang terkenal dengan keindahannya. Bukankah bisa dikatakan jika Raga lebih kaya dari Claudia? “Sepertinya hadiah apa pun yang akan kuberikan pada Raga tidak akan ada apa-apanya dibanding hadiahmu, kan? Karena Raga masih anak-anak, bukankah seluruh uang hasil sahamnya akan disimpan dan baru diberikan saat dia d

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-25
  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Memulai Hadiah

    "Kakak! Liburnya udah selesai?" Claudia terkekeh saat Raga menyambutnya. Hari ini Claudia sudah bisa beraktifitas, hari ke tiga datang bulan biasanya rasa sakitnya sudah lumayan berkurang. "Sudah, dong! Kamu kabarnya gimana? Kemarin seharian tidak bertemu, Kakak rindu!" Claudia memeluk Raga erat, mencium pipi putih yang tampak lezat untuk digigit."Aku juga kangen, tapi karena Kakak bilang harus jadi anak baik, jadi aku nunggu dengan sabar!" Raga juga mengeratkan lengannya di leher Claudia, menghirup harum khas dari rambut panjang wanita itu. "Hari ini kita mau ke mana? Papa ikut nggak?"Malven yang sejak tadi berdiri di belakang Claudia dan datang bersama wanita itu ke kamar Arfa untuk menjemput Raga, sedikit khawatir saat mendengar pertanyaan putranya."Papa harus kembali ke Vietnam karena pekerjaan di sana belum selesai, tidak apa-apa, kan? Papa pasti datang sebelum ulang tahunmu nanti," ucap Malven sembari mendekat dan berjongkok di samping Claudia, mengusap lembut kepala putran

    Terakhir Diperbarui : 2024-07-26

Bab terbaru

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Skandal di Bandara

    "Apa kita akan kembali ke perusahaan, Nona?"Claudia mendongak dan menatap Shouki yang sedang menyetir di depan, menghela napas pelan sebelum mengangguk. "Kurasa ada baiknya untuk menyelesaikan pekerjaan saja."Shouki tidak langsung mengatakan sesuatu, membiarkan suasana hening menyelimuti sebelum menarik napas panjang. "Nona--maksudku Claudia, bukankah sebaiknya langsung datangi Tuan Malven saja? Jangan memikirkan sesuatu terlalu rumit, sebaiknya temui dan katakan jika dia telah membuatmu kesal karena tidak menepati janji."Claudia tertunduk, menatap kembali pada ponsel yang layarnya menyala, panggilan masuk dari Malven. Tadi Claudia langsung mematikan telepon setelah mengatakan jika ia sedang sangat sibuk, khawatir jika lebih lama mendengar suara Malven, amarahnya akan meledak.Akhir-akhir ini Claudia menyadari jika emosinya agak sulit dikendalikan. Detik-detik menuju pernikahan entah kenapa membuatnya ketakutan dan panik, padahal Claudia sendiri yang ingin menikah dan yakin jika l

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Persiapan Pernikahan

    Pernikahan Claudia dan Malven akhirnya disetujui oleh Regan, padahal pria itu belum tahu tentang kehamilan Claudia. Untungnya setelah Claudia mengatakan tentang kehamilan, Regan tidak menarik kembali restunya dan hanya menghela napas.Adhamar dan Devan bersikeras ingin mengurus persiapan pernikahan, meminta agar Claudia dan Malven menyiapkan diri juga fokus menyelesaikan pekerjaan sebelum mengambil cuti bulan madu. Pertemuan antar kedua keluarga langsung dilaksanakan dua hari setelah Regan memberi restu, dan begitu saja, tanggal pernikahan Claudia ditetapkan.Meski semua hal akan diurus oleh para kakek mereka, Claudia memutuskan untuk tetap memilih gaun pengantin dan desain undangan sendiri, termasuk foto prewedding. Sayangnya, Tabinta tidak mendesain gaun pengantin, jadi Claudia hanya memesan perhiasan darinya, untungnya ada produk baru yang belum dikeluarkan ke public hingga Claudia bisa memilikinya.Wanita itu juga menghubungi brand fashion D&C dan bersyukur saat ada beberapa gaun

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Calon Suami

    Selama menunggu Malven dan Regan bicara, Claudia menunggu di ruang keluarga. Sudah dua jam sejak Malven memasuki ruang kerja Regan, tapi hingga kini belum ada tanda-tanda akan keluar. Claudia menghela napas panjang, sedikit khawatir.Kalau saja ayahnya tidak melarang, Claudia pasti sudah menemani Malven saat ini. Tapi, Regan mengatakan jika itu adalah pembicaraan antar laki-laki, jadi Claudia dilarang ikut campur.“Berapa lama lagi ayah akan mengintrogasinya?” Claudia menarik napas pelan, matanya melirik pada jam yang tertera di ponsel. Awalnya Claudia tidak sendirian karena Raga menemaninya bermain, tapi anak itu akhirnya tertidur setelah hampir satu jam, jadi Claudia memindahkannya ke kamar dan kembali ke ruang keluarga untuk menunggu Malven.“Tapi, kenapa lama sekali?” Claudia kembali mengeluh sembari menyandarkan tubuhnya di sofa, menatap lampu gantung yang malam ini terlihat lebih jauh.Claudia sebenarnya merasa lelah dan perutnya sedikit kram. Mengingat perjalanan panjang yang

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Permintaan Raga

    “Raga, Kakak pulang!” Claudia berseru setelah memasuki ruang keluarga, membuat Raga dan Regan yang sedang menyusun puzzle besar, langsung menoleh bersamaan. “Iya, selama datang kembali, Kak.” Raga membalas sapaan Claudia sebelum kembali fokus pada mainannya.Claudia cemberut pada rendahnya antusias Raga. Apa anak itu tidak merindukannya?“Raga … Kakak bawa sesuatu lho,” ucap Claudia sembari mendekat dan menggoyangkan kresek putih di tangannya. Claudia sempat mampir ke mini market untuk membeli beberapa es krim dan camilan kesukaan Raga. Biasanya Raga akan sangat senang karena ia jarang diizinkan makan makanan instan seperti itu. Tapi … kenapa tidak ada reaksi berarti?Raga hanya menoleh sebentar dan mengatakan ‘oh ya’ sebelum kembali berusaha menyusun puzzle, sama sekali tidak menyadari wajah keruh Claudia. Wanita itu meletakkan barang bawaannya sebelum mendekati Raga dan langsung menusuk pipi anak itu menggunakan jari telunjuknya.“Apa ini … Raga mengabaikan Kakak?” Claudia mengelua

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Mendapatkan Restu Ayah

    “Biar aku yang menghubungi Devan, kalian tinggal yakinkan anak nakal itu saja.” Adhamar berkata saat mengantarkan Claudia dan Malven ke halaman, keduanya akan meninggalkan kediaman Adhamar hari ini.“Tapi, kalau ayah masih tidak mau memberi restu bagaimana?” Claudia bertanya pelan, agak cemas.“Kenapa menanyakan hal yang sudah jelas? Tentu saja kalian tidak akan bisa menikah. Meski aku masih tidak menyukai anak nakal itu, bukan berarti aku tidak mendengarkan pendapatnya. Berusahalah lebih giat, tapi aku yakin dia akan segera merestui. Dia bukan orang yang keras kepala.”Claudia menghela napas panjang. Anak nakal yang disebut kakeknya adalah Regan, meski Claudia tidak mengerti kenapa Adhamar selalu menyebut menantunya seperti itu.“Kalau begitu kami permisi dulu, Tuan Adhamar.” Malven mengangguk hormat, membukakan pintu mobil dan membiarkan Claudia masuk lebih dulu.Setelah memeluk kakeknya, Claudia langsung memasuki mobil dan segera disusul oleh Malven. Hari ini mereka akan kembali ha

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Membuat Kenangan Baru

    Setelah memberitahu pelayan tentang tujuan mereka, Claudia dan Malven menelusuri jalan setapak dengan pohon-pohon besar di sepanjang jalan. Seperti yang Claudia katakan, hutan ini sangat rimbun dan terlihat seperti hutan sungguhan yang tidak terbatas luasnya.Meski begitu, Malven bisa melihat beberapa ranting dan daun bergoyang secara tidak wajar. “Apa di hutan ini ada ‘penunggu’ juga?” tanyanya sembari menatap lembut Claudia.Claudia yang tidak pernah melepas genggamannya dari Malven, mendongak dan tersenyum lebar. Sekarang ia mengerti apa maksud dari kata ‘penunggu hutan’ yang pernah Malven dan Arfa bicarakan. Orang-orang yang dilatih dan bekerja di bawah Adhamar, bertugas untuk menjaga keamanan tempat ini dengan memperhatikan siapa pun tamu yang datang.Tapi, meski Claudia bukan tamu asing, sejak kecil ia memang sudah dijaga diam-diam. Ada kalanya Claudia tersesat saat mengeksplor hutan dan salah satu penjaganya akan berpura-pura tidak sengaja lewat lalu membawa Claudia kembali ke

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Bagian Dari Claudia

    Claudia memilih menunggu di ruang keluarga yang tidak jauh dari ruang kerja kakeknya, sedikit gugup dengan pembicaraan yang akan dilakukan Adhamar dan Malven. Bagaimana kalau kakeknya bersikeras tidak akan merestui seperti saat bersama Deon dulu?“Ah, harusnya aku tidak menurut begitu saja dan meninggalkan mereka.” Claudia bergumam sembari menggoyangkan kaki, tidak bisa menyembunyikan rasa cemasnya.“Minum tehnya dulu, Nona. Apa perlu saya bawakan camilan lain? Atau Nona ingin makan?”Pertanyaan pelayan yang menghampiri sambil membawa nampan berisi secangkir teh dan sepiring kukis, membuat Claudia menghela napas pendek. Benar, tidak ada yang akan berubah hanya karena ia bergumam sendirian di sini, jadi lebih baik mengisi perutnya dengan sesuatu yang hangat.“Terima kasih, tapi bisakah ganti tehnya dengan kopi? Aku ingin kopi hitam tanpa gula,” ucap Claudia saat menyadari bahwa perutnya mual mencium harum yang menguar dari teh. “Lalu, aku sedang tidak ingin kukis. Bawakan saja sesuatu

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Meminta Restu

    Sindiran tajam dan dengusan Adhamar membuat suasana ruangan itu hening. Tidak ada yang bisa membantah, baik Claudia maupun Malven tahu pasti apa yang Adhamar maksud.“Memang benar kalau saya jatuh cinta padanya, tapi saya tidak pernah mengatakan itu, dan dia pun sama. Kami saling mencintai, tapi tidak sempat menyatakan perasaan masing-masing. Saya sibuk dengan beberapa urusan, lalu Zheva yang kebetulan punya pekerjaan di sini dan mengkhawatirkan kondisi saya, datang dan membuat hubungan kami berakhir dengan kesalahpahaman.”Malven menghela napas pelan. “Dia pergi meninggalkan saya tanpa sepatah kata. Saya membuatnya menangis patah hati, karena kekurangan saya dalam berkomunikasi membuatnya berpikir jika Zheva adalah wanita yang akan dijodohkan dengan saya. Satu bulan lalu, saya kehilangan arah karena wanita itu menghilang tiba-tiba.”Claudia menatap penuh perhatian pada Malven, berharap waktu yang akan mereka habiskan ke depannya akan menghapus sedikit demi sedikit rasa sakit karena k

  • Pengasuh Kesayangan Tuan Duda   Cerita Picisan

    Claudia menarik napas panjang saat pria berusia tujuh puluhan itu mengangkat pandangan dari buku di tangan. Adhamar tentu saja mengernyit melihat kedatangan cucunya yang tiba-tiba, apalagi setelah melihat tangan Claudia yang melingkari lengan Malven.Adhamar meletakkan bukunya di meja dan berdiri, menghampiri dua orang yang masih mematung tanpa mengatakan apa-apa.“Ayo bicara di dalam.” Claudia dan Malven segera menunduk sopan saat Adhamar berjalan lebih dulu sebelum mengekor di belakang. Tidak ada yang bicara selama perjalanan melewati beberapa koridor, ruang keluarga dan anak tangga menuju ruang kerja Adhamar. Sudah menjadi aturan tak tertulis untuk membicarakan hal penting hanya di ruang kerja Adhamar, tempat di mana tidak ada seorang pun yang akan menguping. Setelah memasuki ruang kerja dan pintu tertutup, Claudia segera melepas lengan Malven dan berjalan menuju sofa yang telah diduduki kakeknya. Ini adalah hal yang harus Claudia lakukan sekarang, duduk di sisi kakeknya dan mem

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status